Anda di halaman 1dari 5

ALIFAH ISMAWATI/1206212382

Konveksi Bebas Tugas 1 : nomor 3 Apa yang anda ketahui tentang perpindahan kalor konveksi? Batasan apa yang harus dipenuhi agar suatu proses perpindahan kalor bisa,dikatakan terjadi secara konveksi alami? Jawab : Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Terjadinya arus konveksi pada zat cair dan gas disebabkan adanya perbedaan massa jenis zat. Pada bagian yang dipanaskan, massa jenis zat lebih kecil daripada bagian yang tidak dipanaskan. Akibat fluida menerima kalor, maka fluida akan memuai dan menjadi kurang rapat. Fluida yang lebih rapat pada bagian atas itu turun mendorong fluida yang panas menuju ke atas. Gerakan ini menimbulkan arus konveksi. Pada bagian fluida yang dipanaskan akan memiliki massa jenis menurun sehingga mengalir naik ke atas. Batasan yang harus dipenuhi agar proses perpindahan kalor dapat dikatakan konveksi alami adalah tidak ada gaya luar yang membuat fluida itu bergerak. Fluida bergerak hanya karena perbedaan densitas yang menyebabkan gaya apung akibat dari medan gaya yang bekerja padanya (contoh: medan gaya gravitasi dan medan gaya sentrifugal) sehingga membuat fluida itu bergerak.

Tugas 1 : nomor 4 Jelaskan apa yang anda ketahui tentang buoyancy force dan body force? Bagaimana kedua gaya tersebut dapat mempengaruhi pergerakan fluida pada perpindahan kalor konveksi alami? Jawab : Menurut hukum Archimedes, suatu benda yang berada di dalam fluida mengalami gaya apung atau angkat yang sama dengan massa fluida yang dipindahkannya. Gaya apung yang dialami oleh suatu benda sangat tergantung dari massa jenis benda dan fluida itu sendiri. Jika benda memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada massa jenis fluida, maka benda itu akan mengapung. Dan jika benda memiliki massa jenis lebih besar daripada massa jenis fluida, maka benda akan tenggelam. Tetapi jika benda memiliki massa jenis yang sama dengan fluida, maka benda akan melayang di dalam fluida. Gaya apung yang dialami oleh benda karena perbedaan densitas ini yang dinamakan buoyancy force. Fluida yang mengalami

kenaikan suhu hingga mengalami penurunan densitas, akan bergerak ke atas karena adanya gaya apung. Suatu benda yang mengalami gaya apung, juga akan mengalami gaya badan ( body force ). Body force adalah gaya yang bekerja pada volume benda. Contoh dari gaya badan adalah gaya gravitasi, gaya elektromagnetik dan sebagainya.

Tugas 1 : nomor 5 Jelaskan tentang analisis lapisan batas ! bagaimana analisis tersebut dapat membantu penyelesaian permasalahan perpindahan kalor konveksi? Jawab : Untuk menganalisis masalah perpindahan kalor , kita harus terlebih dahulu mendapatkan persamaan diferensial lapisan batas suatu benda. Hal ini dilakukan karena lapisan batas merupakan daerah yang masih terdapat gradien suhu dalam aliran. Analisis ini dapat membantu penyelesaian permasalahan perpindahan kalor konveksi karena analisis ini merupakan analisis yang harus diketahui dan dibutuhkan ketika penyelesaian permasalahan perpindahan kalor selanjutnya.

Konveksi Paksa TUGAS 2 : NOMOR 1 Apa yang dimaksud dengan analisa dinamika fluida? Bagaimana analisis ini membantu dalam menyelesaikan permasalahan pada perpindahan kalor konveksi paksa?

Jawab : Perpindahan panas secara konveksi erat kaitannya dengan gerakan atau aliran fluida. Salah satu segi analisa yang paling penting adalah analisis dinamika fluida. Analisis dinamika fluida merupakan suatu analisa yang bertujuan untuk mengetahui jenis aliran suatu fluida. Jenis aliran ini dapat diketahui dari hasil perhitungan bilangan Reynoldnya, yaitu :

Dengan :

Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran dinamakan laminar, transisi atau turbulen. Klasifikasi aliran berdasarkan bilangan Reynolds dapat dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut: Re < 2300 Aliran Laminer 2300 < Re < 4000 Aliran Transisi Re > 4000 Aliran Turbulen

a. Aliran Laminar Aliran laminar terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan kontinu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminer terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair mempunyai kekentalan besar. Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau laminalamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan.

Gambar 1. Aliran laminar

b. Aliran Turbulen Aliran turbulen terjadi apabila pergerakan dari partikel- partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran.

Gambar 2. Aliran turbulen c. Aliran transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.

Analisis dinamika fluida ini membantu memberikan penyelesaian masalah pada perpindahan kalor konveksi paksa. Dengan mengetahui jenis aliran ini, kita mengetahui langkah apa yang harusnya dilakukan selanjutnya untuk menyelesaikan permasalahan konveksi paksa. Bila suatu fluida mengalir secrara laminar sepanjang suatu permukaan yang mempunyai suhu berbeda dengan suhu fluida, maka perpindahan panas terjadi dengan konduksi molecular dalam fluida maupun bidang antara (interface) fluida dan permukaan. Sebaliknya dalam aliran turbulen mekanisme konduksi diubah dan dibantu oleh banyak sekali pusaran-pusaran (eddies) yang membawa gumpalan fluida melintasi garis aliran. Partikelpartikel ini berperan sebagai pembawa energy dan memindahkan energi dengan cara bercampur dengan partikel fluida tersebut. Karena itu, kenaikan laju pencampuran (atau turbulensi) akan juga menaikkan laju perpindahan panas dengan cara konveksi.

Tugas 2 : NOMOR 4 Jelaskan tentang metode NTU-efektifitas serta keunggulannya. Kapan metode ini dapat diaplikasikan?

Jawab :

Pendekatan LMTD dalam analisis penukar kalor dapat digunakan bila suhu masuk dan suhu keluar diketahui. Namun apabila suhu masuk dan suhu keluar tidak dapat ditentukan maka analisis LMTD akan menggunakan iterasi karena LMTD merupakan suatu fungsi logaritma. Dalam hal demikian analisis akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan metode yang berdasarkan atas efektifitas penukar kalor dalam memindahkan sejumlah kalor tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah mampu menganalisis perbandingan berbagai jenis penukar kalor dalam memilih jenis yang terbaik untuk melaksanakan pemindahan kalor tertentu. Efektifitas penukar kalor didefinisikan sebagai berikut :

Perpindahan kalor yang sebenarnya dapat dihitung dari energi yang dilepaskan oleh fluida panas atau energi yang diterima oleh fluida dingin untuk penukar kalor aliran lawan arah :

Dimana : q m ch cc Th1 Th2 Tc1 Tc2 = perpindahan panas = laju aliran massa = kalor spesifik fluida panas = kalor spesifik fluida dingin = suhu masuk fluida panas = suhu keluar fluida dingin = suhu masuk fluida dingin = suhu keluar fluida dingin

Sedanngkan persamaan untuk efektifitas dalam aliran sejajar adalah : [ Dan persamaan untuk efektifitas dalam aliran lawan arah adalah : [ Dimana [ ] ]

adalah jumlah satuan perpindahan (number of transfer unit = NTU)

Anda mungkin juga menyukai