Anda di halaman 1dari 9

Author :

Mayenru Dwindra, S.Ked

Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009

Files of DrsMed FK UNRI (http://www.Files-of-DrsMed.tk

GLAUKOMA
a. Definisi Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebirauan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang.1 Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. (Gambar 1)

Gambar 1. Glaukoma (Dikutip dari kepustakaan 3)

Glaukoma secara umum dibedakan menjadi gloukoma sudut terbuka dan gloukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut tetutup merupakan peningkatan Tekanan 1

Intara Okuler (TIO) yang disebabkan tertutupnya sudut aliran keluar humor akuos. Aposisi iris perifer terhadap trabekulum menghambat aliran keluar humor akuos. Jika sudut tersebut terbuka TIO normal sedangkan saat sudut tersebut tertutup TIO menigkat.

b.

Klasifikasi Berdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan menjadi

glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Sedangkan berdasarkan adanya keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler (TIO), glaukoma dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder. c. Patofisologi Humor akuos di produksi oleh badan siliaris dan mengalir kedalam Camera Oculi Posterior (COP), yang mengalir di antara permukaan iris posterior dan lensa, di sekitar tepi pupil, dan selanjutnya masuk ke Camera Oculi Anterior (COA). Humor akuos keluar dari COA pada sudut COA yang dibentuk oleh dasar iris dan kornea perifer, selanjutnya mengalir melalui trabekulum dan masuk ke kanal Schlemm. Melalui collector channels, humor akuos masuk ke dalam vena episklera dan bercampur dengan darah. (Gambar 2)

Gambar 2. Fisiologi aliran akuos humor (Dikutip dari kepustakaan 7)

Tekanan intra okuler (TIO) merupakan keseimbangan antara kecepatan pembentukan humor akuos dengan resistensi aliran kasus keluarnya dari COA.pada seb gian besar kasus gloukoma, lebih banyak disebabkan karena abnormalitas aliran keluar humor akuos dari COA dibandingkan peningkatan produksi humor akuos. Patofisiologi dari glaukoma sudut tertutup dengan block pupil meliputi faktor2 yaitu aposisi lensa dan iris yang mengakibatkan pencembungan iris perifer dan predisposisi anatomi mata yang menyebabkan bagian anterior iris perifer menyumbat trabekulum. Patofisiologi glaukoma sudut tertutup tanpa block pupil terjadi melalui 2 mekanisme yaitu mekanisme penarikan anterior dan posterior. Pada penarikan anterior, iris perifer ditarik kearah depan menutup trabekulum karena kontraksi membrane eksudat inflamasi atau serat fibrin. Pada mekanisme penarikan posterior iris perifer mencembung kearah depan karena lensa vitreus atau badan siliaris.

Gambar 3. Patofisiologi glaukoma sudut tertutup primer (Dikutip dari kepustakaan 7)

d.

Gambaran Klinis Pada glaukoma akut tertutup, ditemukan mata merah dengan penglihatan turun

mendadak, tekanan intraokuler meningkat mendadak, nyeri yang hebat, melihat halo di sekitar lampu yang dilihat, terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah. Mata menunjukkan tanda-tanda peradangan dengan kelopak mata bengkak, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, pupil melembar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat, papil saraf optic hiperemis. Riwayat penyakit yang akurat pada glaukoma dusut tertitup akut terjadi selama beberapa minggu atau bulan sebelum serangan akut yang berat, yaitu episode nyeri dan kabur yang sembuh sendiri, berlangsung selama beberapa jam tiap episode serangan, frekuensi serangan makin meningkat sampai timbulnya serangan akut yang berat.

Gambar 4. Glaukoma akut sudut tertutup primer (Dikutip dari kepustakaan 10)

e.

Pemeriksaan Penunjang Funduskopi : Papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan pada glaukoma simpleks. Tonometri : Tensi intra okuler pada stadium kongestif lebih tinggi dari pada stadium non kongestif. atrofi,seperti

Tonografi

: Menunjukkan outflow yang baik. Tetapi bila sudah ada perlengketan antara iris dan trabekula (goniosinekhia, sinekhia anterior perifer), maka aliran menjadi terganggu.

Gonioskopi

: Pada waktu tekanan intaokuler tinggi, sudut bilik mata depan tertutup, sedang pada waktu tensi intraokuler normal sudutnya sempit. Bila serangan dapat dihentikan maka sesudah 24 jam, biasanya sudut bilik mata depan terbuka kembali, tetapi masih sempit. Kalau terjadi serangan yang berlangsung lebih dari 24 jam, maka akan timbul perlengketan antara iris bagian pinggir dengan trabekula (goniosinekhia, sinekhia anterior perifer).

f.

Diagnosis Banding Serangan glaukoma akut mungkin salah terdiagnosis jika perhatian kita hanya

terpaku pada gejala-gejala sistemik. Hyperemia dari mata bisa disalah tafsirkan sebagai kojungtivitis (kedua mata pupilnya normal) dan irirtis (di sini pupil yang terkena menciut).

1. Sakit

Glaukoma Sudut Tertutup Hebat Prostrating +

Iritis akut Sedang sampai hebat

Konjungtivitis akut Membakar, gatal

2. Injeksi silier 3. Injeksi konjungtiva 4. Kornea

++ Suram dan rincian iris tak tampak

Biasanya jernih, kadang-kadang terlihat dengan deposit pada permukaan posterior kornea Miosis, reaksi lambat atau absent

++ Jernih dan normal

5. Pupil

Semidilatasi, tak bereaksi terhadap sinar Dangkal Tinggi

Normal

6. COA 7. TIO

Normal Normal atau rendah 5

Normal Normal

8. Sekret 9. Visus 10. Serangan

Air Sangat turun

Air Turun sedikit

Pus Normal Perlahan

Mendadak Perlahan ( di kutip dari kepustakaan 1)

g.

Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut, adalah segera

menghentikan serangan akut dengan obat-obatan, melakukan iridektomi perifer sebagai terapi definitif, melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut, dan menangani sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis tindakan yang dilakukan. Pertolongan pertama adalah menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan serentak obat-obatan, yaitu asetazolamid HCl 500 mg, KCl 0,5 gr 3x/hari, timolol 0,5% 2 x 1 tetes/hari, tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotika 4-6 x 1 tetes/hari, dan terapi simtomatik.

h. 1.

Komplikasi Sinekia Anterior Perifer

Iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran humour akueus 2. Katarak

Lensa kadang-kadang membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa yang membengkak mendorong iris lebih jauh ke depan yang akan menambah hambatan pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut. 3. Atrofi Retina dan Saraf Optik

Daya tahan unsur-unsur saraf mata terhadap tekanan intraokular yang tinggi adalah buruk. Terjadi gaung glaukoma pada papil optik dan atrofi retina, terutama pada lapisan sel-sel ganglion. 4. Glaukoma Absolut

Tahap akhir glaukoma sudut tertutup yang tidak terkendali adalah glaukoma absolut. Mata terasa seperti batu, buta dan sering terasa sangat sakit. Keadaan semacam ini memerlukan enukleasi atau suntikan alkohol retrobulbar.

i.

Prognosis Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini 1. Bila tidak

mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak mendapat serangan diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama seperti mata yang dalam serangan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas s. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit FKUI, 2008.212 2. American Health Asisstance Foundation. How The Build Up of Aqueous Humor Can Damage The Optic Nerve 2000;

http://www.ahaf.org/glaucoma/about/understanding/buil-up-of-aqueous.html [diakses tanggal 10 Oktober 2008] 3. Anonim. Glaukoma 2004; http://www.medicastore.com [diakses 20 April 2006] 4. Epstein DL. Chandler and Grants Glaucoma. 3rd ed. Philadelphia: Lea & Febiger, 1986.211-42. 5. Epstein DL, pavan-langston D. Glaucoma In: Pavan-Langston D, editors. Manual of Ocular Diagnosis and Theraphy. 2nd ed. Boston: little, Brown and Company, 1980. 201-3. 6. Stamper RL, Lieberman MF, drake MV. Angle-Closure Glaucoma With Pupillary Block In: Diagnosis and Theraphy of The Glaucomas. 7th ed. New York: Mosby, 217. 7. Burt K, Freeman S, Jeanbart L, Tee L, Santos M. Glaucoma 2006.

http://www.suncoastretina.com [diakses tanggal 10 Oktober 2008] . 8. Ilyas s. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyait Mata. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005. 97-101. 9. Vaughan DG, Asbury T, Riodan P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika, 2000. 232- 33. 10. International Council of Ophthalmology. Glaucoma: Acute Closed-Angle Glaucoma 2008. http://www.icoph.org/med/glaucoma/glaucoma01.html [diakses tanggal 10 Oktober 2008] 11. http://phoenixvilleeyecare.com/ptinfoglaucoma3.shtml [diakses tanggal 10 Oktober 2008] 12. Gondhowiardjo TD, Simanjuntak GWS. Panduan Manajemen Klinis PERDAMI. Jakarta: PP PERDAMI, 2006. 39. 13. kanski JJ. The Galucomas In Clinical Opthalmology: A Systematic Approach. 3rd Edition. Oxford: Butterwoth-Heinemann Ltd, 1994.235.

Anda mungkin juga menyukai