PENDAHULUAN
Angka kematian dan kesakitan akibat penyakit saluran nafas termasuk sangat tinggi di Indonesia
PPOK, asma bronchial, Pneumonia, TB paru merupakan beberapa penyakit dengan angka kejadian yang tinggi di Indonesia
TB Paru
Definisi
Infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Micobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai-sel (ceIl-mediated hypersensitivity).
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis : Basil (ukuran panjang 1-4/ m) M.bovis, dan M. afrricanum : sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan asam dan tahan terhadap trauma kimia dan fisik Epidemiologi Negara maju setiap tahun terdapat 10-20 kasus baru setiap 100.000 penduduk dengan kematian 1-5 per 100.000 penduduk Indonesia data Departemen Kesehatan tahun 2004 di Indonesia terdapat 50.443 penderita TB paru pada BTA (+) yang diobati (23% dari perkiraan penderita TB BTA+. Pada SKRT tahun 2002, Tb merupakan penyebab kematian kedua, sedang pada SKRT 2004, menunjukkan TB merupakan penyebab kematian pertama pad golongan penyakit infeksi
Infeksi Primer
DROPLET infeksi basil di alveoli multiplikasi fokus Ghon. Menyebar melalui limfe mencapai kel. Limfe hilus fikus Ghon + limfadenopati (kompleks primer) Sembuh tanpa cacat Sembuh dengan meninggalkan bekas Menyebar : per kontinuitatum, bronkogen, hematogen, maupun limfogen
Patofisiologi
Gejala Klinis
Batuk > 3 bulan, Berdahak, Batuk darah Nyeri dada, Sesak napas
Respiratorik
Sistemik
Pemeriksaan Fisik
Bila infiltrat yang agak luas didapatkan : Perkusi : redup Auskultasi suara nafas yang brokhial,ronkhi basah kasar dan nyaring. Bila terdapat kavitas yang cukup besar, Perkusi : Hipersonor atau tympani Auskultasi : Amforik. Bila tuberculosis mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura. Paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam pernafasan. Perkusi : pekak. Auskultasi : suara nafas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali.
Pemeriksaan Laboratorium
LED meningkat Diff count : Shift to the right Lekosist normal atau sedikit meningkat
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Sputum
Foto Rontgen : lesi aktif dn inaktif
Diagnosa banding
Pneumonia Abses paru Kanker paru Bronkiektasis
PENGOBATAN
Dosis mhg/kg intermittent Anti TB Action Potensi harian 3x/mgg Isoniazid (H) Rifampisin (R) Pyrazinamid (Z) Streptomisin (S) Etambutol (E) 2x/mgg
Bacteriosidal
High
10
15
Bacteriosidal
Bacteriosidal Bacteriosidal bactriostatic
High
Low Low Low
10
25 15 15
10
35 15 30
10
50 15 45
Kategori
Penderita TB Kasus baru BTA positif Kasus baru BTA negatif dg lesi paru luas Konkomitan HIV berat atau TB ekstrapulmoner berat Sputum hapusan positif : Kambuh Gagal terapi Putus berobat Kasus baru BTA negatif selain kategori 1 TB ekstrapulmoner tidak berat Kasus kronik, atau kasus MDR-TB
2 RHZE (RHZS)
II
2 RHZES + 1 RHZE
5HRE
III
2 RHZE
IV
EPIDEMIOLOGI
PPOK
Survei th 2001: Di US, kira-kira 12.1 jt pasien menderita PPOK, 9 juta menderita bronkitis kronis,dan sisanya menderita emphysema,atau kombinasi keduanya.
The Asia Pacific CPOD Roundtable Groupmemperkirakan, jumlah penderita PPOK sedang hingga berat di negara-negara Asia Pasifik mencapai 56, 6 juta penderita dengan angka prevalensi 6,3 persen (Kompas, 2006). Angka prevalensi bagi masing-masing negara berkisar3,5-6,7%, antara lain China dengan angka kasus mencapai 38,160 juta jiwa, Jepang (5,014 juta orang), dan Vietnam (2,068 penderita). Sementara itu, di Indonesia diperkirakan terdapat4,8 juta penderita dengan prevalensi5,6 persen.
Kejadian meningkat dengan makin banyaknya jumlahperokok (90% penderita COPD adalah smoker atau ex-smoker)
DEFINISI
PPOK adalah Penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan progresif yang dikarakterisir oleh adanya keterbatasan aliran udara yang bersifat irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis kronis, emphysema atau keduanya. Bronkitis kronik adalah keadaan pengeluaran mukus secara berlebihan ke batang bronchial secara kronik atau berulang dengan disertai batuk, yang terjadi hampir setiap hari selama sekurangnya tiga bulan dalam 1 tahun selama2 tahun berturut turut.
Emfisema adalah kelainan paru-paru yang ditandai dengan pembesaran jalan nafas yang sifatnya permanen mulai dari terminal bronchial sampai bagian distal (alveoli : saluran, kantong udara dan dinding alveoli)
Merokok Pekerjaan Polusi Infeksi Usia Jenis kelamin penyakit paru yang sudah ada
Etiologi Emfisema
Patofisiologi Bronkitis
Asap rokok, polutan Hambatan mucocilliary clearance Iritasi bronchiole Hiperplasia, hipertrofi dan proliferasi kel. Mukus Hipersekresi mukus
Patofisiologi emfisema
Emfisema : pertukaran gas Kerusakan jaringan paru elastisitas saluran nafas compliance paru
Manifestasi Klinik
Gejala:
Peningkatan volume sputum Sesak nafas yang progresif Dada terasa sesak (chest tightness) Sputum yang purulen Meningkatnya kebutuhan bronkodilator Lemah, lesu Mudah lelah
Pemeriksaan fisik:
Pursed lips breathing Barrel chest Pink puffer / blue bloater Penggunaan otot bantu nafas Sela iga melebar Perkusi hipersonor Auskultasi wheezing dan atau rhonki Ekspirasi memanjang
Terapi Farmakologi
Tahap 1 :Ipratropium bromida (MDI)atau nebulizer, 2-6 puff 4 x sehari, tunjukkan cara penggunaan yang tepat, advis pasien ttg pentingnya penggunaan teratur dan efek samping yg mungkin timbul(mulut kering & rasa pahit),jika hasil trial : perbaikan FEV1 < 20% step 2
Tahap 2 :Tambahkan-agonis MDIatau nebulizer, tunjukkan cara penggunaan yang tepat, advis pasien ttg pentingnya penggunaan teratur dan efek samping yg mungkin timbul(takikardi, tremor), jika tidak ada perkembangan: hentikan-agonis, jika ada perbaikan tapi kecil step 3
Tahap 3:Tambahteofilin,mulai dari 400 mg/hari dlm bentuk sustained released, sesuaikan dosis setiap interval 3 hari untuk menjaga serum level antara 10-15 g/ml, pantau ESO takikardi, tremor, nervous, efek GI;jika tidak ada perbaikan, hentikan teofilin dan go to step 4
Tahap 4:Coba dengankortikosteroid :prednison 30-40 mg/hari selama 2-4 minggu, cek dengan spirometer (perbaikan20%), titrasi dosis ke dosi efektif terkecil (< 10 g sehari), pertimbangkan penggunaan kortikosteroid inhalasi, jika pasien tidak berespon baikkembali ke steroid oral
Dekompensasi kordis
Definisi
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi
Etiologi
DC sinistra:
Penyakit miokard (hipertensi, kardiomiopati, pjk, mikarditis Penyakit katup Penyakit jantung kongenital Penyakit perikardium Aritmia Obat inotropik negatif Anemia
DC dextra
Stenosis mitral Defek septum atrium PPOK
Manifestasi klinis
Backward Failure symptomp
Dyspneu Orthopneu PND Edema paru
Forward Failure
Exertional fatigue
Pemeriksaan Penunjang
EKG : Tanda-tanda pembesaran jantung (kardiomegali) dan gangguan irama jantung Foto Toraks : Pembesaran jantung, vaskularisasi yang meningkat (tanda cairan) / edema jantung Echocardiograph Melihat struktur otot dan ruang jantung dan fungsi jantung
Penatalaksanaan
Temukan etiologi gagal jantung Temukan kausa pencetus
Terapi medikamentosa Oksigen Preload meningkat : Restriksi garam, diuretik, Vasodilator Curah jantung rendah,tahanan vaskular meningkat : Arteriolar dilator / inhibitor ACE Kontraktilitas menurun : inotropik +
TB PARU
PPOK
Rokok, Polutan, Usia
ANAMNESIS Batuk dan sesak yang Kronis progresif Riw. Merokok PMX FISIK Pursed lips breathing Barrel chest Pink puffer / blue bloater Penggunaan otot bantu nafas Sela iga melebar Perkusi hipersonor Auskultasi wheezing dan atau rhonki Ekspirasi memanjang
DECOMP. CORDIS
Penyakit jantung, jantung kongenital, penyakit katup jantung, PPOK ANAMNESIS Sesak malam hari, sesak aktivitas, tidur menggunakan 2-3> bantal PMX FISIK Peningkatan JVP Pernafasan Chyne stokes Edema ekstremitas Edema paru, efusi pleura, asites Auskultasi paru Rhonki Auskultasi jantung bising jantung
etiologi
Mikrobacterium tuberculosis ANAMNESIS Batuk > 3 bulan, Batuk darah, Sesak napas, nyeri dada Demam, mlaise, keringat malam,BB turun PMX FISIK Tidak khas Dapat ditemukan tandatanda antara lain penarikan struktur sekitar, suara napas bronkial, amforik, ronki basah. Pada efusi pleura didapatkan gerak napas tertinggal, keredupan dan suara napas menurun sampai tidak
TB PARU DIAGNOSIS
Sputum BTA Ro thorax
PPOK
Foto thorax, Tes fungsi paru, Analisa gas darah Oksigen Bronkodilator (Antikolinergik, agonis beta-2) Antibiotik (eksaserbasi) Antiinflamasi Mukolitik
DECOMP. CORDIS
EKG Foto Thorax Echocardiografi Oksigen Vasodilator ACEI Inotropik + Diuretik
TERAPI
OAT
Chest radiograph Asses cardiac size, evidence of CHF Asses for hyperiflation Asses for pneumonia, interstiallun disease, pleural effusions
ECG and echocardiogram to assess left ventriculer Function and pulmonary artery pressure
Pulmonary functin testing-it diffusing capacity reduced, Consider CT angiogram to assess for interstitial lung Disease and pulmonary embolism
It diagnosis still uncertain, obtain cardiopulmonary exercise test
Dispnea Akut Riwayat pem . jasmani EKG Dx : IMA , Pneumothoraks tekan , Edema paru , aritmia Jantung Asma . AGDA Normal AaDO2
Dx : Pneumonia , Pneumothoraks , CHF , Efusi pleura , ARDS Lab : DL ,pH Dx : Anemia , As . Metab
AaDO2 Ro
Dx : Emboli Paru
Dispnea Kronik Riwayat pem jasmani Ro Thoraks Kemungkinan Peny jantung Ekokardiografi Abn Peny Jantung Normal Peny Paru AGDA , DL Singkirkan anemia
Normal Uji Latih normal Mungkin Non organik Abn Asma , Peny Jantung Data sesuai Peny parenkimal
ILD , Neoplasma