Anda di halaman 1dari 20

KASUS KATARAK HIPERMATUR

Pembimbing:
Dr. Nanda Lessi Sp.M

Disusun oleh:

Nisia Pratama Setiabekti 112012081

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN KRISTEN KRIDA WA ANA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IAWI! "O#OR

Pe$io%e &' A($il )*&+ , &- Mei )*&+

I.

IDENTITAS
1

Nama Umur Agama Pekerjaan Tanggal pemeriksaan

: Tn. SR : 69 tahun : Islam : Tidak berkerja : 2 April 2!"#

II.

ANAMNESIS

Aut$ anamnesis pada tanggal 2 April 2!"#

Keluhan utama %ata sebelah kanan terasa seperti ada &ang mengganjal sejak " tahun.

Keluhan tambahan %ata terasa gatal dan sering berair. Pasien merasa silau bila melihat 'aha&a.

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh mata kanan terasa seperti ada &ang mengganjal sejak " tahun. Pasien juga mengeluh mata terasa gatal dan sering berair sejak timbul gejala
2

mengganjal tersebut. %ata kanan kadang mengeluarkan k$t$ran mata. Pasien mengatakan bila melihat 'aha&a mata terasa silau dan perih. (eluhan sema'am ini dirasakan pasien hilang timbul dan pasien belum pernah ber$bat. Selain keluhan tersebut) pasien juga mengatakan bah*a penglihatann&a buram bila melihat jauh. +ila terlalu lama melihat suatu $bjek mata juga terasa pedih dan terlihat kemerahan.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa seperti ini sebelumn&a. Pasien tidak ada ri*a&at hipertensi dan diabetes mellitus. Ri*a&at asma dan alergi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada angg$ta keluarga &ang mengalami keluhan serupa.

III.

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis (eadaan umum (esadaran Tanda -ital : Tampak sakit ringan. : ,$mp$s mentis : .rekuensi Nadi
3

kali/menit

.rekuensi Na0as (epala/leher Th$ra5) 6antung Paru Abd$men 7kstremitas

: 2! kali/menit

: pembesaran (1+ preauriukuler 234 : dalam batas n$rmal : dalam batas n$rmal : dalam batas n$rmal : dalam batas n$rmal

STAT S !P"TA#M!#!GIS

(7T7RAN1AN $. %IS S -isus jauh Pin h$le Addisi (a'a mata lama Persepsi *arna &. KED D KAN '!#A MATA (. Ukuran 7ks$0talmus 7nd$0talmus 9e;iasi 1erakan +$la %ata Strabismus N&stagmus S PERSI#IA <arna
4

89 6/"! Tidak maju 3 3 :

8S 6/"! 6/9 3 3 :

6!/62mm 3 3 3 +aik ke segala arah 3 3 =itam

6!/62mm 3 3 3 +aik ke segala arah 3 3 =itam

).

N$rmal Simetris 3 Tanda peradangan 3 R$nt$k PA#PE'RA S PERI!R DAN INFERI!R 17RA(AN 3 1erakan abn$rmal : %embuka mata : %enutup mata 3 Pt$sis T7PI (7>8PA( 3 Ankil$ble0ar$n 3 7ktr$pi$n 3 7ntr$pi$n (U>IT 3 Perubahan *arna 3 Tanda peradangan 3 Perdarahan 3 7dema 3 N&eri tekan 3 +e0ar$spasme 3 Trikiasis 3 Sikatriks

N$rmal 3 3

3 : : 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

*. APPARAT S #AKRIMA# S7(ITAR 1>AN9U>A >A(RI%A>IS + Perubahan *arna 3 Perubahan bentuk 3 Tanda peradangan 3 Pembesaran 3 N&eri tekan S7(ITAR SA,,US >A(RI%A>IS 3 Perubahan *arna 3 Tanda peradangan 3 N&eri tekan 3 .istula Tidak dilakukan Uji 0l$uresensi Tidak dilakukan Uji regurgitasi Tidak dilakukan Test Anel
5

+ 3 3 3 3 3 3 3 3 Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

,. .. /. 0.

K!N- NGTI%A PA#'E'RAE S PERI!R 3 =iperemis 3 Simble0ar$n 3 ($rpus alienum K!N- NGTI%A PA#'E'RAE INFERI!R 3 =iperemis 3 Pen$nj$lan 3 7ksudat 3 Anemis 3 >itiasis K!N- NGTI%A ' #'I Sekret Injeksi ($njungti;a Injeksi Siliar Perdarahan Subk$njungti;a/kem$sis Pterigium Pinguekula .likten Ne;us Pigment$sus (ista 9erm$id SK#ERA <arna Ikterik N&eri Tekan

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 : 3

3 3 3 3

: 3 3 3 3

3 3 3 3 3

6ernih 3 :

6ernih 3 3

$1. K!RNEA (ejernihan Permukaan Ukuran Sensibilitas In0iltrat (eratik Presipitat Sikatriks
6

6ernih Rata "2 mm +aik 3 3 3

(eruh Rata "2 mm +aik 3 3 3

Ulkus Per0$rasi Ar'us senilis 7dema Uji .l$ures'eins Test Pla'id$ $$. 'I#IK MATA DEPAN (edalaman (ejernihan =i0ema =ip$pi$n 70ek T&ndall $&. IRIS <arna (ripte Sinekia ($l$bama $(. P PI# >etak +entuk Ukuran Re0leks ,aha&a >angsung Re0leks ,aha&a Tidak >angsung $). #ENSA (ejernihan >etak Test Shad$* $*. PA#PASI N&eri tekan %assa tum$r Tensi $kuli T$n$meter s'hi$t@ $,. KAMP S %ISI Tes k$n0r$ntasi $.. 'ADAN KA2A (ejernihan $/. F ND S !K #I Re0le5 0undus
7

3 3 : 3 Tidak dilakukan Tidak dilakukan Sedang 6ernih 3 3 3 =itam 3 3 : Tengah Is$k$r ? mm : : (eruh Tidak di tengah : 3 3 N/palpasi Tidak dilakukan

3 3 : 3 Tidak dilakukan Tidak dilakukan Sedang 6ernih 3 3 3 =itam 3 3 : Tengah Is$k$r ? mm : : (eruh Tidak di tengah : 3 3 N/palpasi Tidak dilakukan

+aik 3 :

+aik 3 :

I%.

RES ME Se$rang *anita usia 69 tahun mengeluh mata kanan terasa seperti ada &ang mengganjal sejak " tahun. Pasien juga mengeluh mata terasa gatal dan sering berair sejak timbul gejala mengganjal tersebut. %ata kanan kadang mengeluarkan k$t$ran mata. Pasien mengatakan bila melihat 'aha&a mata terasa silau dan perih. (eluhan sema'am ini dirasakan pasien hilang timbul dan pasien belum pernah ber$bat. Selain keluhan tersebut) pasien juga mengatakan bah*a penglihatann&a buram bila melihat jauh. +ila terlalu lama melihat suatu $bjek mata juga terasa pedih dan terlihat kemerahan. Pada pemeriksaan 0isik didapatkan : 89 -isus Tekanan b$la mata ($njungti;a tarsal superi$r ($njungti;a tarsal in0eri$r ($njungti;a bulbi ($rnea ,$a Pupil Iris >ensa Injeksi siliar 6ernih Sedang Is$k$r) R' :) diameter ? mm Sinekia 3 (eruh
8

8S 6/"! ph 6/9 N/palpasi Tenang

6/"! ph 3 N/palpasi Tenang

Tenang

tenang

Tenang jernih Sedang Is$k$r) R' :) diameter ? mm Sinekia 3 (eruh

.undus

%.

DIAGN!SIS KER-A Pterigium grade II 89. 9asar diagn$sis : pasien mengeluh gejala n&eri dirasa ketika mata melihat sinar matahari dan silau. %ata menjadi berair dan seperti ada &ang mengganjal. Terdapat gambaran selaput berbentuk segitiga &ang timbul dari nasal menuju k$rnea.

%I.

DIAGN!SIS 'ANDING a. Pinguekula b. Pseud$pterigium

%II.

K!MP#IKASI
a. 1angguan penglihatan

b. %ata kemerahan '. Iritasi


d. 1angguan pergerakan b$la mata.

e. Timbul jaringan parut kr$nis dari k$njungti;a dan k$rnea


9

0. Timbul jaringan parut pada $t$t rektus medial &ang dapat men&ebabkan dipl$pia g. 9r& 7&e sindr$m . -III. PENATA#AKSAAN 3 Saran $perasi bila pertumbuhan selaput 'epat dalam *aktu dekat atau pasien

mengalami gangguan melihat. + Pemberian air tetes mata buatan : ,end$ >&teers S 6 dd gtt " + Pemberian antibi$ti' : ster$id : =idr$k$rtis$n Asetat A mg/ml : (l$ram0enik$l 2 mg/ml S " dd gtt "

I3.

PR!GN!SIS 89 Ad -itam Ad .ungsi$nam Ad Sanati$nam : : : b$nam dubia ad b$nam dubia ad b$nam 8S b$nam dubia ad b$nam dubia ad b$nam

TIN-A AN P STAKA A #atar 'elakang

10

Pterigium merupakan pertumbuhan 0ibr$;askular k$njungti;a &ang bersi0at degenerati0 dan in;asi0. Seperti daging) berbentuk segitiga &ang tumbuh dari arah temp$ral maupun nasal k$njungti;a menuju k$rnea pada arah intrapalpebra. Asal kata pterygium dari bahasa Bunani) &aitu pteron &ang artin&a wing atau sa&ap. =al ini menga'u pada pertumbuhan pterygium &ang berbentuk sa&ap pada k$njungti;a bulbi. Temuan pat$l$gik pada k$njungti;a) lapisan b$*man k$rnea digantikan $leh jaringan hialin dan elastik. (eadaan ini diduga merupakan suatu 0en$mena iritati0 akibat sinar ultra;i$let) daerah &ang kering dan lingkungan &ang ban&ak angin) karena sering terdapat pada $rang &ang sebagian besar hidupn&a berada di lingkungan &ang berangin) penuh sinar matahari) berdebu atau berpasir. (asus Pterygium &ang tersebar di seluruh dunia sangat ber;ariasi) tergantung pada l$kasi ge$gra0isn&a) tetapi lebih ban&ak di daerah iklim panas dan kering. .akt$r &ang sering mempengaruhi adalah daerah dekat ekuat$r. Pre;alensi juga tinggi pada daerah berdebu dan kering. Insiden pterygium di Ind$nesia &ang terletak di daerah ekuat$r) &aitu "?)"C. 6ika pterigium membesar dan meluas sampai ke daerah pupil) lesi harus diangkat se'ara bedah bersama sebagian ke'il k$rnea super0isial di luar daerah perluasann&a.

Fakt4r Risik4 .akt$r resik$ &ang mempengaruhi pterygium adalah : ". Radiasi ultra;i$let .akt$r resik$ lingkungan &ang utama timbuln&a pterygium adalah paparan sinar matahari. Sinar ultra;i$let diabs$rbsi k$rnea dan k$njungti;a menghasilkan kerusakan sel dan pr$li0erasi sel. >etak lintang) laman&a *aktu di luar rumah) penggunaan ka'amata dan t$pi juga merupakan 0akt$r penting. 2. .akt$r 1enetik +eberapa kasus dilap$rkan sekel$mp$k angg$ta keluarga dengan pter&gium dan berdasarkan penelitian case control menunjukkan ri*a&at keluarga dengan pter&gium) kemungkinan diturunkan se'ara aut$s$m d$minan.
11

? . .akt$r lain. Iritasi kr$nik atau in0lamasi terjadi pada area limbus atau peri0er k$rnea merupakan pendukung terjadin&a te$ri keratitis kr$nik dan terjadin&a limbal de0isiensi) dan saat ini merupakan te$ri baru pat$genesis dari pterygium. Bang juga menunjukkan adan&a Dpter&gium angi$genesis 0a't$rD dan penggunaan 0armak$terapi antiangi$genesis sebagai terapi. 9ebu) kelembapan &ang rendah) dan trauma ke'il dari bahan partikel tertentu) dry eye dan ;irus papill$ma juga pen&ebab dari pterygium.

Eti4l4gi 5an 6at47isi4l4gi ($njungti;a bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar. ($ntak dengan ultra;i$let) debu) kekeringan mengakibatkan terjadin&a penebalan dan pertumbuhan k$njungti;a bulbi &ang menjalar ke k$rnea 7ti$l$gi pterygium tidak diketahui dengan jelas. (arena pen&akit ini lebih sering pada $rang &ang tinggal di daerah beriklim panas) maka gambaran &ang paling diterima tentang hal tersebut adalah resp$n terhadap 0akt$r30akt$r lingkungan seperti paparan terhadap sinar ultra;i$let dari matahari) daerah kering) in0lamasi) daerah angin ken'ang dan debu atau 0akt$r iritan lainn&a. 9iduga pelbagai 0akt$r risik$ tersebut men&ebabkan terjadin&a degenerasi elastis jaringan k$lagen dan pr$li0erasi 0ibr$;askular. 9an pr$gresi;itasn&a diduga merupakan hasil dari kelainan lapisan +$*man k$rnea. +eberapa studi menunjukkan adan&a predisp$sisi genetik untuk k$ndisi ini. Te$ri lain men&ebutkan bah*a pat$0isi$l$gi pterygium ditandai dengan degenerasi elastik k$lagen dan pr$li0erasi 0ibr$;askular dengan permukaan &ang menutupi epitel. =al ini disebabkan karena struktur k$njungti;a bulbi &ang selalu berhubungan dengan dunia luar dan se'ara intensi0 k$ntak dengan ultra;i$let dan debu sehingga sering mengalami kekeringan &ang mengakibatkan terjadin&a penebalan dan pertumbuhan k$njungti;a bulbi sampai menjalar ke k$rnea. Selain itu) pengeringan l$kal dari k$rnea dan k$njungti;a &ang disebabkan kelainan tear film menimbulkan 0ibr$plastik baru. Tinggin&a insiden pterygium pada daerah beriklim kering mendukung te$ri ini.
12

Te$ri terbaru pterygium men&atakan kerusakan limbal stem cell di daerah interpalpebra akibat sinar ultra;i$let. Limbal stem cell merupakan sumber regenarasi epitel k$rnea dan sinar ultra;i$let menjadi mutagen untuk p53 tumor supressor gene pada limbal stem cell. Tanpa ap$pt$sis) transforming growth factor-beta dipr$duksi dalam jumlah berlebihan dan meningkatkan pr$ses k$lagenase sehingga sel3sel bermigrasi dan terjadi angi$genesis. Akibatn&a) terjadi perubahan degenerasi k$lagen dan terlihat jaringan subepitelial 0ibr$;askular. Pada jaringan subk$njungti;a terjadi perubahan degenerasi elastik dan pr$li0erasi jaringan ;askular di ba*ah epitelium &ang kemudian menembus k$rnea. (erusakan pada k$rnea terdapat pada lapisan membran +$*man $leh pertumbuhan jaringan 0ibr$;askular &ang sering disertai in0lamasi ringan. 7pitel dapat n$rmal) tebal) atau tipis dan kadang terjadi displasia. Pada keadaan de0isiensi limbal stem cell) terjadi pembentukan jaringan k$njungti;a pada permukaan k$rnea. Pemisahan fibroblast dari jaringan pterygium menunjukkan perubahan phenotype) &aitu lapisan fibroblast mengalami pr$li0erasi sel &ang berlebihan. Pada fibroblast pterygium menunjukkan matriks metalloproteinase) &aitu matriks ekstraselular &ang ber0ungsi untuk memperbaiki jaringan &ang rusak) pen&embuhan luka) dan mengubah bentuk. =al ini menjelaskan pen&ebab pterygium 'enderung terus tumbuh dan berin;asi ke str$ma k$rnea sehingga terjadi reaksi 0ibr$;askular dan in0lamasi. Pat$0isi$l$gi pter&gium ditandai dengan degenerasi elastotik k$lagen dan pr$li0erasi 0ibr$;askular) dengan permukaan &ang menutupi epithelium) =ist$pat$l$gi k$lagen abn$rmal pada daerah degenerasi elast$tik menunjukkan bas$0ilia bila di'at dengan hemat$ksin dan e$sin. 6aringan ini juga bisa di'at dengan 'at untuk jaringan elasti' akan tetapi bukan jaringan elasti' &ang sebenarn&a) $leh karena jaringan ini tidak bisa dihan'urkan $leh elastase.

Ge8ala Klinis Pterygium biasan&a terjadi se'ara bilateral) namun jarang terlihat simetris) karena kedua mata mempun&ai kemungkinan &ang sama untuk k$ntak dengan sinar ultra;i$let) debu dan kekeringan. (ira3kira 9!C terletak di daerah nasal karena daerah nasal k$njungti;a se'ara relati0 mendapat sinar ultra;i$let &ang lebih ban&ak dibandingkan dengan bagian k$njungti;a &ang lain.

13

Selain se'ara langsung) bagian nasal k$njungti;a juga mendapat sinar ultra ;i$let se'ara tidak langsung akibat pantulan dari hidung. Pterygium &ang terletak di nasal dan temp$ral dapat terjadi se'ara bersamaan *alaupun pterygium di daerah temp$ral jarang ditemukan. Perluasan pterygium dapat sampai ke medial dan lateral limbus sehingga menutupi sumbu penglihatan dan men&ebabkan penglihatan kabur. Se'ara klinis mun'ul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada k$njungti;a &ang meluas ke k$rnea pada daerah 0issura interpalpebra. +iasan&a pada bagian nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temp$ral. 9ep$sit besi dapat dijumpai pada bagian epitel k$rnea anteri$r dari kepala pterygium 2stokers line4. 1ejala klinis pterygium pada tahap a*al biasan&a ringan bahkan sering tanpa keluhan sama sekali 2asimpt$matik4. +eberapa keluhan &ang sering dialami pasien antara lain: 3 3 3 pterygium 3 penglihatan. 3 mata. Pemeriksaan Fisik Adan&a massa jaringan kekuningan akan terlihat pada lapisan luar mata 2s'lera4 pada limbus) berkembang menuju ke arah k$rnea dan pada permukaan k$rnea. S'lera dan selaput lendir luar mata 2k$njungti;a4 dapat merah akibat dari iritasi dan peradangan. Pterygium dibagi menjadi tiga bagian &aitu : Body) bagian segitiga &ang meninggi pada pterygium dengan dasarn&a ke arah kantus
14

mata sering berair dan tampak merah merasa seperti ada benda asing timbul astigmatisme akibat k$rnea tertarik $leh pertumbuhan

pada pterygium derajat ? dan # dapat terjadi penurunan tajam

9apat terjadi dipl$pia sehingga men&ebabkan terbatasn&a pergerakan

Apex head!) bagian atas pterygium "ap) bagian belakang pterygium

A subepithelial cap atau hal$ timbul pada tengah ape5 dan membentuk batas pinggir pterygium. Pterigyum terbagi berdasarkan perjalanan pen&akit menjadi 2 tipe) &aitu : Progressif pterygium : memiliki gambaran tebal dan ;as'ular dengan beberapa in0iltrat di k$rnea di depan kepala pterygium #egressif pterygium : dengan gambaran tipis) atr$0i) sedikit ;askularisasi) membentuk membran tetapi tidak pernah hilang +erbentuk segitiga &ang terdiri dari kepala 2head4 &ang mengarah ke k$rnea dan badan. 9erajat pertumbuhan pterigium ditentukan berdasarkan bagian k$rnea &ang tertutup $leh pertumbuhan pterigium) dan dapat dibagi menjadi # 21radasi klinis menurut B$ungs$n 4:

Dera8at $: 6ika pterigium han&a terbatas pada limbus k$rnea Dera8at &: 6ika pterigium sudah mele*ati limbus k$rnea tetapi tidak lebih dari 2 mm mele*ati k$rnea

Dera8at (: 6ika pterigium sudah melebihi derajat dua tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan 'aha&a n$rmal 2diameter pupil sekitar ?3# mm4

Dera8at ): 6ika pertumbuhan pterigium sudah mele*ati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

Diagn4sa 'an5ing ". Pinguekula +entukn&a ke'il dan meninggi) merupakan massa kekuningan berbatasan dengan limbus pada k$njungti;a bulbi di 0issura intrapalpebra dan kadang terin0lamasi. Tindakan eksisi tidak diindikasikan pada kelainan ini. Pre;alensi dan insiden meningkat dengan meningkatn&a umur. Pingecuela sering pada iklim sedang dan iklim tr$pis. Angka
15

kejadian sama pada laki laki dan perempuan. Paparan sinar ultra;i$let bukan 0akt$r resik$ pinguecula$

1ambar A. %ata dengan pinguekula 2.Pseud$pterigium Pertumbuhann&a mirip dengan pterygium karena membentuk sudut miring atau %erriens marginal degeneration. Selain itu) jaringan parut k$njungti;a bulbi pun menuju k$rnea. 0ibr$;askular &ang timbul pada berbeda dengan pterygium) Namun

pseudopterygium merupakan akibat in0lamasi permukaan $kular sebelumn&a seperti pada trauma) trauma kimia) k$njungti;itis sikatrikal) trauma bedah atau ulkus peri0er k$rnea. Pada pseudopterigium &ang tidak melekat pada limbus k$rnea) maka probing dengan muscle hook dapat dengan mudah mele*ati bagian ba*ah pseudopterigium pada limbus) sedangkan pada pterygium tak dapat dilakukan. Pada pseudopteyigium tidak didapat bagian head) cap dan body dan pseud$pter&gium 'enderung keluar dari ruang interpalpebra 0issure &ang berbeda dengan true pterigium$

1ambar 6. %ata dengan pseud$pterigium


16

Penatalaksanaan K4nser9ati7 Pada pterigium &ang ringan tidak perlu di $bati. Untuk pterigium derajat "32 &ang mengalami in0lamasi) pasien dapat diberikan $bat tetes mata k$mbinasi antibi$tik dan ster$id ? kali sehari selama A3E hari. 9iperhatikan juga bah*a penggunaan k$rtik$ster$id tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan intra$kular tinggi atau mengalami kelainan pada k$rnea. 'e5ah Pada pterigium derajat ?3# dilakukan tindakan bedah berupa pengangkatan pterigium. Sedapat mungkin setelah pengangkatan pterigium maka bagian k$njungti;a bekas pterigium tersebut ditutupi dengan 'angk$k k$njungti;a &ang diambil dari k$njugnti;a bagian superi$r untuk menurunkan angka kekambuhan. Tujuan utama pengangkatan pterigium &aitu memberikan hasil &ang baik se'ara k$smetik) mengupa&akan k$mplikasi seminimal mngkin) angka kekambuhan &ang rendah. In5ikasi !6erasi ". Pterigium &ang menjalar ke k$rnea sampai lebih ? mm dari limbus 2. Pterigium men'apai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil ?. Pterigium &ang sering memberikan keluhan mata merah) berair dan silau karena astigmatismus #. ($smetik) terutama untuk penderita *anita K4m6likasi ". ($mplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut:
3

1angguan penglihatan Astigmatisme %ata kemerahan


17

3
3

Iritasi 1angguan pergerakan b$la mata. Timbul jaringan parut kr$nis dari k$njungti;a dan k$rnea Timbul jaringan parut pada $t$t rektus medial &ang dapat men&ebabkan dipl$pia 9r& 7&e sindr$m (eganasan epitel pada jaringan epitel di atas pterigium

3 3 3 3

2. ($mplikasi p$st3$perati0 bisa sebagai berikut: 3 3 3 3 3 3 3 3 Rekurensi In0eksi Per0$rasi k$rne$sklera 6ahitan graft terbuka hingga terjadi pembengkakkan dan perdarahan 1ranul$ma k$njungti;a "on&ungti'a scar Adan&a jaringan parut di k$rnea (isinsersi $t$t rektus

Bang paling sering dari k$mplikasi bedah pterigium adalah kekambuhan. 7ksisi bedah memiliki angka kekambuhan &ang tinggi) sekitar A!3 !C. Angka ini bisa dikurangi sekitar A3"AC dengan penggunaan aut$gra0t dari k$njungti;a atau transplant membran amni$n pada saat eksisi Pen:egahan Pada penduduk di daerah tr$pik &ang bekerja di luar rumah seperti nela&an) petani &ang ban&ak k$ntak dengan debu dan sinar ultra;i$let dianjurkan memakai ka'amata pelindung sinar matahari. Pr4gn4sis
18

Pterigium adalah suatu ne$plasma &ang benigna. Umumn&a pr$gn$sis baik. (ekambuhan dapat di'egah dengan k$mbinasi $perasi dan peng$batan k$nser;ati0. Penglihatan dan k$smetik pasien setelah dieksisi adalah baik. Rasa tidak n&aman pada hari pertama p$st$perasi dapat dit$leransi. Sebagian besar pasien dapat berakti;itas kembali setelah # jam p$st$perasi. Pasien dengan rekuren pterygium dapat dilakukan eksisi ulang dengan con&ungti'a autograft atau transplantasi membran amni$n. Umumn&a rekurensi terjadi pada ?36 bulan pertama setelah $perasi. Pasien dengan resik$ tinggi timbuln&a pterygium seperti ri*a&at keluarga atau karena terpapar sinar matahari &ang lama dianjurkan memakai ka'amata sunblock dan mengurangi intensitas terpapar sinar matahari.

DAFTAR P STAKA

". Il&as S. Ilmu Pen&akit %ata. 7disi ?. 6akarta : +alai Penerbit .(UI. 2!!E. hal:236) ""6 F ""E. 2!!E 2. Suhardj$ SU) =art$n$. Ilmu (esehatan %ata. 7disi ". 6$gjakarta : +agian Ilmu Pen&akit %ata .( U1%. 2!!E ?. .isher 6P) Trattler <+. Pterygium. 9iunduh dari :http://emedi'ine.meds'ape.'$m/ arti'le/ ""92A2E3$;er;ie*. 2!""
19

#. Ri$rdan P) <hit'her 6P. -$ughan G AsburHs 1eneral 8phthalm$l$g& "Eth editi$n. Philadelpia : %'1ra*=ill. 2!!E A. (anski 66. ,lini'al 8phthalm$l$g&: A S&stemati' Appr$a'hI 7disi 6. Philadelphia: +utter*$rth =einemann 7lse;ier. 2!!6 :2#232##.

$.

20

Anda mungkin juga menyukai