Anda di halaman 1dari 6

Materi ini diawali dengan pemahaman dari makna intuisi yang digunakan ketika melihat sesuatu baik visual

atau tulisan. Intuisi seringkali disebut dengan feeling, yakni bisikan hati abikat mendengar suatu ungkapan bahasa. Dengan intuisi kita bisa melihat apakah ada dusta, gombal, menghibur atau persuasi yang dibawakan oleh orang, dan intuisi kebahasaan itulah yang membuat orang mempunyai strategi untuk melakukan antisipasi dari maksud dan niat lawan bicara. Disisi lain banyak dari pakar bahasa tidak memperdulikan intuisi, alasannya cukup mudah karena sebagai ilmu teoritik bahasa ada dalam domain hukum dan logika umum. Berarti analisis yang dilakukan selalu atas nama kebenaran ilmiah. Padahal kebenaran ilmiah sendiri bersifat umum dan abstrak. Karena itulah teori bahasa sering menutup mata pada hal yang unik, khas atau individual. Padahal cukup mudah untuk kita menemukan sebuah kebenaran langsung tanpa harus berfikir lebih dengan njlimet dan teoritis. idak !arang menganalisis bahasa dengan dipenggal"penggal berdasar gramatika, padahal terdapat konteks , kondisi dan suasana yang membentuk bahasa itu sendiri. Dalam aplikasinya manusia berbahasa tidak pernah statis, selalu ada sesuatu yang yang baru seperti metafora, kosakata, !argon, dan ungkapan. Karena manusia sendiri bukan robot yang kesehariannya pakem terhadap satu hal. Di dalam bahasa terdapat faktor internal yang membuat bahasa lebih bermaka, tanpa harus melihat cocok tidaknya bahasa tersebut. Intelektualisme harus diberdiri pada konteks budaya, !ika tidak intelektualisme hanya bagian dari plagiarisme atau mengikuti alur yang ada. #i olol yang Beri!a$ah Di dalam akademik intuisi bahasa bersifat ilmiah, apabila dimulai dari sesuatu yang konkret maka dapat dibuktikan secara logis dan ob!ektif. #ehingga sifat kontekstual, kondisional dan dinamis bisa diterapkan dalam membaca sebuah iklan. Dalam pemahamannya ini bertentangan dengan hukum dari logika umum yang mungkin dikaitkan dengan adagium, akan tetapi disini kita berhadapan dengan sub!ek hidup yang unik dan dinamis.

Di pemahaman secara makro, intuisi kerap di!adikan perhatiaan khusus.

erutama

kritik yang diungkapkan Maslow di dalam buku literasi tentang kurangnya pengalaman seseorang untuk memahami sebuah ob!ek. Dalam proses pengembangan potensi !ika terlalu banyak teori yang dimasukkan akan membuat intuisi dari seorang individu ini tumpul. %tau memisahkan teori dari pengalaman dan praktek membahayakan teori itu sendiri. Pendidikan yang dikritik oleh Maslow berlandaskan hasil yang akan dicapai bukan dari cara"cara. Keta!aman intuisi dan kreativitas berpengaruh cukup besar dalam masa"masa produktif seseorang. Dimana orang aktif di dalam lingkungan peker!aanya. Karena, setiap personal ditengarai mempunyai impian atau hasrat yang berkelindan dengan kebutuhan sendiri seperti aman, se!ahtera dan terkenal. Berdasar kenyataan hal itu hanya ada satu yang bisa dipetik, kita bebas dalam berintuisi. Kerangka piker lama menyebut bahwa teori adalah bukti keilmiahan satu" satunya oleh karena itu tidak mengakui keilmiahan intuisi. Perencanaan dan &akikat Bahasa Institusi kebahasaan apat !uga dilakukan dengan memahami eksistensi penetapan tu!uan pada perencanaan strategi. Intuisi !uga dapat mewu!udkan simpulan yang ob!ektif. Proses penetapan tu!uan adalah kadar analitis yang merupakan pengembangan dari intutif, analitis tidak bisa dikategorikan sebagai pakar yang baik. Intuisi sangat berpengaruh dalam porsi pemikiran strategis, sedangkan anasir analisis lebih kepada menguasai porsi perencanaan taktis. Didalam penetapan tu!uan terdapat pepaduan antara peramalan lingkungan dan pertimbangan eksternal. 'ngkapan bahasa secara verbal sesuatu tidak akan se!elas dan setepat pengalaman langsung. (ontoh, apakah lampu neon itu) Pasti kita akn kesulitan men!elaskan, lebih mudah !ika kita mengambil sebuah lampu neon dan menyodorkanya, *ini lho lampu neon+, Makna bahasa sangat samar betapa bahasa bersifat muliungsi, fungsi simbolik merupakan sesuatu yang dapat melambangkan dan !uga mewakili ide, pikiran,

perasaan atau tindakan. %mbiguitas dan kesamaraan dalam dimensi eksternal kebahasaan ditengarai merupakan kelemahan suatu bahasa. -ungsi afektif berkaitan dengan bagaimana kemanusiaan pembaca dapat tersentuh. sehingga pembaca dapat berempati kemudian bersimpati. %kibat kesamaraan dan ambiguitas yaitu bahasa men!adi tidak e.plicit. Karena bahasa sering kali tak mampu mengungkapkan atau mewu!udkan gagasan secara tepat dan menyeluruh. /nergi Bahasa dan Kesamaran Dapat dipertegas bahwa semua kelemahan bahasa datang dari aspek kesamaran dan ambiguitas. Kelemahan disini membuat bahasa sering tidak eksplisit dan tergantung pada konteks yang dibawa. Ini pula yang membuat iklan sering membingungkan, andaikata kebingungan tidak begitu terasa itu karena canggihnya visualisasi. api kita tidak bisa serta merta melihat kelemahan itu secara hitam dan putih, berkat kelemahan itu men!adi ciri khas bahasa manusia yang semakin kokoh. Bahkan ciri tadi men!adi keseluruhan pembeda utama manusia dengan makhluk lainnya. (iri dapat di!elaskan men!adi, dualitas. %rtinya bahasa selalu punya sistem bunyi dan makna. Ketika menyebut kata iklan ada bunyi i"k"l"a"n dan makna di benak kita meru!uk pada sesuatu secara arbitrer atau konvensional dimaknai iklan. Kedua, produktif, yang artinya unsure bahasa mampu menghasilkan terus"menerus unsur"unsur baru. Ketiga, arbitrer, alias mana suka. idak ada aturan. Keempat pertukaran peran, artinya dalam aktivitas komunikasi orang pasti akan melakukan pertukaran peran. #eperti komunikan dan komunikator yang silih berganti. Kelima, pen!auhan, sesungguhnya bahasa sehari"hari dapat men!auh dekatkan diri kita dengan peristiwa yang ter!adi di masa lalu, masa kini dan masa depan. Kita yakin bahwa bahasa manusia bersifat istimewa, manusia adalah animal symbolism yaitu hewan yang menggunakan symbol dalam berinteraksi, dan secara sadar symbol sangat dibutuhkan dan berperan sangat penting untuk menyatakan perasaan. Bahasa sendiri mempunyai struktur realitas dan fakta, dalam ungkapan lainnya bahasa adalah gambaran realitas yang berarti agar dapat mengungkapkan struktur realitas

dibutuhkan sistem symbol bahasa yang memenuhi syarat logis. Kelogisan ini bisa memberikan petuntuk bahwa keseluruhan pemakaian bahasa seperti kalimat dilakukan dengan tepat, sehingga mewakili keadaan faktual tertentu. Keterikatan bahasa dengan logika sudah di!adikan bahan perdebatann se!ak $aman 0unani. %da dua kelompok filusuf, naturalis dan konvensionalis yang memperdebatkan apakah bahasa dikuasai alam atau konvensi. (ratylus menegaskan bahwa semua kata mempunyai ru!ukan !adi ada pertalian antara bunyi dan apa yang dimaksudkan. etapi lebih dari itu timbul etimologi 1pencarian usul sebuah kata2 dan metafora 1pencarian makna dari pemakaian yang menyimpang2. #edangkan konvensional berpendapat bahwa makna kata datang dari kesepakatan yang dilandasi tradisi, adat, atau kebiasaan"kebiasaan. Di dalam per!alanan maknanya bisa berubah atau dapat dirubah. 3alu datanglah era filusuf yang modern seperti #ocrates, Plato dan %ristoteles yang menyadari bahwa bahasa bisa men!elaskan berbagai persoalan metafisis yang rumit dan sangat mendasar. Mereka menemukan metode pen!elas yang disebut dengan analisis bahasa, metode ini disebut dialektik"kritis oleh #ocrates. idak hanya melihat bahasa sebagai alat berkomunikasi tapi !uga menyadari kea!aiban metafisisnya. etapi tidak men!awab kenapa kesamaran dan ambiguitas !adi kendala berbasaha. Dalam buku disebutkan andai ada iklan yang sukses, pertama"tama itu bukan karena piawaiannya dalam mengemas simbol bahasa, melainkan kepandaiannya mengeksploitasi artis"atris di iklannya. Dampaknya, komunikasi antar masyarakat kita tetap sa!a gagal. 4amun berdasarkan argumen sebelumnya sebagai mahasiswa 14oor2 masih kurang setu!u dengan hal tersebut, karena pernggunaan !ingle dan penulisan atau copywriting mempunyai peran yang cukup kuat dalam iklan tidak serta merta hanya eksploitasi artis. Ketika kita lihat contoh nyata adalah eh Botol #osro yang mempunyai !argon

*%papun makanannya minumnya teh botol sosro, itu sangat mengena di dalam pikiran manusia. Kemudian dengan iklan 4ano"4ano yang berisi *%sin asem manis rame rasanya, !uga masuk kedalam pemikiran manusia dan contoh yang lebih terbaru adalah iklan dari % Mild yaitu 5o %head, dimana kata 5o %head sudah bisa men!adi

kekuatan yang tidak bisa dikalahkan dengan tagline lain sehingga kebanyakan rokok meniru dengan konteks serupa. u!uan -ilosofis Menulis Pendapat disampaikan -rank 6 D7%ngelo yaitu tiap !enis karangan mengandung tu!uan. Pada umumnya tu!uan tulis menulis ada informasi, meyakinkan,.menghibur, dan ekspresi diri dan di dalam prakteknya sering kali keempatnya tumpang tindih. Di dalam lan!utannya tidak ada keterangan yang diberikan oleh D7%ngelo. dan deskripsi yang setiap satuan pembentuknya mempunyai tu!uan tersendiri. Dan &ugo &artig memaparkan ada tu!uh tu!uan tulis"menulis, u!uan penugasan Penya!i iklan menulis bukan berdasar keinginan sendiri tapi karena tugas, seperti advertorial. u!uan altruistik Menghibur dan menyenangkan penonton u!uan persuasif Meyakinkan pembaca dengan gagasan yang diutarakan u!uan penerangan Memberi informasi atau penerangan pada beritanya u!uan ekspresi"diri Menon!olkan diri sendiri pada pembaca u!uan kreatif Meraih norma atau nilai artisitik yang ideal u!uan solutif etapi

bahwasannya ada bentuk karangan yang umumnya dikenal yaitu argumentasi, narasi,

Berkesan ingin meneliti, men!elaskan kemudian memecahkan suatu masalah dari gagasannya. %kan tetapi &artig mirip dengan D7%ngelo dan pen!elasaanya terlalu formal dan menurut penulis !ika dikaitkan dengan iklan akan tumpang"tindih. Iklan bisa diletakkan dalam berbagai sudut tu!uan seperti yang dilukiskan oleh &argif, bisa bertu!ual altruistik, dsb. Padahal ada satu tu!uan yang sangat krusial yaitu tu!uan filosofis. Disini penya!i iklan berusaha membuat pembaca merenung dan melakukan refleksi diri. Perenungan sendiri ter!adi karena ada !arak antara ob!ek bahasan dan diri dari pembaca. Budaya sangat mempengaruhi komnikasi dalam berbagai aspek, oleh karena itu komunikasi tidak hanya berkata"kata tetapi !uga perilaku yang mendasari apa yang ter!adi. &arus !eli melihat perilaku dan gerak"gerik dari lawan bicara karena tanpa ke!elian kita tidak tau apa maksud dari lawan bicara kita. &asrat reflektif diungkapkan secara efektif dengan nada tulisan, rasaan, lalu diksi. Kita !uga bisa mengungkapkan dengan simbolisasi, ima!inasi dan metafora. Berpatokan pada beberapa hal sebelumnya andaikan &artig memasukkan karya sastra sebagai tu!uan kreatif dianggap agak keliru karena kreatif tidak serta"merta mengacu pada karya sastra tetapi bisa berwu!ud tulisan apa sa!a yang mengandung banyak unsur tetapi bertu!uan filosofis. Dan implikasinya kita dapat memprogram semua ima!inasi, harapan dan tu!uan dari penya!ian iklan kita secara nalar dan strategis. Begitu sebaliknya dengan memahalmi energi bahasa sehingga dapat menguak misteri dibalik sihir iklan.

Anda mungkin juga menyukai