Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(KADARZI)
Sasaran kegiatan:
Kelompok penimbang (Alt-1)/ Kelompok UPGKPosyando (Alt-2) Kelompok UKS Kelompok Upaya Peningkatan Sumber daya keluarga (UPSDK) Posyandu (alt-1)/ Polindes (alt-2) & WOD
Namun kendala yang dihadapi masih kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan kader Posyandu/gizi/kesehatan dalam upaya pembinaan terutama untuk melakukan konseling gizi keluarga Sehingga ketrampilan dan pengetahuan petugas pembina (baik kader gizi/posyandu maupun kader kesehatan) sebagai pelaksana pendidilkan non formal sangat menentukan, karena permasalah yang muncul dari keluarga binaan sangatlah beragam.
Akan tetapi, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan lebih banyak diterapkan pada keluarga tidak mampu. pemakaian garam beryodium pada keluarga mampu maupun keluarga tidak mampu samasama menggunakan garam beryodium. Jadi, kesimpulanya bahwa tingkat ekonomi cukup berperan dalam pemenuhan gizi sebuah keluarga.
EVALUASI KADARZI
Realitas yang terjadi di masyarakat adalah Program KADARZI ini belum mampu menerapkan indikator KADARZI secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh masalah sosialisasi program. Pada umumnya masyarakat belum mengetahui atau belum mengerti apa itu sebenarnya KADARZI sehingga perilaku konsumsi pangan masyarakat, baik individu maupun keluarga belum mengarah pada keseimbangan gizi sehingga timbul masalah malnutrisi baik gizi kurang maupun gizi lebih serta berbagai penyakit degeneratif.
Melihat hal tersebut petugas kesehatan diharapkan agar lebih mensosialisasikan program KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) pada masyarakat untuk memudahkan dalam penerapannya sebagai upaya peningkatan gizi di Indonesia utamanya di wilayah tersebut.