Anda di halaman 1dari 16

Remaja dan Permasalahannya Pengantar Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan

tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan. Dewasa ini berbagai macam bentuk penyimpangan sosial semakin meningkatdan marak terjadi di masyarakat. Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin canggih, justru berbagai macam bentuk penyimpangan sosial semakin bermunculan dan terjadi. Mulai dari berbagai penyimpangan kecil seperti tato ataupun tindik, sampai tindakan penyimpangan besar bahkan bersifat kriminal seperti pembunuhan dan pemerkosaan, seamakin meningkat akhir-akhir ini. ukan tidak mungkin globalisasi jaman sekarang ini menjadi salah satu faktor cukup dominan dalam peningkatan penyimpangan sosial di masyarakat. !arena pada dasarnya globalisasi itu sendiri identik dengan pasar bebas dan kapitalis, dimana batas antar negara "warga negara seakan semu sehingga berbagi macam bentuk hal apapun dapatdengan mudah dan cepat tersebar bahkan tersosialisasi, serta bisa dilakukan olehsiapapun, dimanapun, dan kapanpun itu. #ermasuk dalam hal perkembangan penyimpangan sosial. Salah satu bentuk penyimpangan sosial yang cukup meresahkandan mengawatirkan perkembangannya, yakni penyimpangan sosial berupa kenakalan remaja yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi. #entunya seiring berkembangnya waktu, bentuk dan jenis kenakalan remaja semakin beragam dan ber$ariasi, serta semakin meningkat implementasinya dimasyarakat. %ara remaja zaman sekarang semakin berani untuk bertindak, dan semakin bebas untuk berekspresi, termasuk dalam hal penyimpangan sosial. Sudah banyak bukti akan perkembangan berbagai macam bentuk penyimpangan sosial berupa kenakalan remaja ini, mulai dari pornografi, merokok, pemerkosaan bahkan sampai tindak anarkis premanisme dan narkoba banyak dilakukan oleh para remaja masa kini. Selain faktor kurangnya kontrrol keluarga dan lingkungan, tak bisa dipungkiri faktor

globalisasi juga berpengaruh dalam perkembangan kenakalan remaja masa kini. !arena secara langsung maupun tidak langsung globalisasi sudah meliputi proseskehidupan sosial di masyarakat yang pasti sangat mudah berdampak dan berpengaruh pada kehidupan sosial remaja itu sendiri. !enakalan remaja merupakan salah satu bentuk dinamika sosial, karena biar bagaimanapun hal tersebut akan selalu tetap ada dan terjadi, semua tergantung pada solusi kita untuk penanganannya

%engertian &emaja 'stilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata bendanya adolescent yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa. *dolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (*l-Mighwar, +,,-). .ebih lanjut #hornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu/ a. &emaja awal / antara 00 hingga 01 tahun b. &emaja pertengahan/ antara 02 hingga 0- tahun c. &emaja akhir/ antara 03 hingga 04 tahun. %ada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut/ 0. Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis +. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin 1. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif 2. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya 5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi -. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja 3. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga

6. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara 4. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial 0,. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Ha$ighurst dalam Hurlock, 0431). #idak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (0431) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu/ 0. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilainilai. +. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua. 7lkind dan %ostman (dalam 8uhrmann, 044,) menyebutkan tentang fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. *nak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. #ekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis. .ebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut. !etidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.

ellak (dalam 8uhrmann, 044,) secara khusus membahas pengaruh tekanan media terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information o$erload. *kibatnya timbul perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan benturan budaya. Karakteristik Perkembangan Remaja Menurut 9ong (+,,4), karakteristik perkembangan remaja dapat dibedakanmenjadi / a. %erkembangan %sikososial #eori perkembangan psikososial menurut 7rikson dalam 9ong (+,,4), menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. %eriode remaja awal dimulai dengan awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SM:. %ada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis identitas kelompok $ersus pengasingan diri. %ada periode selanjutnya, indi$idu berharap untuk mencegah otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi peran. 'dentitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi. &emaja pada tahap awal harus mampu memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat. 0) 'dentitas kelompok Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok semakin kuat. &emaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok dapat memberi mereka status. !etika remaja mulai mencocokkan cara dan minat berpenampilan, gaya mereka segera berubah. ukti penyesuaian diri remaja

terhadap kelompok teman sebaya dan ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi kerangka pilihan bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan penonjolan diri mereka sendiri sementara menolak identitas dari generasi orang tuanya. Menjadi indi$idu yang berbeda mengakibatkan remaja tidak diterima dan diasingkan dari kelompok. +) 'dentitas 'ndi$idual %ada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan yang mereka kembangkan antara diri mereka sendiri dengan orang lain di masa lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang mereka harap mampu dilakukan di masa yang akan datang. %roses perkembangan identitas pribadi merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan periode kebingungan, depresi dan keputusasaan. %enentuan identitas dan bagiannya di dunia merupakan hal yang penting dan sesuatu yang menakutkan bagi remaja. ;amun demikian, jika setahap demi setahap digantikan dan diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang positif pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi peran terjadi jika indi$idu tidak mampu memformulasikan kepuasan identitas dari berbagai aspirasi, peran dan identifikasi. 1) 'dentitas peran seksual Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran seksual. Selama masa remaja awal, kelompok teman sebaya mulai mengomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan heterokseksual dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan, remaja dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang matang yang baik dari teman sebaya maupun orang dewasa. %engharapan seperti ini berbeda pada setiap budaya, antara daerah geografis, dan diantara kelompok sosioekonomis. 2) 7mosionalitas &emaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang dan rasional, dan walaupun masih mengalami periode depresi, perasaan mereka lebih kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa remaja akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional, remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengekspresikan dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih tetap mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu

diperlihatkan, perilaku mereka menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan kebimbangan. b. %erkembangan !ognitif #eori perkembangan kognitif menurut %iaget dalam 9ong (+,,4), remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode berpikir konkret< mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. %ada saat ini mereka lebih jauh ke depan. #anpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan kuliah dan bekerja< memikirkan bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah. &emaja secara mental mampu memanipulasi lebih dari dua kategori $ariabel pada waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu dalam membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat mendeteksi konsistensi atau inkonsistensi logis dalam sekelompok pernyataan dan menge$aluasi sistem, atau serangkaian nilai-nilai dalam perilaku yang lebih dapat dianalisis. c. %erkembangan Moral #eori perkembangan moral menurut !ohlberg dalam 9ong (+,,4), masa remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral dan indi$idu. &emaja dapat dengan mudah mengambil peran lain. Mereka memahami tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam penetapan hukuman terhadap kesalahan dan perbaikan atau penggantian apa yang telah dirusak akibat tindakan yang salah. ;amun demikian, mereka mempertanyakan peraturan-peraturan moral yang telah ditetapkan, sering sebagai akibat dari obser$asi remaja bahwa suatu peraturan secara $erbal berasal dari orang dewasa tetapi mereka tidak mematuhi peraturan tersebut.

d. %erkembangan Spiritual %ada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain, beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka. Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini sebagai elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan konflik pada periode pergolakan ini. &emaja mungkin menolak akti$itas ibadah yang formal tetapi melakukan ibadah secara indi$idual dengan pri$asi dalam kamar mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap konsep keberadaan #uhan. Membandingkan agama mereka dengan orang lain dapat menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri tetapi pada akhirnya menghasilkan perumusan dan penguatan spiritualitas mereka. e. %erkembangan fisik remaja Menurut 'mran (0446) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). %erubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organreproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. %erubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. !arakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya. Menurut Mussen dkk., (0434) sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. *nak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 6-4 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada

usia 0+ tahun. %ada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 0,-00 tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 01 tahun (!atchadurian, 0464). %enyebab terjadi makin awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan karena faktor gizi yang semakin baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan faktor sosio-ekonomi (Sarwono, dalam =7;, 0446). %ada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan perubahan fisik"tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Menurut ourgeois dan 9olfish (0442) remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan yang sifatnya indi$idual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis, sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia (Myles dkk, 0441). Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman secara fisik. Menurut %! ' (0462) secara fisik, usia reproduksi sehat untuk wanita adalah antara +, > 1, tahun. 8aktor yang mempengaruhinya ada bermacam-macam . Misalnya, sebelum wanita berusia +, tahun secar fisik kondisi organ reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan dan pengembangan janin. Selain itu, secara mental pada umur ini wanita belum cukup matang dan dewasa. Sampoerno dan *zwar (0463) menambahkan bahwa perawatan pra-natal pada calon ibu muda usia biasanya kurang baik karena rendahnya pengetahuan dan rasa malu untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan. . f. %erkembangan Sosial remaja :ntuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua. ;amun, proses ini penuh dengan ambi$alensi baik dari remaja maupun orang tua.

&emaja ingin dewasa dan ingin bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian. 0) Hubungan dengan orang tua Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak berubah dari menyayangi dan persamaan hak. %roses mencapai kemandirian sering kali melibatkan kekacauan dan ambigulitas karena baik orang tua maupun remaja berajar untuk menampilkan peran yang baru dan menjalankannya sampai selesai, sementara pada saat bersamaan, penyelesaian sering kali merupakan rangkaian kerenggangan yang menyakitkan, yang penting untuk menetapkan hubungan akhir. %ada saat remaja menuntut hak mereka untuk mengembangkan hak-hak istimewanya, mereka sering kali menciptakan ketegangan di dalam rumah. Mereka menentang kendali orang tua, dan konflik dapat muncul pada hampir semua situasi atau masalah. +) Hubungan dengan teman sebaya 9alaupun orang tua tetap memberi pengaruh utama dalam sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja, teman sebaya dianggap lebih berperan penting ketika masa remaja dibandingkan masa kanak-kanak. !elompok teman sebaya memberikan remaja perasaan kekuatan dan kekuasaan. a) !elompok teman sebaya &emaja biasanya berpikiran sosial, suka berteman, dan suka berkelompok. Dengan demikian kelompok teman sebaya memiliki e$aluasi diri dan perilaku remaja. :ntuk memperoleh penerimaan kelompok, remaja awal berusaha untuk menyesuaikan diri secara total dalam berbagai hal seperti model berpakaian, gaya rambut, selera musik, dan tata bahasa, sering kali mengorbankan indi$idualitas dan tuntutan diri. Segala sesuatu pada remaja diukur oleh reaksi teman sebayanya. b) Sahabat Hubungan personal antara satu orang dengan orang lain yang berbeda biasanya terbentuk antara remaja sesama jenis.Hubungan ini lebih dekat dan lebih stabil daripada hubungan yang dibentuk pada masa kanak-kanak pertengahan, dan penting untuk pencarian identitas. Seorang sahabat merupakan pendengar terbaik, yaitu tempat remaja mencoba

kemungkinan peran-peran dan suatu peran bersamaan, mereka saling memberikan dukungan satu sama lain. 8aktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja Faktor Keluarga ( Rumah Tangga) Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa anak"remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik"disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak"remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat"harmonis (sakinah). !riteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain/ a. !eluarga tidak utuh (broken home by death, separation, di$orce) b. !esibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di rumah c. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk) d. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi daripada kejiwaan (psikologis). Selain daripada kondisi keluarga tersebut di atas, berikut adalah rincian kondisi keluarga yang merupakan sumber stres pada anak dan remaja, yaitu/ a. Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu b. #erdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga c. ?ara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orangtua atau oleh kakek"nenek d. Sikap orangtua yang dingin dan acuh tak acuh terhadap anak e. Sikap orangtua yang kasar dan keras kepada anak f. ?ampur tangan atau perhatian yang berlebih dari orangtua terhadap anak g. @rang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya isteri lain h. Sikap atau kontrol yang tidak konsisiten, kontrol yang tidak cukup i. !urang stimuli kongnitif atau sosial

j. .ain-lain, menjadi anak angkat, dirawat di rumah sakit, kehilangan orang tua, dan lain sebagainya. Sebagaimana telah disebutkan di muka, maka anak"remaja yang dibesarkan dalam keluarga sebagaimana diuraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti soial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak"maja yang dibesarkan dalam keluarga yang sehat"harmonis (sakinah). Faktor Sekolah !ondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan ApeluangB pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. !ondisi sekolah yang tidak baik tersebut, antara lain< a. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai b. !uantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai c. !ualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai d. !esejahteraan guru yang tidak memadai e. !urikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama"budi pekerti yang kurang f. .okasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya. Faktor Masyarakat (Kondisi Lingkungan Sosial) 8aktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau ArawanB, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak"remaja untuk berperilaku menyimpang. 8aktor masyarakat ini dapat dibagi dalam + bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). !riteria dari kedua faktor tersebut, antara lain/ a. 8aktor !erawanan Masyarakat (.ingkungan) 0) #empat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari +) %eredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya 1) %engangguran 2) *nak-anak putus sekolah"anak jalanan 5) 9anita tuna susila (wts)

-)

eredarnya bacaan, tontonan, #C, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan

3) %erumahan kumuh dan padat 6) %encemaran lingkungan 4) #indak kekerasan dan kriminalitas 0,) !esenjangan sosial b. Daerah &awan (Dangguan !antibmas) 0) %enyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya +) %erkelahian perorangan atau berkelompok"massal 1) !ebut-kebutan 2) %encurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan 5) %erkosaan -) %embunuhan 3) #indak kekerasan lainnya 6) %engrusakan 4) ?oret-coret dan lain sebagainya !ondisi psikososial dan ketiga faktor diatas, merupakan faktor yang kondusif bagi terjadinya kenakalan remaja. =ensen (dalam Sarwono, +,,+) membagi kenakalan remaja menjadi empat bentuk yaitu/ a. !enakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain/ perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain- lain. b. !enakalan yang meninbulkan korban materi/ perusakan, pencurian,pencopetan, pemerasan dan lain- lain. c. !enakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain/ pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks bebas . d. !enakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat dari rumah, membantah perintah

Hurlock (0431) berpendapat bahwa kenakalan yang dilakukan remaja terbagi dalam empat bentuk, yaitu/ a. %erilaku yang menyakiti diri sendiri dan orang lain. b. %erilaku yang membahayakan hak milik orang lain, seperti merampas, mencuri, dan mencopet. c. %erilaku yang tidak terkendali, yaitu perilaku yang tidak mematuhi orangtua dan guru seperti membolos, mengendarai kendaran dengan tanpa surat izin, dan kabur dari rumah. d. %erilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, memperkosa dan menggunakan senjata tajam.

KEL AR#A

REMA$A

MAS"ARA KAT

SEK%LA& PERILAK ME!"IMPA!#

Anda mungkin juga menyukai