Peran Partai Politik Dalam Sebuah Sistem Demokrasi
Peran Partai Politik Dalam Sebuah Sistem Demokrasi
P
a
r
t
e
i
e
n
i
n
d
e
r
G
e
s
e
l
l
s
c
h
a
f
d
e
r
B
u
n
d
e
s
r
e
p
u
b
l
i
k
,
d
a
l
a
m
A
.
M
i
n
t
z
e
l
/
H
.
O
b
e
r
r
e
u
t
e
r
(
H
g
.
)
,
P
a
r
t
e
i
e
n
i
n
d
e
r
B
u
n
d
e
s
r
e
p
u
b
l
i
k
D
e
u
t
s
c
h
l
a
n
d
,
B
o
n
n
d
a
n
O
p
l
a
n
d
e
n
,
1
9
9
2
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[30]
Partai politik memainkan peran yang menentukan
dalam sebuah sistem demokrasi modern dan merupakan
pilar utama dalam pranata* sistem politik. Parpol mener-
jemahkan nilai dan kepentingan suatu masyarakat dalam
proses dari-bawah-ke-atas* sehingga nilai dan kepentingan
dari masyarakat itu menjadi rancangan undang-undang
negara, peraturan-peraturan yang mengikat, dan program
bagi rakyat.
Karena partai politik sangat penting untuk pertumbu-
han demokrasi, maka di banyak negara terdapat pendana-
an publik* bagi parpol. Penyaluran dana publik tersebut
dibatasi oleh peraturan dan perundang-undangan yang
tegas. Ini menjarnin agar publik bisa ikut mengawasi ang-
Tesis 3:
Penghubung antara
Negara dan Masyarakat
* Pranata: Kelembagaan, institusi.
* Dari-bawah-ke-atas: Pendesakan suatu masalah dan pemecahannya
dari rakyat ke pemerintah, bottom-up.
* Dana publik: Dana yang dihimpun oleh negara dan pajak rakyat,
maupun dari kegiatan ekonomi negara tersebut.
Sembilan Tesis
[31]
garan parpol. Masyarakat bisa ikut meningkatkan tran-
sparansi dalam perilaku serta kinerja sehingga tahu ke-
pada kepentingan siapa parpol berpihak. Dengan demikian
kualitas demokrasi dalam suatu proses politik bisa menjadi
semakin baik.
Dana publik jumlahnya terbatas dan harus secara te-
gas diatur oleh undang-undang. Dengan ini diharapkam
parpol tidak menjadi tergantung dengan uang dari sek-
tor swasta. Di Amerika Serikat sudah ada banyak contoh
di mana banyak parpol yang bergantung pada suntikan
dana dari sektor bisnis. Mereka akhirnya menjadi memihak
kepentingan dan tekanan tertentu dari sektor bisnis ini.
Sedangkan di Jerman, ketergantungan semacam itu
diantisipasi* dengan memberi dana publik kepada parpol.
Partai diharapkan dari sejak awal mengumpulkan uang dari
para anggota dan pengikutnya sehingga mereka mengakar
dalam masyarakat. Tentu saja konsekuensinya adalah
bahwa jumlah dana publik tidak boleh melebihi jumlah
dana yang dikumpulkan dari pengikut dan anggota par-
tai politik tersebut. Perbandingan dana publik tergantung
jumlah biaya keanggoaan partai dan dukungan elektoral*
yang berhasil didapatkannya.
* Antisipasi: Pencegahan.
* Dukungan elektoral: Suara pendukung dari rakyat.
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[32]
Dana publik yang terlalu banyak akan membuat par-
pol menjadi partai pemerintah. ini akan memutuskan par-
pol dari akar mereka dalam masyarakat. Sebaliknya, bila
dana publik kurang maka partai politik bisa menjadi sangat
tergantung pada uang dari sektor usaha swasta. Akhirnya
hal ini mengasingkan mereka dari kepentingan dan nilai-
nilai masyarakat di mana mereka berakar.
Perkumpulan
Partai
Politik
Lembaga
Pemerintah
(Pembuat
Keputusan
Warga Negara
TEKANAN
FEEDBACK
MASUKAN
BERORGANISASI
M
E
M
I
L
I
H
ARTIKULASI AGREGASI
Partai Politik dan Pemilu
Sembilan Tesis
[33]
Di antara banyak fungsi demokratisasi oleh parpol,
ada lima yang sangat penting:
1. Mengagregasikan kepentingan-kepentingan dan ni-
lai-nilai dan berbagai kalangan masyarakat.
2. Menjajaki, membuat, dan memperkenalkan kepada
masyarakat platform pemilihan umum parpol mereka.
3. Mengatur proses pembentukan kehendak politis (po-
litical will) dengan menawarkan alternatif-alternatif
kebijakan yang lebih terstruktur.
4. Merekrut, mendidik, dan mengawasi staf yang kompe-
ten untuk kantor publik mereka dan untuk menduduki
kursi di parlemen.
5. Memasyarakatkan, mendidik, serta menawarkan ke-
pada anggota-anggotanya saluran mana yang efek-
tif bagi partisipasi* politik mereka sepanjang masa
antarpernilu.
Tesis 4:
Fungsi Parpol
yang Beragam
(Multiple Functions)
* Partisipasi: Keikutsertaan.
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[34]
Jelaslah sudah bahwa fungsi-fungsi yang telah kita
bahas di atas hanya bisa dijalankan bila partai politik juga
mengalami proses demokratisasi di dalam tubuh mereka
sendiri. Proses itu disebut sebagai demokrasi internal.
Setelah syarat ini tercapai maka partai politik yang te-
lah menang pemilu tersebut akan ikut mendukung proses
demokrasi dan tidak akan menjadi ancaman bagi pranata
demokrasi.
Suatu sistem demokrasi mengharuskan semua partai
politik untuk selalu menerapkan demokrasi internal. Hal
ini harus diundangkan juga sehingga berjalannya suatu
demokrasi internal tidak bergantung pada kemauan baik
(goodwill) dari pemimpin partai tersebut. Karena bila ti-
dak, demokrasi akan terancam.
Demokratisasi internal menjamin adanya dialog ter-
buka dalam proses pembentukan kehendak politik. Dalam
Tesis 5:
Demokrasi dalam
Parpol
(Internal Democracy)
Sembilan Tesis
[35]
suatu partai politik harus ada sistem pemilu bebas yang
memungkinkan pergantian anggota secara adil dan bisa
dipertanggungjawabkan kepada pengadilan publik.
Para pemimpin dan fungsionaris* partai memiliki
kecenderungan untuk menghimpun kekuasaan di dalam
parpol mereka dan pada berebut kekuasaan di luar par-
tai. Demokrasi internal yang berjalan dengan baik akan
mengimbangi kecenderungan ini dan menjaga struktur
organisasi agar tetap terbuka terhadap kontrol demokratis
dan partisipasi anggotanya serta memberikan kesempatan
bagi masyarakat madani untuk memberikan pengaruh-
nya.
* Fungsionaris: Pemegang jabatan.
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[36]
Badab Arbitrase
Partai
Kongres Partai
Dewan Pimpinan
Partai
Badab Pengurus
Partai
Tingkat Nasional
badan
Arbitrase
Nasional
Kongres
nasional
Dewan
Pimpinan
Pusat
Badan
Pengurus
Nasional
Tingkat Provinsi
badan
Arbitrase
DATI I
Rapat DATI I
Dewan
Pimpinan
DATI I
Badan
Pengurus
DATI I
Tingkat
Kabupaten-
Kotamadya
badan
Arbitrase
DATI II
Rapat DATI II
Dewan
Pimpinan
DATI II
Badan
Pengurus
DATI II
Tingkat
Kecamatan
Rapat Wilayah
Dewan
Pimpinan
Wilayah
Organ
Partai
Tingkat
Daerah
= Memilih delegasi
= Mengirim delegasi
Dikutip dari Nicklau, 1995, hlm. 127, aslinya diambil dari Bodo, Zeuner
Struktur Internal Partai Politik
Sembilan Tesis
[37]
Tujuan jangka panjang sistem demokrasi adalah agar
partai politik dapat mencerminkan struktur rekahan sosial
dan politik dalam suatu masyarakat. Dengan begitu sistem
partai bisa mewakili rakyatnya, memperjelas dasar konik
dalam masyarakat, dan akhirnya menawarkan pilihan-pi-
lihan yang transparan untuk proses pembuatan keputusan
dan penyelesaian masalah bagi warga negaranya.
Struktur rekahan masyarakat tertentu sudah umum
dikenal di masyarakat Eropa dan sampai sekarang tetap
memainkan peran dalam pembentukan kehendak politik.
Rekahan tersebut antara lain:
1. Adanya konik sosial yang mendasar antara pemilik
modal dan para pekerja.
Tesis 6:
Struktur Rekahan
Masyarakat
(Societal Cleavage
Structures)
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[38]
2. Adanya konik antara politik pusat* dan politik ping-
gir* akibat dari tidak beresnya proses pembentukan
bangsa.
3. Adanya konik antara sektor pertanian dan sektor in-
dustrial (pedesaan dan perkotaan).
4. Adanya konik antara kepentingan agama dan pen-
dukung sekularisasi* dalam politik.
5. Akhir-akhir ini bisa ditambahkan adanya konik
antara pendukung industrialisasi dan pemerhati ling-
kungan hidup.
Konik-konik tersebut bisa saja tumpang tindih se-
hingga satu pihak yang sama mewakili kepentingan peker-
ja, sektor industri, dan sekularisme sedangkan pihak yang
lain mewakili kepentingan para pemilik modal, dengan ori-
entasi keagamaan tertentu, dan industrialisasi. Cara bagai-
mana suatu konik mendasar dalam masyarakat bisa ter-
cermin pada struktur partai politik dan bagaimana seorang
warga negara memiliki anggapan yang berbeda dengan
warga negara lainnya tentang tinggi rendah hierarki* garis
rekahan tersebut adalah masalah empiris yang hanya bisa
* Politik pusat: Politik di pemerintahan pusat.
* Politik pinggir: Politik di pemerintahan DATI I, II, maupun yang lebih
rendah.
* Sekularisasi: Proses pemisahan dogma dan institusi keagamaan ter-
tentu dari sistem pemerintahan umum.
* Hierarki: Susunan tinggi rendah menurut penting atau tidaknya hal itu.
Sembilan Tesis
[39]
diamati dan dinilai secara langsung.
Garis rekahan lain bisa muncul dalam masyarakat
yang berbeda-beda. Walaupun begitu suatu proses koalisi
parpol (lihat tesis 9) tetap harus dipupuk ketika partai poli-
tik mulai menjamur dan tidak lagi mereekskan* struktur
rekahan masyarakat yang ada.
* Reeksi: Cerminan.
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[40]
Setelah demokrasi liberal yang berdasar pada hak aza-
si kemanusiaan dan kepatuhan hukum berjalan di suatu
negara, rakyatnya masih bisa memilih salah satu dari
dua model demokrasi, yaitu demokrasi libertarian atau
demokrasi sosial.
Demokrasi libertarian berarti pengakuan hak-hak
azasi sipil dan politik saja. Penganut demokrasi liberal ini
percaya bahwa kebebasan diakomodasi paling baik oleh
sistem ekonomi pasar bebas tanpa pembatasan harta mi-
lik pribadi. Integrasi sosial dicapai dengan berlandaskan
kepercayaan pada sistem kontrak bebas.
Sebaliknya, demokrasi sosial berarti pengakuan atas
kelima kategori hak azasi manusia yaitu hak sipil, poli-
tik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Sistem kenegaraan
yang dianut demokrasi sosial adalah negara kesejahtera-
an. Sistem ini didasarkan pada hak-hak azasi tersebut
Tesis 7:
Demokrasi Libertarian
atau Demokrasi Sosial
Sembilan Tesis
[41]
(rights-based-welfare state) dan di dalamnya terdapat
ekonomi pasar yang terkoordinasi oleh negara beserta ke-
lompok kepentingan dan masyarakat madani. Demokrasi
kemasyarakatan menjadi pranata kelengkapannya.
Bila dua perbedaan tipe demokrasi yang sangat men-
dasar ini tidak terwakilkan atau ditampakkan dalam suatu
sistem kepartaian, maka sistem tersebut bisa dianggap
cacat dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Apalagi
dalam suatu sistem kepartaian yang ramai oleh klaim*
dari berbagai partai keagamaan, yang menganggap ikat-
an agama tertentu sebagai asas tunggal platform kebija-
kan. Jika diteliti lebih lanjut, akan terungkap bahwa ikatan
keagamaan tersebut sebenarnya juga terbuka terhadap
berbagai pilihan kebijakan yang bisa didukung oleh warga
negara lainnya yang memeluk agama berbeda.
* Klaim: Tuntutan yang dasarnya masih hams diuji.
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[42]
Dalam situasi tertentu, memang menjadi tujuan uta
ma dari organisasi masyarakat madani untuk mengung-
kapkan prol asli dari berbagai parpol. Organisasi tersebut
kemudian juga memberikan penerangan kepada para pe-
milih mengenai perbedaan yang nyata dari partai-partai
tersebut. Sedangkan partai politik sendiri berkecenderung-
an untuk menutup-nutupi kepentingan dan bentuk kebi-
jakan mereka dengan harapan mereka bisa meningkatkan
dukungan dari masyarakat dan pada saat bersamaan me-
ngurangi tingkat pertanggungjawaban mereka.
Cara yang paling efektif untuk membuat partai politik
lebih bertanggung jawab kepada para pemilih mereka di
luar masa pemilihan umum adalah dengan menjaga parpol
di dalam lingkaran kelompok-kelompok pengaruh (clusters
of inuence). Di dalamnya kelompok kepentingan dan ini-
siatif masyarakat madani berinteraksi secara langsung dan
terus-menenus dengan partai politik untuk mempenganuhi
Tesis 8:
Masyarakat Madani
Sembilan Tesis
[43]
proses pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya oleh
partai tersebut. Umumnya beberapa kelompok pengaruh
muncul dalam masyarakat seturut dengan alur kepenting-
an dan nilai yang tumpang tindih antara berbagai kelom-
pok kepentingan, parpol, dan masyarakat madani.
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[44]
Proses pengkonsentrasian suana pada suatu sistem
kepantaian bisa dipercepat dan ditumbuhkembangkan
dengan undang-undang pemilihan umum. Batas quorum*
3% atau 5% bagi partai politik untuk mendapatkan kursi di
parlemen bisa membatasi agar partai yang dogmatis dan
bertujuan tunggal tidak masuk dalam proses politik.
Hal ini juga bisa mendidik perilaku para pemilih dalam
pemilu. Dengan sistem tersebut masyarakat akan belajar
bahwa agar vote* mereka efektif* maka mereka harus
Tesis 9:
Kebutuhan
Pemilih untuk
Mengkonsentrasikan
Suara
* Quorum: Batas jumlah suara minimum yang diperoleh suatu partai
politik dalam pemilu untuk bisa mendapatkan kursi di parlemen.
* Vote: Suara/pilihan.
* Efektif: Berdaya guna, berhasil mencapai tujuan.
Sembilan Tesis
[45]
mengkonsentrasikan vote mereka untuk partai politik yang
benar-benar berkemampuan untuk mendapatkan quorum
dan mendapat kursi di panlemen.
Para aktivis politik juga harus berusaha menghimpun
parpol-parpol dengan prol dan kepentingan yang hampir
sama. Mereka harus mempertimbangkan hal ini sebelum
mendirikan pantai baru yang tampaknya melegitimasi
kepentingan yang lebih mendasar dengan lebih konsekuen
dibandingkan partai politik yang sudah ada. Cara lain yang
bisa ditempuh adalah dengan melibatkan diri dalam pantai
dengan prol yang sudah sesuai dengan pemikiran mere-
ka. Salah satu strategi yang efektif untuk mendorong par-
tai politik yang sudah ada agar menjadi responsif* kepada
kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai yang muncul dari
suatu masyarakat adalah dengan mendidik, memberi in-
formasi dan penerangan kepada para pemilih.
* Responsif: Peka dan mau menanggapi
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[46]
Kesimpulan
Apapun kritik yang dilontarkan terhadap partai politik
yang ada dan sistem kepartaiannya, mereka tetaplah bagi-
an yang tak terpisahkan dari proses demokrasi. Karena itu
selain aktif dalam kegiatan masyarakat madani yang me-
mang berlegitimasi dan berharga bagi proses demokratisa-
si, kita juga harus terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan kepekaan
pantai-pantai politik terhadap pemilihnya.
Sembilan Tesis
[47]
Peran Partai Politik dalam
Sebuah Sistem Demokrasi:
[48]
Prof. Dr. Thomas Meyer
adalah Wakil Ketua Komite Peny-
usun Prinsip Dasar Partai Sosial
Demokrat Jerman (SPD). Dia per-
nah menjadi Direktur Akademi
Politik Friedrich-Ebert-Stiftung,
Yayasan Politik tertua dan terbe-
sar di Jerman. Setelah pensiun
dari tugasnya sebagai Profesor
Senior Ilmu Politik di Universitas
Dortmund Jerman, sejak 2008 dia menjabat sebagai Edi-
tor Jurnal Neue Gesellschaft/Frankfurter Hefte. Buku ter-
barunya Was ist Fundamentalismus? (Apa itu Fundamen-
talisme?) telah dicetak Penerbit Wiesbaden tahun2011.
Thomas Meyer juga menulis banyak buku diantaranya :
The Concept of Social Democracy in Theory and Practice,
The Theory of Social Democracy , Identity Mania.
Prol Penulis
Sembilan Tesis
[49]
Friedrich-Ebert-Stiftung ( FES) adalah s ebuah yayasan
politik non-pemerintah d ari Jerman, y ang bekerja
berdasarkan p rinsip-prinsip demokrasi dan keadilan
sosial. Yayasan i ni b erdiri t ahun 1925 s ebagai s ebuah
warisan politik d ari Friedrich-Ebert, P residen pertama
Jerman yang terpilih secara demokratis. Selain di Jerman
FES m emiliki kantor p erwakilan di 9 0 negara d an
melaksanakan kegiatan d i lebih dari 1 00 n egara
termasuk I ndonesia. K antor Perwakilan d i Indonesia
secara r esmi b erdiri s ejak 1968. S ejak s aat itu FES
Indonesia telah menjalankan kegiatan kerjasama
dengan berbagai Organisasi Non-Pemerintah/Lembaga
Swadaya Masyarakat, Universitas, L embaga P enelitian,
dan Instansi P emerintah terkait di b idang p enegakan
HAM, demokratisasi, pendidikan politik, fasilitasi dialog
sosial, penguatan serikat pekerja, r eformasi s ektor
keamanan, pengarusutamaan gender, dan media.
Friedrich Ebert Stiftung
Kantor Perwakilan Indonesia
Jl. Kemang Selatan II No. 2A
Jakarta 12730/INDONESIA
Telp :+62-21- 719 3711
Fax : +62-21- 7179 1358
Email : info@fes.or.id
Website : www.fes.or.id