Anda di halaman 1dari 56

Tulisan Ketiga

Sistem Perkonomian
Mata Kuliah : Teori
Organisasi Umum 2
Dosen : Julius
Nursyamsi, SE., MM

A.

Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen
adalah proses dan
aktivitas ketika
seseorang
berhubungan
denganpencarian,
pemilihan,
pembelian,
penggunaan, serta
pengevaluasian
produk dan jasa
demimemenuhi
kebutuhan dan
keinginan. Perilaku
konsumen
merupakan hal-hal
yang
mendasarikonsumen
untuk membuat
keputusan
pembelian. Untuk
barang berharga jual
rendah
prosespengambilan
keputusan dilakukan
dengan mudah,
sedangkan untuk
barang berharga jual
tinggiproses
pengambilan
keputusan dilakukan
dengan
pertimbangan yang
matang. a) Aplikasi
Perilaku Konsumen
dalam
BisnisPemahaman
mengenai perilaku
konsumen sangatlah
penting dalam
pemasaran.Menurut
Engel, et al. (1994),
perilaku konsumen
adalah suatu
tindakan yang
langsungterlibat
dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan
menghabiskan
produk dan
jasa,termasuk
keputusan
mendahului dan
menyusuli tindakan
ini. Terdapat dua
elemenpenting dari
arti perilaku
konsumen, yaitu: 1.
Proses pengambilan
keputusan, kegiatan
fisik yang
melibatkan individu
dalammenilai,
mendapatkan dan
menggunakan
barang dan jasa
ekonomis
(Swastha,1990).
Pemahaman akan
perilaku konsumen
cerdas dapat
diaplikasikan
dalambeberapa hal,
yang pertama adalah
untuk merancang
sebuah strategi
pemasaranyang baik,
misalnya
menentukan kapan
saat yang tepat
perusahaan
memberikandiskon
untuk menarik
pembeli. 2. Perilaku
konsumen dapat
membantu pembuat
keputusan membuat
kebijakanpublik.
Misalnya dengan
mengetahui bahwa
konsumen akan
banyak
menggunakantransp
ortasi saat lebaran,
pembuat keputusan
dapat merencanakan
harga
tikettransportasi di
hari raya tersebut.
Aplikasi ke tiga
adalah dalam hal
pemasaransosial,
yaitu penyebaran ide
di antara konsumen.
Dengan memahami
sikapkonsumen
dalam menghadapi
sesuatu, seseorang
dapat menyebarkan
ide denganlebih
cepat dan efektif. b)
Pendekatan dalam
Mengetahui Perilaku
Konsumen 1.
Pendekatan
interpretifPendekata
n ini menggali
secara mendalam
perilaku konsumsi
dan hal yang
mendasarinya. Studi
dilakukan dengan
melalui wawancara
panjang dan focus
groupdiscussion untuk
memahami apa makna
sebuah produk dan jasa
bagi konsumen dan apa
yang dirasakan dan
dialami konsumen
ketika membeli dan
menggunakannya. 2.
Pendekatan
tradisional
Pendekatan ini
bertujuan
mengembangkan
teori dan metode
untuk menjelaskan
perilaku dan
pembuatan
keputusan
konsumen. Studi
dilakukan melalui
eksperimen dan
survei untuk menguji
coba teori dan
mencari pemahaman
tentang bagaimana
seorang konsumen
memproses
informasi, membuat
keputusan, serta
pengaruh lingkungan
sosial terhadap
perilaku konsumen.
3. Pendekatan sains
pemasaran
Pendekatan ini
didasari pada teori
dan metode dari
ilmu ekonomi dan
statistika.Pendekatan
ini dilakukan dengan
mengembangkan
dan menguji coba
model matematika
berdasarkan hierarki
kebutuhan manusia
menurut Abraham
Maslow untuk

memprediksi
pengaruh strategi
marketing terhadap
pilihan dan
polakonsumsi, yang
dikenal dengan
sebutan moving rate
analysis. c) Proses
pengambilan
keputusan pembelian
Sebelum dan
sesudah melakukan
pembelian, seorang
konsumen akan
melakukansejumlah
proses yang
mendasari
pengambilan
keputusan, yakni: 1.
Pengenalan masalah
(problem
recognition).
Konsumen akan
membeli suatu
produk sebagai
solusi atas
permasalahan yang
dihadapinya. Tanpa
adanya pengenalan
masalah yang
muncul, konsumen
tidak dapat
menentukan produk
yang akan dibeli. 2.
Pencarian informasi
(information source).
Setelah memahami
masalah yang
ada,konsumen akan
termotivasi untuk
mencari informasi
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
ada melalui
pencarian informasi.
Proses pencarian
informasidapat
berasal dari dalam
memori (internal)
dan berdasarkan
pengalaman orang
lain(eksternal). 3.
Mengevaluasi
alternatif (alternative
evaluation). Setelah
konsumen mendapat
berbagai macam
informasi, konsumen
akan mengevaluasi
alternatif yang ada
untukmengatasi
permasalahan yang
dihadapinya. 4.
Keputusan pembelian
(purchase decision).
Setelah konsumen
mengevaluasi
beberapa alternatif
strategis yang ada,
konsumen akan
membuat keputusan
pembelian. Terkadang
waktu yang
dibutuhkan antara
membuat
keputusanpembelian
dengan menciptakan
pembelian yang
aktual tidak sama
dikarenakanadanya
hal-hal lain yang
perlu
dipertimbangkan. 5.
Evaluasi pasca-
pembelian (post-
purchase evaluation)
merupakan proses
evaluasi yang
dilakukan konsumen
tidak hanya berakhir
pada tahap
pembuatan
keputusanpembelian.
Setelah membeli
produk tersebut,
konsumen akan
melakukan evaluasi
apakah produk
tersebut sesuai
dengan harapannya.
Dalam hal ini, terjadi
kepuasandan
ketidakpuasan
konsumen.
Konsumen akan
puas jika produk
tersebut
sesuaidengan
harapannya dan
selanjutnya akan
meningkatkan
permintaan akan
merek produk
tersebut pada masa
depan. Sebaliknya,
konsumen akan
merasa tidak puas
jika produk tersebut
tidak sesuai dengan
harapannya dan hal
ini akan menurunkan
permintaan
konsumen pada
masa depan. d)
Faktor

faktor yang
mempengaruhi
Terdapat lima faktor
internal yang relevan
terhadap proses
pembuatan
keputusan pembelian
: 1. Motivasi
(motivation)
merupakan suatu
dorongan yang ada
dalam diri
manusiauntuk
mencapai tujuan
tertentu. 2. Persepsi
(perception)
merupakan hasil
pemaknaan
seseorang terhadap
stimulusatau
kejadian yang
diterimanya
berdasarkan
informasi dan
pengalamannyaterha
dap rangsangan
tersebut. 3.
Pembentukan sikap
(attitude formation)
merupakan penilaian
yang ada dalam diri
seseorang yang
mencerminkan sikap
suka/tidak suka
seseorang akan suatu
hal. 4. Integrasi
(integration)
merupakan kesatuan
antara sikap dan
tindakan.
Integrasimerupakan
respon atas sikap yang
diambil. Perasaan suka
akan mendorong
seseorang untuk
membeli dan perasaan
tidak suka akan
membulatkan tekad
seseorang untuk tidak
membeli produk
tersebut.


B.Komunikasi dalam
Perilaku Konsumen
Komunikasi
merupakan kunci
utama dalam
mencapai sebuah
tujuan atau solusi
yangterbaik di dalam
suatu organisasi.
Komunikasi juga
berperan penting
dalam kemajuan atau
kemunduran suatu
organisasi, selain itu
komunikasi juga
diperlukan agar
sebuah
kesinambungan
antar rekan dapat
terjadi. Didalam
suatu
organisasi/perusahaa
n dikenal sebagai
Komunikasi bisnis.
Komunikasi bisnis
adalah pertukaran
gagasan, pendapat,
informasi,instruksi
yang memiliki
tujuan tertentu yang
disajikan secara
personal atau
impersonal
melaluisimbol -
simbol atau sinyal.
Menurut saya
komunikasi dan
bisnis merupakan
suatu yang tidak bisa
dipisahkan. Ada 2
macam gaya
komunikasi yang
dapat terjadi dalam
sebuah organisasi,
yakni : 1. Gaya
komunikasi
mengendalikan Gaya
komunikasi
mengendalikan
ditandai dengan adanya
satu kehendak atau
maksud untuk
membatasi, memaksa
dan mengatur
perilaku, pikiran dan
tanggapan orang
lain.Orang-orang
yang menggunakan
gaya komunikasi ini
dikenal dengan
namakomunikator
satu arah. 2. Gaya
komunikasi 2 arah
Dalam gaya
komunikasi ini,
tindak komunikasi
dilakukan secara
terbuka. Artinya, setiap
anggota organisasi The
Equalitarian Style dapat
mengungkapkan
gagasan ataupun
pendapat dalam
suasana yang rileks,
santai dan informal.
Dalam suasana yang
demikian,
memungkinkan
setiap anggota
organisasi mencapai
kesepakatan dan
pengertian bersama.
Aspek penting gaya
komunikasi ini ialah
adanya landasan
kesamaan. The
equalitarian style of
communication ini
ditandai dengan
berlakunya
aruspenyebaran
pesan- pesan verbal
secara lisan maupun
tertulis yang bersifat
dua arah.Selain gaya
komunikasi yang
digunakan dalam
organisasi, proses
sebuah komunikasi
dalam organisasi
juga penting
diketahui untuk
memperkokoh
sebuah organisasi
tersebut.
Organisasiyang baik,
umumnya
mempunyai proses
komunikasi yang
baik di dalamnya,
karena
untukmencapai
sebuah tujuan
bersama sebuah
organisasi hasrus
memiliki kekuatan
internal yangkuat
dan semua itu hanya
dapat terjadi apabila
adanya komunikasi
yang berjalan baik
didalamnya. Berikut
ini adalah contoh
proses komunikasi
yang dapat terjadi di
dalam sebuah
komunikasi : 1.
Downward
communication,
yaitu komunikasi
yang berlangsung
ketika orang-orang
yang berada pada
tataran manajemen
mengirimkan pesan
kepada bawahannya.
2. Upward
communication,
yaitu komunikasi
yang terjadi ketika
bawahan
(subordinate)
mengirim pesan
kepada atasannya. 3.
Horizontal
communication,
yaitu komunikasi
yang berlangsung di
antara para
karyawan ataupun
bagian yang
memiliki kedudukan
yang setara. 4.
Interline
communication,
yaitu tindak
komunikasi untuk
berbagi informasi
melewati batas-
batas fungsional.
Spesialis staf
biasanya paling aktif
dalam komunikasi
lintas-saluran ini
karena biasanya
tanggung jawab
mereka berhubungan
dengan jabatan
fungsional. Ada dua
kondisi yang harus
dipenuhi dalam
menggunakan
komunikasi lintas-
saluran : 1. Setiap
pegawai yang ingin
berkomunikasi
melintas saluran
harus meminta izin
terlebih dahulu dari
atasannya langsung
2. Setiap pegawai
yang terlibat dalam
komunikasi lintas-
saluran harus
memberitahukan
hasil komunikasinya
kepada atasan.

Sumber
: http://id.wikipedia.
org/wiki/Perilaku_ko
nsumen
http://gracemoondan
.blogspot.com/2013/
06/peran-
komunikasi-dan-
perilaku-
konsumen.html

Anda mungkin juga menyukai