2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
(*) (**)
211,693 226,063 239,600 251,567 261,868 271,227 279,666 286,767 292,061 295,398 296,885
400.4 509.3 637.7 798.5 999.9 1252.0 1567.7 1963.0 2458.0 3077.8 3853.9
780 1,269 1,724 2,197 2,813 3,711 5,123 7,356 10,784 15,642 22,395
Sumber: World Resources Institute (2009) Data tahun 2000 & 2005 International Energy Agency (IEA) (2007); Proyeksi 2010 sd 2050 menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata sebesar 4.6% per tahun dari sumber U.S. Energy Information Administration (2006) (***) Data tahun 2000 & 2005 bersumber dari World Bank (2008); Proyeksi 2010 sd 2050 bersumber dari studi Next11 oleh Goldman Sachs (USA)
Proyeksi Konsumsi Energy (%) 2010 2020 2030 2040 2045 2050 100 % 157 % 246 % 385 % 483 % 604 %
20,000.000
15,000.000
Populasi (juta) kWh/person
10,000.000
GDP/cap
5,000.000
0.000
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
4,000.000
3,500.000
3,000.000
2,500.000
Populasi
2,000.000
kWh/person
1,500.000
1,000.000
500.000
0.000
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
2035
2040
2045
2050
Keterangan: Proyeksi penduduk 2005-2025 (menurut BPS) sedang tahun 2026-2050 diasumsikan lajupertumbuhan penduduk kurang dari 1% (0,9% per tahun)
Parameter Teknis
TigaSkenario
SKENARIO TANPA NUKLIR SKENARIO DASAR
skenario tanpa memasukkan PLTN kedalam sistem energi nasional
skenario opsi nuklir sesuai dengan kebijakan blue print energi sampai 2025 dan peran energi nuklir setelah tahun 2025
SKENARIO OPTIMASI
skenario dengan opsi nuklir kompetisi dengan pembangkit listrik lain dalam sistem energi nasional
Peran energi nuklir pada periode mendatang (setelah tahun 2025) diproyeksikan masih tetap merupakan bagian dari bauran sistem pasokan energi nasional yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi
DATA
(1/4)
20
6.1
0
6.4
2005
2010
2015
2020
2025
DATA
(2/4)
Komposisi Subbituminous
(Spesifikasi: Heating Value 19.400 kJ/kg)
Moisture
DATA
Unsur
(3/4)
Data Kadar Logam Berat dalam Batubara, ppm (ug/g) Kadar (Rentang) Kadar (Prediksi)
As Co
Cr Cu Hg Ni Pb
10 5
10 10 2 10 10
U
Th Se
0,4 3,0
1,0 5,0 0,45 7,7
2
2 2
DATA (4/4)
Kriteria PLTU
Daya
Faktor efisiensi
: 1000 MW
: 33 %
Faktor kapasitas : 75 %
Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN
82
20
10 0 2005 2010
2015
2020
2025
800
600 400 200 0 2005 2010 2015 2020 2025
As Co Cr Cu Hg Ni Pb Th U
500
400
SO2, ug/m3 300 NO2, ug/m3 PM, ug/m3 200
100
2005
2010
2015
2020
2025
berupa emisi CO2 (110 juta ton tahun 2020 &145 juta ton tahun 2025).
akan meningkatkan emisi SO2, NO2 dan partikel debu ke lingkungan. (emisi SO2 akan mencapai jumlah 50.000 ton pada tahun 2020 dan 65.000 ton pada tahun 2025. jumlah yang telah melampaui batas kesehatan)
Kajian 3:
Transformasi Pengelolaan Energi dan Kelistrikan (Ali Herman Ibrahim)
Growth (%)
Jawa - Bali Growth (%) Sumatera Growth (%) Kalimantan
3,86
72,19 3,19 11,22 6,55 3,11
10,56
79,96 10,77 12,34 9,98 3,37
6,93
85,39 6,79 13,28 9,86 3,60
5,21
89,04 4,28 14,59 9,88 3,80
7,67
95,62 7,39 15,80 8,30 4,09
7,57
7,28
8,92
Growth (%)
Sulawesi Growth (%) IBT Growth (%)
6,87
2,84 5,40 1,18 9,54
8,36
3,11 9,35 1,31 11,51
5,56
3,31 6,65 1,45 10,57
5,62
3,57 7,64 1,61 10,81
7,49
3,93 10,20 1,81 12,27
7,12
8,45
11,29
150 100 50 2004 3.31 59.18 2005 10.65 103.35 2006 33.90 64.21 2007 37.48 83.79 2008 60.29 140.01
Listrik BBM/LPG
Sumber: PLN
namun belum ada kemajuan yang berarti dalam pelaksanaan pengembangannya Kebutuhan energi yang selalu meningkat sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Harganya yang semakin mahal (bahkan tidak terprediksi) harus diantisipasi sejak dini, dan dengan semakin langkanya energi yang tidak terbarukan mendorong keharusan penggunaan energi terbarukan Usaha suasta berpotensi besar berperan dan berpartisipasi dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan Kebijakan harga energi baru dan terbarukan belum terbentuk dengan baik sehingga belum mendukung pengembangannya
Hydrokinetic Energy
(1/2)
Mensosialisasikan lahirnya payung hukum undang-undang tentang ketenagalistrikan dan segera menyusun peraturan pelaksanaannya yang kontekstual Menetapkan alokasi energi primer gas dan batubara untuk pasokan kelistrikan nasional sebagai wujud pengutamaan kebutuhan dalam negeri Untuk jangka panjang, pemerintah harus menetapkan perencanaan alokasi pasokan energi primer untuk ketenagalistrikan yang harus juga mengakomodasi peran energi baru, terbarukan, nuklir dan energi hijau Pasar harus menentukan harga standar jual beli listrik suasta, yang dibina oleh pemerintah, sehingga dapat menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan investasi suasta di bidang ketenagalistrikan
(2/2)
Sinergi antar BUMN dengan BUMN serta BUMN dengan BUMS untuk meningkatkan nilai tambah dalam suplydemand energi dan kelistrikan
Pustaka
1. Transformasi pengelolaan Energi dan kelistrikan, Ali Herman
Ibrahim 2. 3. 4. 5. 6. 7. PLTN dan aspek Lingkungan, Sofyan Yatim The Economics of Nuclear Power, WNA (May 2009) Persimpangan jalan PLTN di Indonesia, MPEL (28 November 2007) PLTN menjamin Ketahanan penyediaan Listrik Nasional, MPEL, HIMNI, METI, IEN, WIN, Jakarta Februar 2010 Ringkasan Eksekutif Re-evaluasi Comprehensive Assessment of Different Energy Sources (CADES) for Electricity Generation in Indonesia (2001). Indonesia 2045: Super Power Baru? Akumulasi Masalah Sosial?, BJ Habibie, Leadership Inspiring Lecture Institut Teknologi Bandung (2009)