Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ZIS Dan PERWAKAFAN

Tentang

ZAKAT PROFESI

Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah Fiqh Zakat

Oleh: Rany Ulfah 305.191

Dosen pembimbing: Ahmad Wira, M.Ag, Phd

STAIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa wacana yang tengah hangat dalam dunia zakat selama beberapa dekade terakhir ini adalah diperkenalkannya instrument zakat profesi di samping zakat fitrah dan zakat maal (zakat harta). Dengan munculnya zakat profesi ini memunculkan banyak perbincangan. Mereka yang menentang penerapan syariat zakat profesi ini beranggapan bahwa zakat profesi tidak pernah dikenal sebelumnya di dalam syariat Islam dan merupakan hal baru yang diadaadakan. Sedangkan mayoritas ulama kontemporer telah sepakat akan legalitas zakat profesi tersebut. Zakat profesi itu sendiri merupakan zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi atau hasil profesi bila telah sampai pada nisabnya. Zakat profesi memang belum dikenal dalam khazanah keilmuan Islam, jadi banyak diperdebatkan. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian zakat profesi, profesi apa yang harus dizakati dan ketentuan dalam zakat profesi. ZAKAT PROFESI

Secara hakikat zakat adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada golongan yang membutuhkan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwasanya pendapatan dari hasil profesi termasuk hal yang tidak terbebas dari zakat. Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan ke dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.1

http://www.pkpu.or.id/panduan.php?id=3

Namun zakat profesi ini bukanlah sesuatu yang baru, tetapi amalan yang sudah pernah ada di zaman sahabat.

A. Pengertian Zakat Profesi Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi bila telah mencapai nishab.2 Dari pengertian ini tampak berlakunya syarat zakat yaitu apabila cukup senisab. Sedangkan yang dimaksud dengan pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja menguras otak dan keringat yang dilakukan oleh setiap orang. Hasil dari pendapatan profesi ini bisa berupa gaji, upah, honor, insentif atau nama lainnya yang sejenis disesuaikan dengan profesi yang dikerjakan baik itu pekerjaan yang mengandalkan kemampuan otak atau kemampuan fisik lainnya dan bahkan kedua-duanya. Dari defenisi tersebut, sejumlah pendapatan yang dapat dikategorikan ke dalam zakat profesi adalah seperti berikut ini : 1. Pendapatan dari hasil kerja pada sebuah instansi, baik pemerintah atau swasta. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan seperti ini biasanya bersifat aktif atau dengan kata lain relatif ada pemasukan/pendapatan pasti dengan jumlah yang relatif sama diterima secara periodic. 2. Pendapatan dari hasil kerja profesional di mana si pekerja mengandalkan kemampuan/keterampilan pribadinya. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan seperti ini biasanya bersifat pasif, tidak ada ketentuan pasti penerimaan pendapatan pada setiap periode tertentu.3

B. Dasar Hukum dari Zakat Profesi Dalil mengenai zakat profesi di antaranya tersirat dalam firman Allah SWT surat Al Baqarah ayat 267 :
2
3

http://www.alimmahdi.com/2006/01/zakat-profesi.html M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006) hal. 79

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" Pada surat Adz-Dzaariyat ayat 19 juga dijelaskan : Artinya : "dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian". Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Asyari dari Nabi SAW : Artinya : Setiap orang muslim wajib bersedekah. Mereka bertanya, Hai Nabi Allah, bagaimana yang tidak berpunya? Beliau menjawab, Bekerjalah untuk mendapata sesuatu untuk dirinya, lalau bersedekah. Mereka bertanya, Kalau tidak punya pekerjaan? Beliau bersabda, Tolong orang yang meminta pertolongan. Mereka bertanya, Bagaimana bila tidak bisa? Beliau menjawab, Kerjakan kebaikan dan tinggalkan kejelekan, hal itu merupakan sedekahnya.4 Dalam riwayat para Khulafaurrasyidin mereka juga mewajibkan zakat profesi, Abu Ubaid berkata : diriwayatkan dari Aisah anak perempuan dari Qudamah bin Madzuun : Khalifa Utsman bin Affan r.a ketika memberikan gaji kepada ayahku, beliau berkata : apabila kamu telah memiliki harta yang telah mencukupi kewajiban mengeluarkan zakat, maka gajimu akan kupotong sebagian untuk zakat.5

C. Nisab Zakat Profesi Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 4.000/kg maka nisab
4 5

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2007) hal. 479 M. Arief, Op.Cit, hal. 78

zakat profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp 2.080.000. Namun mesti diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat hasil pertanian yang dengan frekuensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang dibandingkan dengan nisab tersebut adalah pendapatan selama setahun. Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor.6

D. Persentase Volume Zakat Profesi Persentase yang dikeluarkan dari pendapatan dari hasil kerja profesi relatif, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Untuk zakat pendapatan aktif volume persentase zakat yang dikeluarkan adalah 2,5 % dari sisa aset simpanan dan telah mencapai nisab pada akhir masa haul. 2. Untuk zakat pendapatan pasif dari hasil kerja profesi persentase zakat yang dikeluarkan adalah 10 % dari hasil total pendapatan kotor atau 5 % dari pendapatan bersih setelah dipotong pengeluaran untuk kebutuhan primer dan operasional.7

E. Cara Menghitung Zakat Profesi Ada perbedaan dalam cara menghitung antara zakat gaji, upah, honor dan sejenisnya dengan zakat pendapatan hasil kerja profesi, yaitu : 1. Menghitung pendapatan aktif tetap periofik Seorang pekerja atau pegawai pada akhir haul menghitung sisa dari seluruh penghasilannya, apanila jumlahya telah melampaui nisab, maka ia
6
7

http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Profesi M. Arief, Op.Cit, hal. 81

wajib menunaikan zakat sebanyak 2,5 %, dan apabila pegawai tersebut telah mengeluarkan zakat penghasilannya pada saat menerima penghasilan tersebut atau dengan kata lain pegawai tersebut menyicil dan mempercepat waktu pembayaran wajib zakat karena alas an satu dan lain hal, maka pegawai tersebut tidak perlu lagi membayarkan zakatnya pada akhir masa haul, agar tidak terjadi double pembayaran dalam mengeluarakan zakat. Se pegawai dapat pula menggabungkan terlebih dahulu sisa gaji yang diterimanya dengan seluruh aktiva keuangan yang dimiliknya pada akhir masa haul kemudian baru mengeluarkan zakatnya. 2. Menghitung pendapatan pasif tidak tetap Langkah yang diambil dalam menghitung adalah : a. Tentukan pendapatan total dalam kurun waktu tertentu disesuaikan dengan karakter bidang profesi yang digarap. Biasanya dengan batasan kurun masa haul. b. Potong pendapatan tersebut dengan biaya operasional yang diperlukan untuk usaha profesi tersebut. c. Potong pendapatan tersebut dengan utang. d. Potong pendapatan tersebut dengan keperluan primer sehari-hari yang jumlahnya disesuaikan dengan besar atau kecilnya anggota keluarga. e. Apabila sisa pendapatan tersebut setelah dipotong dengan keperluankeperluan tadi telah melampaui nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya.8

F. Kesimpulan Dari berbagai uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya pendapatan dari hasil profesi termasuk hal yang tidak terbebas dari zakat. Islam mewajibkan zakat atas harta benda yang mencapai nisab, bersih dari hutang, serta

Ibid, hal. 82

harta tersebut lebih dari kebutuhan pokok pemiliknya. Karena zakat hanya dipungut dari orang-orang kaya. Barangkali bentuk penghasilan yang paling menyolok pada zaman sekarang ini adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesi. 9 Dengan demikian apabila seseorang dengan penghasilan profesinya ia menjadi kaya, maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq (penerima zakat). Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka baginya tidak wajib zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan, sandang, pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan profesi Zakat rofesi sejalan dengan tujuan disyariatkannya zakat, seperti untuk membersihkan dan mengembangkan harta serta menolong para mustahiq. Zakat rofesi juga mencerminkan rasa keadilan yang merupakan ciri utama ajaran Islam, yaitu kewajiban zakat pada semua penghasilan dan pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Profesi http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Zakat/Profesi/01.html#Pandangan http://www.alimmahdi.com/2006/01/zakat-profesi.html http://www.pkpu.or.id/panduan.php?id=3 Mufraini, M.Arief, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana, 2006 Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat, Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2007

http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Zakat/Profesi/01.html#Pandangan

Anda mungkin juga menyukai