Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH JURNAL

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN


Dosen Pengajar : Dr. Eng. Abdul Waris


Judul
Analisis Unsur Karbon Aktif Tempurung Kelapa dengan Metode
Analisis Ultimat (Ultimate Analysis)

Oleh
I s k a n d a r
NIM : 20212004









PROGRAM MAGISTER FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2012


Analisis Unsur Karbon Aktif Tempurung Kelapa dengan
Metode Analisis Ultimat (Ultimate Analysis)

Iskandar,
Program Studi Fisika FKIP Universitas Haluoleo
Email: iskandar_fisika@yahoo.com

Abstrak
Analisis unsur karbon aktif tempurung kelapa telah dilakukan menggunakan metode analisis ultimat.
Analisis ini menggunakan metode analisis pembakaran. Tujuan penelitian ini adalah menentukan
kandungan unsur karbon, hidrogen, nitrogen dan sulfur pada sampel karbon aktif tempurung kelapa.
Metode analisis ultimat ini menggunakan peralatan CHN-2000 analyzer dan SC-632 analyzer. Prinsip
kerja alat ini dengan proses pembakaran yang menggunakan sel infra merah dan sel konduktivitas termal.
Dalampenelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan dua tahapan proses, karbonisasi dan
aktivasi. Proses karbonisasi bertujuan menghasilkan tempurung kelapa menjadi arang tempurung kelapa.
Proses aktivasi bertujuan untuk menghasilkan karbon (arang) aktif tempurung kelapa. Karbonisasi selama
kurang lebih 8 jamdan kemudian sampel diaktivasi dengan suhu 500C, 600C, 700C, 800C, 900C,
1000C, dan 1100C masing-masing 30 menit. Setelah diaktivasi, sampel dianalisis menggunakan metode
analisis ultimat (ultimate analysis).
Hasil analisis ultimat menunjukkan bahwa dari semua sampel memiliki kandungan unsur yang bervariasi
yaitu sebagai berikut : kandungan karbon (C) kondisi aktivasi 500C, 600C, 700C, 800C, 900C,
1000C, 1100C secara berturut-turut yaitu 97.28 %, 96.72 %, 94.18 %, 98.15 %, 98.10 %, 98.27 %,
98.80 %, kandungan hidrogen (H) sebesar 2.07 %, 1.95 %, 1.47 %, 1.05 %, 0.69 %, 0.51 %, 0.38 %, dan
kandungan nitrogen (N) sebesar 0.47 %, 0.47 %, 0.47 %, 0.56 %, 0.67 %, 0.77 %, 0.81 % serta kandungan
sulfur (S) untuk semua sampel bernilai trace. J adi, untuk semua kondisi temperatur aktivasi, kandungan
unsur karbon paling tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 97.36 % dan memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) mutu karbon aktif.
Kata Kunci : karbon aktif, tempurung kelapa, analisis ultimat, unsur karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur.


PENDAHULUAN
Teknologi pembuatan arang aktif sebagai
adsorben (zat penyerap) dewasa ini berkembang
dengan pesat. Karbon aktif telah digunakan
secara luas dalam industri kimia,
makanan/minuman, farmasi, pemurnian air,
bahan pembuatan resistor, dan bahan bakar
untuk keperluan rumah tangga. Karbon aktif
adalah karbon yang berbentuk amorf,
mempunyai porositas tinggi, dan luas permukaan
yang besar. Karbon aktif bukan merupakan
karbon murni, tetapi mengandung sejumlah
unsur lain yang terikat secara kimia yaitu
hidrogen dan oksigen. Unsur tersebut berasal
dari proses karbonasi yang tidak sempurna atau
terkontaminasi dari luar sewaktu proses aktivasi
[1].
Arang selain digunakan sebagai bahan
bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas
permukaan partikel dan kemampuan ini dapat
menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut
dilakukan aktivasi dengan aktivator bahan kimia
ataupun dengan pemanasan temperatur tinggi
Beragamnya bahan baku mudah diperoleh,
bisa berasal dari semua bahan yang mengandung
arang walaupun dengan tingkat kesukaran yang
berbeda dalam proses pembuatannya. Arang
aktif bila dilakukan aktivasi pada temperatur
300C sampai dengan 1000C maka ukuran pori
dari arang aktif menjadi lebih kecil, ini
disebabkan karena pada temperatur tersebut
terjadi perubahan komposisi struktur materi pada
arang aktif [2].
Bahan-bahan yang dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan karbon antara
lain adalah batu bara, tempurung kelapa, residu
petro kimia, kayu bakar, cangkang kelapa sawit,
tongkol jagung dan bahan hidrokarbon lainnya
[3].
Selain itu bahan organik yang
mengandung lignin, hemiselulosa, dan selulosa
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan arang aktif karena lignin dan selulosa
sebagian besar tersusun atas unsur karbon. Salah
satu dalamkategori ini adalah tempurung kelapa.
Tempurung kelapa mengandung Air 11,35 %,
Selulosa 34,56 %, Lignin 44,72 %, Asap Cair
52,85 %, dan Arang 31,75% [4].
Pemanfaatan tempurung kelapa masih
sangat terbatas khususnya di daerah Sulawesi
Tenggara. Propinsi Sulawesi Tenggara salah
satu sentra produksi kelapa di Indonesia yang
menghasilkan rata-rata 25 ton/ha kelapa per
tahun. Setiap hektar perkebunan kelapa rata-rata
menghasilkan 2-5 ton tempurung per tahun [5].
Besarnya potensi tempurung kelapa yang dapat
dihasilkan dari proses pengolahan, belum
dimanfaatkan secara optimal.
Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menentukan keberadaan unsur-unsur
tertentu dan persentasenya dalamsuatu material
adalah metode Analisis Ultimat (Ultimate
Analysis). Analisis ini adalah metode analisis
yang menggunakan prinsip analisis pembakaran
(combustion analysis) untuk menganalisis
kandungan unsur dalambahan tertentu. Alat ini
mempunyai keunggulan analisis yang lebih cepat
dibanding analisis dengan alat lain. Analisis
ultimat memanfaatkan pembakaran sampel
dalamtanur yang selanjutnya ditangkap oleh sel
infra merah dan sel konduktivitas termal untuk
dianalisis kandungan unsurnya.
Dengan menggunakan metode analisis
ultimat (ultimate analysis) maka dapat
ditentukan persentasi beberapa kandungan unsur
dalam arang aktif tempurung kelapa. Melalui
proses aktivasi, nilai guna tempurung kelapa
dapat ditingkatkan dalam berbagai
pemanfaatannya serta berimplikasi pada
informasi kualitas karbon aktif tempurung kelapa
yang memenuhi standar yang ditetapkan.

DASAR TEORI
Tanaman Kelapa
Tanaman kelapa disebut juga tanaman
serbaguna, karena dari akar sampai ke daun
kelapa bermanfaat. Buah adalah bagian utama
dari tanaman kelapa yang berperan sebagai
bahan baku industri. Buah kelapa terdiri dari
beberapa komponen yaitu sabut kelapa,
tempurung kelapa, daging buah kelapa dan air
kelapa. Daging buah adalah komponen utama
yang dapat diolah menjadi berbagai produk
bernilai ekonomi tinggi. Sedangkan air,
tempurung, dan sabut sebagai hasil samping (by
product) dari buah kelapa juga dapat diolah
menjadi berbagai produk yang nilai ekonominya
tidak kalah dengan daging buah [6]

Karbon dan Karbon Aktif
Arang adalah suatu bentuk karbon yang
berwarna hitamdan berpori-pori, diperoleh dari
hasil pembakaran bahan-bahan karbon dengan
menggunakan udara terbatas. Sebagian besar
pori-pori arang masih tertutup hidrokarbon, ter,
dan senyawa-senyawa organik lain J acobs
menyebutkan bahwa karbon aktif adalah suatu
bentuk karbon (arang) yang telah diaktifkan
dengan menggunakan gas, uap air atau bahan-
bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka [7]
Perlakuan panas terutama dimaksudkan
untuk menghilangkan unsur-unsur hidrogen dan
oksigen. Seperti diketahui bahan baku untuk
pembuatan karbon aktif terutama berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang banyak mengandung
unsur-unsur tersebut dalambentuk persenyawaan
organik. Salah satu perlakuan panas tersebut
adalah karbonisasi (pengarangan) [8]
Karbon aktif dapat dibuat dari semua bahan
yang mengandung karbon, baik karbon organik
maupun anorganik dengan syarat bahan tersebut
mempunyai struktur berpori. Bahan-bahan
tersebut antara lain kayu, batu bara muda, tulang,
tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit,
tandan kelapa sawit, limbah pertanian seperti
kulit buah kopi, sabut buah coklat, sekampadi,
jerami, tongkol, dan pelepah jagung [9]
Kualitas arang aktif dinilai berdasarkan
persyaratan Standar Nasional Indonesia pada
tabel berikut ini.
Tabel 1 Standar Industri Indonesia untuk
Arang Aktif (SII. No. 0258-79) [10]
Uraian Persyaratan
Bagian yang hilang pada
pemanasan 950C
Air
Abu
Bagian yang tidak
diperarang
Daya Serap terhadap
larutan I
2

Maks 15%

Maks 10%
Maks 2,5 %
Trace(tidak nyata)

Min 20 %

Tabel 2 Persyaratan Arang Aktif Standar
Nasional Indonesia (SNI) 06 3730-1995 [11]
Jenis Persyaratan Parameter
Kadar air
Kadar abu
Kadar zat menguap
Kadar karbon terikat
Daya serap terhadap
yodium
Daya serap terhadap
Benzena
Maksimum 15 %
Maksimum 10 %
Maksimum 25 %
Minimum 65 %
Minimum 750
mg/g
Minimum25 %
Karbon selain digunakan sebagai bahan
bakar reduktor pada pengolahan bijih logam
dalamtanah, sebagai bahan pembuat resistor dan
sebagai filter, memiliki komposisi unsur-unsur
antara lain; 80% C, 0,5% H, 1% S, 6-7% O dan
3-4% abu mineral organik. Abu mineral organik
ini terdiri dari oksida-oksida logam: K
2
O, Na
2
O,
CaO, MgO, P
2
O
5
, SO
3
,

SiO
2
[12]
Pembuatan Karbon Aktif
Pembuatan karbon aktif dapat dilakukan
melalui tahapan-tahapan proses berikut : (1)
penghilangan air (dehidrasi), (2) perubahan
bahan-bahan organik menjadi unsur karbon,
menghilangkan senyawa-senyawa non karbon
dan (3) dekomposisi ter sehingga pori-pori
menjadi lebih besar [13]. Pembuatan karbon
aktif melibatkan dua proses utama, yaitu
karbonisasi dan aktivasi. Selama proses
karbonisasi komponen yang mudah menguap
hampir hilang. Aktivasi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu aktivasi secara fisis dan aktivasi
secara kimia [14]
Metode Analisis Ultimat (Ultimate Analysis)
Analisis ultimat adalah analisa laboratorium
untuk menentukan kandungan abu, karbon,
hidrogen, oksigen dan belerang dalambatubara
dengan metoda tertentu. Kandungan itu
dinyatakan dalampersen pada basis dan sampel
dikeringkan pada suhu 105C dalam keadan
bebas kelembaban dan abu [15]
Analisis ultimat dilakukan untuk menentu-
kan kadar karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen, (N), dan sulfur (S) dalam karbon.
Prosedur analisis ultimat ini cukup ringkas,
dengan memasukkan sampel karbon ke dalam
alat dan hasil analisis akan muncul kemudian
pada layar komputer [16]
Analisis ultimat untuk menentukan kadar
karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N)
menggunakan alat LECO CHN 2000 dengan
teknik infra merah (IR) dan analisis sulfur
memakai LECO SC 632 dengan teknik infra
merah. Metode yang digunakan berdasarkan
ASTM (American Society for Testing and
Materials)

Gambar 1. Skema Sel infra merah

Gambar 2. Skema Sel konduktivitas termal [17]
Basis Penilaian Kualitas Karbon
Berikut ini hubungan antara basis analisis
dikaitkan dengan keberadaan parameter yang
menjadi dasar perhitungannya.

Gambar 3. Basis Analisis Karbon [18]

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
2011 hingga J anuari 2012. Preparasi dan
pengambilan sampel dilakukan di Desa Moramo,
Kec. Moramo, Kab. Konawe Selatan, Prop.
Sulawesi Tenggara. Aktivasi karbon tempurung
kelapa dilakukan di Lab. Pengembangan Kimia
Lanjut FKIP Universitas Haluoleo. Analisis
unsur dalamsampel dilakukan di Lab. Pengujian
Batubara Puslitbang tekMIRA Kementerian
ESDM di Bandung.
Peralatan dan Bahan
Peralatan: Reaktor Pirolisis Tempurung Kelapa,
Mortar, Ayakan 70 dan 200 Mesh, Tanur listrik,
Neraca Digital, LECO CHN2000 dan LECO SC
632 (Set Peralatan Analisis Ultimat). Bahan
penelitian : tempurung kelapa.
Diagram Alir dan Prosedur Kerja







Persiapan Bahan
(Tempurung Kelapa)
Karbonisasi dengan pirolisis
Penggerusan dan Pengayakan
Lanjutan diagram alir








Gambar 4. DiagramAlir Prosedur Penelitian
Sampel tempurung kelapa diambil secara
acak. Setelah itu dilakukan proses preparasi
sampel dengan dua proses utama yakni
karbonisasi dan aktivasi. Tempurung kelapa
dimasukkan dalam reaktor pirolisis. Proses
karbonisasi dengan menggunakan reaktor
pirolisis ini berlangsung sekitar 8 jamdengan
temperatur pemanasan 350 - 400C. Tujuan
pirolisis ini untuk mendekomposisi tempurung
kelapa menjadi arang. Setelah menjadi arang,
kemudian sampel digerus dengan menggunakan
mortar agar sampel menjadi bentuk serbuk halus.
Setelah menjadi serbuk kemudian dilakukan
pengayakan dengan menggunakan ASTM
Standard Test Sieve yang mempunyai ukuran
70-200 Mesh. Ayakan yang digunakan dengan
model 2 susunan ayakan

Gambar 5. Model susunan 2 ayakan

Sampel yang telah diayak, diambil
kemudian diaktivasi dengan menggunakan tanur
listrik dengan variasi temperatur (500 C, 600
C, 700 C, 800 C, 900 C, 1000 C, 1100 C)
selama 30 menit. Tujuan dari aktivasi ini untuk
mengaktifkan arang menjadi arang aktif dan
menghilangkan berbagai unsur-unsur pengotor
yang menutupi permukaan pori-pori arang aktif.
Setelah diaktivasi, sampel kemudian diayak
ulang untuk memperoleh ukuran 100 Mesh yang
ideal dan cocok untuk arang aktif. dimasukkan
ke dalam kantong plastik kecil sesuai dengan
labelnya masing-masing dan siap untuk
dianalisis dengan metode analisis ultimat.
Kandungan unsur karbon, hidrogen,
nitrogen dan sulfur dalamsampel karbon aktif
dianalisis dengan metode analisis ultimat
(Ultimate Analysis).

Gambar 6. Set Peralatan CHN-2000 analyzer

Sampel dibakar pada temperatur tinggi
dalamaliran oksigen sehingga seluruh hidrogen
diubah menjadi uap air, karbon menjadi
karbondiokasida dan nitrogen menjadi nitrogen
oksida. Uap air dan karbondioksida ditangkap
oleh detektor infra red (IR cell) sedangkan
nitrogen ditentukan dengan sel thermal
conductivity (TC cell)

Gambar 7. Set Peralatan SC632 analyzer

Sampel dibakar dalamcombustion furnace tube
pada suhu 1350C dalam aliran oksigen. Gas
belerang oksida yang terbentuk diserap oleh
infra red cells dan kadar belerang yang diperoleh
ditampilkan pada monitor

Perhitungan konversi adb (%) ke db (%)
Hasil yang diperoleh dari analisis unsur
dengan metode analisis ultimat berupa
persentase unsur dalam basis adb (%) belum
bernilai real. Untuk mendapatkan nilai yang real
harus dikonversi adb (%) tersebut menjadi db
(%); dimana adb (air-dried basis) sebagai berat
basah sedangkan db (dried basis) sebagai berat
kering.
Aktivasi fisika
(Variasi suhu; 500 C, 600 C, 700 C,
800 C, 900 C, 1000 C, 1100 C,
selama 30 menit)
Pengayakan
Analisis Unsur
Analisis Data
Pengkodean Sampel
Formula yang digunakan untuk menghitung
konversi adb (%) menjadi db (%) adalah sebagai
berikut:



Sumber: Coal Convertion Facts [19]

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dilakukan dua tahapan
proses, yakni pembuatan karbon aktif dan
analisis kandungan unsur yang terdapat dalam
sampel karbon aktif. Menurut Kurakane (1999),
pembuatan karbon aktif melibatkan dua proses
utama, yaitu karbonisasi dan aktivasi. Selama
proses karbonisasi komponen yang mudah
menguap hampir hilang. Aktivasi dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu aktivasi secara
fisis dan aktivasi secara kimia. Data yang
diperoleh dari hasil analisis dengan
menggunakan metode analisis ultimat (Ultimate
Analysis) yaitu konsentrasi kandungan unsur
dalam karbon aktif tempurung kelapa dalam
bilangan perseratus (%).

Tabel 3 Hasil Analisis unsur dengan metode
analisis ultimat
Kode
Sampel
(Akti-
vasi)
Persentase (%)
Karbon
Hidro-
gen
Nitro-
gen
Sulfur
500C 97,28 2,07 0,47 trace
600C 96,72 1,95 0,47 trace
700C 94,18 1,47 0,47 trace
800C 98,15 1,05 0,56 trace
900C 98,10 0,69 0,67 trace
1000C 98,27 0,51 0,77 trace
1100C 98,80 0,38 0,81 trace
(Hasil konversi adb menjadi db)
Keterangan: trace =tidak terdeteksi
Dari hasil tersebut, dengan penggambaran
grafik maka dapat dilihat hubungan antara suhu
aktivasi sampel dengan jumlah kandungan
unsurnya.


Gambar 8. Grafik hubungan antara temperatur
aktivasi (C) dengan konsentrasi
unsur Karbon (%)

Dari gambar 8 terlihat bahwa kandungan
unsur karbon yang terdapat dalamkarbon aktif
tempurung kelapa untuk semua sampel sangat
tinggi jika dibandingkan dengan standar mutu
karbon aktif. Standar mutu yang ada menyatakan
bahwa minimal terdapat 65% kadar karbon
terikat. Hal ini dipengaruhi oleh bahan baku
pembuatan karbon aktif dari tempurung kelapa.
Tempurung kelapa dipilih sebagai bahan
pembuatan karbon aktif tempurung kelapa
karena secara teoritis tempurung kelapa memiliki
kandungan selulosa dan lignin yang cukup
tinggi. Lignin dan selulosa sebagian besar
tersusun atas unsur karbon sehingga sangat
cocok digunakan dalampembuatan karbon aktif.
Besarnya jumlah unsur karbon pada sampel
karbon aktif tempurung kelapa menunjukkan
semakin besarnya kemampuan karbon aktif
sebagai adsorben dengan semakin banyaknya
kandungan unsur karbon yang dihasilkan.
Pada aktivasi 1100C ini diperoleh kadar
unsur karbon yang paling tinggi yaitu sebesar
98,80%. Besarnya suhu dalam proses aktivasi
berkisar dari 600-1.000C, dan pada suhu 800-
1000C proses aktivasi terhadap arang
tempurung kelapa menghasilkan produk arang
aktif yang baik [20].
Hasil yang diperoleh bahwa pada suhu
aktivasi 600C dan 700C terdapat perbedaan
dengan kadar karbon suhu aktivasi lainnya. suhu
600-700 merupakan suhu optimum untuk
aktivasi dengan bahan pengaktif ZnCl
2
[21].
Oleh karena dalam perlakuan aktivasi sampel
dalampenelitian ini tidak menggunakan bahan
pengaktif tersebut dimana dilakukan aktivasi
fisika dengan pemanasan, maka suhu optimum
600-700 yang diharapkan memberikan pula
kadar unsur karbon yang tinggi ini diperoleh
berbeda dari hasil aktivasi lainnya.
97,28
96,72
94,18
98,15 98,1 98,27
98,8
90
92
94
96
98
100
Aktivasi
500
Aktivasi
600
Aktivasi
700
Aktivasi
800
Aktivasi
900
Aktivasi
1000
Aktivasi
1100
Hubungan temperatur aktivasi dengan
konsentrasi unsur untuk unsur Karbon
Temperatur Aktivasi
K
o
n
s
e
n
t
r
a
s
i
(%) =(%)
100%
100




Gambar 9. Grafik hubungan antara temperatur
aktivasi (C) dengan konsentrasi
unsur Hidrogen (%)

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada grafik
gambar 9, terlihat bahwa konsentrasi unsur
hidrogen semakin berkurang dengan naiknya
suhu aktivasi. mengingat hidrogen sebagai unsur
yang paling sederhana di alam dengan nomor
atom 1 (satu). Ini mengimplikasikan unsur
hidrogen mudah terlepas oleh pemanasan dari
pembentukan senyawa hidrokarbon pada
permukaan karbon aktif.


Gambar 10. Grafik hubungan antara
temperatur aktivasi (C) dengan
konsentrasi unsur Nitrogen (%)

Untuk analisis unsur nitrogen, diperoleh hasil
untuk kadar unsur nitrogen (N) yang berbeda
dengan kadar unsur hidrogen (H). Dari hasil
analisis data, grafik pada gambar 10
menunjukkan bahwa kadar unsur nitrogen
semakin bertambah dengan kenaikan suhu
aktivasi. unsur nitrogen merupakan hasil
sampingan dari proses pembuatan karbon aktif
dari tempurung kelapa. Dengan dugaan semakin
besar suhu aktivasi dalam proses dekomposisi
arang tempurung tersebut maka unsur nitrogen
yang dihasilkan juga semakin besar.

Gambar 11. Grafik hubungan antara temperatur
aktivasi (C) dengan konsentrasi
unsur Sulfur (%)

Dalampenentuan kadar sulfur, ditemukan hasil
bahwa tidak terdapat kandungan unsur sulfur.
Hasil analisis ultimat untuk semua sampel
menunjukkan hasil trace (tidak nyata/tak
terdeteksi). Ini disebabkan karena dalamproses
aktivasi sampel, semua kadar sulfur telah habis
atau hilang oleh pemanasan suhu tinggi.

Hasil analisis ultimat dalam penelitian ini
memberikan informasi kandungan karbon
dengan rata-rata 97,36%. Ini menunjukkan
bahwa karbon aktif dalampenelitian ini sangat
cocok untuk berbagai aplikasi pemanfaatannya.
Kandungan unsur karbon sebesar 95% dapat
digunakan untuk industri logam. Aplikasi
lainnya dari karbon aktif ini adalah dapat
diproduksi lebih lanjut sehingga menghasilkan
karbon nanotube yang mempunyai sifat fisis
yang unik dalam pemanfaatannya di bidang
nanoelectronic, nanostruktur, dan penyimpangan
energi.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa dalam karbon aktif tempurung kelapa
kandungan karbon (C) kondisi aktivasi 500C,
600C, 700C, 800C, 900C, 1000C, 1100C
secara berturut-turut yaitu 97.28 %, 96.72 %,
94.18 %, 98.15 %, 98.10 %, 98.27 %, 98.80 %,
kandungan hidrogen (H) sebesar 2.07 %, 1.95 %,
1.47 %, 1.05 %, 0.69 %, 0.51 %, 0.38 %, dan
kandungan nitrogen (N) sebesar 0.47 %, 0.47 %,
0.47 %, 0.56 %, 0.67 %, 0.77 %, 0.81 % serta
kandungan sulfur (S) untuk semua sampel
bernilai trace. J adi, untuk semua kondisi
temperatur aktivasi, kandungan unsur karbon
paling tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 97.36
% dan memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI) mutu karbon aktif.

2,07
1,95
1,47
1,05
0,69
0,51
0,38
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Aktivasi
500
Aktivasi
600
Aktivasi
700
Aktivasi
800
Aktivasi
900
Aktivasi
1000
Aktivasi
1100
Hubungan temperatur aktivasi dengan
konsentrasi unsur untuk unsur Hidrogen
Temperatur Aktivasi (C)
K
o
n
s
e
n
t
r
a
s
i
U
n
s
u
r

(
%
)
0,47 0,47 0,47
0,56
0,67
0,77
0,81
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
Aktivasi
500
Aktivasi
600
Aktivasi
700
Aktivasi
800
Aktivasi
900
Aktivasi
1000
Aktivasi
1100
Hubungan temperatur aktivasi dengan konsentrasi
unsur untuk unsur Nitrogen
Temperatur Aktivasi (C)
K
o
n
s
e
n
t
r
a
s
i
0 0 0 0 0 0 0 0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
Aktivasi
500
Aktivasi
600
Aktivasi
700
Aktivasi
800
Aktivasi
900
Aktivasi
1000
Aktivasi
1100
Hubungan temperatur aktivasi dengan konsentrasi
unsur untuk unsur Sulfur
Temperatur Aktivasi (C)
K
o
n
s
e
n
t
r
a
s
i
U
n
s
u
r

DAFTAR RUJUKAN
[1] Fengel and Wegener, 1995. Wood
Combustion : Principles, Processes and
Economics, Academics Press Inc., New
York, 74-93.
[2] Woodroof, 1979. Coconuts; Production,
Processing, and Products, AVI Publishing
Company, INC West Port, Connecticut.
[3] Supeno, 1992, Efek Benzoil Perokesida
dalam Campuran Polietilena/karbon,
Thesis S2, ITB, Bandung.
[4] Setiaji, 2006. Bahan Sosialisasi Manfaat
dan Kegunaan Tanaman Kelapa. PT. Coco
Power, J ogjakarta.
[5] http://www.indo-
agritech.com/profil_penghasil_kelapa.html
(diakses tanggal 09/03/2011)
[6] Lay, A. dan P. M. Pasang. 2003.. Teknologi
Pengolahan dan Strategi Pengembangan
Unit Pengolahan Kelapa Komersil di
Tingkat Pedesaan. Kelembagaan
Perkelapaan di Era Otanomi Daerah.
Prosiding Konferensi Nasional Kelapa V.
Tembilahan 22 24 Oktober 2002. p. 170
1181.
[7] Sawarni, 1989, Pengaruh Jenis Bahan
Baku, Suhu dan Waktu Aktivasi Terhadap
Mutu dan Rendemen Karbon Aktif Hasil
Aktivasi Steam, Bogor : Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB.
[8] Sembiring, M.T., Sinaga T.S., 2003. Arang
Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya). Sumatera Utara : Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
[9] Sudrajat, 1994. Petunjuk Teknis Pembuatan
Arang Aktif. Bogor: Puslitbang Hasil Hutan
dan Sosial Ekonomi Kehutanan.
[10] Anonim, 1979. Mutu dan Cara Uji Arang
Aktif, Standar lndustri Indonesia, No. 0258-
79, Departemen Perindustrian RI : 1-2.
[11] Anonim, 1995. SNI 06-3730-1995: Arang
Aktif Teknis. Jakarta: Dewan Standarisasi
Nasional.
[13] J ankowska, H., A. Swiatkowski, and
J . Choma, 1991. Active Carbon. London :
Horwood Press.
[14] Kurikane, 1999, Production of Activated
Carbon Derived From Loy Yang Coal,
Department of Industrial Chemistry, Chiba
Institute of Technology, 718, 1-6.
[15] Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral, 1990. Kamus Pertambangan.
J akarta.
[16] Anonim, 2009. Laporan Khusus: Puslitbang
tekMIRA (Bagian 2). Bandung : Puslitbang
TekMIRA, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral
[17] Anonim, 2000. Standard Test Methods for
Sulfur in the Analysis Sample of Coal and
Coke Using High-Temperature Tube
Furnace Combustion Methods. American
Standard Testing and Measurement
(ASTM), USA
[18] http://idemitsu.Kosan.co.id/Nippon shijou
de youkyuu sareru ippan tan no hinshitsu,
Coal Research Laboratory, Idemitsu Kosan
Co., Ltd. (diakses tanggal 05/03/2012)
[19] http://www.wci-coal.com/Coal Conversion
Facts,World Coal Institute, 2004.html.
(diakses tanggal 08/03/2011)
[20] Kirk-Othmer, 1964. Encyclopedia of
Chemical Technology, vol. 4, Second
Edition, USA.
[21] Smisek, M., 1970, Activated Carbon From
Some Agricultural Waste Products, The
Philippine Agriculturist, V 29, No.4: 275-
295.

Anda mungkin juga menyukai