Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

A. Pendahuluan Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara Republik Indonesia. Seluruh peraturan perundang-undangan serta penjabarnya berdasarkan nilai nilai yang terkandung dalam sila sila Pancasila. Dalan konteks inilah maka Pancasila merupakan suatu sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum dalam negara Republik Indonesia. Oleh karena itu pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik yang tertulis yaitu ndang ndang Dasar negara maupun hukum dasar tidak atau con!ensi. B. Pancasila Sebagai Pandangan idu!

"ilai-nilai Pancasila yang telah di#ariskan kepada $angsa Indonesia merupakan nilai sari dan puncak dari sosial budaya yang senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari. %ata nilai budaya yang telah berkembang dan dianggap baik, serta diyakini kebenarannya dijadikan sebagai pandangan hidup dan sumber nilai bagi bangsa Indonesia. Dari nilai inilah kemudian lahir adanya sikap yang mengutamakan persatuan, kerukunan, keharmonisan, dan kesejahteraan yang sebenarnya sudah lama dipraktekkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

C. Pancasila Sebagai Dasa" Naga"a Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam alinea I& pembukaan D

'()* yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi "egara. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua peraturan hukum + ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut. D. Pe#bu$aan Undang%Undang Dasa" &'() Pembukaan ndang- ndang Dasar '()* disahkan oleh PP,I pada tanggal '.gustus '()*, dan diundangkan dalam $erita Republik Indonesia %ahun II "o./. Pembukaan ndang- ndang Dasar '()*. ,onsekuensinya keduanya memiliki kedudukan hukum yang berlainan, namun keduanya terjalin dalam suatu hubungan kesatuan yang kasual dan organis. E. Pe#bu$aan UUD &'() sebagai Te"*ib ,edudukan Pembukaan u$u# Te"*inggi

D '()* dalam kaitannya dengan tertib hukum

Indonesia memiliki dua aspek yang sangat fundamental yaitu 0 !e"*a#a, memberikan faktor-faktor mutlak bagi ter#ujudnya tertib hukum Indonesia, dan $edua, memasukan diri dalam tertib hukum Indonesia, sebagai tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, pada hakikatnya merupakan suatu dasar dan asas kerohanian dalam setiap aspek penyelenggaraan negara termasuk dalam penyusunan tertib hukum Indonesia. 1aka kedudukan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan sumber hukum Indonesia. D '()* adalah sebagai sumber dari segala

+. Pe#bu$aan UUD &'() Dalam .linea keempat Pembukaan D '()*, termuat unsur-unsur yang

menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia 2rechts code3 atau, 2legal order3, yaitu suatu kebulatan dan keseluruhan peraturanperaturan hukum. .dapun syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud adalah meliputi empat hal yaitu0 '. .danya kesatuan subjek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum. 4. .danya kesatuan asas kerokhanian, yang merupakan suatu dasar dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum. 5. .danya kesatuan daerah, di mana peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh kalimat seluruh tumpah darah Indonesia. ). .danya kesatuan #aktu, di mana seluruh peraturan-peraturan hukum itu berlaku. ,edudukan pembukaan berikut0 Pe"*a#a0 menjadi dasarnya, karena pembukaan D '()* memberikan faktorD '()* dalam tertib hukum Indonesia adalah sebagai

faktor mutlak bagi adanya suatu tertib hukum Indonesia. Kedua0 pembukaan D '()* memasukan diri di dalamnya sebagai ketentuan

hukum yang tertinggi, sesuai dengan kedudukannya yaitu sebagai asas bagi hukum dasar baik yang tertulis 2 G. Pe#bu$aan UUD &'() $erdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam pembukaan menurut ilmu hukum tata negara bah#a pembukaan D '()*, maka D3, maupun hukum dasar yang tidak tertulis.

D '()* pada hakikatnya

telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah "egara yang fundamental. Pokok kaidah negara yang fundamental tersebut menurut ilmu hukum mempunyai hakikat dan kedudukan hukum yang tetap. %erlekat pada kelangsungan hidup negara dan oleh karena berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi maka secara hukum tidak dapat diubah, karena mengubah pembukaan D '()* sama halnya

dengan pembubaran negara Republik Indonesia 2"otonagoro, '(/) 0 )*3 . Pe#bu$aan UUD &'() Te*a! Te"le$a* Pada Kelangsungan Re!ubli$ Ind,nesia &- Agus*us &'() $erdasarkan hakikat kedudukan pembukaan D '()* sebagai naskah idu! Nega"a

proklamasi yang terinci, sebagai penjelma proklamasi kemerdekaan '/ agustus '()*, serta dalam ilmu hukum memenuhi syarat bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia, dan sebagai Pokok ,aidah "egara yang fundamental maka pembukaan D '()* memiliki hakikat kedudukan hukum yang kuat bahkan

secara yuridis tidak dapat diubah, terlekat pada kelangsungan hidup negara. I. Penge"*ian Isi Pe#bu$aan UUD &'() Alenia !e"*a#a Dalam alenia pertama tersebut terkandung suatu pengakuan tentang nilai 6hak kodrat7, yaitu dalam kalimat 8bah#a kemerdekaan adalah hak segala bangsa9:. Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bah#a kemerdekaan adalah segala hak segala 6bangsa7 bukan hak indi!idu saja sebagaimana deklarasi negara liberal. Alenia $edua $erdasarkan prinsip yang bersifat uni!ersal ada alenia pertama tentang hak kodrat akan kemerdekaan, maka bangsa Indonesia merealisasikan perjuangannya dalam

suatu citi-cita bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. .lenia kedua ini sebagai suatu konsekuensi logis dari pernyataan akan kemerdekaan pada alenia pertama. Alenia $e*iga Dinyatakan kembali Proklamasi pada alenia ke III Pembukaan D '()*,

menunjukkan bah#a antara Pembukaan dengan Proklamasi '/ .gustus '()* adalah merupakan satu kesatuan, namun perlu diketahui bah#a Proklamasi '/ .gustus '()* perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut, yaitu membentuk negara dan hal ini dirinci dalam Pembukaan D '()*.

Pengakuan 8nilai religius:, yaitu dalam pernyataan .tas berkat rahmat .llah ;ang 1aha ,uasa. <al ini mengandung makna bah#a negara Indonesia mengakui nilai-nilai religius, bahkan merupakan suatu dasar dari hukum positif negara maupun dasar moral negara. Alenia Kee#!a* .lenia keempat sebagai kelanjutan lebih lanjut tentang prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah pembentukan pemerintah negara Indonesia, di mana hal ini dapat disimpulkan dari kalimat 89 ,emudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan "egara Indonesia9:. .. Nilai%nilai u$u# Tuhan/ u$u# K,d"a* dan u$u# E*is 0ang

Te"$andung dala# Pe#bu$aan UUD &'() %elah dijelaskan di muka bah#a di antara alenia I, II, II dan I& terdapat hubungan kesatuan. .lenia I& pada hakikatnya merupakan penjelmaan alenia I, II, dan III. Oleh karena itu dalam Pembukaan D '()* alenia I, II, III terkandung nilai-

nilai hukum kodrat 2alinea I3 yang konsekuensinya direalisasikan dalam alinea II, dan hukum %uhan dan hukum etis 2alinea III3, yang kemudian dijelmakan dalam alinea I& yang merupakan dasar bagi peksanaan hukum positif Indonesia. $erdasarkan penjelasan tersebut, maka sebenarnya dalam Pembukaan D '()*

terkandung pengakuan hukum %uhan, hukum kodrat, hukum etis, serta hukum filosofis. <ubungan keempat hukum tersebut adalah sebagai berikut 8 bah#a hukum %uhan, hukum kodrat dan hukum etis berturut-turut merupakan sumber bahan dan sumber nilai bagi negara dan hukum positif Indonesia, sedangkan hukum filosofis adalah pedoman dasar dalam bentuk dan sifat tertentu yang disimpulkan dari hukum %uhan, hukum kodrat dan hukum etis. K. P,$,$%!,$,$ Pi$i"an 1ang Te"$andung dala# !e#bu$aan Undang% Undang Dasa" &'() 1enurut penjelasan dari Pembukaan D '()* yang termuat dalam $erita D '()* D

Republik Indonesia tahun II "o. /, dijelaskan bah#a Pembukaan

mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari

"egara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini me#ujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis dasar tidak tertulis. L. ubungan an*a"a Pe#bu$aan UUD &'() dengan Ba*ang Tubuh Undang% D maupun hukum

Undang Dasa" &'() Dalam sistem tertib hukum Indonesia, penjelasan Pokok Pikiran itu meliputi suasana kebatinan D '()* menyatakan bah#a D '()* serta me#ujudkan cita-

cita hukum, yang menguasai hukum dasar tertulis dan tidak tertulis. Selanjutnya pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal disimpulkan bah#a suasana kebatinan D '()*. maka dapat

D '()* tidak lain diji#ai atau

bersumber pada dasar filsafat negara Pancasila. Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara RI. M. ubungan an*a"a Pe#bu$aan UUD &'() dengan Pancasila

ubungan seca"a +,"#al Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik. .kan tetapi dalam perpaduaanya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas cultural, religius, dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila. ubungan Seca"a Ma*e"ial Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan Pembukaan D

'()* sebagai Pokok kaidah negara yang fundamental, maka secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental. Kesi#!ulan '. Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara. 4. "ilai-nilai Pancasila, yang telah di#ariskan kepada $angsa Indonesia merupakan nilai sari dan puncak dari sosoial budaya yang senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari. 5. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum

sehingga semua peraturan hukum + ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut. ). Dalam .linea keempat Pembukaan D '()*, termuat unsur-unsur yang

menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia 2rechts code3 atau, 2legal order3, yaitu suatu kerbulatan dan keseluruhan peraturanperaturan hukum. *. Pembukaan D '()* memiliki hakikat kedudukan hukum yang kuat bahkan

secara yuridis tidak dapat diubah, terlekat pada kelangsungan hidup "egara.
http0++blog.umy.ac.id+suhe=-+4=''+'4+')+pancasila-dalam-konteks-ketatanegaraanrepublik-indonesia+ Suhendar Ramadhan .ffandy sosial December '), 4='' "ama 0 >itriana R. <abilla "I1 0 '4'='4)'=')

Anda mungkin juga menyukai