Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap
karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang
sifatnya hamper sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai
komponen biaya. Karekteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaian dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat
dengan mudah diidetifikasi sehinnga dapat disajikan dengan benar dalam laporan
keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang cost yang sebagai dasar
pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan. Konsep dasar yang melandasi
pembebanan cost adalah konsep upaya dan hasil (efforts and accomplishment).
Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu: cost yang masih
menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi jasanya dianggap sudah
habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Pembebanan cost satu periode akuntansi di
dasarkan pada kreteria penentuan habisnya manfaat cost tersebut.
Pertama , apakah manfaat cost habis dalam rangka penyerahan produk/jasa, atau
sering disebut dengan biaya (expenses). Kedua, apakah manfaat cost habis karena sebab
lain, yang digolongkan sebagai rugi (losses), dalam makalah ini akan mengutip tentang
masalah manfaat cost yang yang kemungkinan bias disebut biaya dan juga bias disebut
rugi, yang semua itu tergantung pada masa manfaat.


1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertiaan biaya menurut IAI dan FASB?
2. Bagaimanakah pengukuran dan pengakuan biaya?
3. Bagaimanakah konsep perbandingan dalam biaya?
4. Bagaimanakah hubungan sebab akibat dalam konsep perbandingan biaya?


2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian, pengukuran serta pengakuan biaya
2. Memahami hubungan konsep sebab akibat perbandingan biaya































3
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Karakteristik Biaya
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap
karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang
sifatnya hamper sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai
komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaitan dengan biaya. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang
berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan
benar dalam laporan keuangan.

2.1.1 Pengertian Biaya
Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi biaya dan
akuntansi manajemen. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses
perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Konsep biaya telah berkembang
sesuai kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Akuntan telah mendefinisikan biaya
sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam
akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh
penyusutan saat ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain.
Seringkali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense). Hal
tersebut tidaklah tepat. Beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang
atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba. Atau
sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis
dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah.
Untuk membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian bahan baku
secara tunai. Karena aktiva bersih tidak terpengaruh, tidak ada beban yang diakui. Sumber
daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku
tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika perusahaan
kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari
bahan baku dibukukan sebagai beban di laporan laba rugi. Jadi, dapat diambil kesimpulan
4
bahwa setiap beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban. Contohnya saja
aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
Menurut Hansen dan Mowen (2004:40), biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi.
Sedangkan menurut Supriyono (2000:185), biaya adalah pengorbanan ekonomis
yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa.
Pengertian biaya menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14) adalah sesuatu yang
berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir
yaitu mendatangkan laba.
Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat
yaitu peningkatan laba dimasa mendatang.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka
menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai
berikut : Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang
(atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi
barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan
kegiatan utama suatu entitas.
Sedang IAI (1994) mendefinisikan biaya (beban) sebagai berikut :Beban (expenses)
adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dari pengertian di atas
dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva meskipun kadang-
kadang harus melalui hutang lebih dahulu.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau
kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholders equity) sebagai
akibat pemakian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan
pada periode berjalan.
Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi
yang diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa
moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi yang
dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam.
Perbedaan sudut pandang tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
5
Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara peristiwa
moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya saling
berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah memiliki sifat
moneter, karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan nilai obyek
ekonomi tersebut. Biaya menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari pemakaian
barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan operasional perusahaan. Pemakaian aktiva
harus menunjukkan adanya suatu cost yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya.

Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan FASB
menunjukkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan
menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching)
dilakukan dengan tepat, maka pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai
aktiva, selama pemanfaatan jasa masa sekarang dapat membantu menghasilkan
pendapatan pada priode yang akan datang. FASB tidak menunjukkan kondisi tersebut.
Lepas dari perbedaan tersebut, yang jelas setiap cost yang dinyatakan keluar dalam
rangka menghasilkan pendapatan disebut dengan biaya. Baik itu biaya yang berasal dari
cost yang langsung dibebankan sebagai biaya tanpa dicatat lebih dahulu sebagai aktiva.

2.1.2 Biaya dan Rugi
Agar pemakai laporan keuangan mendapat tambahan informasi yang lebih lengkap,
rugi dapat disertakan dalam laporan rugi laba sebagai penentu besarnya laba
komprehensif. Rugi sebaiknya disajikan terpisah dari biaya.
Dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan, IAI tidak memisahkan biaya dengan rugi ataupun tidak langsung untuk
memperoleh pendapatan disebut dengan biaya.


2.2 Pengukuran dan Pengakuan Biaya
Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan
laporan keuangan. Oleh karena itu pemahaman secara konseptual tentang pengukuran dan
pengakuan pendapatan tidak dapat diabaikan.



6
2.2.1 Pengukuran Biaya
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu pengukuran biaya dapat
didasarkan pada :
1. Cost Historis.
2. Cost pengganti/cost masukan terkini (Replacement Cost/Current Input Cost).
3. Setara kas (Cash Equivalent)
Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktek yang paling banyak
digunakan untuk mengukur biaya adalah cost histories.

2.2.2 Pengakuan Biaya
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu :
1. sebagai aktiva (potensi jasa)
2. sebagai beban pendapatan (biaya)
Proses pembebanan cost padas dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh
karena itu, agar informasi yang dihasilkan akurat, bagain cost yang telah diakui sebagai
biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui
sebagai biaya peda periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva
(diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua
masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut, yaitu :
1. kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada
pendapatan periode berjalan.
2. kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.

Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya apabila cost
tersebut memenuhi criteria sebagai berikut :
memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan
perusahaan, berasal dari transaksi masa lalu).
Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.

7
Dari uraian diatas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep
penandingan (matching), pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda,
maka pembebanan biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapatan
tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk
mengakui biaya.


2.3 Konsep Perbandingan
Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar
hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan
hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya
mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh
akuntan.
Paton dan Littleton mengungkapkan :
masalah utama dalam menandingkan pendapatan dan biaya adalah mencari dasar
penandingan yang paling tepat antara pendapatan dengan biaya yang berhubungan
dengan pendapatan tersebut. Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat
digunakan sebagai media untuk melacak dan membebankannya. Meskipun demikian harus
diakui bahwa dengan melihat kondisi yang ada, dasar penandingan yang paling penting
adalah kelayakan (reasonable) bukannya pengukuran fisik.
Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari
hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan
tersebut adalah : hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi
sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dn pembebanan segera
(immediate recognition).

2.3.1 Hubungan Sebab Akibat.
Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah
hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar
pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang
digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses
menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
8
Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan hubungan
sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan : Cost harus dihubungkan
dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif
yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar
tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan
biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan
dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.
Ada beberapa masalah teknis yang timbul apabila penandingan langsung atas dasar
produk yang digunakan sebagai dasar hubungan sebab akibat. Masalah tersebut adalah:
- pemakaian barang dan jasa yang bagaimana yang dapat diidentifikasi dengan produk?
- apabila biaya tidak menambah nilai produk tertentu, kapan biaya tersebut dapat
dihubungkan secara langsung dengan pendapatan di masa yang akan datang?
- bagaimana biaya tersebut dapat dilaporkan dengan tepat sesuai dengan pendapatan
yang diperoleh?
- kapan biaya yang terjadi setelah penjualan dapat dicatat dan dilaporkan?

Berikut ini akan dibahas ketiga masalah tersebut dan alternatif pemecahannya :

1. Identifikasi Cost Produk
Sesuai dengan konsep penandingan, semua cost produksi harus dibebankan pada
produk yang bersangkutan. Cost produk dapat dibagi menjadi dua :
- cost produk yang melekat pada produk terjual dan nantinya akan dibebankan
sebagai biaya.
- cost yang melekat pada produk yang belum terjual (dilaporkan sebagai persediaan)
dan dicatat sebagai aktiva sampai produk tersebut terjual.

Beberapa cost produk dapat langsung dihubungkan dengan produk tertentu,
sementara cost yang lain hanya dapat dihubungkan dengan kegiatan produksi dan
dialokasikan pada produk berdasarkan aturan ataun prosedur tertentu. Disinilah pentingnya
melakukan identifikasi untuk menentukan cost produk langsung (direct product cost) dan
cost produk tidak langsung (indirect product cost). Cost produk langsung adalah cost
barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi prodk tertentu dan yang secara
langsung dapat diidentifikasi atau ditelusur ke produk yang dihasilkan. Cost bahan baku dan
9
tenaga kerja langsung merupakan cost produk langsung karena terjadinya atau manfaat
cost tersebut dapat diidentifikasi pada produk tertentu.
Cost produk tidak langsung adalah cost barang dan jasa yang digunakan dalam
proses produksi, yang tidak dapat di identifikasi pada produk yang dihasilkan. Cost
overhead pabrik adalah contoh cost produk tidak langsung. Meskipun cost inisifatnya tidak
langsung, namun cost tersebut tetap dibebankan pada produk atas dasar aturan atau
metode tertentu. Yang menjadi masalah sekarang, di antara cost produk tersebut yang
manakah yangdapat ditandingkan dengan pendapatan? Akuntan banyak tidak sependapat
untuk merteembebankan semua cost produksi individual pada produk tertentu. Perbadaan
ini muncul karena adanya dua konsep yang berbeda dalam menentukan elemen cost
produk, yaitu konsep full costing, dan konsep direct costing.
Menurut konsep full costing, cost yang dianggap sebagai biaya adalah semua cost
produk baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan produk yang terjual.
Semetara menurut menurut konsep direct cisting, hanya cost produk variabel yang
dianggap sebagai biaya atas produk terjual. Dengan demikian, cost produksi non variabel
akan dibebankan sebagai biaya periode. Masalah lain yang muncul adalah cost kapasitas
menganggur dan cost produk rusak yang bersifat abnormal. Jenis cost tersebut umumnya
dianggap sebagai rugi (losses) atau langsung dibebankan sebagai biaya. Perlakuan inipun
masih menimbulkan masalah, apakah cost tersebut sebaiknya diperlakukan sebagai rugi
(losses) atau biaya.
Penentuan cost atas produk rusak sebagai rugi (losses) atau biaya sangat
tergantung pada sifat dari kerusakan tersebut. Apabila kerusakan terjadi karena kejadian
normal atau atau sering terjadi, maka cost tersebut diperlakukan sebagai biaya. Sebaliknya,
apabila kerusakan terjadi karena hal yang tidak biasa( tidak rutin), maka cost produk rusak
tersebut diperlakukan sebagai rugi (losses).

2. Biaya Yang Langsung Berhubungan dengan Pendapatan Masa Mendatang, Tetapi
Tidak Masuk dalam Cost Produksi.

Pada beberapa kasus, cost yang dapat dihubungkan dengan pendapatan masa
mendatang tidak dapat dibebankan secara langsung dengan prodruk tertentu. Hal ini
disebabkan cost tersebut tidak menunjukkan nilai tambah pada produk yang bersangkutan.
Contoh dari kasus ini adalah biaya penjualan dan administrasi. Biaya penjualan dan
administrasi tidak harus ditandingkan dengan pendapatan di masa mendatang jika tidak
ada jaminan yang rasional untuk menghubungkan biaya tersebut dengan pendapatan di
10
masa mendatang. Meskipun jenis biaya tersebut tidak secara langsung menghasilkan
pendapatan karena secara teknis sulit mencari hubungan sebab akibatnya, namun biaya
tersebut harus tetap dibebankan sebagai biaya.
Tidak diperolehnya pendapatan atau tidak adanya kemungkinan rugi pada periode
berjalan, bukan merupakan alasan untuk menunda pembebanan biaya. Alasannya adalah
apabila suatu cost dan jasa tidak memberikan manfaat pada periode sekarang dan juga
bukan merupakan rugi, maka cost tersebut tentu akan memberikan manfaat masa
mendatang. Oleh karena itu, cost tersebut harus dialokasikan pada periode mendatnag
agar dapat dilakukan penandingan antara biaya dengan pendapatan. Contohnya, cost
pendirian perusahaan tidak dapat dihubungkan dengan produk karena biasanya tidak ada
produk yang dihasilkan pada cost tersebut dikeluarkan. Meskipun demikian, cost tersebut
dapat dihubungkan dengan pendapatan masa mendatang dan biasanya dikapitalisasi. Jadi
cost tersebut sering diperlakukan sebagai aktiva tidak berwujud.
Namun demikian, apabila tidak ada hubungan khusus antara pendapatan dan biaya,
maka proses penandingan tidak dapat dilakukan. Konsekuensinya, tindakan
menangguhkan pembebanan cost tersebut pada akhirnya akan menyebabkan perataan
laba dan dan tidak menambah manfaat informasi yang dihasilkan. Contoh lainyang relevan
dengan kasus diatas adalah cost penelitian dan pengembangan. Meskipun pengeluaran
untuk penelitian dan pengembangan mungkin memiliki manfaat dalam beberapa periode,
namun tidak ada metode atau cara yang relevan dan bermanfaat untuk menerapkan
konsep penandingannya.

3. Biaya Yang Berhubungan Dengan Pendapatan Yang Terjadi Setelah Pendapatan
Diakui.

Umumnya biaya yang berhubungan dengan pendapatan akan terjadi setelah biaya
yang akan timbul setelah penjualan. Apabila cost kegiatan tertentu dapat ditaksir secara
layak dan cukup pasti, maka cost tersebut dapat diakui sebagai biaya pada periode
pengakuan pendapatan.
Meskipun dapat menimbulkan masalah, alokasi sistematis tetap dapat digunakan
sebagai dasar penandingan. Ada beberapa alasan yang mendukung pemakaian alokasi
sistematis dan rasional.
- Banyak cost periodic yang berhubungan secara tidak langsung dengan pendapatan
periode berjalan.
11
- Pada beberapa kasus sulit mencari hubungan langsung antara cost tertentu dengan
pendapatan. Apabila cost dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan, maka
cost tersebut harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya.
- Apabila manfaat masa mendatang tidak dapat diukur dengan cukup pasti atau cost yang
dikeluarkan tidak memiliki hubungan dengan pendapatan di masa mendatang, maka
tidak ada alas an untuk menunda pembebanan cot sebgai biaya pada periode
terjadinya.
- Apabila biaya bersifat rutin (regular) dan terjadi berulang-ulang maka pembebanan
langsung secara material tidak akan berpengaruh terhadap laba bersih, meskipun
penandingan yang tepat tidak dapat dicapai.


2.4 Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang tepat untuk
menghimpun dan mengalokasi biaya.
Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat
membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Sulistianingsih dan
Zulkifli (1999:83-86) dan Harnanto dan Zulkifli (2003:14) penggolongan biaya dapat
didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1) Obyek Pengeluaran, dimana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan dengan
pengeluaran. Misalnya: biaya untuk membayar gaji karyawan tersebut disebut biaya
gaji.

2) Fungsi Pokok Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur biaya diklasifikasikan
menjadi:
a. Biaya produksi (Manufacturing) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi, terdiri dari biaya bahan baku (Raw Material Cost) yakni
bahan yang merupakan bagian integral dari produk jadi, biaya tenaga kerja langsung
atau upahlangsung (Direct Labour Cost) yakni upah untuk tenaga kerja langsung
untuk keperluan komponen dari produk jadi, dan biaya overhead pabrik (BOP) atau
biaya umum pabrik (Factory Overhead Cost) yakni segala bahan dan upah tidak
lanngsung, serta biaya produksi yang tidak secara langsung dapat dibebankan pada
satuan, pekerjaan atau produk tertentu.
b. Biaya pemasaran (Marketing), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk
atau jasa biasanya dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan.
12
c. Biaya administrasi dan umum (Administration), yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan/
menetapkan kebijakan.
d. Keuangan (Fiancial) yakni biaya yang berkaitan dengan upaya mencari dana.

3) Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya tak langsung adalah biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada atau tidak
adanya sesuatu yang dibiayai.

4) Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan
tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan.
b. Biaya variabel (Variable Cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap.
c. Biaya semi variabel (Semi Variable) adalah biaya yang sebagian tetap dan sebagian
lagi berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

5) Atas Dasar Waktu, dibagi menjadi:
a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue expenditure),
adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban pada periode sekarang
untuk mendapatkan penghasilan periode sekarang
b. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital expenditure),
adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya dinikmati selama lebih dari
satu periode akuntansi.

6) Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan, biaya
ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:
a. Biaya standar dan biaya dianggarkan.
(1) Biaya standar (Standard Cost), merupakan biaya yang ditentukan di muka
(predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk menghasilkan satu unit produk
(2) Biaya yang dianggarkan (Budget Cost), merupakan perkiraan total pada tingkat
produksi yang direncanakan.






13
b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
(1) Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh manajer tertentu.
(2) Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang tidak secara
langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.

c. Biaya tetap commited dan discretionary
(1) Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun
pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh
manajemen.
(2) Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi
oleh keputusan manajemen.

d. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan
(1) Biaya variabel teknis (engineered variabel cost), adalah biaya variabel yang
sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
(2) Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost), adalah biaya variabel yang
tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen.

e. Biaya relevan dan biaya tidak relevan
(1) Biaya relevan (relevan cost), biaya masa mendatang berbagai alternatif untuk
mengambil keputusan atau dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang
secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen.
(2) Biaya tidak relevan (irrelevant costs), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi
oleh keputusan manajemen.

f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan
(1) Biaya terhindarkan (avoidable costs), adalah biaya yang dapat dihindari dengan
diambilnya suatu alternative keputusan.
(2) Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs), adalah biaya yang tidak dapat
dihindari pengeluarannya.

g. Biaya diferensial dan biaya marjinal
(1) Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya
tambahan aktivitas (misal : penjualan) sejumlah unit tertentu.
(2) Biaya marjinal (marjinal costs), adalah biaya di mana produksi harus sama
dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
14

h. Biaya kesempatan (opportunity costs), merupakan pendapatan atau penghematan
biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.


2.5 Kemampuan untuk Menelusuri (traceability) Biaya ke Objek Biaya
Setelah objek biaya dipilih, pengukuran biaya sebagian besar bergantung pada
kemampuan untuk menelusuri (traceability) biaya terhadap objek biaya. Kemampuan untuk
menelusuri biaya menentukan seberapa objektif, dapat diandalkan, dan berartinya ukuran
yang dihasilkan, dan seberapa yakinnya pengambilan keputusan dalam memahami dan
mengandalkan ukuran biaya sebagai dasar untuk membuat prediksi dan mengambil
keputusan.
Cara umum untuk membedakan karakter biaya adalah dengan memberikan label
biaya langsung atau tidak langsung dari suatu objek biaya tertentu, seolah olah ada dua
tingkat kemampuan penelusuran. Namun pada kenyataannya, tingkat kemampuan
penelusuran ada pada suatu kontinum. Untuk mengilustrasikan tingkat kemampuan
penelusuran yang berbeda-beda di sepanjang kontinum, objek biaya didefinisikan sebagai
satu unit produk. Misalnya, ketika istilah biaya langsung dan biaya tidak langsung
digunakan tanpa objek biaya tertentu, sudah menjadi tradisi untuk mengasumsikan bahwa
satu unit produk adalah objek biayanya.
Pada tingkat ekstrim dari biaya yang dapat ditelusuri secara langsung adalah item-
item yang secara fisik atau kontrak dapat diidentifikasikan sebagai komponen-komponen
dari unit produk jadi.
Di dekat ekstrim tersebut adalah biaya-biaya yang secara empiris dapat ditelusuri ke
prduksi unit dengan mengobservasi proses produksi. Di luar item-item biaya yang secara
fisik, kontrak, atau empiris dapat ditelusuri, sedikit tingkat arbitrer mungkin masuk dalam
usaha untuk mengidentifikasikan biaya tambahan untuk suatu unit produk.
Berpindah dari hal ekstrim ini ke bagian tengah kontinum, kita menemukan biaya-
biaya yang dapat ditelusuri ke satu batch atau lot dari unit-unit sejenis dari suatu produk.
Lebih jauh lagi dalam kontinum adalah biaya yang dapat ditelusuri ke semua unit
yang pernah diproduksi dari satu produk tertentu.
Mengikuti pola dari kontinum, berikutnya adalah biaya-biaya yang dapat ditelusuri ke
proses yang digunakan untuk membuat produk, kemudian biaya yang dapat ditelusuri ke
departemen di mana proses itu terjadi, kemudian biaya bangunan atau pabrik di mana
departemen itu berlokasi, dan seterusnya.
15
Di ujung ekstrim yang lain dari kontinum adalah biaya-biaya yang dapat
diidentifikasikan ke satu unit produ hanya dengan alokasi yang paling arbitrer dan sulit
untuk dipertahankan.
Di antara perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah memandang informasi
akuntansi biaya sebagai senjata kompetitif, dan telah memulai untuk memeriksa dan
merestrukturisasi sistem akuntansi biaya mereka, terdapat kecenderungan untuk
mengandalkan kemampuan untuk menelusuri sebagai dasar paling penting untuk
mengklasifikasikan dan memahami biaya.


2.6 Kemampuan untuk Menelusuri Biaya di Industri Jasa
Dalam pengambilan keputusan rutin mengenai penetapan harga, melakukan tender,
serta menghilangkan atau menambah suatu jasa, mengetahui biaya dari berbagai jasa yang
berbeda merupakan suatu hal yang teramat penting dalam lingkungan kompetitif manapun,
dan kemampuan untuk menelusuri biaya merupakan dasar dalam menghitung biaya dari
suatu jasa seperti menghitung biaya dari barang hasil manufaktur.
Contoh paling sederhana dan paling umum ditemukan dalam bisnis hotel. Menu jasa
layanan kamar biasanya memasukkan pernyataan seperti tambahan biaya antar sebesar
$2 akan dibebankan ke setiap pesanan. Mengapa tidak menyesuaikan harga pada daftar
dari semua item menu supaya cukup untuk menutup biaya antaran, dibandingkan dengan
membebankan biaya antar secara terpisah? Alasannya adalah alokasi arbitrer akan
diperlukan untuk menghitung biaya antar yang harus ditambahkan ke setiap item. Apakah
biaya antar tersebut akan sama untuk item seharga $1 dengan item seharga $30? Apakah
biaya tersebut harus cukup besar untuk menjustifikasi pesanan yang terdiri atas satu item
saja? Jawabannya adalah harga yang diperlukan untuk menjustifikasi biaya untuk
mengantarkan satu pesanan harus dibebankan ke setiap pesanan, daripada membebankan
sebagian dari biaya tersebut ke setiap item.
Perhatikan penggunaan secara eksplisit dari beberapa objek biaya dalam contoh
layanan antar. Menu layanan antar terdiri atas item-item dengan harga terpisah. Dalam
menentukan harga tersebut, manajemen memperlakukan setiap unit individual dari setiap
item sebagai objek biaya. Dalam menentukan biaya antar untuk ditambahkan pada setiap
pesanan, pesanan dianggap sebagai objek biaya.

16
BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa definisi yang dikemukaka IAI
sejalan dengan definisi yang di ajukan Kam. Keduanaya mendefinisikan biaya dari sudut
pandang peristiwa moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas).
Sebaliknya definisi yang dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang
dikemukakan Kam.























17
DAFTAR PUSTAKA

Callen, J1978,financial cost allocation: A Game Theoritical ApproachAccounting riview,
april ( http://muhaimin-mz.blogspot.com/2011/10/biaya-expenses.html ) di akses pada
tanggal
FASB,1980element of financial statement,statement of financial accounting concepts
no. 6, Stamford,Connecticut:FASB ( http://muhaimin-mz.blogspot.com/2011/10/biaya-
expenses.html )
Herman, konsep biaya http://cafe-ekonomi.blogspot.com.html

Anda mungkin juga menyukai