Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia merupakan Negara maritim, yaitu sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Dalam suatu perairan pasti ada suatu organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya yaitu ikan. Secara umum, ikan termasuk hewan bertulang belakang (vertebrata), yang berkembang biak dengan cara bertelur. Ikan merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm). Suhu tubuhnya selalumengikuti suhulingkungannya sehinggasuhu badannya turun naikbersama sama dengan turun naiknya suhusekitarnya. Ditubuh ikanterdapat gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air di sekelilingnya. Ikan menggunakan ingsan yang terletak di kepalanya untuk bernafas. Cara ikan bernafas adalah sebagai berikut, air masuk melalui rongga mulut kemudian masuk dalam insang, saat air ada di dalam insang, oksigen yang terlarut dalam air diserap oleh pembuluh pembuluh darah kecil yang terdapat pada insang dan karbondioksida dalam darah dikeluarkan ke air. Air keluar dari rongga insang ketika tutup insang membuka dan begituterus menerus. Ikan juga mempunyai gelembung renang yang terletak diantara tulang belakang dan perut, berhubungan dengan kerongkongan. Darah pada dinding gelembung dapat memasukkan udara kedalam gelembung dan mengeluarkan udara dari gelembung itu sehingga berat ikan dapat berkurang atau bertambah dan kemudian ikan dapat naik dan turun di dalam air. Dari masing masing karakteristik yang dimiliki ikan, ditemukan satu pemikiran bahwa suhu juga berpengaruh dalam proses hidup ikan. Biasanya suhu berperan penting terhadap adaptasi fisiologi. Penyesuaian fungsi alat alat tubuh terhadap keadaan lingkungan ini yang kemudian menyangkutkan operkulum sebagai salah satu organ tubuh yang ikut di dalam adaptasi fisiologi.Operkulum ikan yang membuka dan menutup sangat bergantung terhadap suhu air sebagai media hidup ikan. Oleh karenaitu, dilakukan percobaan untuk mencari tahu hal tersebut melalui praktikum Pengaruh Suhu Terhadap Mekanisme Respirasi. Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap respirasi pada ikan? Tujuan Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju metabolisme respirasi ikan.

Landasan Teori Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bio energetik dan metabolisme, pencernaan, organ organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi. Suhu Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Suhu juga disebut temperature. Benda yang panas memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan benda yang dingin. Pernapasan Pernapasan adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen tersebut dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tersebut menyebabkan gas gas berdifusi ke dalam darah atau keluar melalui alat pernapasan. Alat alat pernapasan pada ikan : Insang Pada hampir semua ikan, insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamella yang merupakan tempat pertukaran gas. Jumlah dan ukuran lamella sangat besar variasinya, tergantung tingkah laku ikan. Paru paru Paru-paru merupakan derivat gelembung renang. Pada ikan paru Australia Neocaratodus, paru paru terletak di sebelah atas saluran pencernaan tetapi duktus pneumatikusnya terbuka ke arah bagian bawah dinding lambung. Sebaliknya, ikan paru Afrika Protopterus , sepasang paru parunya terletak di sebelah bawah saluran pencernaan. Baik ikan paru Australia maupun Afrika memiliki keharusan menghirup oksigen dari udara. Karena itu, jenis ikan ini mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada kondisi sangat kering di lingkungannya.

BAB II LKS PRAKTIKUM BIOLOGI Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dengan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada system pernapasan pada sistem pernapasan manusia dan hewan. Indikator : 1. Mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pernapasan pada ikan. Indikator : 2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pernapasan pada ikan. Materi Pokok JUDUL I. PENGANTAR Proses pernapasan sangat berhubungan erat dengan kemampuan metabolism tubuh. Mekanisme ini sangat berkaitan dengan oksidasi glukosa untuk mendukung aktivitas tubuh. Dalam konteks ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya suhu lingkungan. II. TUJUAN Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju metabolism respirasi ikan. III. ALAT DAN BAHAN 1. Stoples kaca 2. Loyang 3. Thermometer celcius 4. Loupe (bila dibutuhkan) IV. URUTAN KEGIATAN 1. Isi stoples dengan air jernih. 2. Letakkan seekor ikan yang masih hidup di dalamnya. 3. Beri waktu 30 menit pada ikan untuk menyesuaikan dengan lingkungan barunya. 4. Amati pola gerakan tubuh ikan dan hitunglah berapa kali ikan membuka dan menutup mulut serta operkulum-nya dalam satu menit.
3

: Pengaruh Suhu Terhadap Mekanisme Respirasi Mahluk Hidup. : SISTEM RESPIRASI PADA IKAN

5. Ikan dalam keadaan hidup 6. Air jernih 7. Es batu yang telah

dipecahkan terlebih dahulu

5. Letakkan stoples dalam loyang yang terlebih dahulu telah diisi dengan es dan air secukupnya (jangan menambah apapun ke dalam stoples yang berisi ikan). 6. Letakkan thermometer ke dalam stoples yang berisi ikan tersebut dan tunggu sampai suhu menunjukkan angka C.

7. Amatilah dengan teliti bagaimana pola gerak tubuh, mulut serta operkulum-nya. 8. Hitunglah dengan seksama berapa kali ikan membuka / menutup mulut serta operkulum-nya dalam satu menit. Catatlah hasil pengamatan tersebut. 9. Dokumentasikanlah semua rangkaian pengamatan yang telah dilakukan sebagai bahan laporan.

V.

HASIL PENGAMATAN Sebelum Sesudah Pola gerakan mulut / operkulum 402 kali 351 kali 198 kali 125 kali

No

Waktu

Pola gerakan mulut / operkulum

1 2 3 4

5 menit pertama 5 menit kedua 5 menit ketiga 5 menit keempat

539 kali 543 kali 584 kali 645 kali

Pola gerakan mulut / operkulum sebelum diletakkan es : 1. 5 menit pertama = 539 : 5 = 108 kali / menit

2. 5 menit kedua

= 543 : 5 = 109 kali / menit

3. 5 menit ketiga

= 584 : 5 = 117 kali / menit

4. 5 menit keempat = 645 : 5 = 129 kali / menit Pola gerakan mulut / operkulum sesudah dimasukkan es ke dalam loyang : 1. 5 menit pertama = 402 : 5 = 80 kali / menit 2. 5 menit kedua = 351 : 5 = 70 kali / menit 3. 5 menit ketiga = 198 : 5 = 40 kali / menit 4. 5 menit keempat = 125 : 5 = 25 kali / menit

VI.

PERTANYAAN 1. Bagaimanakah pengamatan terhadap pola gerakan tubuh dan mulut serta operkulum-nya sebelum dan sesudah perlakuan? 2. Samakah pola tersebut sebelum dan sesudah diberikan perlakuan perbedaan suhu? 3. Apakah perbedaan suhu sangat berpengaruh terhadap kecepatan respirasinya? 4. Buatlah kesimpulan / resume pengamatan dari hasil pengamatan ini!

VII.

JAWABAN 1. Pola gerakan tubuh dan mulut serta operkulum ikan pada saat dimasukkan ke dalam air sebelum dan sesudah perlakuan sangat berbeda. Sebelum perlakuan, ikan pada saat dimasukkan mencoba menyesuaikan dengan suhu lingkungannya yang setiap 5 menit selama 20 menit terus mengalami peningkatan pola gerakan tubuh dan mulut serta operkulum nya. Namun, pada saat setelah perlakuan, pergerakan tubuh dan mulut serta operkulum nya mengalami penurunan setiap 5 menit selama 20 menit. Bahkan, apabila suhu semakin menurun, ikan bisa saja mati. 2. Pola gerakan tubuh dan mulut serta operkulum ikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan perbedaan suhu mengalami perbedaan atau tidak sama. Sebelum perlakuan perbedaan suhu, pola tersebut semakin meningkat, sedangkan setelah diberikan perlakuan perbedaan suhu, pola tersebut semakin menurun. 3. Ya. Perubahan suhu lingkungan pada ikan sangat mempengaruhi laju konsumsi oksigen atau kecepatan respirasi pada ikan tersebut. Dalam suhu sebelum perlakuan, kebutuhan oksigen lebih optimal sehingga gerakan membuka serta menutupnya operkulum stabil. 4. Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan suhu yang berbeda pada ikan akan menyebabkan perlambatan ataupun percepatan pada pola gerakan tubuh dan mulut serta operkulum nya. Kenaikan suhu menyebabkan kelarutan oksigen (Dissolve Oksigen / DO) di peraiaran tersebut akan menurun, sehingga kebutuhan akan organisme air terhadap oksigen semakin bertambah dengan pergerakan operkulum yang semakin cepat. Namun, penurunan suhu dapat menyebabkan kelarutan oksigen dalam perairan itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam air terhadap oksigen semakin berkurang, sehingga menyebabkan jarangnya frekuensi membuka serta menutupnya operculum pada ikan tersebut makin lambat.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa pernyataan mengenai ikan adalah hewan poikiloterm adalah benar. Karena, suhu tubuh ikan selalu mengikuti suhu lingkungannya, dibuktikan dengan pola gerakan tubuh dan mulut serta membuka dan menutup operkulum ikan tersebut. Suhu yang diatur akan akan menimbulkan efek membuka dan menutup operkulum ikan tersebut dari stabil akan menjadi semakin cepat atau semakin lambat. Ketika suhu dinaikan, gerakan operkulum semakin cepat dan ketika suhu diturunkan gerakan operkulum menjadi lambat. Daftar Pustaka http://www.scribd.com/doc/25244199/Penelitian-Penyesuaian-Hewan http://www.findtoyou.com/document/gerak+operkulum+ikan.html

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai