Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-3 MAN BINJAI PADA PELAJARAN BIOLOGI Maryam Guru Biologi MAN Binjai Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Biologi melalui pemanfaatan lingkungan sekolah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 Tahun Pelajaran 2009/2010 berjumlah 35 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas melalui dua siklus pembelajaran, setiap siklus melaksanakan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil analisis data diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I 65,71% dan pada siklus II menjadi 82,86%. Berdasarkan indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan, jika 75% siswa memperoleh nilai > 70, maka siswa dikatakan tuntas, baik secara individu maupun klasikal. Ini berarti peroses pembelajaran sudah dikatakan berhasil. Kata kunci: meningkatkan aktivitas siswa, manfaat linkungan sekolah, nilai belajar

PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar merupakan salah satu faktor berhasil tidaknya pendidikan tersebut. Dalam hal ini, guru menjadi motor penggerak untuk menjalankan proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai pengajar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam proses kegiatan belajar peserta didik di sekolah. Ini berarti bahwa seorang guru harus mamapu memahami tentang metode penyajian pengajaran secara menarik tanpa mengabaikan komponen materi dan evaluasi sebagian dalam kegiatan belajar mengajar (Sardiman, 2003). Ini menjelaskan bahwa untuk keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran, tidak
Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

terlepas dari upaya guru dalam meningkatkan aktivitas perseta didik dalam proses belajar mengajar di antaranya dengan memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan di berikan. Selama ini proses belajar mengajar selalu di titik beratkan pada pengajaran di dalam kelas dan berfokus pada guru dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah dimana yang aktif 90% adalah guru, sedangkan siswa hanya memfungsikan indra pendengaran dan penglihatan. Akibat dari kegiatan belajar mengajar yang hanya satu arah ini, siswa kurang mampu mengeksplorasi wawasan yang dimiliki tentang materi yang diterimanya. Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus mampu mengembangkan cara atau strategi serta menggunakan metode pembelajaran yang dianggp sesuai dan menarik tanpa mengabaikan komponen materi dan evaluasi sebagai bagian 21
LPM Unimed & AGFI

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu salah satu metode dengan mempergunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam terbuka akan dapat merubah suasana belajar menjadi menarik. Pada gilirannya akan meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan dan pembentukan serta pengembangan diri siswa. Apabila siswa sering melakukan pengamatan dilingkungan sekolah akan memberikan dampak yang positif bagi siswa. Siswa dapat memperoleh pengalaman baru dalam proses belajar mengajar dan siswa langsung mengenal materi yang diberikan oleh guru. Lingkungan sekolah sangat efektif dan efisien bila digunakan sebagai laboratorium alam. Melalui penggunaan lingkungan alam terbuka sebagai wahana baru dalam proses belajar mengajar akan mengurangi cara belajar yang bertumpu hanya pada guru. Siswa kurang mampu menyerap materi pelajaran yang disajikan guru, oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dalam belajar dengan mempelajari materi Biologi di Madrasah Aliah Negeri Binjai. Manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber dan sarana belajar, juga dapat memperjelas teori-teori yang diberikan guru di kelas, selain itu lingkungan juga dapat menambah hasanah pengetahuan dan pengembangan kreativitas siswa. Menyadari betapa besarnya konstribusi lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam sebagai sumber dan sarana belajar yang efektif, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pengembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ini mengisyaratkan pada guru bahwa pembelajaran tidak harus selalu di kelas, tetapi dapat memanfaatkan lingkungan sekolah untuk membuat variasi kegiatan belajar siswa sehingga tidak bosan dan dapat memaksimalkan aktivitas dan hasil belajarnya. Berdasarkan penjeleasan berbagai masalah pembelajaran Biologi di kelas X MAN Binjai, dirumuskan masalahnya: Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam terbuka dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

pada mata pelajaran Biologi di kelas X-3 MAN Binjai Tahun Pelajaran 2009/2010? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi di kelas X3 semester 2 di MAN Binjai Tahun Pelajaran 2009/2010. Jika diperhatikan, keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari unsur belajar dan mengajar. Ini merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Belajar mengarah pada apa yang dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran dan sebagai sasaran didik, sedangkan mengajar mengarah pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai tenaga professional dalam bidangnya. Djamarah (2002) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Dalam pengertian di atas, terdapat perubahan yang bararti setiap orang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku. Sebagai guru yang baik harus mampu menggunakan kemampuan logika dalam menentukan variasi model pembelajaran dan merancang media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan bahan ajar yang ada, khusus pada kajian mata pelajaran Biologi, dimana salah satu strategi untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam. Dapat membantu siswa dalam mempelajari materi Biologi secara langusng, mengingat Biologi indentik dengan pelajaran yang nyata dan kongkret dan tidak harus dihapal tetapi langsung dapat di amati dan dikerjakan. Ini mengindikasikan bahwa belajar bukan menghapal juga mengingat. Menurut Sardiman (2003) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya, membaca, mengamati, mendengarkan dan sebagainya. Belajar bukan hanya berfokus pada guru, melainkan suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah demikiannya, sehingga pengertiannya menjadi berkembang. 22
LPM Unimed & AGFI

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses yaitu mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar juga adalah membangkitkan minat dan aktivitas siswa untuk mempelajari sesuatu. Supaya pembelajaran itu menyenangkan, setiap guru hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan dinamis. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Harsen (2004) yang menyatakan bahwa seorang guru haruslah dinamis dan kreatif untuk menarik perhatian satu kelompok besar dan menyelesaikan caracara mengajar untuk masing-masing siswa yang memiliki berbagai gaya belajar serta masalah belajar yang bervariasi. Dalam UURI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 40 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan dan kependidikan berkewajiban menciptakan suasanan pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Berpedoman pada Sistem Pendidikan Nasional, sekarang ini diharapkan guru mempunyai strategi dalam proses belajar mengajar sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, Biologi juga membutuhkan strategi pembelajaran yang tepat dan efektif untuk memotivasi siswa dalam belajar. Lingkungan Sekolah sebagai Laboratorium Alam Lingkungan sekolah merupakan laboratorium alam yang baik dan ekonomis. Namun demikian pendidik masih jarang memanfaatkannya, seperti telah dikemukakan, bahwa sistem belajar masih terikat hanya dalam kelas, artinya belajar hanya berlangsung di dalam kelas. Pengamatan di lingkungan alam akan lebih berkesan dan meningkatkan aktivitas siswa dalam mempelajari konsep-konsep materi Biologi. Menurut Erni (2001) pengamatan di lingkungan alam ini akan memberikan pengertian tentang proses yang dilihat dan dialaminya langsung terhadap unsur-unsur organisme yang ada di alam. Hubungannya dengan kajian Biologi, siswa dapat mengenal hewan dalam tanah misalnya cacing serta
Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

mampu membedakan langsung antara tumbuhan monokotil dan dikotil, serta membedakan tanaman herba dengan tanaman pohon beserta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam memberikan dampak yang positif terhadap sikap siswa karena siswa melihat langsung serta ingin tahu lebih banyak tentang apa yang dilihat dan dialaminya. Secara umum pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan bila hal ini dilakukan akan meningkatkan nilai sebagai hasil belajar siswa sesuai dengan nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Lingkungan Sekolah sebagai Sumber dan Sarana Belajar Lingkungan sekolah adalah suatu wilayah yang sudah di kenal oleh siswa setiap hari belajar. Hal ini lebih memungkinkan siswa untuk bebas melakukan pengamatan terhadap objek yang menjadi bahan kajian. Lingkungan sekolah dapat juga digunakan sebagai sumber dan sarana belajar. Menurut Majid (2008) sumber belajar di tetapkan sebagai infrormasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media yang dapat membantu siswa dalam belajar. Sebagai perwujudan dari kurikulum, bentuk tidak terbatas, apakah dalam bentuk Cetak, Video, Format bahkan lingkungan sekitar yang dapat digunakan oleh siswa maupun guru. Selanjutnya Majid (2008) menyatakan bahwa sumber belajar dapat di kategorikan: 1. Tempat atau linkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku seperti perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebaginya. 2. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubaha tingkah laku peserta didik. Maka benda itu dapat di jadikan sumber belajar. Contoh: Situs, Candi, Kabah, dan lain-lain.

23

LPM Unimed & AGFI

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

3. Orang, yaitu siapa saja kelebihan tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersakutan dapat di kategorikan sebagai sumber belajar, misalnya: guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya. 4. Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat di baca secara mendiri oleh peserta didik, misalnya, buku pelajaran, teks, kamus, ensiklopedi, fiksi, dan lain-lain. 5. Peristiwa dan fakta yang terjadi, misalnya: peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana dan sebagainya (Majid, 2008). Sumber belajar akan menjadi berguna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar di organisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar, jika tidak, maka tempat, atau lingkungan sekitar tidak memiliki makna apa-apa dalam belajar. Untuk mendapat hasil belajar dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboraturium alam dan sebagai sumber belajar perlu di perhatikan langkah-langkah berikut. a. Guru menyelidiki lingkungan sekitar, kemudian mencatat hal-hal yang di rasakan dapat di manfaatkan dalam proses belajar mengajar. b. Guru membuat perencanaan proses belajar bedasarkan topik yang dipilih. c. Guru mengorganisasikan siswa tentang tugas yang harus dikerjakan. d. Memberi penjelasan pada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan. e. Pemberian tugas pada kelompok atau individu. f. Membuat laporan hasil belajar di lapangan sekolah. Jadi, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang di susun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Selanjutnya hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat
Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa, yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan upaya simetris yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan (Cullen (2003) dalam Himam, 2004). Sedangkan aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang di lakukan guru akan mampu membawa siswa dalam sistuasi yang lebih konduktif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari jumlah mayoritas siswa beraktivitas dalam belajar menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam di MAN Binjai mencapai 75%. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binjai Sumatera Utara. Penelitian ini di laksanakan pada pertengahan Tahun Pelajaran 2009/2010, tepatnya pada bulan Maret sampai Mei 2010. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian tindakan kelas ini membutuhkan proses pembelajaran yang efektif di lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam terbuka. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 Tahun Pelajaran 2009/2010 berjumlah 35 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. 24
LPM Unimed & AGFI

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

Prosedur Penelitian Secara umum prosedur Penelitian Tindakan Kelas mengikuti langkah-langkah PTK, yang dilakukan beberapa nilai siklus dan setiap siklusnya terdiri atas 4 tahapan, dan setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan, Adapun tahap-tahap siklusnya adalah (1) Perencanaan Tindakan (Planning), (2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), (3) Observasi (Obsrvation), (4) Evaluasi/Refleks (Reflecting). Perencanaan tindakan (Planing) Pada tahapan ini peneliti melakukan: - Analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan strategi pengamatan langsung ke lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam. - Membuat rencana pembelajaran dengan pengamatan langsung ke lingkungan sekolah MAN Binjai, untuk dapat mengamati perbedaan antara tumbuhan Monokotil dan Dikotil. - Menyusun lembar observasi untuk mengetahui kamampuan siswa dalam membedakan antara Dikotil dan Monokotil. - Menyususn alat evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Penelitian ini di lakukan dalam 2 siklus, pada siklus 1, siswa di arahkan sesuai dengan KD yaitu mengamati tumbuhan biji (angiospermae) dan secara umum siswa memisahkan tumbuhan sesuai dengan ciri morfologinya, dengan harapan siswa dapat mengenali masingmasing ciri-ciri tumbuhan yang diamati di lingkungan sekolah MAN Binjai. Pelaksanaan tindakan terdiri dari: a. Membagi siswa dalam delapan kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. b. Mengarahkan siswa keluar dari kelas menuju lingkungan sekolah yang memiliki tumbuhan-tumbuhan. c. Siswa mencatat ciri-ciri tumbuhan yang di amati siswa.

d. Masing-masing kelompok dapat membuat gambar dari setiap organ tumbuhan yang di amati di lingkungan sekolah. e. Setiap kelompok, siswa harus menunjukkan contoh tumbuhan masing-masing 4 jenis tumbuhan yang berbeda. Pengamatan (Observation) Guru mengamati situasi dalam kegiatan siswa di lingkungan sekolah dan mengamati setiap siswa secara menyeluruh tentang keaktifan siswa. Guru mengamati kemampuan tiap kelompok siswa untuk mencari dan mengamati macam-macam tumbuhan biji. Refleksi (Reflecting)/Evaluasi Penelitian Tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut. a. Sebagian besar (75% dari siswa) telah dapat membedakan tumbuhan berdasarkan cara morfologinya. b. Sebagian besar (70% dari siswa) dapat mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri morfologinya. c. Sebagian besar siswa (70% dari siswa) aktif mencatat jenis tumbuhan yang di amati. d. Lebih dari 80% siswa masing-masing sekelompok menanyakan pada guru tentang jenis-jenis tumbuhan sesuai dengan morfologinya. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, pada siklus 1, tindakan dilakukan pada kompetensi Dasar untuk mengidentifikasi tumbuhan/ angiospermae yaitu membedakan tumbuhan monokotil dengan dikotil sesuai dengan ciri morfologi yang diamati siswa di lingkungan MAN Binjai. Sedangkan untuk siklus II data menjelaskan sebagian manfaat dari tanaman monokotil dan dikotil bagi kehidupan manusia. Sebelum tindakan dilakukan, sebelum siswa diarahkan kelapangan lingkungan sekolah, guru menyampaikan indikator pencapaian yang harus diperoleh siswa yaitu, dapat membedakan antara tumbuhan monokotil dan dikotil serta apa manfaatnya bagi kehidupan manusia. Sebelum diarahkan keluar dari kelas diadakan Pre-tes dan Pos-tes, guna mengetahui atau membandingkan bagaimana pengetahuan siswa 25
LPM Unimed & AGFI

Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

sebelum dengan sesudah di lakukan tindakan pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan kegiatan tindakan kelas pada siklus I dan II dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 1. Kegiatan Siklus I Perbedaan Utama Antara Tumbuhan Dikotil dan Monokotil FAKTOR TUMBUHAN DIKOTIL TUMBUHAN MONOKOTIL PEMBEDA Biji - Memiliki lembaga dengan dua - Memiliki lembaga dengan satu daun daun lembaga. lembaga. - Ketika berkecambah, biji - Ketika berkecambah, biji tidak membelah menjadi dua. membelah. Batang Dari pangkal ke ujung berbentuk Dari pangkal ke ujung hampir sama kerucut panjang, bercabang-cabang besar, tidak bercabang dan berbukudan berbuku dengan ruas tidak jelas. buku dengan ruas yang jelas Daun - Tunggal atau majemuk, sering di - Tunggal berupih sertai daun penumu - Berseling atau roset - Duduk daun tersebar - Sejajar atau melengkung - Tulang daun menyirip atau menjari Bunga - Bunga berkelipatan 2, 4 atau 5 - Bunga berkelipatan 3 Lembaga - Akar lembaga tumbuhan akan - Akar lembaga matio disusun dengan (akar) menjadi akar tunggang yang pembentukan akar serabut. bercabang. - Ujung akar dilindungi oleh koleoriza - Ujung akar pucuk lembaga tidak dan ujung lembaga. dilindungi oleh sarung pelindung tapi dilindungi oleh koliptil. Tabel 2. Kegiatan Tindakan Kelas Siklus II
NO 1 2 TINDAKAN SIKLUS II OUTPUT Mengidentifikasikan masalah baru Belum tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi siklus I. Memberikan motivasi dan mencapaikan - Penjelasan tentang tujuan indikator yang harus indikator yang harus dicapai. dicapai. - Munculnya motivasi belajar siswa Mengkoordinir siswa yang belum mencapai - Terbentuk tiga kelompok siswa yang belum indikator. mencapai indikator Membacakan ciri-ciri tumbuhan dikotil dan - Lebih memahami hal-hal yang kurang jelas. monokotil Membantu siswa dalam mengenali ciri-ciri Menunjukan dua jenis tumbuhan antara dikotil dan tumbuhan dikotil dan monokotil. monokotil. Pos-tes Hasil pos-tes Mengevaluasi hasil siklus II Dapat membedakan morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil. Mengadakan refleksi pada siklus II Meningkatan pengetahuan siswa untuk morfologi tumbuhan dikotil dan monokotil

3 4 5 6 7 8

Pada dasarnya, penelitian ini berpesan sebagai pengamat, pengarah, sekaligus mengajar,
Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

setelah pelaksanaan teknik pembelajaran, dilakukan evaluasi dan refleksi di jadikan acuan 26
LPM Unimed & AGFI

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

untuk perbaikan pada strategi pembelajaran berikutnya hingga telah mencapai target yang telah di tetapkan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah diadakan tahap pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan, maka dapat diperoleh gambaran tentang hasil

strategi pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam dalam pembelajaran Biologi pada konsep klasifikasi Angiospermae atau membedakan tumbuhan dikotil dan monokotil. Gambaran tentang pelaksanaan tindakan kelas siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Kegiatan Pelaksanaan Pada Siklus I NO Kegiatan Guru Siswa Melaksanakan protes untuk Menjawab soal pre-tes menjaring data kemampuan awal 1 siswa tentan gklasifikasi Angiospermae. Menjelaskan tujuan pembelajaran Menyimak penjelasan guru dan dan memberikan motivasi, agar siswa termotivasi untuk mengikuti 2 siswa lebih termotivasi untuk belajar di lingkungan sekolah. belajar di luar kelas. Menjelaskan langkah-langkah Membuat kelomok sebanyak 4-5 3 kegiatan belajar dilingkungan orang siswa. sekolah secara berkelompok. Guru membagikan Les yang sesuai Siswa memahami dan mengisi 4 dengan bahan/materi pelajaran lembar kerja siswa sesuai materi. yang harus dikerjakan. Siswa diarahkan ke lapangan/ Siswa mengidentifikasi ciri-cirri keluar kelas langsung mencari dan morfologi tumbuhan dikotil dan 5 mengamati berbagai jenis monokotil. tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan sekoah. Bagi siswa yang belum memahami Tetap berusaha sambil cara mengidentfikasi tumbuhan mendengarkan penjelasan guru/ 6 diberi penjelasan sesuai dengan dan membaca petunjuk. indikator. Memberikan penjelsan sebelum Siswa menyerahkan hasil 7 kegiatan diakhiri siswa masuk pengamatannya dalam bentuk kembali ke dalam kelas. LKS 8 Pos tes Menjawab pos tes Berdasarkan hasil pretes diperoleh data sebagai berikut, dari jumlah siswa yang mengikuti pretes adalah 35 orang. Siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM (70) adalah 9 orang siswa berarti 25,70%, sedangkan yang tiak tuntas atau nilai < dari 70 adalah 26 orang siswa berarti 74,30%. Dari data yang diperoleh maka dapat dinyatakan bahwa pengetahuan
Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

Alokasi waktu

15 menit

60 Menit

15 menit

siswa tentang perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil masih jauh di bawah standar KKM, hal ini dimaklumi siswa langsung ke lingkungan sekolah. Hasil pos-tes pada pembelajaran konvensional diperoleh data sebagai berikut, dari 35 orang, siswa yang memperoleh nilai 70 adalah 15 orang siswa (42,80%) sedangkan 27
LPM Unimed & AGFI

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

yang < 70 adalah 20 orang siswa (57,10%), maka dapat diketahui penyebab kurang pencapaian hasil belajar adalah karena belajar

secara konvensional dan monoton dan sangat membosankan dan berpengaruh pada hasil belajar.

Tabel 4. Nilai Pre-tes dan Pos-tes Pada Pembelajaran Konvensional. Tuntas Tidak Tuntas Jenis Tes Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % Pre- tes 9 27,5 26 74,3 Pos- tes 15 42,8 20 57,2 Laporan hasil perlakuan tindakan dengan
menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam dalam pelajaran Biologi pada konse

klasifikasi angiuspermai yaitu membedakan ciri-ciri monokotil dengan dikotil. Pada siklus I dari aktivitas siswa dalam KBM dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam dalam pelajaran Biologi dapat mengamati beberapa kategori terhadap aktivitas yaitu: Mengklasifikasikan tumbuhan pada dua kelas dengan ciri-ciri morfologi yang berbeda.

Kerjasama dengan kelompok dalam mengamati tumbuhan dikotil dan monokotil yang ada di sekitar sekolah. Mencatat dan menggambarkan masingmasing perbedaan morfologi pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Membedakan ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil dari bentuk organ tumbuhan yang ada di sekitar sekolah. Dari hasil observasi dan evaluasi tentang aktivitas dan perolehan nilai pre-tes dalam kegiatan Belajar Mengajar di Lingkungan sekolah pada siklus I dapat diperoleh data sebagai berikut:

Jenis Tes Pre- tes Pos- tes

Tabel 5. Hasil Pre-tes dan Pos-tes PTK Siklus I Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % 9 27,5 26 74,3 23 65,7 12 34,3 dengan konsep materi pembelajaan yang ada dalam kurikulum dan silabus mata pelajaran Biologi. Kendatipun telah mengalami kenaikan nilai belajar siswa dalam perlakuan pada siklus I masih banyak siswa yang belum menunjukkan tumbuhan yang diamatinya tergolong dikotil dan monokotil. Dari hasil refleksi inilah yang mendasari pemilihan materi materi ini ada siklus ke II akan lebih diperjelas guna memudahkan siswa untuk mengamati tmbuhan yang ada di sekitar lingkungan MAN Binjai. Dalam pelaksanaan pembelajaran, ini siswa harus mengambil tumbuhan dan mengamati seluruh organ mulai dari batang, daun, aka, bunga, dan dalam siklus ke II ini, guru merencanakan serta menyiapkan lembar kerja 28
LPM Unimed & AGFI

Dari tabel di atas menunjukkan ada kenaikan yang signifikan pada hasil pos-tes setelah dilakukan perlakuan dengan belajar menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam pada sklus I diperoleh nilai pos-tes naik menjadi 23 orang siswa atau naik mencapai 65,7%. Dengan demikian berarti aktivitas siswa dalam belajar akan meningkat jauh dari sebelum diberlakukan belajar dengan strategi menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam. Peran peneliti sebagai guru dalam hal ini hanya mengamati dan mengendalkan siswa agar lebih aktif dalam mengamati dan mencari tumbuhan yang memiliki ciri-ciri yang menunjukkan tumbuhan dikotil dan monokotil sesuai
Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

siswa (LKS) dan soal Pos-tes, untuk lebih mengetahui sejauh mana siswa yang belum aktif dan belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran Biologi dapat meningkat dan mencapai nilai 70, dari tiga kelompok yang terbentuk pada siklus ke II ini, diberikan arahan dan dibacakan ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil yang ada dalam materi pelajaran Biologi kelas X semester 2 sebagai bahan acuan siswa dalam mengidentifikasi tumbuhan yang diamati dan menuliskan ciri-ciri dari tumbuhan monokotil dan dikotil. Untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran di siklus II ini guru sebagai peneliti membuat langkah lengkap pembelajaran sebagai berikut: - Siswa dibawa ke luar kelas atau ke lingkungan sekolah.

Kumpulkan tumbuhan masing-masing 5 jenis tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan sekolah. - Amati morfologi atau ciri dari masingmasing organ pada tumbuhan yang ada. - Buatlah pengelompokan organ tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan penjelasan guru dan literatur tentang morfologi tumbuhan. - Catatlah perbedaan ciri dari masing-masing organ tumbuhan monokotil dan dikotil. Pada akhir jam pelajaran, guru menguji keberhasilan dari pos-tes dan mengumulkan LKS siswa ternyata dapat dipastikan secara umum keberhasilan siswa dalam memahami materi yang di anjurkan mencapai 82,85% dari 35 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel hasil belajar pada siklus II berikut ini.

Jenis Tes Pre-tes Pos-tes

Tabel 7 nilai Pretes dan Pos-tes siswa pada siklus II Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Siswa % Jumlah siswa % 17 48,57 18 51,42 29 82,86 6 17,14 aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Biologi dengan menggunakan lingkungan sebagai laboraturium alam dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 sebagai hasil belajar siswa pada siklus I dan II berikut ini.

Melihat dari pos-tes pada tabel di atas, maka keberhasilan belajar siswa dapat mencapai 82,86%, dengan demikian dalam perolehan hasil belajar demikian dapat di kategorikan telah tuntas dan berhasil. Untuk dapat melihat perbandingan perolehan nilai atau

Gambar 1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I


Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

29

LPM Unimed & AGFI

Maryam: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pelajaran Biologi.

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2301-6779

Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Dari kedua gambar tersebut menggambarkan bahwa keberhasilan siswa dalam meningkatkan nilai pos-tes dalam pembelajaran Biologi dengan menggunakan lingkungan alam sebagai laboratorium alam terbuka dapat berhasil mencapai nilai > 70 hingga 82,86% tercapai, demikian hasil pengamatan terhadap aktivitas anak juga meningkat mencapai 80%. Dengan melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai laboratorium, maka dalam penelitian ini guru ingin menciptakan inovasi dengan model pembelajaran baru yang lebih lama dan lebih banyak, agar tujuan pendidikan di MAN Ninjai, dapat tercapai khusunya pada mata pelajaran Biologi dan pada Umumnya dapat mencapai tujuan secara Nasional. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi penggunaan lingkukan sekolah sebagai laboraturium alam dalam pembelajaran Biologi dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar. 2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II rata-rata 75%. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, S., dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Erni, H. 2001. Metode Pembelajaran Pendidikan di Luar Kelas Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas. Hansen. 2004. Chickens Group To The Teacher Shone. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Himam, F. 2008. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Madjid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan, Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Bina Aksara. Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Relajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Volume: 2 Nomor: 1 Juni 2013

30

LPM Unimed & AGFI

Anda mungkin juga menyukai