Anda di halaman 1dari 5

1. Bagaimana anatomi jantung? friska, cristo, anet, 2. Bagaimana fisiologi sistem kardiovaskular? Rosa, angga, kak mutia 3.

Apa hubungan antara olahraga rutin dengan jarang sakit? Kak tan, bang andika, bang agus 4. Bagaimana pengaruh sistem kardiovaskular dengan sistem organ lainnya? Bimo, dwika, cristo 5. Bagaimana metabolism energy pada jantung? Kak mutia, anet, angga 6. Jelaskan tentang cardiac output, heart rate dan stroke volume? Bang agus, friska, irwanda 7. Apa saja nutrisi yang diperlukan bagi jantung? Angga, bang andika, rosa 8. Bagaimana sistem saraf memepegaruhi kerja jantung? Irwanda, bimo, kak mutia 9. Bagaimana adaptasi tubuh terhadap aktivitas fisik yang teratur? Kak tan, rosa, cristo 10. Apa tujuan pemanasan saat memulai olahraga? Dwika, friska, bimo 11. Kenapa pada orang yang jarang olahraga mengalami sakit otot paha, betis dan kaki serta nafas cepat dan jantung berdebar kuat? Anet, kak mutia, bang agus 12. Bagaimana perfusi darah pada organ dan jaringan saat olahraga? irwanda, dwika, kak tan 13. Apa yang terjadi pada jantung dan otot apabila dipaksa bekerja terlalu keras? Bang agus, cristo,bang andika 14. Bagaimana pengruh umur dan jenis kelamin terhadap sistem kardiovaskular?, rosa, friska, kak tan 15. Olahraga apa saja yang direkomendasikan untuk kesehatan jantung dan mengapa? Anet, dwika, bang andika 16. Apa perbedaan jenis olahraga berdasarkan umur dan jenis kelamin? Irwanda, bimo, angga

Resistensi Resistensi adalah suatu ukuran tahanan tau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu pembuluh, akibat gesekan (friksi) antara cairan yang bergerak dan dinding vaskular yang diam. Seiring dengan meningkatnya resistensi, darahmenjadi semakin sulit melewati pembuluh sehingga laju aliran berkurang (selama gradien tekanan tidak berubah). Jika reistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat secara proporsional agar alju aliran tetap. Karena itu, jika pembuluh membentuk resistensi yang lebih besar maka jantung harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat.

4. Bagaimana pengaruh sistem kardiovaskular dengan sistem organ lainnya? Kontrol lokal jari-jari arteriol penting untuk menetukan curah jantung Bagian curah jantung lokal yang disalurkan ke masing-masing organ tidak selalu tetap; bagian tersebut bervariasi, bergantung pada kebutuhan darah pada saat tersebut. Jumlah curah jantung yang diterima oleh masing-masing organ ditentukan oleh jumlah dan kaliber arteriolyang mendarahi organ tersebut. Karena darah disalurkan ke semua organ pada tekanan arteri rerata yang sma, makagaya dorong untuk alran identik untuk setiap organ. Karena itu, perbedaan dalam aliran ke berbagai organ semata-mata ditentukan oleh perbedaan dalam luas vaskularisasi dan oleh perbedaan retensiyang ditimbulkan oleh arteriol yang mendaahi masing masing organ. Dari waktu ke waktu, distribusi curah jantung dapat diubah-ubah dengan mengubah retensi arteriol di berbagai anyaman vaskular. Lebih banyak darah mengalir ke daerah yang resistensi arteriolnya lebih rendah. Selama olah raga, misalnya, tidak saja terjadi peningkatan curah jantung tetapi juga peningkatan persentase darah yang dialihkan ke otot dan jantung akibat vasodilatasi untuk menopang aktivitas metaboliknya. Secara bersmaan aliran drah ke saluran cerna dan ginjal berkurang akibat vasokontriksi arteriol di organ-rgan ini. Kontol lokan intrinsik adalah perubahan-perubahan di dalam suatu organ yang memengaruhi jari jari pembuluh untuk menyesuaikan aliran darahnya dengan memengaruhi oto polos arteriol organ tersebut secara langsung. Pengaruh lokal dapat berupa bahan kimia atau pengaruh fisik. Pengaruh kimiawi lokal pada jari jari arteriol mencakup (1) perubaha metabolik lokal dan (2) pelepasan histamin. Pengaruh fisik okal mencakup (1) aplikasi lokal panas atau dingin, (2) respon kimiawi terhadap shear stress dan (3) respon miogenik terhada peregangan. Pengaruh metabolik lokal pada jari jari arteriol membantu menyesuaikan aliran darah dengan kebutuhan organ Pengaruh kimiawi lokal terpenting pada otot polos arteriol berkaitan dengan perubahan metabolik pada organ yang bersangkutan. Pengaruh perubahan lokal ini pada jari jari arteriol penting untuk mencocokkan aliran darah ke suatu organ sesuai dengan kebutuhan metabolik organ tersebut. Hiperemia aktif. Arteriol teretak di dalam organ yang didarahinya dapat dipengruhi oleh faktor-faktor lokal di dalam organ tersebut. Selam pningkatan aktivitas metabolik, misalnya ketika otot rangka berkontraksi sewaktu olah rag, konsentrasi lokal sejumlah bahan kimia organ tersebut berubah. Sebagai contoh, konsentrasi lokal O2, berkurang sewaktu sel-sel yang aktif bermetabolisasi menyerap banyak O2 untuk menunjang

fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Hal ini dan perubahan kimiawi lain menyebabkan dilatasi arteriol denhan memicu relaksasi otot polos arteriol sekitar. Vasodilatasi arteriol lokal kemudian meningkatakan aliran darah ke daerah tersebut, suatu respon yang disebut hiperemia aktif. Ketika lebih aktif secara metabolik, sel sel memerlukan banyak darah untuk memasukkan O2 dan nutrien serta membersihkan zat sisa metabolik. Meningktanya aliran darah memenuhi peningkatan kebutuhan lokal ini. Sebaliknya, ketika suatu organ, misalnya otot yang rileks, kurang aktif secarametabolik sehingga perlu mengurangi kebutuhan aliran darahnya, maka perubahan kimiawi lokal yang terjadi (misalnya konsentrasi O2 lokal) menyebabakan vasokontriksi arteriol dan penurunan aliran darah ke organ tersebut. Karena itu perubahan metabolik dapat menyesuaikan aliran darah sesuai kebutuhan tanapa melibatakan saraf atau hormon. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, alih bahasa Brahm U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010; hal. 349-351 8. Bagaimana sistem saraf memepegaruhi kerja jantung? Curah jantung bergantung pada kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup Curah jantung atau cardiac output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa olhe jantung). Selama setiap periode waktu tertentu, volume darah yang mengalir melalui sirkulasi paru ekuivalen dengan volume yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Dengan demikian, curah jantung dari kedua ventrikel dalam keadaan normal identik, walaupun apabila diperbandingkan denyut demi denyut, dapat terjadi variasi minor. Dua faktor penentu curah jantung adalah kecepatan denyut jantung (denyut per menit) dan volume sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut). Kecepatan denyut jantung rata-rata adalah 70 kali per menit, yang ditentukan oleh irama nodus SA, sedangkan volume sekuncup rata-rata adalah 70 ml per denyut, sehingga curah jantung rata-rata adalah 4900 ml per menit atau mendekati 5 L per menit. Curah jantung = kecepatan denyut jantung x volume sekuncup CO = 70 denyut per menit x 70 ml per denyut = 4.900 ml/menit atau sekitar 5 L per menit Karena volume darah total di tubuh adalah sekitar 5 sampai 5,5 liter, kedua belakahn jantung memompa darah dalam jumlah yang setara dnegan volume dat=rah total setiap menitnya. Dengan kata lain, setiap menit ventrikel kanan memompa sekitar 2,5 juta liter darah hanya dalam setahun. Padahal ini baru curah jantung dalam keadaan istirahat. Selama olahraga, curah jantung dapat meningkat menjadi 20 sampai 25 liter per menit, dan curah jantung sebasar 40 liter per menit dapat dicatat pada atlet terlatih selama olahraga berat.

Perbedaan antara curah jantung saat istirahat dan volume maksimum darah yang dapat dipompa oleh jantung per menit disebut sebagai cadangan jantung (cardiac reserve). Dengan demikian, control curah jantung bergantung pada control terhadap kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA Nodus SA dalam keadaan normal adalah pemacu jantung karena memiliki kecepatan depolarisasi spontan tertinggi. Penurunan gradual potensial membrane secara otomatis antara denyutan secara umum dianggap disebabkan oleh penurunan permeabilitas terhadap K+. Ketika nodus Sa mencapai ambang, terbentuk potensial aksi yang menyebar ke seluruh jantung dan menginduksi jantung berkontraksi atau berdenyut. Hal ini berlangsung ekitar 70 kali per menit, sehingga kecepatan denyut jantung rata-rata adalah 70 kali per menit. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi system saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan serta kekuatan kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak diperlukan stimulasi saraf. Saraf parasimatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV., serta banyak mempersarafi ventrikel. Sistem saraf parasimpatis memiliki pusat pengaturan pada medulla oblongata (cardio inhibitory centre), mengatur jantung melalui saraf vagus, dan akan mempersarafi atrium terutama nodus SA dan AV. Efek-efek yang dihasilkan oleh parasimpatis antara lain: 1. Pada nodus SA akan terjadi peningkatan permeabilitas nodus SA terhadap K + oleh asetilkolin dan menyebabkan lebih banyak K+ yang keluar dari sel sehingga terjadi hiperpolarisasi yang membuat potensial aksi lama tercapai. 2. Pada nodus AV akan terjadi penurunan kecepatan penghantaran impuls ke ventrikel. 3. Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil atrium mempersingkat potensial aksi yang menyebabkan fase datar berkurang. Akibatnya kontraksi atrium melemah. Semua hal diatas akan menyebabkan denyut jantung menurun, waktu antara kontraksi atrium-ventrikel memanjang, dan kontraksi atrium menjadi lemah. Sistem simpatis dengan pusat pengaturan cardio-acceleratory centre pada medula oblongata dan melalui torakal medula spinalis akan mempersarafi atrium termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel. Efek-efek yang ditimbulkan pada stimulasi saraf simpatis adalah: 1. Pada nodus SA, norepinefrin menyebabkan penurunan permeabilitas terhadap K+ sehingga hanya sedikit K+ yang keluar dari sel dan akan terjadi depolarisasi cepat yang diikuti dengan potensial aksi yang cepat. 2. Pada nodus AV dan pacemaker lain akan terjadi peningkatan transmisi impuls. 3. Pada sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel akan terjadi peningkatan permeabillitas Ca ++ sehingga influks Ca++ meningkat yang menyebabkan kontraksi atrium dan ventrikel lebih kuat.

Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, alih bahasa Brahm U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010; hal. 379-382

10. Apa tujuan pemanasan saat memulai olahraga? Pemanasan (warm up) merupakan sekolompok gerakan yang dilakukan pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga. Dengan melakukan pemanasan diharapkan akan memberikan penyesuaian pada kondisi tubuh dari keadaan istirahat (rileks) sebelum melakukan aktivitas olahraga.1 Beberapa keadaan fisiologis yang terjadi ketika melakukan warm up. Sebagai contoh adalah peningkatan temperatur tubuh dan otot. Peningkatan temperatur ini mengawali: (1) peningkatan aktivitas enzim dan di dalam reaksi metabolisme yang berhubungan dengan sistem energi, (2) peningkatan aliran darah dan pertukaran oksigen, dan (3) penurunan waktu reflek dan kontraksi. Ketika seseorang melakukan awalan olahraga sebenarnya terjadi awalan impuls untuk merekrut motor unit yang digunakan saat kontraksi otot, impuls ini juga diantar ke area kardiovaskuler. Hasilnya, dapat segera meningkatkan aliran impuls keluar dari jaringan saraf simpatik. Yang berhubungan dengan daerah SA node jantung. Dikeluarkannya norepineprin dari SA node menyebabkan peningkatan heart rate. Pengurangan secara simultan aktivitas saraf parasimpatis menyebabkan dikeluarkannya asetilkolin dari SA node, yang menimbulkan respon meningkatnya heart rate pada awal exercise.2 1. Fox, T.L.E.L., Bowers, R.W., dan Foss, M.L. The Physiological Basis for Exercise and Sport, fifth edition. Iowa: Brown & Benchmark Publishers. 1993; pg. 297-298 2. Fox, T.L.E.L., Bowers, R.W., dan Foss, M.L. The Physiological Basis for Exercise and Sport, fifth edition. Iowa: Brown & Benchmark Publishers. 1993; pg. 275

16. Apa perbedaan jenis olahraga berdasarkan umur dan jenis kelamin? Gak dapat------------------------

Anda mungkin juga menyukai