1. Chiller
Gambar 1. Chiller Definisi Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang biasanya
menghasilkan media pendingin utama untuk bangunan gedung, dengan mengkonsumsi energi secara langsung berupa energi listrik, termal atau mekanis, untuk menghasilkan air dingin (chilled water) dan membuang kalor ke udara (atmosfir) melalui menara pendingin (cooling tower) atau kondensor. Selain itu, chiller merupakan suatu alat penukar panas yang digunakan untuk menurunkan temperatur fluida hingga mencapai suhu dibawah temperatur kamar (di bawah suhu 25 C). Prinsip Kerja Siklus refrigerasi dari water chiller system secara sederhana. Air masuk kedalam cooler (evaporator) dan didinginkan oleh cairan refrigerant yang menguap pada temperatur rendah. Uap refrigerant dihisap masuk ke kompresor dan tekanannya dinaikkan sehingga dapat mencair kembali pada temperatur tinggi di kondenser. Pada proses ini temperatur medium pendingin kondenser (air atau udara) mengalami kenaikan. Refrigerant cair tersebut kemudian mengalir ke evaporator melalui alat kontrol refrigerant (katup ekspansi) dan siklus terus berulang seperti semula. Fungsi
Mendinginkan fluida sampai temperatur yang diinginkan, jika digunakan air sebagai coolant. Fungsi Chiller dalam sistem tata udara adalah mendinginkan media air, dimana air disinggungkan pada bagian evaporator chiller. Air kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk diambil dinginnya dan dihembuskan ke ruangan. Pada chiller terdapat beberapa parameter yang menunjukkan unjuk kerjanya, antara lain; suhu air masuk (inlet) ke evaporator dan suhu air keluar (outlet) dari evaporator, tekanan discharge, serta tekanan suction. Dengan pembacaan suhu inlet dan outlet maka dapat ketahui kapasitas atau kemampuan chiller untuk mendinginkan air. Pembacaan tekanan discharge dan tekanan suction untuk mengetahui konsumsi refrigerator pada chiller tersebut dan juga untuk mengetahui apabila terjadi kekurangan atau kelebihan tekanan akibat adanya anomali tertentu. Karakterisitik 1. Termasuk natural-circulation vaporizing exchanger. 2. Menggunakan refrigerant sebagai pendingin, misalnya brine (larutan garam atau NaCl murni), amonia, freon, dll. 3. Tidak mengubah fase yang didinginkan 4. Media pendingin tidak boleh terevaporasi 5. Didapatkan dari penurunan titik didih media pendingin. Siklus Refrigerasi Siklus refrigerasi dimulai pada point a, dimana refrigerant liquid pada suhu lebih tinggi dari air kondenser dan pada tekanan tinggi melewati throttle valve dengan entalpi konstan dimana tekanan dikurangi. Tekanan dan suhu liquid pada dalam valve downstream biasanya lebih kecil daripada luarnya. Ekspansi adiabatik dan beberapa tetesan liquid menjadi uap pendingin dilakukan oleh refrigeran pada tekanan rendah di point b. Jika refrigeran liquid bersirkulasi langsung menjadi refrigerator, suhu saturasi pada point b sekitar 5 100F lebih rendah dari suhu akhir dalam chamber yang direfrigerasi. Sebagain uap refrigeran masuk ke shell pada chiller, dimana terjadi penguapan secara isotermal pada suhu rendah oleh fluida yang didinginkan yang mengalir sepanjang tube. Uap
kemudian melewati kompresor antara point c dan d, dimana uap dikompresi lagi sehingga tekanan (dan suhu) menjadi lebih tinggi dan dapat dikondensasi lagi dengan cooling water. Cold brine merupakan salah satu pilihan refrigerant yang ada. Brines biasanya larutan NaCl atau larutan CaCl2 dengan konsentrasi lebih dari 25%w, tergantung pendinginan T yang dilakukan. Faktor utama dipilih brine karena harganya murah dan tingkat kebocoran suspensibilitas kecil. Pada refrigerasi akhir oleh absorpsi panas sensibel, brine menjadi fase liquid tanpa mengembangkan tekanan tinggi dan mengeliminasi kebutuhan pemipaan uap pada sistem refrigerasi. Di sini, kontaminan dapat menjadi refrigerant, umumnya pada keadaan vakum, mereka keluar dari kompresor, kondenser, dan throttle. Brines tersedia pada penambahan T yang berbeda. Chiller lebih dikenal sebagai evaporator dalam proses refrigerasi. Jika digunakan untuk instalasi besar, refrigerant dapat ditempatkan ke dalam drum terpisah dalam shell chiller. Aplikasi dalam Industri Chiller biasanya digunakan dalam proses refrigerasi. Dalam aplikasi industri, air dingin atau cairan lain dari chiller dipompa melalui proses atau peralatan laboratorium. Chiller industri yang digunakan untuk pendinginan dikendalikan produk, mekanisme dan mesin pabrik di berbagai industri. Alat ini sering digunakan dalam industri plastik dalam hal injeksi dan blow molding, minyak logam pemotong, peralatan las, die-casting dan mesin perkakas, pengolahan kimia, formulasi farmasi, pengolahan makanan dan minuman, kertas dan pengolahan semen, sistem vakum, difraksi sinar X, pasokan listrik dan stasiun pembangkit listrik, peralatan analisis, semikonduktor , kompresi udara dan pendinginan gas. Pendingin untuk aplikasi industri dapat terpusat, dimana chiller tunggal melayani berbagai kebutuhan pendinginan, atau desentralisasi dimana setiap aplikasi atau mesin memiliki chiller sendiri. Setiap pendekatan memiliki kelebihan. Hal ini juga memungkinkan untuk memiliki kombinasi pendingin baik sentralisasi dan desentralisasi , terutama jika kebutuhan pendinginan yang sama untuk beberapa aplikasi atau titik penggunaan, tetapi tidak semua. Desentralisasi pendingin biasanya kecil dalam ukuran dan kapasitas pendinginan, biasanya dari
0,2 ton menjadi 10 ton. Pendingin terpusat umumnya memiliki kapasitas mulai dari sepuluh ton ke ratusan atau ribuan ton . 2. Cooler
Gambar 2. Cooler Definisi Cooler merupakan alat penukar kalor yang berfungsi sebagai pendingin atau dengan kata lain berfungsi untuk mendinginkan fluida panas pada proses. Cooler merupakan alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan kipas (fan) sebagai alat pendingin Prinsip Kerja Prinsip kerja cooler adalah menarik udara segar dari luar, kemudian menyaring dan mendinginkannya dengan menggunakan CEL PAD sebagai Filter. Sehingga debu dan udara panas dari dalam ruangan akan terdorong keluar. Dengan menggunakan sistem ini maka akan terjadi pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan, penurunan suhu dan peningkatan jumlah O2 dalam waktu yang sama. Karakteristik 1. Temperatur udara masuk otomatis turun 5C dari udara luar 2. Memakai air sebagai pendingin 3. Memakai udara segar 4. Pergantian udara bukan sirkulasi 5. Daya listrik hanya 10% dari AC Konvensional biasa 6. Konsumsi air yang hemat hanya 3-15 L/jam
7. Menghilangkan bau yang kurang sedap di dalam ruangan dan menggantinya dengan udara bersih 8. Aman bagi kesehatan Siklus Refrigerasi Air pendingin (cooling water) adalah air yang dilewatkan melalui alat penukar panas dengan maksud untuk menyerap dan memindahkan panasnya. Sistem yang dilalui oleh aliran air pendingin disebut sebagai sistem air pendingin (cooling water system). Sistem air pendingin dibagi dalam dua jenis, yaitu jenis resirkulasi dan jenis sekali lewat (once-through). Pada jenis resirkulasi, air pendingin yang telah digunakan, digunakan kembali untuk keperluan yang sama. Sedangkan pada sistem sekali-lewat, air yang telah digunakan langsung dibuang. Jenis resirkulasi dibagi lagi dalam dua jenis, yaitu resirkulasi terbuka dan resirkulasi tertutup. Pada sistem resirkulasi terbuka sebagian air yang telah digunakan diuapkan untuk mendinginkan bagian air sisanya. Pada sistem resirkulasi tertutup, pendinginan kembali tidak dengan cara memanfaatkan panas laten penguapan, melainkan dengan menggunakan suatu jenis alat penukar panas. Cooler berfungsi untuk menurunkan temperatur atau mendinginkan produk-produk minyak yang keluar dari kolom fraksinasi, kolom stripper, heat exchanger maupun kondensor dengan air sebagai media pendingin sampai suhu yang dikehendaki tanpa adanya perubahan fase. Adapun jenis cooler jenis cooler yang digunakan adalah box cooler dimana terdapat coil sebagai tempat mengalirkan cairan panas yang akan didinginkan, sedangkan media pendingin digunakan air yang berada di dalam box. Aplikasi dalam Industri 1. Kondensor adalah alat penukar panas yang berguna untuk mendinginkan uap refrigerant dari kompressor agar dapat mengembun menjadi cairan. Saat pengembunan ini, refrigerant mengeluarkan sejumlah kalori yang akan diterima oleh cooler di dalam kondensor. Kondensor merupakan sistem Cooler dalam siklus refrigerasi. 2. Cooler box adalah kotak pendingin minuman dan makanan.
3. Cutting oil semi-syntetic atau biasa disebut coolen bahan pencampur air pada proses pemotongan bahan bahan mold, logam, besi, baja dll. Supaya mesin dan cetakan (mould) yang dipotong menjadi tetap dingin/tidak menjadi panas karena terkena gesekan alat pemotong. 4. Ada yang mengunakan cooler dengan mengamankan harddisk agar bekerja pada suhu lebih rendah demi menjaga kondisi harddisk bekerja prima. 3. Perbandingan Chiller dan Cooler Adapun perbedaan antara cooler dan chiller hanya terletak pada jenis media pendingin yang digunakan. Pada cooler biasanya mengguakan air, karena hanya dapat menurunkan suhu maksimal sebatas 25 0C. Temperaturnya berkisar antara 35 50 0C. Sedangkan pada chiller digunakan amoniak sebagai media pendinginnya, karena mampu mendinginkan hingga dibawah temperatur kamar dengan range suhu 0 sampai -30 0C. Biasanya chiller digunakan pada proses refrigrasi seperti pada AC dan kulkas.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Faris (2013). Cooler dan Cooling Tower. Diperoleh 2 Maret 2014, dari http://farisanggoro.blogspot.com/2013/05/cooler-dan-cooling-tower.html Purba, Jon (2010). Chiller Sistem AC Sentral. Diperoleh 2 Maret 2014, dari http://jonpurba.wordpress.com/2010/04/06/chiller-sistem-ac-sentral/ Zuhail, Ummu. Cooler dan Cooling Tower. Diperoleh 2 Maret 2014. http://ummuzuhail.wordpress.com/dunia/cooler-dan-cooling-tower/