pnemothorax dan Efusi pluera PENDAHULUAN Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih merupakan masalah utama kesehatan yang dapat menimbulkan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) (Aditama & Chairil, 2002). Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB di seluruh dunia (Depkes RI )
Angka kejadian TB di Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan setiap tahun terdapat 528.000 kasus TB baru dengan kematian sekitar 91.000 orang. Prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2009 adalah 100 per 100.000 penduduk dan TB terjadi pada lebih dari 70% usia produktif (15-50 tahun) (WHO, 2010) LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M Umur : 34 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Sangatta selatan Agama : Islam Status : Menikah Suku : Jawa Pekerjaan : Petani MRS tanggal : 27-03-2014. Keluar RS : 17-04-2014
ANAMNESIS KASUS (1) Keluhan Utama Sesak napas sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien rujukan puskesmas sangatta selatan datang ke IGD RSUD sangatta dengan keluhan sesak nafas sejak 3 bulan yang lalu. Sesak nafas dirasakan terus menerus dan semakin lama semakin berat.Sesak memberat mulai dari 1 bulan yang lalu dan semakin memberat sejak 2 hari yang lalu. Sesak disarasakan saat beristirahat dan saat berjalan kekamar mandi tambah sesak dan membuat sulit untuk berkomunikasi. Pasien mengatakan sering mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri seperti ditusuk-tusuk yang hilang timbul. Selain itu pasien juga mengalami demam yang hilang timbul sejak 1 minggu. Demam biasanya pada malam hari dan pasien juga sering mengalami keringat malam. Pasien juga mengaku sering batuk-batuk lama sejak 4 bulan yang lalu. Batuk disertai dahak berwarna hijau kental. Batuk darah disangkal oleh pasien,muntah darah disangkal oleh pasien.Pasien juga menyangkal pernah menjalankan pengobatan paru-paru
ANAMNESIS KASUS (2) Riwayat Penyakit Dahulu Os belum pernah mengalami batuk darah sebelumnya. Os menyangkal pernah menderita sakit paru-paru Riwayat tekanan darah tinggi (-), kencing manis (-), asthma (-) keganasan (-) Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga os dengan keluhan batuk darah. Tidak ada keluarga os yang menderita batuk lama. Riwayat tekanan darah tinggi (-),kencing manis (-),asthma (-), keganasan (-),TBC ( - ) Riwayat Pengobatan Os menyangkal pernah mengkonsumsi obat OAT selama 6 bulan. Os sering berobat ke puskesmas untuk mengurangi keluhan batuk dan demam. Riwayat alergi obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK (1) Keadaan umum : sedang Keadaan sakit : sakit sedang. Kesadaran/GCS : compos mentis / E4V5M6. Tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg. Nadi : 110x/ menit, reguler, isi dan tegangan cukup. Pernafasan : 50x/ menit, thorakoabdominal. Suhu : 36,5 o C. Berat Badan : 50 kg . Tinggi Badan : 165 cm. = 50 (1,65) 2
= 50 2,43
= 20.57 Gizi Kurang
PEMERIKSAAN FISIK (2) Status Generalis Kepala : Ekspresi wajah : normal. Bentuk dan ukuran : normal. Rambut : normal. Udema (-). Malar rash (-). Parese N VII (-). Hiperpigmentasi (-). Nyeri tekan kepala (-). Mata : Simetris. Alis : normal. Exopthalmus (-/-). Ptosis (-/-). Nystagmus (-/-). Strabismus (-/-). Udema palpebra (-/-). Konjungtiva: anemia (-/-), hiperemia (-/-). Sclera: icterus (-/-), hyperemia (-/-), pterygium (-/-). Pupil : isokor, bulat, miosis (-/- ), midriasis (-/-). Kornea : normal. Lensa : normal, katarak (-/-). Pergerakan bola mata ke segala arah : normal PEMERIKSAAN FISIK (3) Telinga : Bentuk : normal simetris antara kiri dan kanan. Lubang telinga : normal, secret (-/-). Nyeri tekan (-/-). Peradangan pada telinga (-) Pendengaran : normal.
PENATALAKSANAAN Konsul dr. Bachtiar SpPD advice : Medikamentosa: O2 Nasal canul 3-4L/Menit IVFD RL 28 tetes/menit. Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Dexametason/8 jam Ranitidine 1Amp/8jam Konsul dr. Batholomeus SpB advice : Rencana pemasangan chest tube 28-03-2014 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad functionam : dubia ad bonam Ad sanasionam: dubia ad bonam
FOLLOW UP Tanggal Subjektive Objective Assessment Planning 28/03/2014 Sesak (+), batuk (+) berdahak berwarna putih sendok the ,darah (-),nyeri dada (+) jika batuk, jika tidur sesak , tidak bisa tidur mual muntah (-) Ku : sedang Kesadaran : CM Vital sign : TD : 120/90 mmHg N : 84 x/menit RR : 40 x/menit T : 36,3 Thorak : Wheezing (-), Rh (+), vesikuler (+/+) TB Paru Duplex Pnemothorax dextra Efusi Pluera dextra 1. O2 Nasal canul 3-4L/Menit 2. IVFD RL 28 tetes/menit. 3. Ofloxsasin inf/12 jam 4. Inj. Dexametason/8 jam 5. Ranitidine 1Amp/12jam
29/03/2014 Sesak (+), batuk (+) berdahak berwarna putih ,darah (-) Ku : sedang Kesadaran : CM Vital sign : TD : 110/70 mmHg N : 86 x/menit RR : 36 x/menit T : 35,1 Thorak : Wheezing (-), Rh (+), vesikuler (+/+)
TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya Penyakit ini merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell mediated hypersensitivity) Penyakit tuberkulosis yang aktif bisa menjadi kronis dan berakhir dengan kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang efektif (Daniel, 1999) Kuman tuberkulosis Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x 3 m (Brooks,et al 2004) bakteri ini terdiri atas asam lemak (lipid), peptidoglikan dan arabinoman. Lipid inilah yang menyebabkan kuman mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan sehingga disebut pula sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA) (Daniel, 1999) Mycobacterium tuberculosis hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain bakteri ini adalah aerob, sehingga bagian apikal merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis (Bahar, 2007) Cara penularan Sumber penularan adalah melalui pasien tuberkulosis paru BTA (+). Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Kuman yang berada di dalam droplet dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam dan dapat menginfeksi individu lain bila terhirup ke dalam saluran nafas Patogenesis tuberkulosis (1) Infeksi primer Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman tuberkulosis. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus dan terus berjalan sampai ke alveolus dan menetap di sana. Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru yang mengakibatkan radang dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut kompleks primer. Waktu terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadi perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya respon daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman tuberkulosis. Meskipun demikian, ada beberapa kuman menetap sebagai kuman persisten atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman. Akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi pasien tuberkulosis. Masa inkubasi mulai dari seseorang terinfeksi sampai menjadi sakit, membutuhkan waktu sekitar 6 bulan Patogenesis tuberkulosis (2) Tuberkulosis pasca primer (post primary tuberculosis) Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura
Diagnosis tuberkulosis Diagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan diagnosis klinis, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis. Diagnosis klinis batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam/meriang lebih dari sebulan Pemeriksaan radiologis Pada awal penyakit saat lesi masih menyerupai sarang-sarang pneumonia, gambaran radiologinya berupa bercak-bercak seperti awan dan dengan batas-batas yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan dengan batas yang tegas dan disebut tuberkuloma Pada kalsifikasi bayangannya tampak sebagai bercak-bercak padat dengan densitas tinggi. Pada atelektasis terlihat seperti fibrosis yang luas dengan penciutan yang dapat terjadi pada sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru. Gambaran tuberkulosa milier terlihat berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Pada TB yang sudah lanjut, foto dada sering didapatkan bermacam-macam bayangan sekaligus seperti infiltrat, garis-garis fibrotik, kalsifikasi, kavitas maupun atelektasis dan emfisema