Anda di halaman 1dari 2

Iinisiasi 6 Berbicara

Saudara, untuk memahami hakikat berbicara dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai penjelasan mengenai pengertian berbicara itu sendiri. Adapun pengertian tersebut antara lain: (1) Berbicara merupakan ekspresi diri, (2) Berbicara merupakan kemampuan mental motorik, (3) Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu, dan (4) Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Kepribadian seseorang dapat dicermati melalui pembicaraannya, ekspresi marah, bahagia dan bahkan ketidakjujuran seseorang tidak dapat disembunyikan selama dia masih berbicara. Kegiatan berbicara bukan hanya melibatkan kerja sama alat-alat ucap, melainkan juga melibatkan aspek mental. Berbicara harus memperhatikan waktu dan ruang sehingga isi pembicaraannya dikemas sesuai dengan situasi dan kondisi, kapan dan di mana kegiatan tersebut berlangsung. Produk yang dihasilkan dalam berbicara berupa ide, gagasan, atau buah pikiran bukan produk berupa barang. Tujuan utama berbicara adalah menyampaikan informasi berupa gagasan-gagasan kepada pendengar. Secara khusus tujuan tersebut antara lain untuk member informasi, menyatakan diri, mencapai tujuan, berekspresi, menghibur, dan lain-lain. Berbicara formal dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu monolog dan dialog. Berbicara monolog adalah berbicara satu arah, artinya dalam kegiatan berbicara tersebut tidak terjadi interaksi antara pembicara dengan pendengar. Kegiatan berbicara yang bersifat dialog: wawancara dan diskusi. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan berbicara formal, antara lain faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan adalah fackor yang berkaitan dengan unsurunsur kebahasaan. Unsur-unsur kebahasaan yang dapat menunjang keefektifan berbicara, yaitu pengucapan fonem, intonasi, pilihan kata, dan penerapan struktur kalimat. Fonem yang terdiri ats vokal dan konsonan penting untuk diperhatikan karena kesalahan pengucapan dapat berpengaruh terhadap pendengar dalam menafsirkan isi pembicaraan. Intonasi dalam unsur bahasa digolongkan ke dalam suprasegmental, yaitu unsur bahasa yang dapat membedakan makna yang disebabkan oleh tinggi rendah, tekanan, dan jeda atau persendian. Pilihan kata (diksi) penting dikuasai oleh pembicara karena kesalahan terjadi ketika melakukan berbicara berakibat gangguan komunikasi. Tidak kalah pentingnya penerapan struktur kalimat, hal itu perlu dikuasai juga oleh pembicara karena kesalahan tersebut berakibat terganggunya komunikasi. Faktor nonkebahasaan adalah faktor-faktor di luar unsur kebahasaan yang turut mendukung keberlangsungan kegiatan berbicara. Faktor-faktor tersebut yaitu keberanian,

kelancaran, kenyaringan suara, pandangan, gerak-gerik, penalaran, dan sikap yang wajar. Keberanian di sini menyangkut keberanian mengemukakan pendapat dan keberpihakan terhadap gagasan yang diyakini kebenarannya. Kelancaran berbicara sangat ditunjang oleh penguasaan materi yang baik. Kenyaringan suara dimaksudkan bukan suara yang keras, tetapi didasarkan kepada apakah orang yang paling jauh dari pembicara dapat mendengar jelas suara pembicara. Pandangan mata sebaiknya diarahkan ke lawan bicara. Gerak-gerik dan mimik digunakan dengan tujuan mendukung dan memperjelas penjelasan verbalisme dan tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Penalaran dihubungkan dengan materi serta susunan kalimat yang diungkapkan secara logis atau masuk akal. Sedangkan sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku hendaknya ditampilkan oleh seorang pembicara. Tahap-tahap kegiatan berbicara, antara lain: (1) Persiapan kegiatan berbicara, yang terdiri ats penentuan tujuan, pengumpulan topik, pengumpulan referensi, penyusunan kerangka, dan berlatih, (2) Pelaksanaan kegiatan berbicara, terdiri ats pembuka, pembahasan pokok, dan penutup.

Salam

Muh. Ali A.

Anda mungkin juga menyukai