Anda di halaman 1dari 7

Part C 2 1. Tuliskan reaksi pembuatan alkohol dari etena? Gambarkan proses produksinya? Jelaskan pendapat saudara dengan singkat?

2. Bagaimana kalau pembuatan alkohol tidak menggunakan etena? Dapatkah dihasilkan alkohol dari senyawa alkena lain? Terangkan asumsi anda dengan melihat kelompok 1-4 pada percobaan diatas. 3. Mengapa etanol yang dihasilkan dari reaksi fermentasi dan hidrasi alkena berbeda? Bandingkan metodenya dan tuliskan perbedaannya. Proses mana yang lebih menguntungkan menurut anda dan didasari dengan literatur yang tepat. 4. Menurut tabel 17.1 di buku Mc Muray tentang keasaman dari alkohol dan fenol adalah beda. Jelaskan pendapat saudara, kenapa bisa terjadi demikian? Diketahui etanol dan fenol masing-masing mempunyai pKa = 16 dan 9,89. 5. Prediksi produk yang dihasilkan dengan adisi nukleofilik ion sianida ( untuk gugus karbonil pada aseton? Tuliskan mekaismenya, apabila dikehendaki hasil akhir adalah alkohol. 6. Reduksi 2-butanol dengan dapat menghasilkan alkohol. Apakah produk yang dihasilkan kiral dan merupakan aktif optik? Tiliskan reaksi reduksi tersebut dan terangkan mengapa kalau kiral ataupun tidak kiral? 7. Alkohol apa yang dihasilkan dari senyawa dibawah ini? Tuliskan rreaksinya ataupun mekanismenya. 8. Tuliskan reagen dari a-c. Jelaskan reaksinya untuk tiap tahapan dari reaksi dibawah ini.

Jawab : 1. Pembuatan alkohol dari etena dapat dilakukan dengan reaksi berikut Hidrasi Alkena : Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan katalis asam. Metode pembuatan alkohol dengan berat molekul rendah (kegunaan utama pada proses industri skala besar). Katalis asam yg paling sering digunakan: asam sulfat & asam fosfat. Reaksi bersifat regioselektif. Adisi air pada alkena mengikuti hukum Markovnikov.

Reaksi secara umum sebagai berikut:

Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena

2-metilpropana

Sesuai hukum Markovnikov: reaksi tidak menghasilkan alkohol primer, kecuali kasus khusus pada hidrasi etena.

Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi alkohol :

Tahap penentu kecepatan adalah tahap 1: pembentukan karbokation. Dihasilkan tert-butil alkohol karena tahap 1 mengarah pada pembentukan kation tertbutil yang lebih stabil dibandingkan kation isobutil yang kurang stabil.

Kerumitan yang terjadi adalah adanya penataan ulang (rearrangement). Karbokation awal yang terbentuk akan mengalami penataan ulang menjadi suatu karbokation yang lebih stabil. Jika 3,3-dimetil-1-butena dihidrasi akan dihasilkan 2,3-dimetil-2-butanol sebagai produk utama.

Adanya penataan ulang karbokation membatasi penggunaan hidrasi alkena sebagai suatu metode laboratoris untuk pembuatan alkohol. 2. Berikut merupakan cara pembuatan alkohol bukan dari etena :

Mereaksikan Alkil Halida (Haloalkana) dengan Basa Reaksi antara alkil halida dengan basa akan menghasilkan alkohol dan garam. RX + KOH ROH + KX Cara ini digunakan secara khusus untuk membuat amil alkohol dalam skala besar, yaitu dengan mereaksikan kloropentana dan KOH. Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa alkil iodida lebih cepat reaksinya daripada alkil bromida maupun alkil klorida. Selain itu halida primer menghasilkan hasil alkohol yang lebih banyak dibandingkan dengan alkil halida sekunder maupun tersier.

Mereduksi Aldehida dan Keton Reaksi aldehida oleh hidrogen menghasilkan alkohol primer. RCHO + H2 ROH

Sedangkan reaksi keton oleh hidrogen menghasilkan alkohol sekunder. ROR + H2 ROH Alkohol tersier tidak dapat dihasilkan melalui reaksi reduksi.

Hidrolisis Alkil Hidrogensulfat Pembuatan alkohol dengan cara hidrolisis alkil hidrogen sulfat banyak digunakan untuk membuat etanol perdagangan. Senyawa etil hidrogensulfat yang diperlukan dibuat dari reaksi adisi H2SO4 pada etena. Contoh: CH3-CH2-SO3H + H2O CH3CH2OH + H2SO4

Hidrolisis Ester Rumus ester suatu asam organik adalah RCOOR'. Bila ester tersebut dihidrolisis dapat menghasilkan alkohol dan asam karboksilat menurut persamaan reaksi: RCOOR' + H2O RCOOH + R'OH Cara hidrolisis ini ditempuh saat tidak ada cara lain untuk membuat suatu alkohol yang diperlukan.

Menggunakan Reagen Grignard Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibuat dengan reagen Grignard. Reagen Grignard adalah senyawa organometalik dengan rumus umum RMgX. Langkah 1: CH3-Mg-Cl + HCHO CH3-CH2-OMgCl Langkah 2: CH3-CH2-OMgCl + H2O CH3-CH2-OH + MgCl(OH) 3. Berikut merupakan perbandingan metode fermentasi dengan hidrasi alkena untuk menghasilkan etanol, berdasarkan suatu percobaan (Jim Clark : 2007) Perbandingan metode fermentasi dengan hidrasi langsung etena Fermentasi Hidrasi etena Proses berkelompok. Semua bahan Proses aliran kontinyu. Jenis proses dimasukkan ke dalam sebuah wadah dan Aliran pereaksi dilewatkan kemudian dibiarkan sampai fermentasi secara terus menerus diatas selesai. Kumpulan bahan ini kemudian sebuah katalis. Cara ini dikeluarkan dan sebuah reaksi baru lebih efisien. dilangsungkan. Proses ini tidak efisien. Sangat lambat. Sangat cepat. Laju reaksi Menghasilkan etanol yang sangat tidak murni Menghasilkan etanol yang Kualitas dan memerlukan pengolahan lebih lanjut jauh lebih murni. produk Menggunakan suhu dan tekanan udara yang Menggunakan suhu dan Kondisisedang. tekanan tinggi, sehingga kondisi reaksi memerlukan banyak input energi.

Penggunaan bahan baku

Menggunakan bahan baku yang terbaharukan dari material tanaman.

Menggunakan bahan baku terbatas dari minyak mentah.

Dari keterangan perbandingan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses pembuaan etanol yang lebih menguntungkan adalah proses fermentasi. Meskipun prosse ini hanya dapat digunakan pada pembutan etanol, akan tetapi etanol murni yang dihasilkan dapat mencapai 96%.

4. Dalam fenol, gugus OH terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari

cincin aromatik. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok gugus fungsi yang berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah fenol bersifat jutaan kali lebih asam daripada alkohol. Penambahan sejumlah larutan natrium hidroksida ke dalam fenol akan menyebabkan gugs OH dalam molekul terdeprotonasi, hal ini tidak akan terjadi pada alkohol. Berikut merupakan perbandingan alkoho dan fernol berdasarkan parameter-parameter yang sudah ditetapkan (Mc Murray) Perbedaan alkohol dan fenol Fenol Bersifat asam Bereaksi dengan NaOH (basa), membentuk garam natrium fenolat Tidak bereaksi dengan logam Na atau PX3 Tidak bereaksi dengan RCOOH namun bereaksi dengan asil halida (RCOX) membentuk ester Alkohol Bersifat netral Tidak bereaksi dengan basa Bereaksi dengan logam Na atau PX3 Bereaksi dengan RCOOH namun bereaksi dengan asil halida (RCOX) membentuk ester

Dalam fenol, gugus OH terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cincin aromatik. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok gugus fungsi yang berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah fenol bersifat jutaan kali lebih asam daripada alkohol. Penambahan sejumlah larutan natrium hidroksida ke dalam fenol akan menyebabkan gugs OH dalam molekul terdeprotonasi, hal ini tidak akan terjadi pada alkohol. Dari data perbandingan diatas, dapat kisimpulkan bahwa Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol. Fenol dengan pKa=9,89 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah antara etanol dan asam asetat. Pada suatu percobaan tentang fenol dan alkohol, pada fenol terdapat ion fenoksida yang merupakan basa yang lebih lemah dibandingkan OH. Oleh karena itu, fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol dan NaOH dalam air. Reaktifitas ini

sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik. Dimana resonansi tersebut juga memudahkan ion fenol untuk bergeser ke H+, sehingga tingkat keasaman semakin tinggi dan menurunkan nilai pKa. 5. Adisi hidrogen sianida pada aldehid dan keton Reaksi Hidrogen sianida akan masuk ke ikatan rangkap C=O pada aldehid dan keton menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai hidroksinitril. Senyawa-senyawa ini biasa juga disebut sebagai sianohidrin. Sebagai contoh, jika hidrogen sianida diadisi ke etanal (sebuah aldehid) maka diperoleh 2hidroksipropananitril:

Jika diadisi ke propanon (sebuah keton) maka diperoleh 2-hidroksi-2-metilpropananitril:

Reaksi ini tidak biasanya dilakukan dengan menggunakan hidrogen sianida saja, karena hidrogen sianida merupakan sebuah gas yang sangat beracun. Olehnya itu, aldehid dan keton dicampur dengan sebuah larutan natrium atau kalium sianida dalam air yang telah ditambahkan sedikit asam sulfat. pH larutan disesuaikan menjadi sekitar 4 sampai 5 karena pada pH ini reaksi berlangsung paling cepat. Reaksi terjadi pada suhu kamar. Larutan ini akan mengandung hidrogen sianida (hasil dari reaksi antara natrium atau kalium sianida dengan asam sulfat), tetapi juga masih mengandung beberapa ion sianida bebas. Ini penting untuk mekanisme reaksi. 6. Reduksi 2-butanon dengan NaBH4 : 2-butanon + NaBH4

YA. Produk tersebut mengandung atom C kiral dan optik aktif. Karena atom mengikat 4 gugus yang berbeda. Dimana ketika suatu atom dalam senyawa mengikat gugus yang berbeda pada setiap tangan ikatan, maka senyawa tersebut adalah kiral. 7. a. Benzil Alkohol b. 2-metil-propanol

c. Siklopentanol 8. A. H2, Pt B. PBr3 C.

Anda mungkin juga menyukai