Anda di halaman 1dari 2

Hal 1 dari 2

Tambah Umur Seharusnya Tambah Tafakur Tafakkur merupakan bentuk kata bendaverbal yang berasal dari kata kerja tafakkara yang artinya mempertimbangkan atau memikirkan. Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Tafakur dalam Islam akan meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah berdasarkan akal pikiran dan perasaan atau hati. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, tafakur juga dapat digunakan untuk setiap saat melihat, memperhatikan perilaku, sifat, kejadian, masalah yang setiap saat muncul selama manusia menjalani kehidupan. Dalam menjalani kehidupan harus selalu diwaspadai, akan terjadi hal-hal baru yang baik atau buruk, menguntungkan dan atau merugikan. Apa yang ditafakuri? Bertafakur mengenai tanda-tanda kekuasaan Allah, akan melahirkan rasa rendah hati dan takzim atas kebesaran Allah.

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan (alam) ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka . (Ali Imran, QS. 3:191) Bertafakur mengenai kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan, akan melahirkan rasa cinta dan syukur kepada Allah atas semua kenikmatan yang telah kita terima dan rasakan. Allah berfirman:

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"."(QS 14 : 7) Bertafakur tentang janji-janji Allah, akan melahirkan rasa cinta pada akhirat.

Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya esok. Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Luqman : 34) Bertafakur tentang ancaman-ancaman Allah, akan melahirkan rasa takut berbuat dosa.

Hal 2 dari 2

Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong. (Al-Baqarah:48). Bertafakur tentang kematian yang mungkin terjadi setiap saat, akan melahirkan kesadaran bahwa kita tidak akan hidup selamanya dan berusaha mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan abadi sesudah kematian.

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr: 18)

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Al-Baqarah:197). Kapan tafakur itu dilakukan? Tentunya tafakur yang paling baik adalah setiap saat dan setiap waktu jika kita lihat fenomena-fenomena disekeliling kita jadikanlah itu sebagai pelajaran bagi kita yang sarat dengan hikmah. Rasulullah saw bersabda: "Bertafakur sejenak lebih baik dari pada ibadah setahun". Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu yang telah mengingatkan hal ini dalam ucapannya yang terkenal: Hisablah (introspeksilah) dirimu saat ini, sebelum kamu dihisab (diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada hari kiamat). Timbanglah dirimu saat ini, sebelum amal perbuatanmu ditimbang (pada hari Kiamat), karena sesungguhnya akan mudah bagimu menghadapi hari kiamat jika kamu mengintrospeksi dirimu saat ini; dan hiasilah dirimu dengan amal shaleh untuk menghadapi hari yang besar ketika manusia dihadapkan kepada Allah Azza wa Jalla. Semoga dengan bertambah umur kita lebih pandai bertafakur, lebih pandai bersyukur, sebelum masuk liang kubur agar hidup di akhirat dengan makmur, amiin.

Anda mungkin juga menyukai