Anda di halaman 1dari 11

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Jenis anggaran sektor publik 1.

. Anggaran tradisional; ciri utamanya bersifat line-item dan incrementalism 2. Anggaran dg pendekatan New Public Management (NPM) adl anggaran yg berorientasi pd kinerja yg terdiri dari a. Planning Programming and and Budgeting System (PPBS) b. Zero Based Budgeting (!"") c. Performance Budgeting PERKE!BANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK #istem anggaran sektor publik dalam perkembangannya tela$ menjadi instrumen kebijakan yang multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. %al tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan ara$ dan tujuan pelayanan masyarakat yang di$arapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan penga&asan dapat berjalan dengan baik' maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengaluaran $arus dilakukan dengan cermat dan sistematis. #ebagai sebua$ sistem' perencanaan anggaran sektor publik tela$ mengalami banyak perkembangan. #istem perencanaan anggaran sektor publik berkembang dan beruba$ sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. #ecara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. (edua pendekatan tersebut adala$ anggaran tradisional atau anggaran kon)ensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management. *alam sejara$ perkembangan anggaran sektor publik' pendekatan yang paling banyak digunakan adala$ anggaran tradisional' namun dalam pelaksanaannya' dijumpai banyak kelema$an yang cenderung mengutamakan sistem dan prosedur' belum berorientasi pada kinerja. #ejak pertenga$an ta$un 1+,-.an tela$ terjadi peruba$an manajemen sektor publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku' birokratis' dan $ierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebi$ mengakomodasi pasar. Peruba$an tersebut bukan sekedar peruba$an kecil dan seder$ana. Peruba$an tersebut tela$ menguba$ peran pemerinta$ terutama dalam $al $ubungan antara pemerinta$ dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adala$ pendekatan Ne& Public Management (NPM). #/01 0NA"A 1

#istem anggaran sektor publik dalam perkembangannya menjadi instrumen kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. 1. /ercermin pada komposisi 2 besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan ara$ 2 tujuan pelayanan masyarakat yang di$arapkan. 2. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus digunakan sebagai alat pengendalian. 3. 4ungsi perencanaan 2 penga&asan akan baik jika sistem anggaran serta pencatatan penerimaan 2 pengeluaran dilakukan dengan cermat 2 sistematis. Pendekatan utama perencanaan 2 penyusunan anggaran sektor publik 1. Anggaran tradisional5kon)ensional 2. Anggaran dg pendekatan New Public Management

ANGGARAN TRA"ISIONAL 6iri anggaran tradisional 1. 6ara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan incrementalism 2. #truktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item. 3. 6enderung sentralistis 7. "ersifat spesifikasi; 8. /a$unan; dan 9. Menggunakan prinsip anggaran bruto Anggaran tradisional tidak mampu mengungkapkan besarnya dana dikeluarkan untuk setiap kegiatan' dan ba$kan gagal memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan' se$inga tolok ukur yang dpat digunakan untuk tujuan penga&asan $anyala$ tingkat kepatu$an penggunaan anggaran. In#re$entalis$ Penekanan 2 tujuan utama pendekatan tradisional adala$ pada penga&asan dan

pertanggungja&aban yang terpusat. #/01 0NA"A 2

"ersifat incrementalism' yaitu $anya menamba$ atau mengurangi jumla$ rupia$ pada item.item anggaran yang suda$ ada sebelumnya dengan data ta$un sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penamba$an5pengurangan tanpa kajian yang mendalam5kebutu$an yang &ajar. Masala$ utama anggaran tradisional adala$ tidak memper$atikan konsep )alue for money (ekonomi' efisiensi dan efekti)itas) (inerja dinilai berdasarkan $abis tidaknya anggaran yg diajukan' bukan pada pertimbangan output yang di$asilkan dari akti)itas yang dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang dike$endaki (outcome). 6enderung menerima konsep $arga pokok pelayanan $istoris (historic cost of service) tanpa memper$atikan pertanyaan sebagai berikut 1. Apaka$ pelayanan tertentu yang dibiayai dengan pengeluaran pemerinta$ masi$ dibutu$kan atau masi$ menjadi prioritas: 2. Apaka$ pelayanan yang diberikan tela$ terdistribusi secara adil 2 merata di antara kelompok masyarakat: 3. Apaka$ pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien: 7. Apaka$ pelayanan yang diberikan mempengaru$i pola kebutu$an publik: Akibat konsep historic cost of service adala$ suatu item' program atau kegiatan muncul lagi dalam anggaran ta$un berikut meski suda$ tak dibutu$kan. Peruba$an menyangkut jumla$ rupia$ yang disesuaikan dengan tingkat inflasi' jumla$ penduduk' dan penyesuaian lainnya Line-ite$ #truktur anggaran bersifat line-item didasarkan atas sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. /idak memungkinkan untuk meng$ilangkan item.item penerimaan atau pengeluaran yang sebenarnya suda$ tidak rele)an lagi Penilaian kinerja tidak akurat' karena tolok ukur yang digunakan $anya pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan. #/01 0NA"A 3

*ilandasi alasan orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran' bukan tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan. Kele$a%an anggaran tra&isional

1. %ubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran ta$unan dengan rencana pembangunan jangka panjang 2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumla$ besar pengeluaran tidak perna$ diteliti secara menyeluru$ efekti)itasnya. 3. ;ebi$ berorientasi pada input dari pada output' se$inga tidak dapat sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pili$an sumber daya' atau memonitor kinerja. (inerja die)aluasi dalam bentuk apaka$ dana tela$ $abis dibelanjakan' bukan apaka$ tujuan tercapai. 7. #ekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluru$an sulit dicapai dan berpeluang menimbulkan konflik' overla ing' kesenjangan' 2 persaingan antar departemen

8. Proses anggaran terpisa$ untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal5in)estasi. 9. Anggaran tradisional bersifat ta$unan. Anggaran tersebut tidak terlalu pendek' terutama untuk proyek modal 2 mendorong praktik yang tidak se$at (((N). <. #entralisasi penyiapan anggaran' ditamba$ dengan informasi yang tidak memadai menamba$ lema$nya perencanaan anggaran se$inga muncul budget adding atau budgetary slac!. ,. Persetujuan anggaran yang terlambat' se$inga gagal memberikan mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai' seperti seringnya dilakukan re)isi anggaran 2 manipulasi anggaran. +. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin' mengidentifikasi masala$ dan tindakan.

#/01 0NA"A

ANGGARAN PUBLIK "ENGAN PEN"EKATAN NP! Era Ne' Publi# !anage$ent Model NPM berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja' bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma NPM menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerinta$ diantaranya adala$ tuntutan untuk melakukan efisiensi' pemangkasan biaya (cost cutting)' dan kompetisi tender. #ala$ satu model pemerinta$an di era NPM adala$ model pemerinta$an yang diajukan ole$ =sborne dan >aebler (1++2) dalam Mardiasmo (2--2)' yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep ?rein)enting go)ernment@. Perspektif baru pemerinta$ menurut =sborne dan >aebler tersebut adala$ () Pe$erinta%an katalis 4okus pada pemberian pengara$an' bukan produksi pelayanan publik. Pemerinta$ $arus menyediakan beragam pelayanan publik' tetapi tidak $arus terlibat secara langsung dengan proses produksinya. #ebaiknya pemerinta$ memfokuskan diri pada pemberian ara$an' sedangkan produksi pelayanan publik disera$kan pada pi$ak s&asta dan5atau sektor ketiga (lembaga s&adaya masyarakat dan non profit lainnya). *) Pe$erinta%an $ilik $as+arakat Memberdayakan masyarakat daripada melayani. Pemerinta$ sebaiknya memberikan &e&enang kepada masyarakat se$ingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendirinya (self.$elp community). ,) Pe$erinta% +ang ko$petitiMenyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik. (ompetisi adala$ satu.satunya cara untuk meng$emat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. *engan kompetisi' banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa $arus memperbesar biaya. .) Pe$erinta% +ang &igerakkan ole% $isi Menguba$ organisasi yang digerakkan ole$ peraturan menjadi organisasi yang digerakkan ole$ misi. Apa yang dapat dan tidak dapat dilaksanakan ole$ pemerinta$ diatur dalam mandatnya. Namun tujuan pemerinta$ bukanla$ mandatnya tetapi misinya. /) Pe$erinta% +ang berorientasi %asil Membiayai $asil bukan masukan. Pada pemerinta$ tradisional' besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan ole$ kompleksitas masala$ yang di$adapi. #emakin kompleks masala$ yang #/01 0NA"A 8

di$adapi' semakin besar pula dana yang dialokasikan. (ebijakan seperti ini keli$atannya logis dan adil' tapi yang terjadi adala$ unit kerja tidak punya insentif untuk memperbaiki kinerjanya. Austru' mereka memiliki peluang baru' semakin lama permasala$an dapat dipeca$kan' semakin banyak dana yang dapat diperole$. Pemerinta$ &irausa$a berusa$a menguba$ bentuk peng$argaan dan insentif itu' yaitu membiayai $asil dan bukan masukan. Pemerinta$ &irausa$a akan mengembangkan suatu standar kinerja yang mengukur seberapa baik suatu unit kerja mampu memeca$kan permasala$an yang menjadi tanggung ja&abnya. #emakin baik kinerjanya semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan untuk mengganti semua dana yang tela$ dikeluarkan ole$ unit kerja tersebut. 0) Pe$erinta% berorientasi pa&a pelanggan Memenu$i kebutu$an pelanggan' bukan birokrasi. Pemerinta$ tradisional seringkali sala$ dalam mengidentifikasikan pelanggannya. Mereka akan memenu$i semua kebutu$an dan keinginan birokrasi' sedangkan kepada masyarakat seringkali menjadi arogan. Pemerinta$ &irausa$a tidak akan seperti itu. 0a akan mengidentifikasikan pelanggan yang sesunggu$nya. *engan cara seperti ini' tidak berarti ba$&a pemerinta$ tidak bertanggung ja&ab pada de&an legislatif; tetapi sebaliknya' ia menciptakan sistem pertanggungja&aban ganda masyarakat. 1) Pe$erinta%an 'irausa%a Mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan. Pemerinta$ tradisional cenderung tidak berbicara tentang upaya meng$asilkan pendapatan dari akti)itasnya. Pada$al' banyakyang bisa dilakukan untuk meng$asilkan pendapatan dari proses penyediaan pelayanan publik. Pemerinta$ &irausa$a dapat mengembangkan beberapa pusat pendapatan' seperti "P# dan "appeda yang dapat menjual informasi tentang daera$nya kepada pusat.pusat penelitian' pemberian $ak guna usa$a kepada pengusa$a dan masyarakat' penyertaan modal' dan lain.lain. 2) Pe$erinta% antisipati"erupaya mencega$ daripada mengobati. Pemerinta$ tradisional yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memeca$kan masala$ publik' serta cenderung bersifat reaktif. Pemerinta$ &irausa$a tidak reaktif tetapi proaktif. 0a tidak $anya mencoba untuk mencega$ masala$' tetapi juga berupaya keras untuk mengantisipasi masa depan. 0a menggunakan perenca.naan strategis untuk menciptakan )isi. 3) Pe$erinta% &esentralisasi kepada legislatif dan masyarakat. *engan cara seperti ini' pemerinta$ tidak akan arogan tetapi secara terus menerus akan berupaya untuk lebi$ memuaskan

#/01 0NA"A

*ari $ierarki menuju partisipatif dan tim kerja. ;ima pulu$ ta$un yang lalu' pemerinta$an yang sentralistis dan $ierarkis sangat diperlukan. Pengambilan keputusan $arus berasal dari pusat' mengikuti rantai komando $ingga sampai pada staf yang paling ber$ubungan dengan masyarakat dan bisnis. Pada masa itu' sistem tersebut sangat cocok' karena teknologi informasi masi$ sangat primitif' komunikasi antar lokasi masi$ lamban' dan aparatur pemerinta$ masi$ sangat membutu$kan petunjuk langsung. /etapi pada saat sekarang' keadaan suda$ beruba$' perkembangan teknologi suda$ sangat maju dan keinginan masyarakat suda$ semakin kompleks' se$ingga pengambilan keputusan $arus digeser ke tangan masyarakat' asosiasi.asosiasi' pelanggan' dan lembaga s&adaya masyarakat. (4) Pe$erinta% berorientasi pa&a $ekanis$e pasar Mengadakan peruba$an dengan mekanisme pasar ( sistem insentif ) dan bukan dengan mekanisme administratif ( sistem prosedur dan pemaksaan ). Manajemen pemerinta$an yang mengimplementasikan pemikiran NPM ini sangat berorientasi pada ji&a dan semangat ke&irausa$aan' maka manajemen publik baru di tubu$ pemerinta$ dapat disebut sebagai Manajemen (e&irausa$aan. *i dalam doktrin NPM atau Bein)enting >o)ernment' pemerinta$ dianjurkan untuk meninggalkan paradigma administrasi tradisional yang cenderung mengutamakan sistem dan prosedur' dan menggantikannya dengan orientasi pada kinerja atau $asil kerja. Model NPM mulai dikenal ta$un 1+,-.an dan kembali populer ta$un 1++-.an yg mengalami beberapa bentuk inkamasi' misal. munculnya konsep 1. CmanagerialismD (Poilit' 1++3);

2. Dmar!et-based ublic administrationD (;an' !$iyong' and Bosenbloom' 1++2); 3. D ost-bureaucratic aradigmD ("arEelay' 1++2); dan 7. Dentre reneurial governmentD (=sborne and >aebler' 1++2). Perban&ingan anggaran tra&isional &engan anggaran berbasis NP! Anggaran Tra&isional #entralistis Nerorientasi pd input /ak terkait dg perencanaan jk panjang "ine-item 2 incremental #igid de artement >unakan aturan klasik vote accounting Prinsip anggaran bruto "ersifat ta$unan New Public Management *esentralisasi 2 devolved management "erorientasi pd input' output 2 outcome (value for money) Ftu$ 2 kompre$ensif dg perencanaan Ak panjang "erdasarkan sasaran kinerja $ross de artment !""' PP"# #istematik 2 rasional Bottom-u budgeting #/01 0NA"A <

#pesifik PERUBA5AN PEN"EKATAN ANGGARAN 1ra ne& public management mendorong usa$a untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik' adala$ 1. /eknik Anggaran (inerja5Performance "udgeting 2. !ero "ased "udgeting5!"" 3. Planning' Programming 2 "udgeting #ystem5PP"# (arakteristik pendekatan baru sistem anggaran publik 1. (ompre$ensif5komparatif 2. /erintegrasi dan lintas departemen 3. Proses pengambilan keputusan yang rasional 7. "erjangka panjang 8. #pesifikasi tujuan dan perankingan prioritas 9. Analisis total cost 2 benefit (termasuk o <. "erorientasi in ut% out ut & outcome ,. Adanya penga&asan kinerja ANGGARAN KINERJA Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money 2 penga&asan atas kinerja output *ominasi pemerinta$ dapat dia&asi 2 dikendalikan melalui internal cost awareness' audit keuangan 2 kinerja' serta e)aluasi kinerja eksternal #istem anggaran kinerja merupakan sistem yang mencakup penyusunan program 2 tolok ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan 2 sasaran 6ERO BASE" BU"GETING 76BB8 Proses implementasi !""' tiga ta$apan #/01 0NA"A , ortunity cost)

1. 0dentifikasi unit.unit keputusan 2. Penentuan paket.paket keputusan a. Paket keputusan mutually-e'clusive adala$ paket.paket keputusan yang memiliki fungsi yang sama b. Paket keputusan incremental; merefleksikan tingkat usa$a yang berbeda 3. Meranking dan menge)aluasi keputusan (eunggulan !"" 1. Aika !"" dilaksanakan dengan baik maka dapat meng$asilkan alokasi sumber daya secara lebi$ efisien 2. !"" berfokus pada value for money 3. Memuda$kan identifikasi terjadinya inefisiensi 2 ketidakefekti)an biaya 7. meningkatkan pengeta$uan 2 moti)asi staf 2 manajer 8. Meningkatkan partisipasi manajemen le)el ba&a$ dlm proses penyusunan anggaran 9. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status (uo 2 mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif akti)itas 2 pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran (elema$an !"" 1. 2. 3. 7. 8. )ime consuming' terlalu teoritis 2 tak praktis' membutu$kan biaya besar' 2 $asilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan !"" cenderung menekankan manfaat jangka pendek 0mplementasi !"" membutu$kan teknologi maju Masala$ terbesar !"" adala$ proses meranking 2 mere)ie& paket keputusan yang merupakan pekerjaan melela$kan 2 membosankan se$ingga dapat mempengaru$i keputusan Peranking paket keputusan membutu$kan staf yang mempunyai kea$lian yang tidak mungkin dimiliki organisasi. *alam perankingan seringkali muncul pertimbangan subyektif dan tekanan politik 9. <. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru ba$&a semua paket keputusan $arus masuk dalam anggaran 0mplementasi !"" menimbulkan masala$ keperilakuan dalam organisasi

PLANNING9 PROGRA!!ING : BU"GETING S;STE! 7PPBS8

#/01 0NA"A

PP"# adala$ teknik penganggaran yang berorientasi pada output 2 tujuan' penekanan utamanya adala$ alokasi sumber daya berdasrkan analisis ekonomi Proses I$ple$entasi PPBS /a$apan implementasi PP"# sbb 1. Menentukan tujuan umum organisasi 2 tujuan unit organisasi dengan jelas 2. Mengidentifikasi program 2 kegiatan untuk mencapai tujuan 3. Menge)aluasi berbagai alternatif program dengan meng$itung cost-benefit 7. Pemili$an program yang memiliki manfaat besar dengan biaya kecil 8. Alokasi sumber daya ke setiap program yang disetujui Program yang disusun $arus terkait dengan tujuan organisasi 2 tersebar ke seluru$ bagian organisasi (arakteristik PP"# 1. "erfokus pada tujuan dan akti)itas program untuk mencapai tujuan 2. "erorientasi masa depan se$ingga secara eksplisit menjelaskan implikasi ter$adap ta$un anggaran yang akan datang 3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi 7. Analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program' meliputi a. identifikasi tujuan b. identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan c. estimasi biaya total setiap alternatif program d. estimasi manfaat5$asil yang ingin diperole$ dari setiap alternatif program (elebi$an PP"# 1. Memuda$kan pendelegasian tanggung ja&ab dari manajemen puncak ke menenga$ 2. *alam jangka panjang mengurangi beban kerja 3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost consciousness*aareness) dalam perencanaan program 7. ;intas departemen se$ingga meningkatkan komunikasi' koordinasi 2 kerja sama antar departemen 8. 1liminasi program overla ing atau bertentangan dengan pencapaian tujuan 9. Aplikasikan teori marginal utility; mendorong alokasi sumber daya optimal

#/01 0NA"A

1-

(elema$an PP"# 1. 2. 3. 7. 8. 9. Membutu$kan sistem informasi canggi$' ketersediaan data' adanya sistem pengukuran dan staf yang berkapabilitas tinggi Membutu$kan biaya besar karena membutu$kan teknologi yang canggi$ #ecara teori bagus' tetapi sulit mengimplementasikan Abaikan realitas politik 2 organisasi sebagai kumpulan manusia yang kompleks /eknik anggaran yang statistically oriented se$ingga kurang tajam mengukur efekti)itas program 2 $anya tepat mengukur beberapa program tertentu Pengaplikasiannya meng$adapi masala$ teknis; sulit mengalokasikan biaya karena sifat kegiatan5program yang lintas departemen. #ementara itu sistem akuntansi berdasarkan departemen bukan program Masala$ utama penggunaan !"" 2 PP"# 1. "ounded rationality; keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk melakukan akti)itas 2. (urangnya data untuk membandingkan semua alternatif' utamanya mengukur output 3. Masala$ ketidakpastian sumber daya' pola kebutu$an di masa yang akan datang' peruba$an politik 2 ekonomi 7. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat 8. (esulitan menentukan tujuan 2 perankingan terutama karena conflict of interest 9. #eringkali tidak memungkinkan peruba$an program secara cepat 2 tepat <. Besistance to c$ange berupa $ambatan birokrasi 2 perla&anan politik ,. Pelaksanaannya sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan politik. +. Pemerinta$ beroperasi pada situasi yang tidak rasional.

#/01 0NA"A

11

Anda mungkin juga menyukai