Anda di halaman 1dari 3

Laboratorium Bahan Galian Sie.

Petrografi 2014

SAYATAN TIPIS BATUAN SEDIMEN Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi. Batuan sedimen itu sendiri di klasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu : Batuan Sedimen Klastik Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess- proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Salah satu contohnya adalah konglomerat, batupasir,batulempung, dll.

Batuan Sedimen non klastik Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses

kimiawi, seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses
Nama :Andi Okky Adhitya Pratama NIM : 111 120 100 Plug : 6

Page 1

Laboratorium Bahan Galian Sie. Petrografi 2014

biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).

Dengan

pengujian

batuan

sedimen

di

bawah

mikroskop

petrografi,

memungkinkan untuk menentukan banyak hal yang mendetail tentang komposisi dan tekstur bila dibandingkan dengan hanya melihat hand specimen (Cox et al. 1974; Adams et al. 1984). Irisan tipis batuan (biasanya tebalnya 30 m) ditempelkan pada kaca mikroskop untuk membuat penampang tipis. Pada ketebalan ini hampir semua mineral silikat dan karbonat berwarna transparan sedangkan banyak logam oksida dan sulfida berwarna opak/tidak tembus cahaya (opaque). Mikroskop petrografi dapat digunakan untuk menentukan sejumlah sifat butiran mineral dan dapat diidentifikasi sebagai tipe mineral tertentu. Untuk mineral transparan sumber sinar melewati filter polarisasi diteruskan melewati sayatan tipis dari bawah. Filter polarisasi kedua berarah tegak lurus terhadap filter yang pertama dan dapat diselipkan di antara sayatan tipis dan lensa mata. Sifat mineral utama adalah :

1. bentuk mineral, meskipun bisa memiliki bentuk modifikasi akibat erosi selama transportasi; 2. jumlah bidang belahan yang ada, jika ada, dan sudut di antara bidang tersebut; 3. indeks bias mineral transparan, yang secara kualitatif diukur dengan menentukan relief antara mineral dan semen dengan menempelkan irisan batuan ke kaca: mineral dengan indeks bias tinggi memiliki tepi yang tajam, dan relief tinggi; 4. warna pada sayatan tipis dan perubahan warnanya ketika butiran diputar di dalam cahaya polarisasi (disebut pleokroisme / pleochroism); 5. posisi, berhubungan dengan garis besar bentuk mineral, dimana mineral menjadi gelap ketika kedua polarisator diselipkan: sudut antara posisi ini dan muka kristal tertentu, biasanya merupakan tepi terpanjang, disebut sudut pemadaman (extinction angle);

Nama :Andi Okky Adhitya Pratama NIM : 111 120 100 Plug : 6

Page 2

Laboratorium Bahan Galian Sie. Petrografi 2014

6. warna yang berkaitan dengan distorsi cahaya polarisasi karena melewati mineral yang terlihat ketika kedua polarisator digunakan: warna-warna (hue) dan intensitas warna birefringenceadalah karakteristik yang berguna dalam identifikasi mineral.

Dalam identifikasi mineral, pengujian sayatan tipis batuan sedimen juga memberikan sejumlah sifat tekstur. 1. pemilahan, kebundaran dan kebolaan butir pasir (2.6) dapat ditentukan lebih baik di sayatan tipis dibanding dalam hand specimen. 2. kemas batuan dapat terlihat lebih jelas-artinya, kecenderungan butiran melurus pada arah tertentu, lapisan pada skala kecil, dan sebagainya. 3. semua post-depositional, fitur diagenesisnya (17.2) dapat dikenali lebih mudah dalam sayatan tipis.

Nama :Andi Okky Adhitya Pratama NIM : 111 120 100 Plug : 6

Page 3

Anda mungkin juga menyukai