Anda di halaman 1dari 86

2013

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS

POKJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Uraian Kerja ............................................................................ S-1 Pasal 2 Persyaratan Khusus ............................................................... S-3 Pasal 3 Pagar Pengaman dan Papan Proyek....................................... S-5 Pasal 4 Pekerjaan Persiapan ............................................................... S-6 Pasal 5 Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja ................................. S-10 BAB II PEKERJAAN STRUKTUR Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan .......................................................... S-12 Pasal 2 Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan...................................... S-15 Pasal 3 Pekerjaan Beton Bertulang ...................................................... S-25 BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR Pasal 1 Pekerjaan Adukan dan Campuran ........................................... S-32 Pasal 2 Pekerjaan Pasangan batu Gunung .......................................... S-33 Pasal 3 Pekerjaan pasangan Batu Bata Ringan ................................... S-35 Pasal 4 Pekerjaan Beton Non Struktural .............................................. S-36 Pasal 5 Pekerjaan Kayu ....................................................................... S-38 Pasal 6 Pekerjaan Panel Daun Pintu .................................................... S-41 Pasal 7 Pekerjaan Pasangan Keramik ................................................. S-42 Pasal 8 Pekerjaan Pengecatan ............................................................ S-44 Pasal 9 Pekerjaan Kusen Alumunium .................................................. S-48 Pasal 10 Pekerjaan Dinding Partisi ...................................................... S-51 Pasal 11 Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan jendela ........................... S-53 Pasal 12 Pekerjaan Rangka Atap ......................................................... S-57 Pasal 13 Pekerjaan Langit Langit ..................................................... S-59 Pasal 14 Pekerjaan Batu Koral Merah .................................................. S-61 Pasal 15 Pekerjaan Water Proofing...................................................... S-62 Pasal 16 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof dan Atap Kaca .............. S-64 Pasal 17 Pekerjaan Lansekap .............................................................. S-66 Pasal 18 Pekerjaan Pagar BRC ........................................................... S-66 Pasal 19 Pekerjaan Perkerasan ........................................................... S-68

|SPESIFIKASI TEKNIS -

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Pasal 20 Pekerjaan Hot Mix ................................................................. S-71 Pasal 21 Pekerjaan Drainage ............................................................... S-72 BAB IV SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL Pasal 1 Sistem Elektrikal ...................................................................... S-74 BAB V PENUTUP ............................................................................................ S-83

|SPESIFIKASI TEKNIS -

ii

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

BAB I PEKERJAAN PENDAHULUAN Pasal 1 Uraian Pekerjaan 1.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : 1.1.1 1.1.2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 1.1.3 1.1.4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Bangunan Gedung Kantor Bangunan Mess Rumah Pengelola Pos Satpam Gudang Saprodi Gudang Kompos/Media Laboratorium Kultur Laboratorium Uji Mutu Gedung Serbaguna Rumah Genset Rumah Kassa 1 Rumah Kassa 2 Bangunan Rumah Kebun Tempat Prosesing Biji Bak Persemaian Biji Tempat Perbanyakan Tempat Transplating Tempat pembesaran Pekerjaan Lansekap Pekerjaan Site Development Pekerjaan Pagar Pekerjaan Sarana Pengairan Pekerjaan Area Parkir Kantor Pekerjaan Instalasi Air Bersih Pekerjaan Gapura Pekerjaan Jalan Pekerjaan Drainase Pek Tiang Bendera Pekerjaan Tempat Sampah

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-1

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

1.1.1

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika dengan bentuk dan ukuran seperti yang ditunjukan pada gambar dan dokumen lainnya.

1.1.2

Selain pekerjaan utama yang disebut diatas, maka Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan lain yang merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor, misalnya : a. Membuat papan nama pekerjaan. b. Mobilisasi material c. Quality Cotrol d. As Build drawing e. Foto dokumentasi f. Pengurusan Ijin, jika ada

1.1.3

Pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan suatu kesatuan sistem yang tak bisa dipisahkan.

1.2 1.2.1

Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal sebagai Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan gedung Bertingkat yang ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak/meminta agar personil Site Manager dan Personil Kontraktor lainnya diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi kualifikasi atau tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini.

1.2.2

Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan.Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-2

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah : a. Mesin Las b. Beton Molen c. Mesin Listrik (Gen-set) d. Mesin Pemadat (Stamper Compaction Equipment) e. Pompa Air f. Alat-alat ukur lengkap

g. Bor Listrik h. Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang i. Dan alat-alat lainnya yang diperlukan

Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam lampiran penawaran kontraktor. 1.2.3 Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site dan hal lain yang dapat mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang up to date.Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan sebagai alasan untuk mengajukan claim. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknis, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk dari Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis Pengelola Proyek. 1.2.4 Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib melakukan pendekatan dengan Masyarakat setempat untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. 1.2.5 Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus bisa mengatur dan menjamin bahwa kegiatansekitar tidak terganggu. Pasal 2 Persyaratan Khusus 2.1 Standar-standar yang berlaku. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-3

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu : 2.1.1 SK.SNI.T-15-1991-03

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 2.1.2 SK.SNIS-04-1989-F SK.SNIS-05-1989-F SK.SNIS-06-1989-F Tentang Spesifikasi Bahan Bangunan 2.1.3 2.1.4 2.1.5 American Society For Testing & Materials (ASTM) Standar Industri Indonesia (SII) AV 1941/SU 41 : Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken. 2.1.6 2.1.7 2.1.8 American Institute of Steel Construction (AISC) American Welding Society (AWS) Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun standarstandar Nasional lainnya maka diberlakukan standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan. Persyaratan lain yang mengikat adalah : 2.1.9 Dokumen Lelang berupa gambar-gambar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

2.1.10 Berita Acara Aanwijzing Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan, untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan rencana. 2.1.11 Berita Acara Rapat Lapangan 2.1.12 Perintah tertulis Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang disampaikan pada Buku Harian Lapangan atau surat resmi. 2.1.13 Brosur resmi (user manual) dari Produsen yang materialnya digunakan. 2.1.14 Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat izin/persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk Surat Persetujuan Bahan. Material yang masuk tanpa

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-4

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak untuk menolak atau memerintahkan pembongkaran dan tidak diprogress. 2.1.15 Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan lapangan terbuka)tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa ijin dari Direksi Proyek/Konsultan Pengawas 2.1.16 Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi / Konsultan Pengawas yangdiaplikasikan dalam bentuk Surat Ijin Kerja. Pekerjaan yang dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diprogress. 2.2 Ukuran dan Patokan. Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai peil + 0,00 (datumline) dari pekerjaan ini mengikuti peil pada pekerjaan tahap I yang

telah ditentukan. Apabila BM yang dipasang berubah letak atau rusak maka dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib membuat BM yang baru, dimana BM yang dibuat harus kokoh/kuat dan tidak bergerak selama masa pelaksanaan. Kontraktor wajib menambahkan jika diperlukan oleh

Direksi/Konsultan Pengawas.BM yang baru tersebut terbuat dari balok beton dengan titik yang terbuat dari besi dia. 24 cm. Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu standby di Job Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus diukur bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi untuk dilaksanakan. Pasal 3 Pagar Pengaman dan Papan Nama Proyek 3.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk pengaman, atas biaya kontraktor. 3.2 Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi beban Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-5

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Pasal 4 Pekerjaan Persiapan 4.1 Sebelum Pekerjaan Dimulai

Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu dan lain-lain tidak ada lagi di Job Site.Dengan demikian seluruh Job Site terlihat denga jelas.Demikian pula seluruh bekas pondasi, baik dari kayu maupun pasangan batu atau beton harus dicabut/dibersihkan. 4.1.1 Pekerjaan Persiapan

1. Pengukuran di Lapangan untuk Mutual Check (MC). Sebelum pekerjaan kami laksanakan, maka kami melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing. Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap utama ( Bench Mark ) yang akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Kami akan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu utama dengan jarak + 500 m atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta harus tertanam sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak meudah berubah bentuk dan posisinya. Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar pelaksanaan (Construction Drawing). Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Pengguna Jasa khususnya pada lokasi tikungan jarak

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-6

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan. Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, kami akan melakukan pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (As built Drawing) Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak

memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau stick proof, misalnya kedalaman fondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya. Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah disyahkan oleh Direksi pekerjaan. Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung oleh Penyedia Jasa berdasarkan gambar kerja dan disetujui Pengguna Jasa. Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check (MC-0%) pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa. Kegagalan Penyedia Jasa dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa atas MC-0% yang ia sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai alasan Penyedia Jasa untuk mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.

Kami akan menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan dalam format MC-100% kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan. 2. Pembersihan Lokasi / land clearing Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan harus dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-7

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

perdu, semak belukar dan Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan. Kami akan membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka kami akan melindunginya dari kerusakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembersihan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m2, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, overhead dan keuntungan Penyedia Jasa. 3. Mobilisasi Dan Demobilisasi Semua fasilitas, instalasi, dan alat alat yang didirikan atau dibawa ke lokasi proyek, dianggap sebagai penyediaan untuk proyek, kecuali Direksi secara tertulis menentukan lain untuk hal tersebut diatas. Dalam hal ini Penyedia Jasa hanya bertanggung jawab agar penyediaan itu mencukupi dan efisien, serta dapat melindungi, menjalankan, memperbaiki dan mempersiapkan fasilitas instalasi dan alat alat. Alat alat tersebut tadi tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari lapangan sebelum pekerjaan selesai tanpa izin tertulis dari Direksi Pekerjaan. Semua fasilitas, instalasi, dan alat alat dilapangan, juga menjadi wewenang Direksi untuk memiliki dan menggunakannya untuk lingkup pekerjaan di Kontrak, dan Penyedia Jasa membuat tanda pengesahan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Pembersihan Akhir Jika pekerjaan telah selesai seluruhnya, Pemborong harus memindahkan semua fasilitas, instalasi, dan alat alat dari proyek yang akan menjadi bagian yang permanen dari bangunan lapangan akan diserahkan hingga memuaskan Direksi dalam keadaan bersih bebas dari kotoran, material material yang sudah tak digunakan dan alat alat bantu sementara.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-8

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

4.2

Setelah Pekerjaan Selesai Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100 (seratus) %.

4.3 4.3.1

Selama Pekerjaan Berlangsung Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian job site selama pekerjaan berlangsung.

4.3.2

Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan jalan raya yang dilalui oleh kendaraan yang mengangkut material dari dan ke job site.

4.3.3

Kontraktor bertanggung jawab atas kelancaran lalu lintas umum di sekitar job site.

4.3.4

Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya di sekitar job site yang jelas-jelas diakibatkan oleh kegiatan Kontraktor.

4.3.5

Kontraktor harus berupaya sedemikian rupa, sehingga selama masa pelaksanaan, bangunan-bangunan disekitar pekerjaan tidak mengalami

kerusakan. Kontraktor harus menangani hingga tuntas semua claim dari tetangga akibat pelaksanaan pekerjaan ini. 4.3.6 Kontraktor harus menjamin bahwa selama pekerjaan berlangsung kegiatan perkantoran tidak tergannggu. 4.3.7 Kebersihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi : 4.3.7.1 Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pembuangan berbagai jenis sampah. 4.3.7.2 Kebersihan terhadap jenis kotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata dan serpihan kayu, dll. 4.3.7.3 Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material dan peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-9

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

4.5

Gudang Material Kontraktor wajib membuat gudang material dan peralatan, Gudang tersebut terutama dimaksudkan untuk penyimpanan material dan peralatan yang memerlukan perlindungan dari alam ataupun terhadap pencurian.

4.6 4.6.1

Generator Set & Penyediaan Air Sementara. Genset Untuk keperluan perlengkapan pada malam hari dan untuk keperluan bekerja, Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan satu set Generator dengan kapasitas sesuai keperluan.

4.6.2

Untuk keperluan pekerja dan Direksi, Kontraktor wajib menyediakan tempat penampungan air yang bersih. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan sesuai standar WHO. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan akibat yang timbul dari pemakaian air yang tidak memenuhi syarat tersebut.

4.7

Jalan Masuk Sementara. Jika dianggap perlu, direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk membuat jalan masuk sementara yang memungkinkan kelancaran pemasukan material dan sebagainya. Sejauh mungkin jalan masuk sementara tersebut, dapat ditingkatkan sebagai jalan yang memang menjadi bagian dari lingkup pekerjaan Kontraktor. Pasal 5 Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja

5.1

Metode Pelaksanaan Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site Manager harus memberikan rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan. Metode pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi, Konsultan Perencana dan konsultan pengawas.Hasil dari presentasi metode pelaksanaan setelah disetujui bersama oleh Direksi, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas merupakan keputusan yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini.

5.2 5.2.1

Gambar Kerja. Kontraktor wajib membuat gambar kerja/shop drawing atas rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-10

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

5.2.2

Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas, berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk membuat gambar kerja (shop drawing) atas bagian-bagian pekerjaan yang memerlukan penjelasan lebih detail.

5.2.3

Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika shop drawing telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, yang ditandai dengan tanda tangan diatas gambar tersebut.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-11

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

BAB II PEKERJAAN STRUKTUR Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan 1.1 Pengukuran 1. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada pemberi tugas untuk dimintakan keputusan. 2. Segala pengukuran tapak menjadi tanggung jawab Pemborong. 1.2 1.2.1 Pekerjaan Tanah Ruang Lingkup Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran. Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian. Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan,

penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan. 1.2.2 ACUAN NORMATIF Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah. SNI 03-1966-1989 SNI 03-1965-1990 SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis. : Metode Pengujian Kadar Air Tanah. : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-12

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

SNI 03-1976-1990

: Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang mengandung Butir Kasar

SNI 03-2636-1992

: Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Bangunan Sederhana

SNI 03-2832-1992

: Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah Maksimum

SNI 03-2828-1992

: Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir

SNI 03-3422-1994 SNI 03-3423-1994

: Metode Pengujian Batas Susut Tanah : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer.

SNI 03-3422-1994 SNI 03-3637-1994

: Metode Pengujian Batas Susut Tanah :Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan Benda Uji

1.3 1.3.1

KETENTUAN, PERSYARATAN DAN PELAKSANAAN Penebasan dan Pembersihan Semak Belukar Lingkup PekerjaanYang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan pembersihan dan pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang pohon, gelondongan kayu, belukar dan tanaman lain serta bahan non organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam batas wilayah garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan. Sebelumnya kami minta persetujuan Pengguna Jasa sebelum pekerjaan ini dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon, bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas bakar dipilih kami. dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan. Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar diklasifikasikan sebagai berikut : Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan buah-buahan,

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-13

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk perkebunan karet atau kelapa sawit termasuk tanaman sela, Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli,

Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran / sungai

Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh Pengguna Jasa berdasarkan kondisi lokasi pekerjaan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar dalam Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping sesuai dengan ketentuan dalam pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

1.3.2

Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping) (1) Lingkup Pekerjaan Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-areat) atau lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau printah Pengguna Jasa. Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Pengguna Jasa. Kami sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan. Klasifikasi pekerjaan sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut : Tipe-A : dilaksanakan secara manual Tipe-B : dilaksanakan secara mekanis/dengan alat berat

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-14

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

(2) Pengukuran Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-persegi (m2) yang dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan kami dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali dilokasi borrow-pit pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar. Pasal 2 Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan 2.1 2.1.1 Umum Uraian

1. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi timbunan. 2. Segala perubahan dan spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk memulai pekerjaan. 3. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini adalah timbunan dari tanah lempung. Adapun tanah lempung yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh Konsultan. Timbunan tanah lempung akan digunakan untuk stabilitas lereng sehingga kekuatan timbunan adalah faktor yang sangat kritis. 2.1.2 Survei

1. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan Kontraktor. 2. Kontraktor harus memuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan penampang dengan skala yang disetujui oleh Konsultan. Gambar penampang harus pada interval 10 m. Konsultan akan memverifikasi dan memeriksa gambar tampak dan penampang. 2.1.3 Peralatan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-15

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian, jumlah, type dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan. Pemilihan lingkungan. 2.2 2.2.1 Pekerjaan Timbunan Lingkup peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan

1. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah untuk timbunan. Galian dan timbunan pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang telah disetujui. 2. Timbunan/urugan kering (diatas elevasi air) menggunakan material lempung sesuai gambar rencana dan harus memenuhi kepadatan yang diisyaratkan pada spesifikasi ini. 3. Pekerjaan timbunan kering (lempung) harus dilakukan sesuai elevasi gambar rencana. 2.2.2 Toleransi Dimensi

1. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui. 2. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari air permukaan. 3. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan. 4. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan melebihi 300 mm. 2.2.3 Standar Rujukan

1. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian dibawah pengawasan Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah masing-masing pengujian dilaksanakan. 2. Pengujian mencakup : a. Analisis Saringan b. Pemadatan Lapangan : AASHTO T 88 78 : AASHTO T 99 74

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-16

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

c. Penetapan Batas Cair Tanah

: AASHTO T 89 69

d. Penetapan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 70 e. CBR f. Unit Weight : AASHTO T 193 72 : : ASTM d 2216

g. Water Content 2.2.4 Pengajuan Persetujuan Pekerjaan

1. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan. a. Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan. b. Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik dari permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan tersebut akan ditempatkan. 2. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sekurangkurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan : a. Dua contoh material timbunan masing-masing seberat 50 kg dari bahanbahan, salah satu akan ditahan oleh Konsultan untuk rujukan selama periode kontrak. b. Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi sifat yang ditentukan. 3. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain diatas timbunan : a. Hasil pengujian kepadatan. b. Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran membuktikan bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan. 2.2.5 Kondisi Tempat Kerja

1. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama pekerjaan pemadatan. 2. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistem drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-17

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan kedalam sistem drainase permanen.Penjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase sementara yang mengalirkan kedalam sistem drainase permanen. 3. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi pemadatan. 2.2.6 Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat

1. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki dengan mengupas permukaan tersebut dan membuang atau menambah material sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan pemadatan kembali. 2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan mengupas material disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader) atau peralatan lain yang disetujui. 3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan pengupas material disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata (grader) berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang istirahat antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Jika tidak atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan material terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar material tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan material kering yang memadai. 4. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini. 5. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan bahan-bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Konsultan, harus dilakukan pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan penggantian bahan-bahan.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-18

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

2.2.7

Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.

2.2.8

Pembatasan Cuaca Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air bahan-bahan material berada di luar batas yang ditentukan.

2.2.9

Royalti Bahan-bahan Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan royalti kepada pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.

2.2.10 Bahan-Bahan 1. Sumber Bahan-bahan. Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui. 2. Bahan Timbunan. a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM (khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah).Clay fraction (< 0.002 mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari hasil analisis saringan. b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88). c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45 % (AASHTO T90).

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-19

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

d. Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang ditunjukkan dari hasil test mineralogi. e. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki : Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih besar dari 60 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa. Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6. Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan 98 % Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan subgrade jalan. 2.2.11 Penempatan dan Pemadatan Timbunan 1. Persiapan Tempat Kerja. a. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai. b. Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya. c. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan pada timbunan yang ada, maka lerenglereng yang ada harus dipotong untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan horisontal. 2. Penempatan Timbunan. a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-20

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

b. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan. c. Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahanbahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan. d. Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat pada timbunan yang ada hingga disetujui oleh Konsultan. Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada ketinggian tanah dasar.Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan. e. Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan atau pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm. 3. Pemadatan a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. b. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahanbahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum (wet of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-21

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180. c. Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah. c. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan. d. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah sumbu areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama. e. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya. 4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan. b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud, maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada instruksi dari Direksi Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor. c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-22

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Direksi Teknik. 2.2.12 Jaminan Kualitas 1. Pengawasan Kualitas Bahan a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahanbahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut. b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang diajukan, maka pengujian kualitas bahanbahan tersebut harus diulangi lagi atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai perubahan yang diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya. c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ke tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang diperoleh dari setiap sumber. 2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah a. Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 300 mm. b. Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai

kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air optimum + 2%. c. Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian elevasi muka air rata-rata harus dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4 inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan oleh Tenaga Ahli/Insinyur.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-23

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

d. Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap 500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut. 3. Percobaan Pemadatan a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas. b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat pemadat dan kadar air harus diubahubah sampai kepadatan yang ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang selanjutnya. 2.2.13 Pengukuran 1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan disetujui.Metoda perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter. 2. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan akibat pekerjaan terasiring atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran, kecuali : a. Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau lunak atau untuk mengganti bahanbahan batuan atau keras lainnya.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-24

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

b. Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang kurang memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak dianggap bertanggung jawab. 3. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai timbunan di bawah bab ini. 4. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan. 5. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini akan dibayar sebagai timbunan di bawah bab ini. 6. Jumlah hasil kerja yang diukur dengan cara di atas akan dibayarkan berdasarkan mata pembiayaan di bawah ini. Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan, penyelesaian dan penempatan material, keuntungan jasa kontraktor serta semua kegiatan untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya. 7. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan. 8. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan di dalam bab ini. Pasal 3 Pekerjaan Beton Bertulang 3.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan untuk pekerjaan atau pemasangan sambungan kolom, ring balok, balok sloof dan bangunan lain yang ditunjukkan dalam gambar. 3.2 3.2.1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Persyaratan Material Referensi SKBI-2.3.53.1987 SNI 03-1727-1989 SNI 03-1728-1989 SNI 03-1736-1989 SNI 03-1750-1990 SNI 03-1756-1990 SNI 03-2461-1991 SNI 03-2495-1991

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-25

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 3.2.2

SNI 03-2834-1992 SNI 03-2847-1992 SNI 03-2854-1992 SNI 03-2914-1992 SNI 03-3976-1995 SK SNI S-36199003 SK SNI T-28-1991-03 SK SNI T-15-1992-03 Persyaratan Material

1. Portland Cement (PC) Semua PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Semua pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC, PC harus disimpan dengan baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai.PC yang telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan, PC harus disimpan sedemikan rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya. 2. Batu Split/Kerikil. Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989, atau daftar berikut ini : Split/Kerikil Pasir Ayakan % Lewat Ayakan (Berat Kering) 30 mm 100 10 mm 100 5 mm 90 100

25 mm 90 100

15 mm 25 60 2.5 mm 80 100 5 mm 0 10 2.5 mm 0 5 1.2 mm 50 90 0.6 mm 25 60

0.3 mm 10 30 0.15 mm 2 10

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-26

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

3. Air Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air tersebut dapat diminum. 4. Bahan Pembantu (Admixture). Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam BAHAN PEMBANTU sesuai dengan SNI 03-2495-1991.Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik. 5. Tulangan Baja. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar rencana dan bebas dari karat. Untuk tulangan baja dengan diamater 13 mm menggunakan baja tulangan deform/ulir (BjTD 40), dan untuk tulangan baja dengan diamater < 13 mm menggunakan baja tulangan polos (BjTP 24), dan dapat ditunjukkan dengan sertifikasi dari pabrik. Harus dilakukan pengujian minimum 2 sampel untuk tiap macam diameter dari setiap 20 ton besi.Pengujian ini dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.Semua pembengkokan, penyambungan dan panjang penyaluran harus sesuai dengan SK SNI T-15-1992-03. 3.2.3 Kualitas beton yang diinginkan Mutu beton/kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-225.Dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-27

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

3.3

Syarat dan Pengecoran Semua persyaratan bahan dan pelaksanaan harus memenuhi standar yang berlaku di Indonesia dan merupakan pemilihan bahan yang terbaik dengan pengawasan yang ketat dari Direksi/Konsultan Pengawas. Pemilihan bahan dan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan standar pelaksanaan akan mendapatkan hasil yang sempurna.

3.3.1

Rencana Kerja, Metode Pelaksanaan dan Ijin Pengecoran Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode pelaksanaan pengecoran caping beamkepada Konsultan Pengawas untuk

mendapat persetujuan tertulis, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Sebelum dilaksanakan pengecoran, dilaksanakan pemeriksaan bersama Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan apabila telah memenuhi syarat ijin pengecoran dapat dikeluarkan. 3.3.2 Trial Mix Design dan Perbandingan Adukan

1. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan rencana pengadukan beton/trial mixdesign untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian material di laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk semua material beton, atas biaya kontraktor. Berdasarkan analisa dan hasil test sampel tersebut, laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix design) dengan slump yang telah disyaratkan. Sebagai kontrol suatu campuran beton, data-data yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup : a. Tipe dan gradasi material agregat. b. Aspal agregat. c. Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat, modulus halus butir pasir, kadar lumpur, dll. d. Tipe dan merk PC. e. Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan). f. Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3.

g. Keterangan tentang beton (kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-lain). h. Hasil test silinder beton.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-28

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

2. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak boleh melampaui 0.50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut dapat diubah jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut di atas. 3. Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan percobaan beton silinder ( 15 cm tinggi 30 cm), atas biaya kontraktor. Jumlah silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2834-1992.Copy hasil test harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. 4. Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contoh campuran dan pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Suatu kali jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70 % dari beton umur 28 hari, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk menambah PC ke dalam campuran beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak mencapai mutu beton yang dikehendaki, maka pengecoran selanjutnya harus dihentikan sampai persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas. 5. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya.Jumlah air dapat diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat perubahan keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk mempertahankan hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang dikehendaki. 6. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 12 cm sesuai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk maksud dan alasan tertentu, dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang

menyimpang dari ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut : a. Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi. b. Tidak terjadi pemisahan dari adukan. c. Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability).

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-29

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

3.3.3

Persyaratan Bekisting

1. Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. 2. Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk membuat shop drawing dari bekisting. 3. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 4. Papan bekisting harus terbuat dari gypsum, papan yang rata dan halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini. 5. Toleransi yang diijinkan adalah 3 mm untuk garis dan permukaan.

Bekisting harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban

konstruksi.Bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengecoran. 6. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan kelur dari sambungan. 7. Pembongkaran dilakukan setelah beton telah mencapai kekuatan setara dengan umur beton 28 hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Pembongkaran dilaksanakan dengan statis, tanpa goncangan atau kerusakan pada beton. 3.3.4 Pengecoran Beton

1. Pengecoran harus dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas dan dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta Pengawas Kontraktor yang setara ada di tempat kerja. 2. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan oleh Konsultan Pengawas. 3. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya split/kerikil dari adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-30

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang sudah dicor. 3.3.5 Pemadatan dan Penggetaran

1. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua permukaan dari cetakan dan material yang melekat. 2. Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan

minimum 7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat tenggelam) dalam waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting. 3. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan. 3.3.6 Perawatan Beton Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurangkurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni basah, atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Air yang yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-31

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR Pasal 1 Pekerjaan Adukan Dan Campuran 1.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.2 1.2.1 Pekerjaan Pasangan Batu Gunung Pekerjaan Adukan Pasangan Batu Bata Ringan Pekerjaan Adukan Lain Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja. Persyaratan Bahan Semen semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI 8 tipe I menurut ASTM atau S 400 menurut standard Poertland Cement. Jenis semen yang dipilih dari produk semen Tiga Roda, Gresik atau setara yang disetujui oleh project officer. Penyimpanan harus di tempat yang kering dan rapat air, terangkat dari tanah. 1.2.2 Pasir Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi persyaratan sesuai PBI-1971/NI-2, bebas dari lumpur, tanah, akar tumbuhan, ataupun bahan lain. pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini haus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yang sama sesuai persyaratan. 1.2.3 Air Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organic, garam asam alkali. 1.3 1.3.1 Persyaratan Pelaksanaan Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit. 1.3.2 Jenis adukan.

1. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps. Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. 2. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps. Aduk plesteran ini untuk :

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-32

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

a. Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar bangunan. b. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja c. Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja. 1.3.3 Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mongering pada waktu

pelaksanaan pemasangan. 1.3.4. kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air. Pasal 2 Pekerjaan Pasangan Batu Gunung 2.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 2.1.1 2.1.2 2.2 2.2.1 Pekerjaan Tembok Penahan tanah Pekerjaan pasangan batu gunung lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja. Persyaratan Bahan Batu gunung Batu gunung yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan tidak porous. 1. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3), diantaranya : a. PC/semen : digunakan sejenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12. b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan dengan kadar Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan organic/kotoran yang merusak kondisi campuran. c. Batu belah/batu kali/batu gunung : digunakan batuan keras, bersih, tidak keropos dan mempunyai permukaan yang kasar.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-33

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang merugikan pasangan, seperti asam alkali, atau bahan organik lainnya. 2.3 2.3.1 Persyaratan Pelaksanaan Profil atau Bentuk Pondasi Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil/bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. 2.3.2 Galian Pondasi Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu gunung kosong yang dipasang sesuai dengan gambar kerja. 2.3.3 Pasangan Batu gunung Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1Pc: 4Ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja. Untuk kepala pondasi batu belah digunakan adukan kedap air 1Pc : 2Ps. 2.3.4 Adukan Adukan harus membungkus batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dan pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah. 2.3.5 Jarak Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanamkan stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan jumlah tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat keatas sepanjang minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-34

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Pasal 3 Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan 3.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.2 3.2.1 Pekerjaan Pasangan Bata Ringan Pekerjaan Acian Bata Ringan Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja Persyaratan Bahan Bata yang dipasang adalah jenis bata press sejenis HEBEL atau setara, dengan ukuran 60 x 20 x 10. 3.2.2 Semen Portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk. Pasir bermutu baik dan air pencampur/pelarut/pengencer yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. 3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan Semua dinding bata harus difinish dengan plesteran, kecuali disebutkan laindalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan marmer, cladding aluminium,keramik, porselin, concrete block dan lainlain. Dalam hal dipasang bata klinker,alur-alurnya (naad) harus selebar 0,5 inch dan dalamnya 0,5 inch. Pasangan haruslurus, teratur dan rapi. 1. Campuran (aggregate) untuk plester, perekat naad antar bata dan acian halus harus dipilih yang bersih dan bebas dari segala macam kotoran, dan melalui ayakan. 2. Campuran plesteran dan perekat antar bata adalah dengan perbandingan 1 PC : 5 Pasir pasang. 3. Lebar atau tebal naad/siar-siar adalah sesuai petunjuk yang disyaratkan oleh produk bata bersangkutan. 4. Untuk area basah adalah dinding trasraam/rapat air dengan ketinggian dari lantai setinggi 120 cm. Campurannya adalah 1 PC : 3 pasir pasang. 5. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm, apabila tebal melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran. 6. Perbandingan campuran plesteran acian halus adalah 1 PC : 3 pasir pasang. Diterapkan pada seluruh permukaan plesteran adukan 1 : 5 maupun 1 : 3 yang sudah kering benar. 7. Hasil akhir dinding adalah rata, tidak bergelombang.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-35

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Pasal 4 Pekerjaan Beton Non Struktural 4.1 4.1.1 Lingkup Pekerjaan Pekejaan Beton Bertulang Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 1. Pembuatan kolom praktis 20 x 20 cm. 2. Pembuatan balok praktis/balok lantai, ring balok dengan ukuran sesuai yang tercantum dalam gambar kerja. 4.1.2 Pekerjaan Beton Tumbuk Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 1. Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar. 4.2 4.2.1 Persyaratan Pelaksanaan Beton Bertulang

1. Campuran dan Mutu Beton. Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non struktural ini adalah K-175. 2. Pembesian. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan gambar kerja.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi-besi tersebut tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan tahu beton sesuai dengan NI-2 (PBI-1971). 2. Pekerjaan Acuan/Bekisting. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah lumpur dan sebagainya.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-36

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

3. Cara Pengadukan. Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu cepat.Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan. 4. Pengecoran Beton. Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan panulangan, dan penempatan penahan jarak.Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat panggetar beton untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Penyambungan beton lama dengan baton baru harus memakai adukan perekat CALBOND. Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan

pengecoran baru. 5. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan baton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 6. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis. Pemasangan kolom praktis untuk : a. Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata. b. Dinding pasangan batu bata batu pada bagian dalam bangunan setiap luas 9 m2. c. Dinding pasangan batu bata batu pada bangunan setiap luas 9 m2. bagian luar dan tepi luar

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-37

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

d. Dan atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja. e. Ukuran kolom praktis adalah sesuai pada gambar. 8. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei dan Ring balok. a. Pemasangan balok praktis/latei dan ring balok. b. Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht. c. Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring balok. d. Setiap luas 9 m2pasangan dinding yang tinggi. e. Dan atau superti yang tercantum dalam gambar kerja. Ukuran balok praktis adalah sesuai gambar kerja. 9. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai dengan gambar kerja dan atau seperti yang terurai dalam pekerjaan beton dalam bab lain dalam buku ini. 10. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel separti yang tercantum dalam butir 7 dan 8 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam gambar kerja. 11. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 mm, yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian kolom dan balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain. 4.2.2 Pekerjaan Beton Tumbuk Campuran beton tumbuk adalah 1Pc : 3Ps : 5Kr. Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/waterpass dan atau seperti tercantum didalam gambar kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai dengan gambar kerja. Pasal 5 Pekerjaan Kayu 5.1 5.1.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Kayu Kasar.

1. Pekerjaan kayu kasar saperti tercantum dalam gambar kerja. 5.1.2 Pekerjaan Kayu Halus.

1. Daun Pintu

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-38

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

2. Pekerjaan kayu halus lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja. 5.2 5.2.1 Persyaratan Bahan Mutu dan Kualitas Kayu. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan yang terurai pada butir berikut ini.Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata kayu, tidak putih kayu dan tidak retak. 5.2.2 Pekerjaan Kayu Kasar. Kayu bangkirai atau sekualitas. Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kelas kekuatan II. 5.2.3 Pekerjaan Kayu Halus kusen serta kayu halus lainnya. 5.2.4 Kelembaban. Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih dari 14 % terpasang. Untuk ketebalan kayu tidak lebih dari 7 cm, diijinkan kelembaban kayu 25 % maximum. Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm diijinkan kelembaban kayu 18 % maximum. Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut diatas diperiksa dengan alat pemeriksa kelembaban kayu. 5.2.5 Bahan dan Alat Bantu. Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu produk HENKEL atau yang setara. Semua pangikat berupa paku, sekrup, bout, dynabolt, kawat dan lain-lain harus digalvanisasi. 5.3 5.3.1 Persyaratan Pelaksanaan Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Kayu. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada Kontraktor diwajibkan untuk : 1. Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai gambar kerja. 2. Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan dilapangan. 3. Khususnya untuk pekerjaan kayu halus Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail pemasangan dan sistem perkuatan. Selama pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor harus selalu mengkoordinasikan dengan paket pekerjaan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-39

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

elektrikal, mekanikal, sanitasi khususnya apabila didalam pekerjaan ini terdapat pemasangan fixtures dan armatur maupun jalur-jalur dari pekerjaan tersebut.Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum

pelaksanaan kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran. Kontraktor harus menyediakan manhole untuk pemeliharaan/perawatan instalasi pekerjaan lain tersebut yang tersembunyi di balik permukaan kayu yang luas. Bentuk, ukuran, profil, pola, nat dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil jadi/finish.Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat seperti di klaim sebagai klos, pekerjaan baut, plat

tambah.Pelaksanaan

sambungan

pemasangan

panggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus sudah diberi lapisan anti karat yang memenuhi parsyaratan dalam Pasal Pekerjaan Pengecatan di buku ini. Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah. Kontraktor harus memperhatikan dan melaksanakan sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas untuk sambungan dan hubungan kayu dengan bahan/material lain terutama pada pekerjaan kayu halus.Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus.Setelah dempul kering kemudian digosok dengan ampalas halus.Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua logam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang diisyaratkan. 5.3.2 Pekerjaan Kayu Halus Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan diperlihatkan/ exposed dan permukaan kayu yang akan dilapis/ditempel dengan bahan/material finishing harus diserut halus dan rata. Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-40

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan. Persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan penyerutan tangan. Sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat dan rapih terutama pada bagian yang diperlihatkan (exposed). Sambungan list-list pada sudut harus berupa sambungan adu manis dan siku. Sambungan antara papan kearah memanjang harus berupa sambungan ekor burung.Pekerjaan kayu ini harus dilaksanakan menurut pola dan urutan pengerjaan sesuai dengan yang ditentukan/disyaratkan dalam gambar kerja atau oleh Direksi/Konsultan Pengawas. 5.3.3 Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu Yang Tersembunyi. Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat lainnya.Apabila hal tersebut diatas ditemui, maka Kontraktor harus membongkar dan mangganti tanpa mengurangi mutu.Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. 5.3.4 Pekerjaan Penyelesaian (Finishing) Kayu. Pekerjaan finishing kayu lihat Pasal Pengecatan pada buku ini. Pasal 6 Pekerjaan Panel Daun Pintu 6.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan panel daun pintu lengkap pada ruangan, atau ruang lain seperti tercantum dalam gambar kerja. 6.2 6.2.1 Persyaratan Bahan Rangka Daun Pintu Penggunaan bahan rangka daun pintu Kayu bangkirai oven, referensi bahan sesuai dengan yang diuraikan pada Pasal 7 butir 7.2.3 diatas. 6.2.2 Bahan dan Alat Bantu. Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80, bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yang setara, semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabott, kawat, dan lain-lain harus digalvanized.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-41

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

6.3

Persyaratan Pelaksanaan.

6.3.1. Pekerjaan Kayu. Pada dasarnya semua pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan pekerjaan kayu halus seperti terurai dalam Pasal 8 butir 8.3. 6.3.2 Daun Pintu. Semua pembuatan daun pintu harus dilaksanakan secara fabrikasi. Semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan panguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya harus memperhatikan/menjaga kesikuannya dan kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan. Pembuatan dan pemotongan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan.Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pasal 7 Pekerjaan Pasangan Keramik 7.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 7.1.1 7.1.2 7.2 7.2.1 Pekerjaan Keramik Pada Dinding Km/Wc Pekerjaan Keramik Lainnya Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja. Persyaratan Bahan Keramik (Ceramic Tile) Jenis Permukaan Ketebalan Warna Ukuran : Granit tile : Anti slip untuk km/wc, lazed untuk dinding km/wc. : 6 mm. : Ditentukan kemudian. : 60 x 60 cm untuk lantai dan meja wastapel, 20 x 40 untuk dinding toilet dan 20 x 20 km/wc. Kualitas Produk 7.2.2 Contoh Bahan : Kelas 1 : Setara Platinum

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-42

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan. 7.2.3 Keramik keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama, masing-masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat. 7.3 7.3.1 Persyaratan Pelaksanaan Keramik Pemasangan Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan. 8.3.2. Direndam Sampai Jenuh Air. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan merendam sampai jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering. 7.3.4 Pola Pemasangan. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. 7.3.5 Pemotongan. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa dengan sebelum dipotong. 7.3.6 Ketebalan Finish Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti disyaratkan dalam gambar kerja. 7.3.7 Keramik Bersih Dari Bercak Noda keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk parekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain. 7.3.8 Setelah Pemasangan Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan/ pemberian beban.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-43

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

7.3.9

Kerusakan atau Cacat Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontaktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

7.3.10 Pipa Sparing Dan Atau Jaringan Pipa Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan Pengawas. Pasal 8 Pekerjaan Pengecatan 8.1 Lingkup Pekerjaan Yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/ bagian bagian lain. Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 8.1.1 8.1.2 8.1.3 8.1.4 8.1.5 8.1.6 8.2 8.2.1 8.2.2 Pekerjaan Pengecatan Dinding Eksterior (weathershield) Pekerjaan Pengecatan Dinding Interior Pekerjaan Pengecatan Plafond Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Pekerjaan Pengecatan Langit langit Gypsum Pekerjaan pengecatan lainnya seperti tercantum pada gambar kerja Persyaratan Bahan Cat Tembok Ekterior : ICI Dulux atau setara. Interior : ICI Dulux atau setara. Cat Logam dan Kayu Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama. Produk Platon atau yang setara. 8.2.3 Cat Marka Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan memantulkan cahaya pada malam hari (Retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan dan memenuhi standar rujukan minimal : AASHTO M 247 81 untuk butiran kaca (GLASS BEAD).

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-44

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

AASHTO M 249 79 untuk cat THERMOPLASTIC

Bahan marka jalan jenis thermoplastic terdiri atas 4 (empat) komponen dengan komposisi sebagai berikut: Binder Glass beads Titanium dioxide (TiO2) Calcium Carbonate dan inert Filler

Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 3 mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu udara 32 2C. Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir tahun ke-2 tingkat retroreflektif minimal 100 mcd/m2/lux. 8.2.4 Cat Langit Langit Gypsum Cat serta pelapis lain yang digunakan adalah produksi PT. ICI INDONESIA mutu terbaik, yaitu terdiri dari : ICI Alkali Resisting Primer A 931 1050 ICI Acrylic Wall Filler A 931 9001 ICI Vinyl Acrylic Emulsion A 921

Dengan warna warna yang akan ditentukan kemudian 8.2.5 Keaslian Cat Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut diatas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa : 1. Segel kaleng 2. Test BD 3. Test laboratorium 4. Hasil akhir pengecatan Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.Hasil tes kemurnian ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke Direksi/Konsullan Pengawas. 8.2.6 Contoh Pengecatan Kontraktor harus menyiapkan contah pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-45

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir). 8.2.7 Cat Cadangan Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk kemudian diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan. 8.3 8.3.1 Persyaratan Pelaksanaan Tebal Cat Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan. 8.3.2 Peralatan Pelindung. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan. 8.3.3 Keadaan Cara Pengecatan. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udaranya lancar.Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara. 8.3.4 Peralatan Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-46

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

8.3.5

Cat Dasar Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

8.3.6

Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari

Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini. 8.3.7 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan/material terpasang. 8.3.8 Standard Pengejaan (Mock-Up) Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekejaan Pengecatan. 8.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. 8.3.10 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. 8.3.11 Pekejaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, Langit-langit dan Tripleks : 1. Sebelum pelaksanaan : Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas- bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering. 2. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller. logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-47

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Pasal 9 Pekerjaan Kusen Aluminium 9.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 9.1.1 9.1.2 9.2 9.2.1 Pekerjaan kusen aluminium Pekerjaan rangka daun pintu dan daun jendela Persyaratan Bahan Kusen dan Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium. Spesifikasi bahan kusen dan rangka daun jendela Jenis Ketebalan Produk Tipe : Aluminium extrusion Fin.Anodized : Minimum 1,3 mm : YKK : Shop Front lebar 4

Dan lain-lain sesuai gambar kerja/shop drawing Persyaratan untuk konstruksi kusen : Defleksi maksimum 2 mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan. Ketahanan terhadap beban angin (120 kg/cm2) Ketahanan terhadap udara (minimum 15 m3/jam) Ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.

Untuk bahan pelengkap lainnya : Sekrup terbuat dari Stainless steel. Weather strip dari neopron rubber gasket. Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat penggantung dengan alluminium. Angker rangka kusen dati steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc mimimal 13 mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm. Untuk rangka/profil kusen yang berhubungan dengan udara luar harus diberi bahan kedap air dari jenis polysol sealant. 9.3 9.3.1 Persyaratan Pelaksanaan. Umum. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja dan melakukan pengukuran lapangan. Tipe jendela yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-48

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail arah bukaan dan lain-lain. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dan membuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan bagian tertentu yang dimintakan oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan petunjuk sebagai berikut : Gambar Denah Daftar jenis pintu : Uraian/Informasi. : Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel. : Merk, kualitas, bentuk, material, finish, tipe, jendela, bovenlicht anti karat, anti rayap, glass hardware, dll. Shop drawing detail : Tipe/jenis ukuran, finish permukaan, glazing metode, lokasi, metoda instalasi, hardware, dll. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela. Semua kusen dan rangka daun harus dikerjakan selain pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.Kusen dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, goresan-goresan, pada permukaan yang tampak selama fabrikasi maupun pemasangan. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak tepatan pemasangan, karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus memperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya ditanggung Kontraktor tanpa dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah. Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding dan kolom praktis, khususnya pada kusen-kusen yang langsung diapit oleh kolom praktis.Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar angker kusen tetap dapat barfungsi. 9.3.2 Kusen, Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium. Semua profil aluminium dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan dan kelengkungan yang dipersyaratkan. Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman terlindung dari benda-benda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama material besi. Hasil pemotongan dengan mesin

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-49

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm dan untuk diagonal adalah 2 mm. Profil aluminium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan. Pengelasan diperkenankan menggunakan Non Activated Gas (Argon) dari arah bagian dalam agar dalam sambungan tidak tampak oleh mata.Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air. Untuk

pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontak dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal bersangkutan harus diteri lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi. Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm, kemudian celah yang terjadi diberi beton ringan (grout). Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi profil diberi lapisan sealant, profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran diberi lapisan Anti Corrosive Treatment dengan insulating varnish seperti Asphaltic Varnish. Setelah pemasangan profil-kusen aluminium dan jendela, maka sekeliling kusen yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan. Profil aluminium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor.Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan sempurna.Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor.Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka Profil Rubber Seal pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil aluminium disyaratkan tebal minimum 5 mm. Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis Iurus, sejajar garis profil,

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-50

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil. Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus dibersihkan dengan Volatile olie".Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan Corrugated Card Board dengan hati-hati agar terlindung dari bentutan alat-alat pada waktu pembangunan.Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus digunakan.Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus kemudian diberi material pelindung. Pasal 10 Pekerjaan Dinding Partisi 10.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan partisi dengan rangka hollow untuk bagian bangunan yang merupakan sekat-sekat ruang sesuai dengan gambar kerja. 10.2 Persyaratan Bahan

10.2.1 Spesifikasi Bahan Rangka Partisi Bahan rangka yang digunakan adalah hollow 4x4 untuk pas alucabond dan hollow 40x80. 10.2.2 Persyaratan Untuk Konstruksi Rangka Partisi 1. Masing-masing rangka disambung dengan sekrup (flat join), setiap penyambungan harus siku dan lurus. 2. Rangka partisi harus benar-benar kuat, tegak lurus dan menurut peil yang dikehendaki. 10.2.3 Untuk Bahan Pelengkap Lainnya 1. Sekrup terbuat dari stainless steel. 2. Weather strip dari neopron rubber gasket. 3. Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat panggantung dengan hollow. 4. Angker rangka kusen dari steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc mimimal 13 mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm. 10.2.4 Panel Partisi Panel gypsum 9 mm.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-51

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Kualitas baik, mempunyai bidang datar yang halus. Ketebalan seragam, permukaan tidak melengkung, cukup keras.

10.3

Persyaratan Umum

10.3.1 Pengukuran Lapangan Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja dan melakukan pengukuran lapangan. 10.3.2 Tipe Partisi Tipe partisi yang terpasang harus sesuai dengan tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, untuk profil, material, detail, arah bukaan pintu dan lainnya. 10.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan Kunci dan Alat Gantung Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan pelaksanaan pekerjaan kunci dan alat gantung. 10.3.4 Rangka Partisi Semua rangka partisi, panel dan daun harus dikerjakan secara pabrikasi. 10.3.5 Rangka dan Panel Rangka dan panel harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, goresan-goresan pada permukaan selama pabrikasi maupun pemasangan. 10.3.6 Kerusakan dan Cacat Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak tepatan pemasangan karena Kontraktor kurang cermat dan teliti maka Kontraktor harus mernperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya ditanggung Kontraktor, tanpa dapat dituntut sebagai biaya pekerjaan tambah 10.4 Persyaratan Pelaksanaan

10.4.1 Rangka Partisi Semua rangka partisi dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Bahan yang akan diproses prabikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, dan perlengkapan yang disyaratkan. Sebelum pemasangan lembaran-lembaran panel, Kontraktor wajib memeriksa bahwa kerangka partisi untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan baik letak, bentuk, maupun ukuran.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-52

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

10.4.2 Sekrup Anti Karat/Stainless Steel. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga tiap sambungan harus tahan air. 10.4.3 Rangka Partisi Rangka partisi harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat.Apabila tidak terpenuhi Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor.Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan sempurna. 10.4.4 Material Pelindung. Bila rangka partisi ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus digunakan.Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus, kemudian beri material pelindung. Pasal 11 Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela (Alat Penggantung Dan Kunci) 11.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi : 11.1.1 Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini, yaitu pemasangan kunci, engsel, rel dan kelengkapan pintu, jendela lainnya. 11.2 Persyaratan Bahan Semua alat penggantung dan pengunci (hardware) yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas dan Direksi/Konsultan Pengawas.Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen yang lengkap (anak kunci).Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu. 11.2.1 Kunci Kunci Kunci kunci yang digunakan ex. CISA, Dorma atau setara. Tiap kunci harus mempunyai 3 buah anak kunci. Pemborong harus memperlihatkan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-53

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim Teknis/Konsultan Supervisi. Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela kayu dan binnya seperti tercantum dalam gambar kerja. 11.2.2 Perlengkapan Pintu Ayun 1. Engsel (Hinge) Mekanisme Spesifikasi : Ayun satu arah (single swing) : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon Memenuhi standard SII -0407-80 Pemakaian Ukuran Jumlah Produk Warna : Pintu kayu dan aluminium : Standard produk (45 x 75 mm) : 3 (tiga) set per daun pintu : Setara KEND : Ditentukan kemudian

2. Kotak Kunci (Lockcase) Mekanisme Pemakaian Spesifikasi : Ayun satu arah (single swing). : Pintu kayu dan aluminium. : Lockcase yang mempunyai lidah siang (latch bolt) Dan mempunyai lidah malam (tolling dead bolt) Produk Warna : Setara KEND/CISA : Ditentukan kemudian

3. Silinder (Cylinder) a. Spesiflkasi : Sistem anak kunci dua arah

Pemakaian : Pintu kayu pada setiap bangunan Produk b. Spesifikasi : Setara KEND/CISA : Pegangan dalam/luar yang dapat diputar dengan tombol penekan pada pegangan dalam Jika dalam keadaan darurat, pintu dapat dibuka dan sisi luar dengan emergency pin Pemakaian : Pintu kamar mandi Produk : Setara KEND/CISA

4. Pegangan Pintu (Handle) Spesiflkasi : Pegangan dalam yang dapat diputar dengan tombol penekan pada pegangan dalam, indikator isi/kosong H pada sisi luar Pemakaian : Pintu km/wc umum

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-54

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Produk Spesifikasi Pemakaian Produk

: KEND atau setara : Pegangan dalam/luar dengan handle biasa : Semua pintu kayu dan aluminium : KEND atau setara

5. Penahan Pintu (Door Stopper) Spesifikasi : Bahan galvanized steel dengan panahan karet pada salah satu Ujungnya, Panjang total + 9 cm. Pemakaian Produk 6. Door Closer Spesifikasi : - Lengan dapat disetel untuk menahan pintu tetap terbuka (hold open) pada posisi tertentu sesuai dengan pilihan - Memiliki pengatur kecepatan menutup sehingga kecepatan tersebut konstan. - Tipe Hidroulik Automatic back-check Pemakaian Produk : Semua pintu ruang ber- AC atau sesuai dengan gambar kerja. : KEND, Warna ditentukan kemudian. : Pintu yang tidak menggunakan door closer : KEND atau setara

7. Grendel Tanam Putar Pemakaian : Pintu kayu dengan dua daun/pintu ganda sesuai dengan gambar kerja. Produk : KEND atau setara.

11.2.3 Perlengkapan Pintu Dorong 1. Rel Pintu Spesifikasi : - Rel pintu dipasang di bagian atas lengkap dengan roda penggantung - Pada bagian bawah dipasang rel dan roda penahan pintu. - Besar rel disesuaikan dengan berat pintu yang digantungnya Pemakaian : - Semua pintu ruang yang memakai pintu jenis dorong - Pintu plat baja pada bangunan gudang Produk : - Henderson, Hillaldam atau setara

11.2.4 Perlengkapan Jendela Jungkit. 1. Casement Mekanisme : Kombinasi dari prinsip engsel dan hak angin, sudut bukan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-55

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

hingga 135 derajat Pemakaian Spesifikasi : Jendela Aluminium Jungkit : Bahan dari baja difinish dengan Elektor Galvanized Ukuran : 900 mm. Kemampuan menahan beban daun jendela untuk : Maks.Tinggi : 1525 mm, Maks. berat : 14,50 kg. Agar dapat sesuai dengan jendela, Kontraktor harus meminta kejelasan tipe ini kepada pabrik pembuat. Produk 2. Slot Spesifikasi Pemakaian Produk Warna : Spring knip : Semua jendela jungkit : KEND atau setara : Ditentukan kemudian : KEND atau setara

11.2.5 Kehandalan Kerja Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus. 11.3 Persyaratan Pelaksanaan

11.3.1 Shop Drawing Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap pintu dan jendela. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht khususny lockcase, handle dan blackplate harus rapi dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-56

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

11.3.2 Engsel Pemasangan : Sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap pintu dan jendela. Engsel atas : + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

Engsel bawah : + 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Khusus pintu toilet/peturrasan dan janitor ,adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. 11.3.3 Door Stopper Pemasangan : Untuk pintu toilet/peturrasan, dipasang pada dinding dengan minimum ketinggian 155 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu. Untuk pintu lain dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu terbuka. Pasal 12 Pekerjaan Rangka Atap 12.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan rangka atap meliputi: 12.1.1 Pasangan Rangka Atap baja Ringan 12.1.2 Pemasangan Baja Ringan Lainnya Sesuai Dengan Gambar Kerja 12.2 Persyaratan Bahan Material struktur rangka atap 12.2.1 Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) : 1. Baja mutu tinggi G550 2. Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa 3. Modulus elastisitas 21 x 105 MPa 4. Modulus geser 8 x 104 MPa 12.2.2 Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Lapisan pelindung seng dan aluminium tangguh ex PT. BlueScope Steel Indonesia dengan komposisi sebagai berikut : 1. 55% Aluminium (Al) 2. 43,5 % Seng (Zinc) 3. 1,5 % Silicon (Si)

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-57

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

4. Ketebalan Pelapisan: 100 gr/m2 AZ 100 12.2.3 Profil Material : 1. Rangka Atap Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang adalah 11m dan 6m. 2. Reng Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar baja 0,45 mm), panjang material perbatang adalah 6m 3. Talang Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm dan telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter). 4. Screw Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating) b. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw kuda-kuda) dengan ketentuan sebagai berikut : Diameter kepala : 12 mm Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14 Panjang : 20 mm Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm

c. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng) dengan ketentuan sebagai berikut : Diameter kepala : 10 mm Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16 Panjang : 16 mm Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-58

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN

12.3 Persyaratan Pelaksanaan 12.3.1 Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil pengukuran terakhir dan sesuai dengan aktual dilapangan 12.3.2 Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar desain. G. Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain 12.3.3 Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik. 12.3.4 Jarak antar kuda-kuda, jarak ikatan angin/bracing maksimum adalah 1.2 m 12.3.5 Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal-hal berikut: 12.3.6 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik. 1. Alat potong harus dalam kondisi baik. 2. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja. 3. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Pasal 13 Pekerjaan Langit-Langit 13.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 13.1.1 Pekerjaan Plafond Gypsum Pekerjaan langit-langit gypsum untuk seluruh ruang dan atau sesuai gambar kerja. 13.2 Perawatan Bahan

13.2.1 Gypsum - Tebal : 9 mm.

13.2.2 Rangka Langit-langit. - Hollow. - Ukuran sesuai dengan gambar kerja. - Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.2.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-59

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

13.2.3 List Langit-langit. Bahan Ukuran list : Gypsum. : sesuai dengan gambar kerja.

Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.2. 13.3 Persyaratan Pelaksanaan

13.3.1 Rangka Langit-langit. Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Bahan rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond adalah hollow. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkerangker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. Desain dan produk dari plafond langit-langit harus mendapat persetujuan dari Perencana dan Pengawas. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari produsen dan ketentuan Kontraktor. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan). Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Perencana dan Pengawas. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturanbenturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktoruntuk memperbaiki sampai disetujui oleh Perencana dan Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor. 13.3.2 Langit-langit Plafond gypsum yang dipasang adalah gypsum yang telah dipilih dengan baik, bentuk, dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari

Direksi/Konsultan Pengawas. pemasangan sesuai

Plafond gypsum dipasang dengan cara dikeluarkan oleh pabrik

dengan standard yang

pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus untuk Plafond gypsum, dan pola

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-60

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

pemasangan sesuai gambar kerja. Setelah selesai terpasang, bidang permukaan langit-langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bargelombang, sambungan antar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m. Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat. Pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat. 13.3.3 List Langit-langit Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.3. Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam serta diisi dempul, setiap jarak tertentu sedemikaian rupa sehingga lis langit-langit menempel kuat, lurus dan rata. Setiap sambungan sudut rnerupakan sambungan adu manis. Pada setiap sambungan harus memakai lem putih sebelum pemakuan.Penyelesaian akhir (finishing) adalah Melamic. Pekejaan pengecatan harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat. 13.3.4 Peralatan-peralatan Yang Terpasang Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti 61rmature lampu, grill AC. Titik Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain. Pasal 14 Pekerjaan Batu Koral Merah 14.1 Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan yang dimaksud mencakup pekerjaan/kegiatan: 14.1.1 Pekerjaan Hamparan Batu Koral Merah 14.2 1. Persyaratan Bahan Bahan yang dipakai adalah batu koral sikat (dia. 10-20 mm) warna merah, dengan pengerjaan di hampar di tempat, sesuai lokasi yang ditentukan dalam gambar. 2. sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan material contoh untuk disetujui oleh project officer. 3. Semua material sebelum diapakai harus mendapat persetujuan manajer konstruksi. Contoh bahan harus ditunjukkan dan diserahkan untuk mendapat persetujuan manajer konstruksi sebelum dipakai.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-61

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Pasal 15 Pekerjaan Water Proofing 15.1 Lingkup Pekerjaan Bagian yang di waterproofing antara lain sebagai berikut : 15.1.1 Plat atap dan over stek 15.1.2 Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya. 15.1.3 Bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar. 15.2 Persyaratan Bahan

15.2.1 Persyaratan standar mutu bahan: Bahan Water proofing yang dipakai adalah produksi HITCHINS dengan Standar sesuai yang ditentukan oleh produsen Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pengawas. 15.2.2 Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli : Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa : 1. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producers Process Performance Warranty) 2. 3. Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty) Jaminan Kekuatan selama 5 ( lima ) Tahun

15.2.3 Waterproofing untuk atap : 1. Bagian - bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang. 2. Jenis waterproofing yang dipakai adalah TRAFFIGARD Produksi HITCHINS berupa cairan Heavy Bodied Acrylic Polymer- Gel dengan penulangan serat fiberglass. jenis expose yang tahan terhadap UV. 3. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan ,persyratan teknis pelaksanaan dari produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas. 4. Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%) atau sesuai dengan gambar. Semua dudukan instalasi / pipa dan lain lain harus sudah terpasang. Area yang akan diberi water proofing harus bebas dari kotoran,( debu, minyak, sisa adukan dan lain lain ).

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-62

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

5. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan dan perawatan setelah pemasangan harus mengikuti petunjukpetunjuk yang disyaratkan produsen. 15.2.4 Waterproofing untuk reservoir , toilet, pantry, Teras, balkon dan bagian-bagian yang tidak terexposed langsung pada matahari dan hujan. 1. Jenis waterproofing yang dipakai adalah FORMDEX PLUS Produk ex HITCHINS dengan konsumsi lebih kurang 1 kg / m2 kecuali untuk groud reservoir dengan konsumsi 1,5 kg/ m2 atau sesuai dengan rekomendasi dari produsen. 2. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen. 3. Pelaksanaan : a. Permukaan beton harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan menggunakan air bertekanan tinggi, , sambungan pengecoran ,pertemuan sudut dinding dan lantai dan sekeliling sparing pipa harus dibobok/ diketrik terlebih dahulu dan dibersihkan dengan cara disemprot dengan air beretekanan tinggi. b. Water proofing system coating dengan perbandingan 3 kg Formdex Plus : 1 liter air bersih. Aduk hingga arata selama 2 3 menit. . Coating pertama dengankonsumsi 0,5 / 0,75 kg Formdex Plus / m2 dengan waktu seating 2 3 jam kemudian dilanjutkan dengan pengisian bekas bobokan/ ketrikan sambungan pengecoran sparing pipa dan bobokan/ ketrikan lainnya dengan menggunakan FORMROCK 122 . Setelah mongering dapat dilanjutkan dengan coating kedua dengan konsumsi 0,5 / 0,75 kg / m2 . Permukaan bidang yang telah diwatereproofing harus dilindungi terhadap hujan, matahari, genangan air dan debu ditutup dengan plastik atau sejenisnya. c. Formdex yang telah diaplikasi harus dijaga kelembabannya selama minimum 7 ( tujuh ) hari agar proses kristalisasi terus berlangsung mencapai hasil yang optimum Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan water proofing dianggap selesai. d. Reservoir bawah tanah dilapisi waterproofing pada seluruh bagian kulit beton dinding, lantai dan atap ruang-ruang tersebut pemasangan dan bahan waterproofing pada bagian kulit beton dinding dan lantai mengikuti

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-63

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

ketentuan-ketentuan pada poin 2.4 pasal ini. Bagian langit-langit kulit tersebut, dilapisi dengan cat epoxy, produk Propan atau setara persyaratan dan cara-cara aplikasi mengikuti ketentuan dari produsen, jenis epoxy yang dipakai adalah yang tidak beracun dan tidak larut dengan air. 15.3 Syarat Pelaksanaan

15.3.1 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan teknis dari produsen. 15.3.2 Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini dibersihkan sampai keadaanya dapat disetujui oleh Pengawas, Peil dan ukuran harus sesuai gambar. 15.3.3 Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari produsen dan sesuai dengan gambar rencana atas persetujuan Pengawas 15.3.4 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya Kontraktor harus segera melaporkan kepada perencana dan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan /perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut dibuatkan putusanya oleh Perencana dan Pengawas.

Pasal 16 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof dan atap Kaca/Skylite 16.1 Lingkup Pekerjaan

16.1.1 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof 16.1.2 Pekerjaan Penutup Atap Kaca/ SkyLite 16.2 Persyaratan Bahan

16.2.1 Atap Metal Roof Jenis atap yang digunakan adalah atap seng genteng metal roof dengan ketebalan 4.5 mm, bentuk, ukuran dan warna seng sesuai dengan gambar bestek dan rencana. 16.2.2 Atap kaca/ Skylite Atap kaca/ Skylite yang digunakan adalah kaca tempered Dengan ukuran sesuia dengan gambar dengan mutu terbaik dari jenisnya. Jenis dan warna akan ditentukan kemudian dengan persetujuan Perencana dan

Pengawas. Bahan-bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan baik

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-64

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

dan tidak cacat. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan, kehilangan bahan-bahan dalam pengiriman, penyimpanan dan selama pelaksanaan. 16.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan

16.3.1 Atap Metal Roof 1. Penyambungan penutup atap seng adalah sekurang kurangnya satu setengah gelombang seng dan apabila dilihad dari bawah tidak ada kelihatan cahaya dari bawah. 2. Pemasangan skrup pada lengkungan atas dari seng genteng metal roof. 3. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh material penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi. 4. Warna dapat diganti dan diubah oleh Konsultan Perencana dan Owner pada masa pelaksanaan konstruksi. 5. Pada setiap lembar material atap harus dicantumkan Merk Dagang, Type Produksi, Jenis Produksi dan Ketebalan Material. 6. Kontraktor Pelaksana harus menjamin akan adanya Petunjuk/Cara Pemasangan dan Cara Penyimpanan Material dilokasi pekerjaan oleh Tenaga Ahli Pabrik sebelum pekerjaan pemasangan atap dimulai. 7. Setiap lembaran material atap yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung lapisan aluminium sengnya. 8. Material Atap harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung digunakan. Material Atap tidak boleh basah/lembab dan berhubungan langsung dengan tanah. 16.3.2 Atap Kaca/Skylite 1. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari produsen dan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana dan Pengawas. 2. Kontraktor diwajibkan mengikuti gambar detail sesuai ukuran/bentuk mekanisme kerja yang ditentukan oleh Perencana dan Pengawas. 3 Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya telah diterima oleh Perencana dan Pengawas dan telah menyetujui untuk dilaksanakannya pekerjaan ini.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-65

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

4 Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar detail dan lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini. 5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan hasil baik dan wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak dengan yang baru baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor. Pasal 17 Pekerjaan Lansekap 17.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud mencakup pekerjaan/kegiatan: 1. Tanaman Penutu Tanah 2. Tanaman Buah

3. Land Levelling 17.2 Persyaratan Pelaksanaan Persyaratan Pelaksanaan harus menyangkut peningkatan kenyamanan, kemudahan dan kesehatan penduduk Gedung, Dengan hanya ada sedikit akses jalan yang menuju kepemandangan pedesaan dan kebutuhan mendesak bagi penglihatan dan pendengaran yang tenang, indah, tentram yang hanya dapat disediakan oleh alam.perlu keterlibatan peran arsitek lansekap untuk berperan menfasilitasikan-nya. Pasal 18 Pekerjaan Pagar BRC 18.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : 18.1.1 Pagar BRC Tiang Besi 18.1.2 Pagar BRC Tiang Kolom Beton 18.2 Perawatan Bahan Bahan Pagar BRC dengan Standar sesuai yang ditentukan oleh produsen Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pengawas. 18.2.1 Pagar BRC Tiang Besi - Ukuran Pagar :

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-66

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Tinggi Panjang Diameter - Ukuran Tiang : Tinggi Diameter

: 120 cm : 240 cm : 8 mm

: 150 cm : 2 Inch

- Finishing Hot Dip Galvanized (permukaan lebih kasar, ketahanan terhadap korosi 8-10 tahun) 18.3 Persyaratan Pelaksanaan

18.3.1 Pembersihan Lapangan Pembersihan lapangan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala

kotoran/sampah, akar-akar kayu. Pembongkaran bangunan lama dilaksanakan dengan tidak menggangu /merusak bangunan lain yang telah ada. Sebelum memulai pekerjaan pembangunan pagar,penyediaan jasa wajib membersihkan lokasi dari puing-puing, kayu, batu-batuan serta benda lain yang dianggap dapat menggangu pelaksanaan Pemabungan. RSNI.T-12-2002 (B.8) & RSNI.T-12-2002 (B.4) Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari halhal yang dapat merusak pelaksanaan pembanguna. Penebangan

pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah. 18.3.2 Pengukuran dan Bowplank Pengukuran Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini. Kami juga berkewajiban mencocokkan ukuranukuran satu sama lain dan segera melaporkan kepada Direktur bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam gambar-gambar RKS ini, dan tidak diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambargambar sebelum berkonsultasian dari Direktur. Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan patokan. Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai kesepakatan dalam peninjauan lokasi. Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak boleh

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-67

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

bergesar/berubah. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman. Atas persetujuan Direktur, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangan dengan alat ukur optic yang sudah di Tera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga patok (peil nol). 18.3.3 Pemasangan BRC Tiang Kolom Beton Pembesian Kolom di rakit dengan cetakan yang telah dibuat. Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya tiang kolom sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat. Pamasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom. Besi yang horizontal diikat pada besi vertikal.

Pasal 19 Pekerjaan Perkerasan 19.1 Lingkup Pekerjaan

19.1.1 Menyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna. 19.1.2 Pekerjaan ini meliputi : Persiapan area sub grade dan sub base. Urugan pasir dan pemadatannya. (pasir extra beton) Pasangan Paving Block dan assesories ex conblock.atau setara tebal 8 cm type dan warna lihat External Finish Schedule. 19.2 Persyaratan Bahan

19.2.1 Semua pavers adalah kualitas satu. Jangan gunakan unit pavers yang pecah, retak, lobang, berubah warna dan cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau menyebabkan pekerjaan yang terpasang menjadi bernoda. 19. 2.2 Potong unit pavers dengan peralatan gergaji mesin untuk mendapatkan pinggiran yang bersih, tajam dan tidak pecah. Potong unit untuk mendapatkan pola yang ditunjuk dan agar serasi dengan pekerjaan sebelahnya dengan rapi. Gunakan unit yang utuh tanpa potongan jika memungkinkan. Memotong dengan palu tidak disetujui. 19.2.3 Pola sambungan : Sesuai yang ditunjuk di gambar.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-68

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

19.2.4 Toleransi : Tidak boleh melebihi 0.5 inci unit ke unit offset dari flush (lippage) dan tolerasi dari 2 mm dalam 3 meter dari level atau slope seperti yang ditunjuk untuk finish permukaan paving. 19.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

19.3.1 Padatkan tanah sub grade secara merata 19.3.2 Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80 19.3.3 Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan level yang dikehendaki. 19.3.4 Taburkan pasir (pasir Extra beton) pada lapisan perataan dan lapis sampai ketebalan 60 mm - 70 mm, jaga agar kandungan kelembaban tetap konstan dan kepadatan longgar dan konstan sampai pavers beton dipasang dan dipadatkan. 19.3.5 Berikan treatment pada laveling base dengan sterilizer tanah untuk menghambat pertumbuhan rumput-rumput. 19. 3.6 Pasang pavers beton : dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati jangan mengganggu leveling base. Jika pavers mempunyai spacer bars, tempatkan pavers dengan tangan yang kencang terhadap spacers bars. Gunakan tali untuk menjaga garis yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih cubes untuk mencampur variasi warna dan texture. Isi gap antar unit yang melebihi 4 mm dengan potongan yang dipotong agar serasi dari unit pavers yang untuh. 19.3.7 Getarkan pavers beton sampai ke leveling course dengan vibrator plat almplitube rendah berkemampuan 1500 - 2500 kg kekuatan pemadatan. Lakukan sekurang-kurangnya 3 kali bolak-balik. Getarkan di bawah kondisi berikut : Setelah pavers pingir terpasang dan permukaan telah selesai dan sebelum permukaan terkena hujan. Sebelum mengakhiri pekerjaan harian, padatkan sepenuhnya pavers beton yang terpasang dalam 1 m dari laying face. Tutup lapisan yang

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-69

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

terbuka dengan lembaran plastik yang tak bernoda, lebihkan penutup 1,2 m pada setiap sisi dari laying face untuk melindungi terhadap hujan. 19.3.8 Sebarkan pasir.secepatnya setelah menggetarkan pavers ke lapisan perataan. Sapu dan getarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul-betul terisi penuh, kemudian singkirkan pasir yang lebih. 19.3.9 Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian. 19.3.10 Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan pada jalan yang lurus untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat. Lindungi unit pavers yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung seiring kemajuan pekerjaan tatapi tetapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan perpindahan selanjutnya bahan-bahan dan peralatan untuk menghindari cekukan atau mengganggu keserasian unit pavers. Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving dan sebelum pekerjaan mengisi sambungan, gilas dengan gilasan mesin setelah terdapat panas yang cukup dipermukaan dari udara panas beberapa hari. Periksa dan jaga ketepatan garis sesering mungkin. 19.3.11 Joint Treatment : tempatkan unit pavers dengan penyambungan dengan tangan secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen porland dan 3 bagian pasir dengan cara menyapu campuran tersebut diatas permukaan paving sampai sambungan-sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda -tanda penggantian. 19.3.12 Singkirkan dan ganti unit pavers yang longgar, retak, patah, bernoda atau kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelah seperti yang dikehendaki. Sediakan unit-unit baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula, dengan melakukan pengisian sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda-tanda penggantian. 19.3.13 Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan suatu cara yang disetujui oleh installer yang menjamin pekerjaan unit pavers tidak rusak atau menjadi jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-70

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

Pasal 20 Pekerjaan Hot Mix 20.1 Lingkup Pekerjaan

20.1.1 Bagian ini meliputi penyedian dan pemasangan semua pekerjaan pengerasan untuk jalan dan parkir kendaraan sebagimana ditunjukkan dan tertera dalam gambar-gambar atau atas petunjuk Perencana Pengawas. 20.1.2 Pekerjaan ini meliputi : Persiapan area sub grade dan subgrade dan subbase Urugan pasir. Pasangan hot mix dan assories.

20.1.3 Persyaratan pekerjaan Semua pekerjaan yang harus disediakan dipasang sesuai dengan ketentuanketentuan dalam : NI -2. NI - 3, NI -8, AASHO T 99 dan buku pedoman penentuan perkerasan jalan raya No. 04/pd/bm/1974 DPUTL Bina Marga. 20.2 Persyaratan Bahan

20.2.1 Pasir yang dipergunakan untuk bahan dasar jalan harus cukup keras, cukup mempunyai susunan derajad gradasi . Tidak boleh mengandung Lumpur, 20.2.2 Batu pecah yang dipergunakan harus cukup keras, tidak ada tanda-tanda keretakan dan kelapukan dan terdiri dari ukuran-ukuran sebagai berikut : a. b. Sub Base tidak kurang dari 5 -7 cm dan. Base, tidak kurang dari 1 - 2 cm.

20.2.3 Aspal (penetrasi tunggal) yang dipakai harus berasal dari campuran antara aspal panas dan kerikil halus dibuat langsung ditempat pekerjaan atau dibuat workshop. 20.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan

20.3.1 Padatkan tanah sub grade secara merata 20.3.2 Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80 20.3.3 Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan level yang dikehendaki.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-71

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

20.3.4 Taburkan pasir batu (abu batu) sebagai bahan pengisi setebal 20 mm dan dipadatkan sampai denngan level. Rencana digilas dengan Roller seberat 2,50 ton minimal 2 kali. 20.3.5 Taburkan lapisan Hotmix dengan metode Aspalt Mixing Plant.

Pasal 21 Pekerjaan Drainage 21.1 Lingkup Pekerjaan

21.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna. 21.1.2 Kontraktor harus mengatur pekerjaan drainage sedemikian sehingga aliran air hujan, air bekas dari lavatory, floor drain atau dari sumber-sumber lain, selama dan sesudah pekerjaan selesai, berjalan baik dan lancar. Untuk menghindarkan kerusakan pekerjaan, Kontraktor harus mengusahakan alat-alat untuk melindungi pekerjan tersebut, misalnya pompa air, selokan pembuangan atau saluran-saluran penyimpanan air dan sebagainya. 21.1.3 Pekerjaan ini meliputi : Pekerjaan beton untuk gorong-gorong, selokan-selokan bak kontrol dan saluran drainage serta untuk pekerjaan beton lainya supaya mengikuti ketentuanketentuan yang tercantum dalam P.B.I. 1971, baik mengenai persyaratan material. Persiapan dan cara-cara pelaksanaanya, acuan dan lain-lainya. 21.1.4 Macam Pekerjaan Macam pekerjaan drainage meliputi pelaksanaan saluran pipa PVC dalam tanah, selokan-selokan Bak kontrol, saluran penyambung dari jalan keselokan dan saluran air sesuai dengan spesifikasi lainya tentang pekerjaan tersebut, dan batas-bats kedudukan, kemiringan dan dimensi seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan. Pekerjaan ini juga mencakup pembongkaran saluran-saluran yang telah ada sebelumnya kecuali pengawas menentukan bahwa selokan-selokan tesebut dapat dipakai lagi. Bak Kontrol (control box) Pada-tempat-tempat tertentu, seperti yang tercantum dalam gambar

Perencana, Kontraktor harus membuat bak kontrol (control box) untuk

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-72

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

mengontrol

kecepatan

air

dan mencegah adanya

erosi

ke

saluran

penampungan.

Kontraktor hendaknya meneliti semua gambar-gambar

perencanaan, sebelum memulai pekerjaan. Apabila terdapat perbedaanperbedaan antara gambar perencana dengan site, Kontraktor harus menanyakan pada pengawas/perencana. Dan Kontraktor harus membuat gambar-gambar revisi dengan persetujuan Pengawas. Bak kontrol (control box) dibuat dengan beton betulang dengan mutu K 175, kecuali disebutkan lain dalan gambar perencanaan ukuran lihat gambar detail lengkap dengan tutup dari beton yang dapat dibuka. Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar perencanaan bila terdapat ukuran-ukuran yang kurang jelas, Kontraktor harus mengikuti semua petunjuk-petunjuk Pengawas.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-73

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

BAB IV SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Pasal 1 Sistem Elektrikal 4.1 Lingkup Pekerjaan

4.1.1. Umum Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehinggai sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan disetujui Direksi/Pengawas Lapangan. 4.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga & Penerangan. Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai betikut : Pengadaan dan Pemasangan 1. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi Penerangan. 2. Instalasi pengkabelan. 3. 4. Instalasi penerangan dan kotak kontak. Armature lampu dan lampu-lampu lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. 5. Insfalasi penerangan luar. 6. Instalasi penangkal petir.

7. Instalasi grounding. 8. Melakukan testing dan commissioning. 4.2 4.2.1 4.2.2 4.2.3 Standard atau Rujukan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987) Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) International Electrotechnical Commission (IEC)

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-74

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

4.2.4 4.2.5 4.3. 4.3.1 1.

SPLN Spesifikasi Teknis Penangkal Petir dan Pentanahan Ketentuan Bahan dan Peralatan. Panel Tegangan Rendah. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

2.

Konstruksi dalam parel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-perbaikan,

penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya. Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan juga kemungkinan kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponenkomponen itu sendiri ataupun karena keterbatasan ruang panelnya. 3. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-ST, 1 busbar neutra1 dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk panel 1 phasa, cukup menggunakan 3 busbar. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk

besar arus tanpa menyebabkan suhu yang lebih dati 650 C 4. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. 5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas dari pengarus induksi serta ada sertifikasi tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). 6. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan serta semua persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang telah disetujui Perencana. 4.3.2 Kabel Tegangan Rendah. 1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan 500 V, 0,6/1 KV untuk kabel NFA2X, NYM, NYY & NYFGbY dengan spesifikasi : a. Conductor : Plain wpper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY), Copper/sector shape (NYFGbY).

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-75

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

b. Insultaion : PVC c. Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC d. Sheat : PVC.

2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut : a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY. b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM. 3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC atau NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama dengan diameter kabel feedernya. 4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu. 5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2 4.3.3. Syarat Khusus (lampu, saklar, kotak kontak, cable ladder/tray, dll). 1. Lampu TLD a. TebaI plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm b. Ballast (Transformator) untuk lampu TLD harus dari bahan Low Loss Type c. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TLD harus dapat memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal 0,85 d. Fitting lampu TLD (lamp Holder) type. e. Finishing untuk lampu TLD harus di Cat Oven/Powder Coating. 2. Syarat Umum a. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dan karat, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui deh Perencana/Direksi Pengawas. b. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti panggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan. c. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding). 6. Kotak Kontak dan Saklar a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan masuk/inbow (Rush-mounting). b. Kotak-kontak rating 16 A dan mengikuti standard VDE.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-76

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

c. Flush-box (inbouw doss) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus dipakai dan jenis bahan bakely atau metal dari produk yang sama. d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dan permukaan lanlai. Pada ruangruang yang basah/lembab harus dan jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dan isolating switch dipasang maksimal 130 cm dan permukaan lantai. e. Kodak kontak khusus/Industrial type, untuk area tertentu, akan ditentukan kemudian. Spesifikasi dan kotak kontak industrial type adalah sebagai barikut : Type Material : Surface mounting socket Outlets c/w plug : Polyester-polyamide cover slainless steel screw parts Protection Index Operation temperature Vollage operation Rated Current Pole of Configurations 7. Konduit a. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-BS dan Elecbonical Standardization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan antara lain, tahan terhadap bahaya kebakaran ringan kelenturannya dan lahan terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau kolom beton. b. Konduit yang dipakai adalah dan jenis PVC High Impact atau metal conduit, dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar. c. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dan material/ bahan yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles, inspecbon elbows, reducens, locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik pada saat pelaksanaan maupun saat perawatan. 9. Grounding a. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang (Bare Copper Conductor). : IP 66 : - 60 - + 600 C : 250 V atau 400 V : 16 A & 63 A. : 2P + E, 3P + E atau 3P + E + N.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-77

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

b. Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder). c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimal berdiameter 11/4, diujung pipa dipasang copper rod sepanjang 0,5 meter. d. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut. e. Kedalaman grounding minimum 6 meter. 4.4 4.4.1 Perawatan Teknis Pemasangan Panel-panel. 1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata (horizontal/waterpas). 2. Setiap kabel yang masuk/keluar dan panel harus dilengkapi dengan gland dan karet atau panutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. 3. Pada lokasi-lokasi yanq khusus (shaft listrik, gudang atau penerangan luar), panel-panel harus diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup. 4. Khusus untuk panel-panel type free standing, harus diberi alas dengan menggunakan besi kanal UNP 100 x 50 x 5 mm. 5. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontroll/busbar atau banyak menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal blok yang baik mutunya (lihat item produk). 6. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push button, harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam

mengoperasikannya dan estetik. 7. Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987. 8. Semua panel harus ditanahkan. 4.4.2 Kabel-kabel. 1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban. 2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasanya sasuai dengan WIL 1987 pasal 701. Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutra1 dan grounding).

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-78

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

3. Kabel daya yang dipasang pada shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem dengan rapi. 4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan. 5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2atau lebih harus dilengkap dengan sepatu kabel untuk terminasinya. 6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri. 7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu tata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel. 8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support, minimum setiap jarak 50 cm. 9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel. 10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dan 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanized dengan diameter minimum 2 kali panampang kabel. 11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada Cable Ladder. 12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan diameter minimum 2 kali penampang kabel. 13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak terminal yang terbuat dan bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. 14. Setiap pamasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya. 15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-79

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambung barupa las-dop merk Legrand atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih dahulu. Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya. 4.4.3 Lampu Penerangan 1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafondd dan arsitek dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan. 2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafondd yang terbuat dari bahan aluminium. 4.4.4 Kotak Kontak dan Saklar 1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai, untuk kotak kontak dan 1500 mm untuk saklar. 2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht (bila ada). 1.4.5. KWH Meter. a. Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun yang terpasang dalam sub-sub panel harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah dilihat/dibaca dengan baik. b. Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian dilapangan setelah disepakati barsama Arsitek. 4.4.5 Lampu Penerangan. 1. Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafondd Arsitek dan disetujui Pengawas Lapangan. 2. Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafondd yang terbuat dan bahan aluminium. 3. Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus. 4. Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman (fuse box ) pada ketinggian maximum 500 mm dari tanah. 4.5 4.5.1 Pengujian Umum Sebelum semua peralatan utama dan sistem dipasang, harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikatkat pangujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-80

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

LMK/PLN sarta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah paralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sisbm, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik.Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat Iulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sandiri. 4.5.2 Peralatan dan Bahan Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji. 1. Panel-panel tegangan rendah Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat Iulus pengujian dan pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa undervoltage, over current, overthennis, short circuit dan lainlain serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol. 2. Kabel-kabel tegangan rendah Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat Iulus pengujian harus dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuanketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm. Penyalaan baru boleh diiaksanakan apabila dinyatakan Iulus oleh Direksi Lapangan yang didasarkan pada hasil pergukuran (data) langsung dari semua instalasi. 3. Lighting Fixtures. Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan kapasitor harus dilakukan pengujian atau pengukuran faktor daya (cos phi). Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85. 4. Motor-motor Litrik. a. Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan pemakaian dan lokasi dimana motor-motor tersebut dipasang. b.Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. c. Pemasangan motor-motor listriik bisa dilaksanakan setelah penunjukkan hasil pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-81

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

4.6

Peralatan Maintenance Kontraktor diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools kit) untuk semua system yang terpasang sesuai dengan produknya masing-masing.Semua peralatan tersebut harus baru dan asli.

4.7

Produk Bahan atau peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke MK. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut : Bahan/Peralatan Merk/Pembuat 1. Terminal Block 2. MCCB, MCB dll 3. Pembuat Panel 4. Kabel 5. Conduit High Impact 6. Lampu TLD Ballast Capasitor Lamp : Local : ABB, MG, Siemen, GE, Moeller : SIER, PANELINDO : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme : EGA : : Philips,GE : Philips, GE : Philips,Interlite, GE : Clipsal 2000, MK Legrand, Panasonic Broco K1

7. Saklar & Kotak Kontak

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-82

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

BAB V PENUTUP 5.1 Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah pekerjaan selesai. 5.2 Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapatrapat koordinasi lapangan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor, Konsultan Perencana dan atas persetujuan Pelaksana Teknis , PPTK, Kepala Bidang, DanMengetahui, Kepala Dinas Bangunan Dan Kebakaran

Konsultan Perencana

PT. DAYA CIPTA DIANRANCANA

| SPESIFIKASI TEKNIS

S-83

Anda mungkin juga menyukai