Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai
tindakan meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien
gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun.
1
Anestesi adalah istilah yang diturunkan dari dua kata yunani yaitu "an" dan
"esthesia", yang berarti hilangnya rasa atau sensasi. Berdasar tingkat kesadaran
pasien, anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (1 anestesi lokal, yaitu
hilangnya sensibilitas setempat tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan (! anestesi
umum, yaitu hilangnya segala modalitas rasa disertai hilangnya kesadaran. Anestesi
yang ideal adalah tercapainya anestesi yang meliputi sedasi, analgesi, dan relaksasi
otot.
!
Anestesi umum menggunakan agen inhalasi, intra"ena dan per rektal untuk
memberikan akses bedah yang adekuat pada daerah operasi. #ada prinsipnya dalam
penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa tahap yang harus
dilaksanakan yaitu pra anestesi, tahap penatalaksanaan anestesi dan pemeliharaan
serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi.
$
%umor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang
terjadi secara terus menerus (&umar dkk, !''(. )ibroadenoma mammae adalah
tumor jinak yang sering terjadi di payudara yang merupakan pertumbuhan yang
meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat. %umor ini bersimpai jelas, berbatas jelas,
soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan dimana benjolan tersebut berasal
dari jaringan fibrosa (mesenkim dan jaringan glanduler (epitel yang berada di
payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mi* tumor. %erapi dari
fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan cara operasi pengangkatan atau
eksisi tumor tersebut.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANESTESI UMUM
Anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai
hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversible. &omponen anestesi yang
ideal terdiri dari hipnotik, analgesia dan relaksasi otot. #ada kasus ini anestesi yang
digunakan adalah anestesi umum.
1,+
%anda,tanda klinis anestesi umum (menggunakan -at anestesi yang mudah
menguap, terutama diethyleter menurut .uedel, dengan teknik open drop ada
beberapa stadium :
(
1. Stadium I: analgesia dari mulanya induksi anestesi hingga hilangnya
kesadaran. /asa nyeri belum hilang sama sekali sehingga hanya pembedahan
kecil yang dapat dilakukan pada stadium ini. 0tadium ini berakhir ditandai
dengan hilangnya reflek bulu mata.
2. Stadium II : excitement, dari hilangnya kesadaran hingga mulainya respirasi
teratur, mungkin terdapat batuk, kegelisahan atau muntah.
3. Stadium III : stadium pembedahan, dari mulai respirasi teratur hingga
berhentinya respirasi. 1ibagi 2 plana yaitu :
Plane 1: dari timbulnya pernafasan teratur thoracoabdominal, anak mata
terfiksasi kadang , kadang eksentrik, pupil miosis, reflek cahaya positif,
lakrimasi meningkat, reflek faring dan muntah negati"e, tonus otot mulai
menurun.
Plane 2: "entilasi teratur, abdominothoracal, "olume tidal menurun,
frekuensi nafas meningkat, anakmata terfiksasi di tengah, pupil mulai
midriasis, reflek cahaya mulai menurun dan reflek kornea negati"e.
Plane 3: "entilasi teratur dan sifatnya abdominal karena terjadi
kelumpuhan saraf interkostal, lakrimasi tidak ada, pupil melebar dan
sentral, reflek laring dan peritoneum negati"e, tonus otot makin menurun.
Plane 4: "entilasi tidak teratur dan tidak adekuat karena otot diafragma
!
lumpuh yang makin nyata pada akhir plana, tonus otot sangat menurun,
pupil midriasis dan reflek sfingter ani dan kelenjsar air mata negati"e.
4. Stadium IV : o"erdosis, dari timbulnya paralisis diafragma hingga cardiac
arrest.
1
B. PESIAPAN PA ANESTESI
&unjungan pra anestesi pada pasien yang akan menjalani operasi dan
pembedahan baik elektif dan darurat mutlak harus dilakukan untuk keberhasilan
tindakan tersebut. &unjungan pra anestesi pada bedah elektif dilakukan satu sampai
dua hari sebelumnya, sedangkan pada kasus bedah darurat waktu yang tersedia lebih
singka.
3
%ujuan pra anestesi adalah
+,3,4
a. 5empersiapkan mental dan fisik secara optimal dengan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan lain. %erdiri dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Anamnesis dapat diperoleh dari pasien sendiri atau dari keluarga pasien.
1engan cara ini kita dapat mengadakan pendekatan psikologis terhadap
pasien dan keluarganya.
#emeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
#emeriksaan fisik dan penunjang dilakukan dengan teliti, bila ada indikasi
dapat dilakukan konsultasi dengan bidang lain seperti ahli penyakit jantung,
paru, penyakit dalam dan lain,lain.
b. 5erencanakan dan memilih teknik serta obat,obat anestesi yang sesuai dengan
fisik dan kehendak pasien.
5acam,macam teknik anestesi :
$
6o %eknik /ese"oir Bag 7al"e /ebreathing 0odalime
1 8pen , , , ,
! 0emi 8pen 9 9 , ,
$ 0emi :losed 9 9 9 9
2 :losed 9 9 9 9
&eterangan :
1. /ebreathing (, ; :8
!
langsung ke udara kamar
!. /ebreathing (9 ; :8
!
langsung ke udara kamar dan sebagian udara
ekspirasi kembali dalam respirasi<inspirasi sesudah
:'
!
diikat oleh soda lime.
$. /ebreathing (9 ; sebagian udara ekspirasi kembali dalam respirasi <
inspirasi sesudah :8
!
diikat oleh soda lime.
!"en d#$" met%$d& :ara ini dapat digunakan untuk anestesik yang
menguap, peralatan sangat sederhana dan tidak mahal. =at anestetik diteteskan
pada kapas yang diletakkan di depan hidung penderita sehingga kadar yang
dihisap tidak diketahui, dan pemakaiannya boros karena -at anestetik menguap
ke udara terbuka.
Semi $"en d#$" met%$d& >ampir sama dengan open drop, hanya untuk
mengurangi terbuangnya -at anestetik digunakan masker. &arbondioksida yang
dikeluarkan sering terhisap kembali sehingga dapat terjadi hipoksia. ?ntuk
menghindarinya dialirkan "olume fresh gas flow yang tinggi minimal $* dari
minimal "olume udara semenit.
Semi 'l$(ed met%$d & ?dara yang dihisap diberikan bersama oksigen
murni yang dapat ditentukan kadarnya kemudian dilewatkan pada "apori-er
sehingga kadar -at anestetik dapat ditentukan. ?dara napas yang dikeluarkan
akan dibuang ke udara luar. &euntungannya dalamnya anestesi dapat diatur
dengan memberikan kadar tertentu dari -at anestetik, dan hipoksia dapat
dihindari dengan memberikan "olume fresh gas flow kurang dari 1''@
kebutuhan.
)l$(ed met%$d& :ara ini hampir sama seperti semi closed hanya udara
2
ekspirasi dialirkan melalui soda lime yang dapat mengikat :8!, sehingga udara
yang mengandung anestetik dapat digunakan lagi.
#ada kasus ini dipakai semi closed anestesi karena memiliki beberapa
keuntungan yaitu :
1. konsentrasi inspirasi relatif konstan
!. konser"asi panas dan uap
$. menurunkan polusi kamar
2. menurunkan resiko ledakan dengan obat yang mudah terbakar
1'
c. 5enentukan status fisik dengan klasifikasi A0A (American Society
Anesthesiology.
a. ASA I
#asien normal sehat, kelainan bedah terlokalisir, tanpa kelainan faali,
biokimiawi, dan psikiatris. Angka mortalitas !@
b. ASA II
#asien dengan gangguan sistemik ringan sampai dengan sedang sebagai
akibat kelainan bedah atau proses patofisiologis. Angka mortalitas 1+@
c. ASA III
#asien dengan gangguan sistemik berat sehingga akti"itas harian < live
style terbatas. Angka mortalitas $3@
d. ASA IV
#asien dengan gangguan sistemik berat yang mengancam jiwa, tidak
selalu sembuh dengan operasi. 5isal : insufisiensi fungsi organ, angina
menetap. Angka mortalitas +3@
e. ASA V
#asien dengan kemungkinan hidup kecil. %indakan operasi hampir tak
ada harapan. %idak diharapkan hidup dalam !2 jam tanpa operasi <
dengan operasi. Angka mortalitas 43@.
&lasifikasi A0A juga dipakai pada pembedahan darurat dengan mencantumkan
tanda huruf A (emergensi , misal A0A B A, A0A BB A.
3
). PEMEDIKASI ANESTESI
C
#ersiapan prabedah yang kurang memadai merupakan faktor terjadinya
kecelakaan dalam anestesia. 0ebelum pasien dibedah sebaiknya dilakukan
kunjungan pasien terlebih dahulu sehingga pada waktu pasien dibedah pasien
dalam keadaan bugar. %ujuan kunjungan praanestesi adalah untuk mengurangi
angka kesakitan operasi, mengurangi biaya operasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. 0ebelum pasien diberi obat anestesi, langkah selanjutnya
adalah dilakukan premedikasi yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesi.
#remedikasi ringan banyak digunakan terutama untuk menenangkan pasien
sebagai persiapan anestesia dan masa pulih setelah pembedahan singkat. Adapun
tujuan dari premedikasi antara lain :
11
5eredakan kecemasan dan ketakutan.
5emperlancar induksi anestesi.
5engurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus.
5eminimalkan jumlah obat anestetik.
5engurangi mual muntah pasca bedah.
5enciptakan amnesia.
5engurangi isi cairan lambung.
5engurangi refleks yang membahayakan.
8bat premedikasi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan masing,
masing pasien karena kebutuhan masing,masing pasien berbeda. #emberian
premedikasi secara intramuskular dianjurkan 1 jam sebelum operasi, sedangkan
untuk kasus darurat yang perlu tindakan cepat bisa diberikan secara intra"ena.
Adapun obat ,obat yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah :
11
1. 6arkotik analgetik, misal morfin, fentanil, pethidin.
!. %ransDuilli-er yaitu dari golongan ben-odia-epin, misal dia-epam dan
mida-olam
$. Barbiturat, misal pentobarbital, penobarbital, sekobarbital.
2. Antikolinergik, misal atropin dan hiosin.
C. Antihistamin, misal prometa-ine.
+
+. Antasida, misal gelusil
(. >
!
reseptor antagonis, misal cimetidine
8bat , 8bat #remedikasi
a. Na#*$ti* Anal+eti* ,!"i$id-
.entanil
)entanil adalah -at sintetik seperti petidin dengan kekuatan 1'' *
morfin. )entanil merupakan opioid sintetik dari kelompok fenilpiperedin.
Eebih larut dalam lemak dan lebih mudah menembus sawar jaringan. %urunan
fenilpiperidin ini merupakan agonis opioid poten. 0ebagai suatu analgesik,
fentanil (C,1!C kali lebih potendibandingkan dengan morfin. Awitan yang
cepat dan lama aksi yang singkat mencerminkan kelarutan lipid yang lebih
besar dari fentanil dibandingkan dengan morfin. )entanil (dan opioid lain
meningkatkan aksi anestetik lokal pada blok saraf tepi. &eadaan itu sebagian
disebabkan oleh sifat anestetsi lokal yamg lemah (dosis yang tinggi menekan
hantara saraf dan efeknya terhadap reseptor opioid pada terminal saraf tepi.
)entanil dikombinasikan dengan droperidol untuk menimbulkan
neureptanalgesia. Afek depresinya lebih lama dibandingkan efek analgesinya.
1osis 1,$ <kg BB analgesianya hanya berlangsung $' menit, karena itu hanya
dipergunakan untuk anastesia pembedahan dan tidak untuk pasca bedah.
1osis besar C',1C' mg<kg BB digunakan untuk induksi anastesia dan
pemeliharaan anastesia dengan kombinasi bensodioa-epam dan inhalasi dosis
rendah, pada bedah jantung. 0ediaan yang tersedia adalah suntikan C' mg<ml.
Afek yang tidak disukai ialah kekakuan otot punggung yang sebenarnya dapat
dicegah dengan pelumpuh otot. 1osis besar dapat mencegah peningkatan
kadar gula, katekolamin plasma, A1>, rennin, aldosteron dan kortisol.
1!
Petidin
#etidin merupakan deri"at fenil piperidin yang efek utamanya adalah
depresi susunan saraf pusat. .ejala yang timbul antara lain adalah analgesia,
sedasi, euforia dan efek sentral lainnya. 0ebagai analgesia diperkirakan
(
potensinya 3' kali morfin. Eamanya efek depresi napas lebih pendek
dibanding meperidin. 1osis tinggi menimbulkan kekakuan pada otot lurik, ini
dapat diantagonis oleh nalokson. 0etelah pemberian sistemik, petidin akan
menghilangkan reflek kornea akan tetapi diameter pupil dan refleknya tidak
terpengaruh. 8bat ini juga meningkatkan kepekaan alat keseimbangan
sehingga dapat menimbulkan muntah , muntah, pusing terutama pada
penderita yang berobat jalan. #ada penderita rawat baring obat ini tidak
mempengaruhi sistem kardio"askular, tetapi pada penderita berobat jalan
dapat timbul sinkop orthostatik karena terjadi hipotensi akibat "asodilatasi
perifer karena pelepasan histamin.
#etidin dimetabolisme dihati, sehingga pada penderita penyakit hati
dosis harus dikurangi. #etidin tidak mengganggu kontraksi atau in"olusi
uterus pasca persalinan dan tidak menambah frekuensi perdarahan pasca
persalinan . #reparat oral tersedia dalam tablet C' mg, untuk parenteral
tersedia dalam bentuk ampul C' mg per cc. 1osis dewasa adalah C' , 1'' mg,
disuntikkan secara 0: atau B5. Bila diberikan secara B7 efek analgetiknya
tercapai dalam waktu 1C menit.
1!,1$
/. Anti*$line#+i*
Sul0a( At#$"in
0ulfas atropin termasuk golongan anti kolinergik. Berguna mengurangi
sekresi lendir dan mengurangi efek bronkhial dan kardial yang berasal dari
perangsangan parasimpatis akibat obat anestesi atau tindakan operasi. 1alam
dosis ',C mg, atropin merangsang 6. "agus dan bradikardi. #ada dosis lebih
dari ! mg, terjadi hambatan 6. "agus dan timbul takikardi. #ada dosis yang
besar sekali, atropine menyebabkan depresi napas, eksitasi, disorientasi,
delirium, halusinasi. #ada orang muda efek samping mulut kering, gangguan
miksi, meteorisme. #ada orangtua dapat terjadi sindrom demensia. &eracunan
biasanya terjadi pada anak,anak karena salah menghitung dosis, karena itu
atropin tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 tahun. 0ebagai antidotumnya
adalah fisostigmin, fisostigmin salisilat !,2 mg subkutan dapat berhasil
3
mengatasi semua gejala susunan saraf pusat.
0ediaan : dalam bentuk sulfat atropin dalam ampul ',!C mg dan ',C'
mg.
1osis : ','1 mg< kgBB dan ',1 , ',2 mg untuk anak , anak.
#emberian : 0:, B5, B7
4,1',1!
'. Ben1$dia1e"in
Mida1$lam
5ida-olam adalah obat induksi tidur jangka pendek untuk premedikasi,
induksi dan pemeliharaan anestesi. 1ibandingkan dengan dia-epam,
mida-olam bekerja cepat karena transformasi metabolitnya cepat dan lama
kerjanya singkat. #ada pasien orang tua dengan perubahan organik otak atau
gangguan fungsi jantung dan pernafasan, dosis harus ditentukan secara hati,
hati. Afek obat timbul dalam ! menit setelah penyuntikan. 1osis premedikasi
dewasa ','(,',1' mg<kgBB, disesuaikan dengan umur dan keadaan pasien.
1osis la-im adalah C mg. pada orang tua dan pasien lemah dosisnya ','!C,
','C mg<kgBB. Afek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri,
denyut nadi dan pernafasan, umumnya hanya sedikit.
1$
D. INDUKSI ANESTESI
Bnduksi anestesia adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi
tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan.
Bnduksi anestesia dapat dikerjakan dengan secara intra"ena, inhalasi,
intramuskular, atau rectal. Bnduksi merupakan saat dimasukkannya -at anestesi
sampai tercapainya stadium pembedahan yang selanjutnya diteruskan dengan
tahap pemeliharaan anestesi untuk mempertahankan atau memperdalam stadium
anestesi setelah induksi. 0etelah pasien tidur akibat induksi anestesia langsung
dilanjutkan dengan pemeliharaan anestesia sampai tindakan pembedahan
selesai.
1,4
Bnduksi intra"ena merupakan cara imduksi yang paling sering digunakan
4
karena cepat dan mudah. 8bat induksi bolus disuntikkan dalam kecepatan $',+,
detik. 0elama induksi anestesia, pernafasan pasien, nadi, dan tekanan darah harus
diawasi dan selalu diberikan oksigen.
1'
!/at Indu*(i Ane(te(i
a. P#$"$0$l
#ropofol adalah campuran 1@ obat dalam air dan emulsi yang berisi 1'@
soya bean oil, 1,!@ phosphatide telur dan !,!C@ glycerol. #emberian intra"ena
propofol (! mg<kg BB menginduksi anestesi secara cepat seperti tiopental.
0etelah injeksi intra"ena secara cepat disalurkan ke otak, jantung, hati, dan ginjal.
/asa nyeri kadang,kadang terjadi di tempat suntikan, tetapi jarang disertai dengan
plebitis atau trombosis. Anestesi dapat dipertahankan dengan infus propofol yang
berkesinambungan dengan opiat, 6
!
dan atau anestesi inhalasi lain.
#ropofol menurunkan tekanan arteri sistemik kira,kira 3'@ teapi efek ini
lebih disebabkan karena "asodilatsai perifer daripada penurunan curah jantung.
%ekanan sismatik kembali normal dengan intubasi trakea. #ropofol tidak
menimbulkan aritmia atau iskemik otot jantung. 0esudah pemberian propofol B7
terjadi depresi pernafasan sampai apnea selama $' detik. >al ini diperkuat dengan
premediaksi dengan opiat.
#ropofol tidak merusak fungsi hati dan ginjal. Aliran darah ke otak,
metabolisme otak dan tekanan intrakranial akan menurun. %ak jelas adanya
interaksi dengan obat pelemas otot. &euntungan propofol karena bekerja lebih
cepat dari tiopental dan konfusi pasca operasi yang minimal. %erjadi mual,
muntah dan sakit kepala mirip dengan tiopental.
1!,1$
!/at Mu('le ela2ant
a. Su''3nil '%$line
0uksinil kolin merupakan pelumpuh otot depolarisasi dengan mula kerja
cepat, sekitar 1 , ! menit dan lama kerja singkat sekitar $ , C menit sehingga obat
ini sering digunakan dalam tindakan intubai trakea. Eama kerja dapat memanjang
jika kadar en-im kolinesterase berkurang, misalnya pada penyakit hati
1'
parenkimal, kakeksia, anemia dan hipoproteinemia.
&omplikasi dan efek samping dari obat ini adalah bradikardi, bradiaritma
dan asistole, takikardi dan takiaritmia, peningkatan tekanan intra okuler,
hiperkalemi dan nyeri otot fasikulasi.
8bat ini tersedia dalam flacon berisi bubuk 1''mg dan C'' mg.
#engenceran dengan garam fisiologis < aDuabidest steril C atau !C ml sehingga
membentuk larutan !@ sebagai pelumpuh otot jangka pendek. 1osis untuk
intubasi 1 , ! mg < kgBB<B7.
3, 1!
/. At#a*u#ium Be(ilat ,t#a'#ium-
Atrakurium besilat merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang
mempunyai struktur ben-ilisoDuinolin yang berasal dari tanaman leontice
leontopetaltum. Beberapa keunggulan atrakurium dibandingkan dengan obat
terdahulu antara lain adalah :
1. 5etabolisme terjadi dalam darah (plasma terutama melalui suatu reaksi
kimia unik yang disebut reaksi kimia hoffman. /eaksi ini tidak bergantung
pada fungsi hati dan ginjal.
!. %idak mempunyai efek kumulasi pada pemberian berulang.
$. %idak menyebabkan perubahan fungsi kardio"askuler yang bermakna
5ula dan lama kerja atrakurium bergantung pada dosis yang dipakai. #ada
umumnya mulai kerja atrakium pada dosis intubasi adalah !,$ menit, sedang lama
kerja antrakium dengan dosis relaksasi 1C,$C menit. #emulihan fungsi saraf otot
dapat terjadi secara spontan (sesudah lama kerja obat berakhir atau dibantu
dengan pemberian antikolinesterase. Antrakurium dapat menjadi obat terpilih
untuk pasien geriatrik atau pasien dengan penyakit jantung dan ginjal yang berat.
&emasan 1 ampul berisi C ml yang mengandung C' mg atrakurium besilat.
0tabilitas larutan sangat bergantung pada penyimpanan pada suhu dingin dan
perlindungan terhadap penyinaran.
1osis intubasi : ',C , ',+ mg<kgBB<i"
1osis relaksasi otot : ',C , ',+ mg<kgBB<i"
1osis pemeliharaan : ',1 , ',! mg<kgBB< i"
1!
11
!/at Anal+e(i*
a. Ketamin
&etamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan
"rapid acting non barbiturate general anesthesia". &etalar sebagai nama dagang
yang pertama kali diperkenalkan oleh 1omino dan :arson tahun 14+C yang
digunakan sebagai anestesi umum. &etamin untuk induksi anastesia dapat
menimbulkan takikardi, hipertensi , hipersali"asi , nyeri kepala, pasca anastesi
dapat menimbulkan muntah,muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk. &etamin
juga sering menyebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan
mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergence
phenomena. 8bat ini bekerja dengan blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan
medulla spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap
reseptor metilaspartat dapat menyebabkan anastesi umum dan juga efek
analgesik.
#emberian ketamin dapat dilakukan secara intra"ena atau intramuskular.
&etamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara B7 atau B5 dosis
induksi adalah 1 , ! mg<&gBB secara B7 atau C , 1' mg<&gBB B5 , untuk dosis
sedatif lebih rendah yaitu ',! mg<&gBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan
efek yang diinginkan. ?ntuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau
kontinyu. #emberian secara intermitten diulang setiap 1' , 1C menit dengan dosis
setengah dari dosis awal sampai operasi selesai. &etamin lebih larut dalam lemak
sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke seluruh organ. Afek muncul dalam
$' , +' detik setelah pemberian secara B7 dengan dosis induksi, dan akan kembali
sadar setelah 1C , !' menit. Fika diberikan secara B5 maka efek baru akan muncul
setelah 1C menit. 8bat ini dapat menyebabkan efek samping berupa takikardi,
agitasi dan perasaan lelah, halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi,
pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus serta dapat meningkatkan tekanan
intrakranial.
&ontraindikasi pada pasien yang alergi dengan ketorolac trometamin,
1!
aspirin, atau obat AB60 lainnya, tukak lambung aktif, pasien dengan penyakit
cerebro"askuler, pasien dengan riwayat penyakit asma, gangguan ginjal berat,
proses persalinan , ibu menyusui, gangguan hemostasis. &etorolac dapat
memperpanjang waktu perdarahan (.aniswarna, 0now.
1!, 12
E. Intu/a(i End$t#a*eal
Bntubasi endotrakeal adalah suatu tindakan untuk memasukkan pipa
khusus ke dalam trakea, sehingga jalan nafas bebas hambatan dan nafas mudah
dikendalikan. Bntubasi trakea bertujuan untuk :
1'
5empermudah pemberian anestesi.
5empertahankan jalan nafas agar tetap bebas dan kelancaran pernafasan.
5encegah kemungkinan aspirasi lambung.
5empermudah penghisapan sekret trakheobronkial.
#emakaian "entilasi yang lama.
5engatasi obstruksi laring akut.
.. umatan Ane(te(i
/umatan anestesi (maintenance) dapat dikerjakan dengan cara intra"ena
(anestesia intra"ena total, inhalasi atau dengan campuran intra"ena inhalasi.
/umatan anestesia biasanya mengacu pada trias anestesia yaitu tidur ringan
(hypnosis, analgesia cukup, dan diusahakan agar pasien selama dibedah tidak
mengalami nyeri dan relaksasi otot lurik yang cukup.
12
!/at umatan Ane(te(i
a. En0lu#an
Anfluran berbentuk cairan, mudah menguap, tidak mudah terbakar dan
berbau tidak enak. 5erupakan anestesi yang poten, mendepresi 00#
menimbulkan efek hipnotik. /esorpsinya setelah inhalasi cepat dengan waktu
induksi !,$ menit. 0ebagian besar (3',4'@ diekskresikan melalui paru,paru
dalam keadaan utuh dan hanya !,C,1'@ diubah menjadi ion fluorida bebas. #ada
1$
anestesi yang dalam dapat menimbulkan penurunan tekanan darah disebabkan
depresi pada miokardium. #enggunaan pada seksio caesarea cukup aman pada
konsentrasi rendah (',C,',3@ tanpa menimbulkan depresi pada foetus. Berhati,
hati penggunaan konsentrasi tinggi karena dapat menimbulkan relaksasi pada otot
uterus yang dapat meningkatkan pendarahan pada persalinan. Afek samping
berupa hipotensi, menekan pernapasan, aritmia, merangsang 00#, pasca anestesi
dapat timbul hipoermi serta mual muntah. ?ntuk induksi, enfluran !,2,C@
dikombinasi dengan 8 >G#A/EB6&
"http:<<emedicine.medscape.com<article<1!(1C2$,o"er"iew"
!
atau campuran 6
>G#A/EB6& "http:<<emedicine.medscape.com<article<1!(1C2$,o"er"iew"
!
8
, 8 >G#A/EB6& "http:<<emedicine.medscape.com<article<1!(1C2$,o"er"iew"
!
.
?ntuk mempertahankan anestesi diperlukan ',C,$ @ "olume.
1'
/. Nit#$u( !*(ida 4 N
2
!
6itrous oksida merupakan gas yang tidak berwarna, berbau amis, dan tidak
iritasi. 5empunyai sifat analgetik kuat tapi sifat anestesinya lemah, tetapi dapat
melalui stadium induksi dengan cepat, karena gas ini tidak larut dalam darah. .as
ini tidak mempunyai relaksasi otot, oleh karena itu operasi abdomen dan ortopedi
perlu tambahan dengan -at relaksasi otot. .as ini memiliki efek analgesic yang
baik, dengan inhalasi !'@ 6
!
8 dalam oksigen efeknya seperti 1C mg morfin.
&adar optimum untuk mendapatkan efek analgesic maksimum H$C@. 6
!
8
diekskresi dalam bentuk utuh melalui paru,paru dan sebagian kecil melalui kulit.
1epresi nafas terjadi pada masa pemulihan, hal ini terjadi karena 6itrous 8ksida
mendesak oksigen dengan ruangan , ruangan tubuh. >ipoksia difusi dapat
dicegah dengan pemberian oksigen konsentrasi tinggi beberapa menit sebelum
anestesi selesai. #enggunaan biasanya dipakai perbandingan atau kombinasi
dengan oksigen. #erbandingan 6
!
8 : 8
!
adalah sebagai berikut +'@ : 2' @ I ('@
: $'@ atau C'@ : C'@.
1',1!
12
5. Te#a"i )ai#an
%erapi cairan perioperatif bertujuan untuk mencukupi kebutuhan cairan,
elektrolit dan darah yang hilang selama operasi dan replacement dan dapat untuk
tindakan emergency pemberian obat.
Pem/e#ian 'ai#an $"e#a(i di/a+i ,Su(man- &
11
#ra operasi
1apat terjadi defisit cairan kaena kurang makan, puasa, muntah, penghisapan
isi lambung, penumpukan cairan pada ruang ketiga seperti pada ileus
obstruktif, perdarahan, luka bakar dan lain , lain. &ebutuhan cairan untuk
dewasa dalam !2 jam adalah ! ml < kgBB < jam. Bila terjadi dehidrasi ringan
!@ BB, sedang C@ BB, berat (@ BB. 0etiap kenaikan suhu 1
'
:elcius
kebutuhan cairan bertambah 1' , 1C @.
0elama operasi
1apat terjadi kehilangan cairan karena proses operasi. &ebutuhan cairan pada
dewasa untuk operasi :
a. /ingan ; 2 ml < kgBB < jam
b. 0edang ; + ml < kgBB < jam
c. Berat ; 3 ml < kg BB < jam
Bila terjadi perdarahan selama operasi, dimana perdarahan kurang dari 1'@
AB7 maka cukup digantikan dengan cairan kristaloid sebanyak $ kali "olume
darah yang hilang. Apabila perdarahan lebih dari 1' @ maka dapat
dipertimbangkan pemberian plasma < koloid < dekstran dengan dosis 1 , ! kali
darah yang hilang.
0etelah operasi
#emberian cairan pasca operasi ditentukan berdasarkan defisit cairan selama
operasi ditambah kebutuhan sehari , hari pasien.
H. Pemuli%an
#asca anestesi dilakukan pemulihan dan perawatan pasca operasi dan
anestesi yang biasanya dilakukan di ruang pulih sadar atau reco"ery room yaitu
1C
ruangan untuk obser"asi pasien pasca operasi atau anestesi. /uang pulih sadar
adalah batu loncatan sebelum pasien dipindahkan ke bangsal atau masih
memerlukan perawatan intensif di B:?. 1engan demikian pasien pasca operasi
atau anestesi dapat terhindar dari komplikasi yang disebabkan karena operasi atau
pengaruh anestesinya.
1'
?ntuk memindahkan pasien dari ruang pulih sadar ke ruang perawatan
perlu dilakukan skoring tentang kondisi pasien setelah anestesi dan pembedahan.
Beberapa cara skoring yang biasa dipakai untuk anestesi umum yaitu cara
Aldrette dan Steward, dimana cara Steward mula,mula diterapkan untuk pasien
anak,anak, tetapi sekarang sangat luas pemakaiannya, termasuk untuk orang
dewasa. 0edangkan untuk regional anestesi digunakan skor Bromage.
1',1C
Ta/el 1. Ald#ette S'$#in+ S3(tem
N$. K#ite#ia S*$#
1 Akti"itas
motorik
5ampu menggerakkan ke,2 ekstremitas atas
perintah atau secara sadar.
5ampu menggerakkan ! ekstremitas atas
perintah atau secara sadar.
%idak mampu menggerakkan ekstremitas atas
perintah atau secara sadar.
!
1
'
2 /espirasi 6afas adekuat dan dapat batuk
6afas kurang adekuat<distress<hipo"entilasi
Apneu<tidak bernafas
!
1
'
3 0irkulasi %ekanan darah berbeda H !'@ dari semula
%ekanan darah berbeda H !',C'@ dari semula
%ekanan darah berbeda JC'@ dari semula
!
1
'
4 &esadaran 0adar penuh
Bangun jika dipanggil
%idak ada respon atau belum sadar
!
1
'
1+
6 Karna kulit &emerahan atau seperti semula
#ucat
0ianosis
!
1
'
Aldrete skor L 3, tanpa nilai ', maka dapat dipindah ke ruang
perawatan.Ta/el 2. Ste7a#d S'$#in+ S3(tem
N$. K#ite#ia S*$#
1 &esadaran Bangun
/espon terhadap stimuli
%ak ada respon
!
1
'
2 Falan napas Batuk atas perintah atau menangis
5empertahankan jalan nafas dengan baik
#erlu bantuan untuk mempertahankan jalan nafas
!
1
'
3 .erakan 5enggerakkan anggota badan dengan tujuan
.erakan tanpa maksud
%idak bergerak
!
1
'
Ta/el 3. B#$ma+e S'$#in+ S3(tem
K#ite#ia S*$#
.erakan penuh dari tungkai '
%ak mampu ekstensi tungkai 1
%ak mampu fleksi lutut !
%ak mampu fleksi pergelangan kaki $
B#$ma+e (*$# 8 2 boleh pindah ke ruang perawatan.
1(
I. Tum$# Mammae
%umor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang
terjadi secara terus menerus. 1alam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk
semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan baik
oleh neoplasma maupun oleh radang, atau perdarahan. 6eoplasma membentuk
tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh neoplasma. 0ampai saat ini,
penyebab pasti tumor payudara belum diketahui. 6amun, ada beberapa faktor
resiko yang telah teridentifikasi, yaitu :
Fenis kelamin
/iwayat keluarga
)aktor genetik
)aktor usia
)aktor hormonal
?sia saat kehamilan pertama
%erpapar radiasi
Bntake alkohol
#emakaian kontrasepsi oral
1iagnosis tumor payudara dapat ditegakkan dengan berdasarkan anamnesis
yang baik, pemeriksaan fisik dasar dan pemeriksaan penunjang. 0edangkan
diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi anatomi
2
.
J. .i/#$aden$ma Mammae
Adalah tumor jinak tersering pada payudara dan umumnya menyerang para
remaja dan wanita dengan usia $'an tahun. Berbatas tegas, konsistensi padat
kenyal, muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan, dan
diameter 1,1' cm. )ibroadenoma terdiri dari sel epitel dan stroma. .ambaran
sitologi sebagai berikut: sediaan apus biasanya penuh sel (hiperseluler, sebagian
besar sediaan apus mengandung sejumlah besar sel,sel epitel yang berbentuk
13
lempengan bahkan menutupi seluruh lapangan sediaan dibawah mikroskop. %erapi
untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal seperti ukuran, terdapat rasa nyeri
atau tidak, usia pasien, dan hasil biopsy. %erapi dari fibroadenoma mammaedapat
dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan
general anaesthetic pada operasi ini. 8perasi ini tidak akan merubah bentuk dari
payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti
akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan
C
.
14
BAB III
LAP!AN KASUS
Identita( Pende#ita
6ama : 6y. &5
?mur : 21 tahun
Fenis &elamin : #erempuan
6o /5 : '14'(4$$
1iagnosis pre operatif : %umor 5ammae suspect )ibroadenoma 5ammae (s
5acam 8perasi : Aksisi (s
5acam Anestesi : Anestesi umum cuff
%anggal masuk : 1C Fanuari !'12
%anggal 8perasi : !! Fanuari !'12 jam 1'.''
Peme#i*(aan P#a Ane(te(i
Anamnesa
&eluhan utama : benjolan di payudara kiri
/iwayat #enyakit 0ekarang :
0eorang wanita, 21 tahun, mengeluh benjolan pada payudara kiri
sejak ! tahun yang lalu. %idak membesar, nyeri sejak ! bulan yang lalu
apabila sedang menstruasi, mobile, dengan diameter 1 cm, dan tidak ada
gangguan bernafas.
/iwayat #enyakit 1ahulu
/iwayat Asma : disangkal
/iwayat >ipertensi : disangkal
/iwayat 15 : disangkal
/iwayat Alergi : disangkal
/iwayat 8perasi : (9 1 kali, hemmoroid, $ bulan yang lalu dengan
anestesi regional
/iwayat makan minum terakhir : pukul !2.''
!'
/iwayat pemasangan gigi palsu : disangkal
/iwayat gigi goyah : disangkal
#emeriksaan )isik
&? : Baik, :5, .i-i baik, berat badan C! kg
7ital 0ign : %: 1!'<(' mm>g //: 13*<menit
>/: ('*<menit 0uhu: $+,3
'
:
5ata : :onjungti"a anemis (,<,, 0klera ikterik (,<,, pupil isokor
$mm<$mm
>idung : 0ekret (,, de"iasi septum (,
5ulut : Buka mulut J +cm, %51J $ jari
Eeher : F7# tidak meningkat, &.B ser"ikal tidak membesar, gerak
leher bebas
%horaks : /etraksi (,, teraba benjolan di payudara kiri, kuadran
inferior lateral, mobile, dengan diameter 1 cm. 6yeri bila
menstruasi
:or : Bnspeksi: Bctus cordis tidak tampak
#alpasi: Bctus cordis tidak kuat angkat
#erkusi: Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: BF B,BB intensitas normal reguler, bising (,
#ulmo : Bnspeksi: #engembangan dada kanan ; kiri
#alpasi: )remitus raba kanan ; kiri
#erkusi: sonor<sonor
Auskultasi:0uara dasar "esikuler (9<9, 0uara tambahan (,<,
Abdomen : 0upel, nyeri tekan (,, ascites (,
Akstremitas : :/% M! detik
8edema Akral dingin 0ianosis ujung jari
, , , , , ,
, , , , , ,
!1
#emeriksaan #enunjang
a. Eaboratorium tanggal 1C Fanuari !'12
>b : 1$,1 gr<dl
>ct : 2' @
AA : 2,$1*1'
+
<ul
AE : 4,1*1'
$
<ul
A% : !$3*1'
$
<ul
#% : 1$,+ detik
A#%% : $',! detik
.ol. 1arah : 8
0.8% : !1 u<liter
0.#% : 1' u<liter
?reum : 11 mg<dl
:reatinin : ',+ mg<dl
>BsAg : 6on reaktif
b. #emeriksaan /adiologis
)oto /ontgen %horaks #A : cor dan pulmo tak nampak kelainan
?ltrasonografi kesan : fibrous dysplasia mammae kiri
&esimpulan
0eorang wanita, 21 tahun, mengeluh benjolan pada payudara kiri
sejak ! tahun yang lalu. %idak membesar, nyeri sejak ! bulan yang lalu
apabila sedang menstruasi, mobile, dengan diameter 1 cm, dan tidak ada
gangguan bernafas. &elainan sistemik ringan(,, di acc dengan status A0A B
plan .A cuff.
!!
LAP!AN ANESTESI
en'ana Ane(te(i
#ersiapan 8perasi
#ersetujuan operasi tertulis ( 9
#uasa J + jam pre op
Bnfus /E !' tetes < menit
d. 1ulcola* supp 1*!
Fenis Anestesi : .eneral Anestesi
%eknik Anestesi : .eneral anestesi dengan cuff
#remedikasi : 5ida-olam $ mg intra"ena
)entanil 1'' Ng intra"ena
Bnduksi : #ropofol +' mg intra"ena
5aintenance : 8
!
; ! E<menit
6
!
8 ; ! E<menit
0e"ofluran "ol !@
#irufen 1''' mg intra"ena
&etorolac $' mg intra"ena
5onitoring : tanda "ital selama operasi tiap C menit, cairan, perdarahan,
ketenangan pasien dan tanda,tanda komplikasi anestesi.
#erawatan pasca anestesi di ruang pemulihan
Tata La*(ana Ane(te(i
1i ruang #ersiapan
:ek persetujuan operasi
#eriksa tanda "ital dan keadaan umum
Eama puasa J + jam
:ek obat,obat dan alat anestesi
!$
Bnfus /E !' tetes<menit
#osisi terlentang
#akaian pasien diganti pakaian operasi
1i ruang 8perasi
Fam '4.2C pasien masuk kamar operasi, manset dan monitor dipasang
Fam 1'.'' mulai dilakukan anestesi umum dengan prosedur sebagai berikut :
#asien diminta berbaring posisi supine, monitor dipasang.
8ksigen ! lpm mulai dialirkan ke hidung pasien.
1ilakukan premedikasi anestesi dengan pemberian mida-olam $ mg,
fentanil 1'' Ng.
1ilakukan induksi anestesi dengan propofol +' mg intra"ena.
#eriksa refleks bulu mata pasien untuk mengecek kesadaran pasien,
pasang guedel setelah pasien dipastikan tidak sadar.
:uff dipasang dan dilakukan bantuan nafas dengan bagging.
8ksigen ! lpm, 6
!
8 ! lpm, dan se"ofluran 1,!@ dialirkan melalui cuff
untuk rumatan anestesi.
#ukul 1'.1C operasi dimulai, selama operasi dilakukan bagging.
5onitoring terhadap tanda "ital dan saturasi 8
!
tiap 1C menit.
Fam 1'.$' operasi selesai, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
5onitoring 0elama Anestesi
Jam Ten(i Nadi Sa92
1'.'C 1C+<3' (+ 1''
1'.1' 1C2<(4 (3 1''
1'.1C 1C3<3! 3' 1''
1'.!' 1CC<3' 32 1''
1'.!C 1C+<31 3! 1''
1'.$' 1CC<3' (4 1''
!2
Di #uan+ "emuli%an
Fam 1'.$C : pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dalam posisi
terlentang dan diberikan 8
!
! liter<menit.
Fam 11.'' : #asien dipindah ke bangsal.
5onitoring #asca Anestesi:
Jam Ten(i Nadi
12.'' 12C<(4 (3 13
!'.'' 1!C<(' 3' !'
Int#u*(i "a('a ane(te(i
8ksigen ! liter<menit.
/awat pasien posisi terlentang, kontrol "ital sign. Bila tensi turun di
bawah 1''<+' mm>g, infus dipercepat, berikan Aphedrin 1' mg.
Bila muntah, berikan 5etoclopramid 1' mg. Bila nyeri, berikan
&etorolac $' mg.
B? (9 dref biasa
Bnfus /E !' tpm
Bnjeksi ceftriakson 1gr< 1!jam, gentamicin 1gr< 3jam,
Beri ranitidine C' mg<1! jam
Berikan kalne* C'' mg< 3 jam
Eain,lain
#uasa sampai dengan flatus
&ontrol balance cairan
5onitor "ital sign tiap 1C menit
Antar material ke laboratorium #A
BAB IV
PEMBAHASAN
!C
#enggunaan anestesi sangat penting untuk melakukan tindakan medis tertentu.
0ebagaimana tindakan medis lainnya, tindakan anestesi khusunya penggunaan obat,
obatan anestesi memiliki risiko tersendiri. 8leh karena itu, dari hasil kunjungan pra
anestesi baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik akan dibahas masalah atau risiko
yang timbul, baik dari segi medis, bedah maupun anestesi.
A. PEMASALAHAN DAI SE5I MEDIK
Adalah tumor jinak tersering pada payudara dan umumnya menyerang
para remaja dan wanita dengan usia $',an tahun. Berbatas tegas, konsistensi
padat kenyal, muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan,
dan diameter 1,1' cm. )ibroadenoma terdiri dari sel epitel dan stroma.
B. PEMASALAHAN DAI SE5I BEDAH
&emungkinan akan timbul nyeri post operasi. 8leh karena itu, jika terdapat nyeri
post operasi dapat dilakukan pemberian analgesik.
&emungkinan perdarahan durante dan post operasi.
Batrogenik (resiko kerusakan organ akibat pembedahan
1alam mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dipersiapkan jenis dan teknik
anestesi yang aman untuk operasi yang lama, juga perlu dipersiapkan darah
untuk mengatasi perdarahan.
&emungkinan infeksi dapat diatasi dengan pemberian antibiotik pre dan post
operasi
). PEMASALAHAN DAI SE5I ANESTESI
1. Peme#i*(aan "#a ane(te(i
!+
#ada penderita ini telah dilakukan persiapan pra,anestesi yang cukup,
antara lain :
#uasa lebih dari + jam
#emeriksaan laboratorium darah
Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan tindakan anestesi, yaitu :
a. Bagaimana memperbaiki keadaan umum penderita sebelum dilakukan
anestesi dan operasi.
b. 5acam dan dosis obat anestesi yang bagaimana yang sesuai dengan
keadaan umum penderita.
1alam memperbaiki keadaan umum dan mempersiapkan operasi pada
penderita perlu dilakukan :
a. #emasangan infus untuk terapi cairan sejak pasien masuk /0.
b. #uasa paling tidak + jam untuk mengosongkan lambung, sehingga
bahaya muntah dan aspirasi dapat dihindarkan.
c. Fenis anestesi yang dipilih adalah general anestesi karena pada operasi ini
diperlukan hilangnya kesadaran, rasa sakit dan amnesia dengan
menggunakan obat,obatan premedikasi seperti, ben-odia-epin, opioid,
dan anti muntah. %eknik anestesi yang digunakan adalah semi closed
inhalation tanpa pemasangan endotrakheal tube (A% karena tidak ada
indikasi yang kuat untuk dilakukan pemasangan A% pada pasien ini.
d. 0elama operasi dilakukan pemasangan cuff dan dilakukan bagging.
2. P#emedi*a(i
8bat premedikasi yang digunakan adalah mida-olam $ mg B7, fentanil (' mg
B7, ondancetron 2 mg B7.
#emberian mida-olam $ mg, bertujuan agar pasien dapat mencapai keadaan
sedatif sehingga tindakan operasi dapat dilakukan.
?ntuk mengurangi rasa sakit pra bedah dan pasca bedah, mengurangi
kebutuhan obat anestesi dan memudahkan induksi digunakan fentanil ('
mg B7.
!(
3. Indu*(i
Bnduksi anestesi menggunakan propofol +' mg B.7 karena memiliki efek
induksi yang cepat, dengan distribusi dan eliminasi yang cepat.
6yeri yang timbul selama operasi diatasi dengan pemberian ketorolac C' mg
B7.
4. umatan
#ada rumatan anestesi, digunakan 6
!
8 dan 8
!
dengan perbandingan ! liter : !
liter untuk menghasilkan efek sedasi dan analgesi.
#enggunaan se"oflurane 1,! "ol @ dikarenakan efek untuk pulih sadar lebih
cepat dan jarang menyebabkan batuk, serta efek pada kardio"askulernya
cukup stabil.
6. Te#a"i )ai#an
1efisit cairan karena puasa 3 jam
! cc * C' kg * 3 jam ; 3'' cc
&ebutuhan cairan selama operasi sedang dan karena trauma operasi selama $'
menit
; (! cc * C' kg * ',C jam 9 ($ cc * C' kg * ',C jam
; C' cc 9 (Ccc ; 1!C cc
#erdarahan yang terjadi ; $ cc
AB7 ; (' cc * C' kg ; $C'' cc
&ehilangan darah ; $<$C'' * 1''@ ; ','3+ @
1iganti dengan cairan kristaloid $ * $ cc ; 4 cc
&ebutuhan cairan total ; 3'' 9 1!C , 4 ; 41+ cc
:airan yang sudah diberikan :
1. #ra anestesi ; C'' cc
!. 0aat operasi ; C'' cc
%otal cairan yang masuk ; 1''' cc
Fadi kebutuhan cairan pada pasien ini sudah terpenuhi, jika terjadi
tanda dehidrasi, maka kekurangan cairan tersebut akan ditambahkan
ketika pasien dipindahkan ke bangsal dan diperhatikan produksi urin pada
!3
pasien.
D. E.EK PEN55UNAAN ANESTESI UMUM
Berdasarkan kasus di atas, ada beberapa efek yang dapat timbul sebagai akibat
dari penggunaan general anestesi, antara lain :
4,1',11
0e"ofluran yang digunakan pada rumatan anestesi memiliki efek depresi
kontraktilitas jantung namun masih ringan.
0elain nitrit oksida (6
!
8, obat anestesi inhalasi memiliki efek menurunkan
"olume tidal dan meningkatkan frekuensi pernafasan.
8bat anestesi umum juga memiliki efek menurunkan laju metabolik otot dan
meningkatkan aliran darah ke otak sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan tekanan intrakranial.
#ada ginjal dan hati, obat anestesi memiliki efek penurunan aliran darah sehingga
menurunkan filtrasi glomerulus pada ginjal.
#enggunaan ben-odia-epine dapat berakibat amnesia anterograd dan
memperpanjang penyembuhan pasca bedah.
8pioid memiliki efek depresi pernafasan pasca bedah.
&etamin dapat menimbulkan anestesi disosiatif, yang ditandai dengan kataton,
amnesia, dan analgesi.
BAB V
KESIMPULAN
!4
#ada makalah ini disajikan kasus penatalaksanaan anestesi umum pada
operasi eksisi tumor payudara pada penderita wanita, usia 21 tahun, status fisik A0A B
dengan diagnosis fibroadenoma sinistra dengan teknik anestesi umum semi closed
inhalation tanpa intubasi.
#rosedur anestesi umum pada eksisi dalam kasus ini tidak mengalami
hambatan yang berarti baik dari segi anestesi maupun dari tindakan operasinya.
0elama di ruang pemulihan pasien sadar penuh, hemodinamik stabil, dan tidak terjadi
hal yang memerlukan penanganan serius. &ebutuhan cairan telah terpenuhi dengan
pemberian kristaloid.
Da0ta# Pu(ta*a
/oesli 5, %ampubolon 8A. 1434. #endidikan anestesiologi mahasiswa. 1alam:
Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan %erapi Bntensif )&?B. Fakarta: :7
BnfomedikaI pp: 4
$'
Eatief 0A. !''!. Petunjuk praktis anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan %erapi
Bntensif )akultas &edokteran ?ni"ersitas Bndonesia. FakartaI pp: $2,(, (!,3'
1esai A5. !'11. eneral anesthesia.
http:<<emedicine.medscape.com<article<1!(1C2$,o"er"iew. 1iunduh pada 1+ 5ei
!'1$
/obbins, 0tanley E !''C. Buku Ajar Patologi jilid ! Adisi (. A.:, Fakarta
Britto, .arcia !''(. !ine "eedle Aspiration #ytologi o$ carcinoma o$ the breast
Boulton %.>., Blogg :.A., (1442. Anesthesiology, cetakan B. A.:, Fakarta.
1obson 5B. 1442. Penuntun praktis anestesi, cetakan B. Fakarta: #enerbit Buku
&edokteran A.:
/uswan 1achlan. 1434. Persiapan Pra Anestesi. 1alam buku : Anestesiologi. Bagian
Anestesiologi dan %erapi Bntensif. )&?B. :7 Bnfomedika. Fakarta. >al:1, $$,$2,
1!4, 1$(,1$3.
5organ ..A., 5ikhail 5.0., (144!. :linical Anesthesiology. 1
st
ed. A large medical
Book.
5uhardi, 5, dkk. (1434. Anestesiologi, bagian Anastesiologi dan %erapi Bntensif,
)&?B, :7 Bnfomedia, Fakarta.
0usman Bskandar.1434. Premedikasi. 1alam buku : Anestesiologi. Bagian
Anestesiologi dan %erapi Bntensif. )&?B. :7 Bnfomedika. Fakarta. >al:C4,+!.
.aniswarna, !armakologi dan terapi, edisi ke, $ )&?B, Fakarta, 143+
0aid A. Eatief, dkk. !''!. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan
%erapi Bntensif )akultas &edokteran ?ni"ersitas Bndonesia. Fakarta. >al:$2,$(,
(!,3'.
0now, F.:. %anual o$ Anasthaesiology, & nd edition, Eittle Brown and :ompany,
Boston, 143!.
Kirjoatmojo, &. !'''.Anestesiologi dan 'eanimasi %odul (asar )ntuk Pendidikan
S* +edokteran, 1irektorat Fendral #endidikan %inggi 1epartemen #endidikan
6asional.
$1

Anda mungkin juga menyukai