Identitas Pasien
Nama Umur Agama Pekerjaan Tanggal pemeriksaan : Tn. SR : 69 tahun : Islam : Tidak berkerja : 28 April 2014
Anamnesis
Keluhan utama: Mata sebelah kanan terasa seperti ada yang mengganjal sejak 1 tahun. Keluhan tambahan: Mata terasa gatal dan sering berair. Pasien merasa silau bila melihat cahaya
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum Kesadaran Tanda Vital Frekuensi Nadi Frekuensi Nafas
Kepala/leher Thorax, Jantung Paru Abdomen Ekstremitas
Status Oftalmologi
KETERANGAN OD OS
VISUS
Visus jauh Pin hole Addisi Kaca mata lama Persepsi warna 6/10 Tidak maju + 6/10 6/9 +
Status Oftalmologi
KEDUDUKAN BOLA MATA Ukuran Eksoftalmus Endoftalmus Deviasi Gerakan Bola Mata Strabismus Nystagmus 60/62mm Baik ke segala arah 60/62mm Baik ke segala arah -
Status Oftalmologi
SUPERSILIA Warna Simetris Tanda peradangan Rontok Hitam Normal Hitam Normal -
Status Oftalmologi
PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR GERAKAN
Gerakan abnormal
Membuka mata Menutup mata Ptosis TEPI KELOPAK
+ + -
+ + -
Status Oftalmologi
KULIT Perubahan warna Tanda peradangan Perdarahan Edema Nyeri tekan Befarospasme Trikiasis Sikatriks -
Status Oftalmologi
1. APPARATUS LAKRIMAL SEKITAR GLANDULA LAKRIMALIS Perubahan warna Perubahan bentuk Tanda peradangan Pembesaran Nyeri tekan -
Status Oftalmologi
-
Perubahan warna
Tanda peradangan Nyeri tekan
Fistula
Uji flouresensi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Uji regurgitasi
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan Tidak
Test Anel
Tidak
dilakukan
dilakukan
Status Oftalmologi
1. KONJUNGTIVA PALBEBRAE SUPERIOR 1. Hiperemis Simblefaron Korpus alienum -
Status Oftalmologi
1. KONJUNGTIVA BULBI Sekret -
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Siliar Perdarahan
+ -
Subkonjungtiva/ke
mosis Pterigium Pinguekula Flikten Nevus Pigmentosus Kista Dermoid + -
Status Oftalmologi
1.
KORNEA
Kejernihan
Permukaan Ukuran Sensibilitas Infiltrat Keratik Presipitat Sikatriks Ulkus Perforasi Arcus senilis Edema Uji Flouresceins Test Placido
Jernih
Rata 12 mm Baik + Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Keruh
Rata 12 mm Baik + Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Status Oftalmologi
Kedalaman
Kejernihan Hifema Hipopion Efek Tyndall
Sedang
Jernih -
Sedang
Jernih -
Status Oftalmologi
Status Oftalmologi
1. PUPIL Letak Tengah Tengah
Bentuk
Ukuran Refleks Cahaya Langsung
Isokor
3 mm +
Isokor
3 mm +
Status Oftalmologi
Letak
Test Shadow
Tidak di tengah
+
Tidak di tengah
+
Status Oftalmologi
1. PALPASI Nyeri tekan Massa tumor Tensi okuli Tonometer schiotz N/palpasi Tidak dilakukan N/palpasi Tidak dilakukan
Status Oftalmologi
KAMPUS VISI Tes konfrontasi Baik Baik
1. FUNDUS OKULI
Reflex fundus + +
Resume
Seorang wanita usia 69 tahun mengeluh mata kanan terasa seperti ada yang mengganjal sejak 1 tahun. Pasien juga mengeluh mata terasa gatal dan sering berair sejak timbul gejala mengganjal tersebut. Mata kanan kadang mengeluarkan kotoran mata. Pasien mengatakan bila melihat cahaya mata terasa silau dan perih.
Resume
Pasien juga mengatakan bahwa penglihatannya buram bila melihat jauh. Bila terlalu lama melihat suatu objek mata juga terasa pedih dan terlihat kemerahan.
OD Visus Tekanan bola mata Konjungtiva tarsal superior 6/10 ph N/palpasi Tenang
Tenang
Injeksi siliar Jernih Sedang Isokor, Rc +, diameter 3 mm Sinekia Keruh
tenang
Tenang jernih Sedang Isokor, Rc +, diameter 3 mm Sinekia Keruh
Fundus
Diagnosis
Pterigium grade II OD. Dasar diagnosis : pasien mengeluh gejala nyeri dirasa ketika mata melihat sinar matahari dan silau. Mata menjadi berair dan seperti ada yang mengganjal. Terdapat gambaran selaput berbentuk segitiga yang timbul dari nasal menuju kornea.
Diagnosis Banding
Pinguekula Pseudopterigium
Penatalaksanaan
Saran operasi bila pertumbuhan selaput cepat dalam waktu dekat atau pasien mengalami gangguan melihat. Pemberian air tetes mata buatan : Cendo Lyteers S 6 dd gtt 1 Pemberian antibiotic + steroid : Hidrokortison Asetat 5 mg/ml + Kloramfenikol 2 mg/ml S 1 dd gtt 1
Komplikasi
Gangguan penglihatan Mata kemerahan Iritasi Gangguan pergerakan bola mata. Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea Timbul jaringan parut pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan diplopia
Prognosis
Ad Vitam Ad Fungsionam Ad Sanationam : bonam ODS : dubia ad bonam ODS : dubia ad bonam ODS
Pterigium
Pterigium merupakan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Seperti daging, berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah temporal maupun nasal konjungtiva menuju kornea pada arah intrapalpebra. Asal kata pterygium dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya wing atau sayap.
Epidemiologi
Kasus Pterygium yang tersebar di seluruh dunia sangat bervariasi, tergantung pada lokasi geografisnya, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Insiden pterygium di Indonesia yang terletak di daerah ekuator, yaitu 13,1%.
Faktor Resiko
Radiasi ultraviolet Sinar ultraviolet diabsorbsi kornea dan konjungtiva menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel
Faktor Genetik Riwayat keluarga dengan pterygium, kemungkinan diturunkan secara autosom dominan.
Faktor lain. Debu, kelembapan yang rendah, dan trauma kecil dari bahan partikel tertentu, dry eye dan virus papilloma juga penyebab dari pterygium.
Etiologi
Respon terhadap faktor-faktor lingkungan seperti paparan terhadap sinar ultraviolet dari matahari, daerah kering, inflamasi, daerah angin kencang dan debu atau faktor iritan lainnya. Faktor risiko tersebut menyebabkan terjadinya degenerasi elastis jaringan kolagen dan proliferasi fibrovaskular.
Patofisiologi
Ditandai dengan degenerasi elastik kolagen dan proliferasi fibrovaskular dengan permukaan yang menutupi epitel Sering mengalami kekeringan yang mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan konjungtiva bulbi sampai menjalar ke kornea
Patofisiologi
Limbal stem cell merupakan sumber regenarasi epitel kornea dan sinar ultraviolet menjadi mutagen untuk p53 tumor supressor gene pada limbal stem cell. Pada jaringan subkonjungtiva terjadi perubahan degenerasi elastik dan proliferasi jaringan vaskular di bawah epitelium yang kemudian menembus kornea.
Gejala Klinis
Bisa terjadi bilateral Perluasan pterygium dapat sampai ke medial dan lateral limbus sehingga menutupi sumbu penglihatan dan menyebabkan penglihatan kabur.
Gejala Klinis
Gejala yang dikeluhkan pasien :
mata sering berair dan tampak merah merasa seperti ada benda asing timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterygium pada pterygium derajat 3 dan 4 dapat terjadi penurunan tajam penglihatan. Dapat terjadi diplopia sehingga menyebabkan terbatasnya pergerakan mata.
Pemeriksaan Fisik
Pterygium dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Body, bagian segitiga yang meninggi pada pterygium dengan dasarnya ke arah kantus Apex (head), bagian atas pterygium Cap, bagian belakang pterygium A subepithelial cap atau halo timbul pada tengah apex dan membentuk batas pinggir pterygium.
Pemeriksan Fisik
2 tipe perjalanan penyakit pterigium :
Progresive Memiliki gambaran tebal dan vascular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala pterygium
Regresif Dengan gambaran tipis, atrofi, sedikit vaskularisasi, membentuk membran tetapi tidak pernah hilang
Diagnosis Banding
Pinguekula
Bentuknya kecil dan meninggi Merupakan massa kekuningan berbatasan dengan limbus pada konjungtiva bulbi di fissura intrapalpebra dan kadang terinflamasi Prevalensi dan insiden meningkat dengan meningkatnya umur.
Pseudopterigium
Pertumbuhannya mirip dengan pterygium karena membentuk sudut miring atau Terriens marginal degeneration. Pseudopterygium merupakan akibat inflamasi permukaan okular sebelumnya seperti pada trauma, trauma kimia, konjungtivitis sikatrikal, trauma bedah atau ulkus perifer kornea. Tidak melekat dengan limbus kornea
Penatalaksanaan
Konservatif
Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Pemberian air mata buatan untuk mencegah komplikasi dry eye ataupun pterigium karena proses inflamasi penyakit dry eye
Bedah
Pada stadium 3-4 perlu dilakukan tindakan operasi. Tujuan utama pengangkatan pterigium yaitu memberikan hasil yang baik secara kosmetik, mengupayakan komplikasi seminimal mngkin, angka kekambuhan yang rendah.
Indikasi Operasi
1. Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm dari limbus 2. Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil 3. Pterigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau karena astigmatismus 4. Kosmetik, terutama untuk penderita wanita
Komplikasi
Komplikasi dari adanya pterigium itu sendiri :
Gangguan penglihatan Astigmatisme Mata kemerahan Iritasi Gangguan pergerakan bola mata. Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea Dry Eye sindrom Keganasan epitel pada jaringan epitel di atas pterigium
Pencegahan
Pada penduduk di daerah tropik yang bekerja di luar rumah seperti nelayan, petani yang banyak kontak dengan debu dan sinar ultraviolet dianjurkan memakai kacamata pelindung sinar matahari.
Prognosis
Pterigium adalah suatu neoplasma yang benigna. Umumnya prognosis baik. Kekambuhan dapat dicegah dengan kombinasi operasi dan pengobatan konservatif.