Anda di halaman 1dari 27

BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.1 INTERAKSI GEMPA DAN BANGUNAN


Apa Dampak Gempa Pada Bangunan?
1. Gaya inersia pada bangunan
Gempa bumimenyebabkan goyangan pada tanah sehingga ddff
dasar bangunan di atasnya akan ikut tergoyang. Sesuai hukum
kelembaman Newton, meski dasar bangunan bergerak
bersama tanah, atap bangunan cenderung tetap berada di
posisinya. Akan tetapi karena dinding dan tiang-tiang saling
berhubungan dengan atap, atap akan terseret bersama rumah.
Keadaan ini mirip dengan saat kita berdiri di dalam bus kota
yang tiba-tiba berjalan, kaki kita bergerak bersama bus badan
kita terdorong ke belakang. Kecenderungan untuk tetap pada Gambar 1. Efek gaya inersia pada bangunan
ketika diguncang pada pondasinya
keadaan semula tersebut disebut inersia. Pada bangunan,
karena dinding atau tiang bersifat fleksibel, gerakan atap
berbeda dengan tanah

Perhatikan bangunan yang atapnya ditopang di atas tiang. Saat tanah Gaya Inersia
bergerak, bangunan turut bergerak dan bagian atas mengalami gaya yang Atap
disebut gaya inersia. Bila atap mempunyai massa M dan mengalami
percepatan a, maka gaya inersia akan sebesar massa M dikalikan
percepatan a dengan arah berlawanan dengan percepatan gerak tanah.
Dengan demikian, semakin besar massa bangunan semakin besar pula Kolom
gaya inersia yang ditimbulkan. Oleh karena itu bangunan yang ringan lebih
tahan terhadap goyangan gempa. Pondasi

Tanah
2. Pengaruh deformasi pada bangunan Percepatan
Gaya inersia dari bagian atas bangunan ditransfer ke tanah melalui Gambar 2. Gaya inersia dan gerak
relatif pada bangunan
kolom (tiang), menimbulkan gaya pada kolom. Gaya pada kolom
juga bisa ditinjau dengan cara lain. Saat terjadi gempa, ujung-ujung
kolom bergerak relatif satu dengan lainnya sebesar u seperti terlihat
pada Gambar 2. Karena kelenturannya, kolom akan berusaha
kembali ke posisi tegak semula, dengan kata lain, kolom melawan
deformasi. Pada posisi vertikal, kolom-kolom tidak mendukung gaya
horisontal, tapi saat membengkok terjadi gaya di dalam kolom.
Semakin besar perpindahan horisontal u antara bagian atas dan
bawah kolom, semakin besar gaya inersia pada kolom. Besarnya
gaya di dalam kolom sebanding dengan perpindahan relatif antar
ujung-ujungnya dikalikan dengan kekakuan kolom.

3. Goyangan horisontal dan vertikal Gambar 3. Prinsip arah gerak


• Gempa bumimenyebabkan goyangan pada tiga arah (dua arah dari bangunan
mendatar X dan Y serta satu arah vertikal Z) (Gambar 3). Saat
terjadi gempa, tanah bergoyang secara acak maju-mundur pada
ketiga arah tersebut. Bangunan dirancang untuk menahan gaya
berat (gravitasi) baik berat sendiri maupun berat pengguna dan
barang-barang yang ada di atasnya. Besarnya gaya berat yang
arahnya vertikal adalah perkalian antara massa dengan percepatan
gravitasi dengan arah ke bawah (-Z). gaya ke bawah ini disebut
gaya gravitasi. Percepatan vertikal saat gempa menambah dan
mengurangi gaya gravitasi tersebut. Karena dalam perencanaan
bangunan diberlakukan angka keamanan, umumnya tambahan
gaya vertikal tersebut mampu ditahan oleh struktur. Akan tetapi
goyangan pada arah datar (X dan Y) mumgkin tak mampu ditahan
oleh struktur yang tidak dirancang untuk kondisi gempa. Oleh
karena itu di daerah gempa, struktur harus dirancang untuk
menahan gaya horisontal yang terjadi saat gempa bumi melanda.

1
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

4. PemindahanGaya Inersia Ke Pondasi

Pada kondisi tanah bergoyang pada arah horizontal,


gaya inersia horizotal dibangkitkan pada pusat
Gaya inersia
massa bangunan. Gaya inersia mendatar ini
dipindahkan oleh struktur bangunan, lantai, dinding
dan kolom kepondasi dan akhirnya ke tanah dasar Plat lantai
bangunan.
Dinding/
kolom

Oleh karenanya, elemen struktur (lantai, dinding, Pondasi


kolom, dan fondasi) serta sambungan-sambungan
antara elemen tersebut masing-masing harus kuat
meneruskan gaya inersia tersebut. Dinding dan kolom Tanah
merupakan elemen yang paling kritis dalam
memindahkan gaya inersia. Sayangnya, pada Goncangan gempa

bangunan tradisional, lantai dan balok justru lebih Gambar 4. Aliran gaya seismic inersia
melalui seluruh komponen struktur
mendapat perhatian dibanding dinding dan kolom.
Dinding umumnya tipis dan dibuat dari material yang
mudah patah (getas) seperti batu bata. Material
tersebut tak kuat menahan gaya inersia horisontal
saat terjadi gempa bumi. Kerusakan tembok banyak
terjadi pada hampir setiap gempa besar (Gambar5a).
Demikianpula bangunan beton bertulang yang tak
dirancang atau tak dilaksanakan dengan baik juga
bisa sangat berbahaya. Kerusakan kolom bawah
pada bangunan bertingkat menyebabkan robohnya
bangunan bertingkat (Gambar5b).

(a) Dinding runtuh sebagian (b) Kolom beton bertulang roboh

Gambar 5 : Pentingnya merancang dinding/kolom


untuk gaya gempa bumi yang mendatar

2
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

PRINSIP DASAR BANGUNAN TAHAN GEMPA


- Denah
- Pondasi
- StrukturAtas
- StrukturAtap
- KualitasBahan& Pengerjaan

II.2 PRINSIP DENAH BANGUNAN

t
li a
h
na
a
gt
en
nt
ge

Jangan memasang pintu di tempat arah jatuhny a genteng


karena itu berbaha ya saat terjadi gempa.

3
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.3 STRUKTUR PONDASI


KESALAHAN PONDASI
Jangan gunakan bata roolag sebagai pondasi!

Bata Rollag tidak dapat


menahan gaya lateral KERUSAKAN PONDASI
dengan baik

Kesalahan Pada Struktur Pondasi

Rumah roboh dengan fondasi Pada tanah miring, pondasi harus tetap dibuat sejajar
roolag

4
5
BLANDAR

2583
920

30°

II.3.1 PRINSIP DASAR PONDASI


?
Fondasi yang kuat di atas tanah yang stabil
?
Lapisan pasir
?
Sloof tinggi
PRINSIP GALIAN PONDASI
- Kedalaman pondasi dari permukaan tanah minimal 60 cm.
- Lebar bagian bawah pondasi minimal 60 cm.
- Lebar bagian atas pondasi minimal 30 cm.
- Konstruksi pondasi dibuat solid dan menerus

Konstruksi pondasi dibuat solid dan menerus.


.
- Dasar pondasi batu kali adalah lapisan pasir yang dipadatkan,
- Diletakkan diatas tanah keras.

30 cm.
pondasi batu kali
pasir dipadatkan
tanah keras
60 cm

10 cm
60 cm
11

sloof beton bertulang, 15x15cm


begel, Ø.6mm
besi tulangan, Ø. 10mm

jarak antar angkur, 50 cm


jarak antar begel, 15 cm

6
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.3.2 DETAIL PONDASI

URUGAN TANAH
ANGKUR KOLOM
PAS. PONDASI SETEMPAT
BATU KALI 1:4
LANTAI KERJA 3 CM
PASIR PADAT 5 CM

10 cm
5 cm

15 cm
20 cm
70 cm

POTONGAN PONDASI

Prinsip Sloof Dan Pengangkuran


Bangunan perkuatan beton bertulang dengan sloof beton bertulang

TEMBOK

SLOOF DARI
BETON
BERTULANG

260 cm
60 - 150 cm
BATU PECAH

POTONGAN MELINTANG TAMPAK SAMPING

Sloof diangker pada setiap jarak 60-150 cm dengan kedalaman 40 kali diameter besi
tulangan sehingga struktur menjadi kokoh. Dibawah pondasi diberi lapisan pasir dengan
ketebalan minimal 5 cm.

7
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Bangunan Perkuatan Kayu Dengan Sloof Beton

KOLOM
Celah diisi KAYU RINGBALK KOLOM
spons/ busa KAYU
RINGBALK
2Ø10mm
begel Ø8 – 10 cm
bertulang
90 CM
PAS.BATA
SLOOF

“SLOOF”
4Ø10mm
begel Ø8 – 10 cm DUK/ SEPATU

PAS. BATU KALI


30 cm

II.4 STRUKTUR ATAS


II.4.1 PRINSIP
Dinding

dinding pasangan bata


tanpa pengaku beton bertulang

akibat gempa, dinding memisah


pada tempat pertemuan
dan dapat runtuh ke arah luar.

8
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Dinding pasangan bata tanpa pengaku


beton bertulang yang roboh

Dinding pasangan bata


tanpa pengaku beton bertulang
yang roboh

9
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

SOLUSI
ring balok

kolom dinding pasangan bata diperkuat


praktis dengan ring balok, kolom dan sloof,
sehingga membentuk struktur
sloof
yang kaku dan stabil

Perkuatan beton
pada pertemuan
dinding
perkuatan beton bertulang ada
di setiap pertemuan dinding
pasangan bata atau dinding
dengan
panjang lebih dari 3m (+ 9 m2)

10
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.4.2 DETAIL STRUKTUR ATAS


Detail Penulangan Pada Pertemuan Kolom-sloof-pondasi
Baut jangkar min ø 12mm

Kolom beton bertulang 150-150


Tulangan besi 4ø 12mm
Begel besi ø 8mm-150
Sloof beton tulang 150-200
Tulangan besi 4ø 12mm
Begel besi ø 8mm-150
Pondasi batu kali

Tulangan balok sloof harus menerus,


Menembus inti sambungan.

Ø = diameter tulangan

11
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Detail penulangan pada pertemuan Kolom-balok lintel

beton bertulang
Ø minimum 10mm

40 cm

lintel

Ø minimum 10mm

kolom pengaku dinding


(beton tulang)

beton bertulang
Øminimum 10mm

lintel

Ø = diameter tulangan

12
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Detail Penulangan Pada Pertemuan Kolom - Balok Ring

beton bertulang
Ø minimum 10mm
40 cm lintel

Ø minimum 10mm

kolom pengaku dinding


(beton tulang) Ø minimum 10mm

Ø = diameter tulangan

tulangan balok harus menerus, menembus inti sambungan.

13
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Detail Penulangan Pada Pertemuan Kolom - Balok Ring

beton bertulang
Øminimum 10mm
40 cm lintel

Øminimum 10mm

kolom pengaku dinding


(beton tulang) Øminimum 10mm

Ø = diameter tulangan

tulangan balok harus menerus, menembus inti sambungan.

14
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Detail Penulangan Pada Pertemuan Kolom - Balok Ring

beton bertulang
Øminimum 10mm
lintel 40 cm

kolom pengaku dinding


(beton tulang)

Øminimum 10mm

Ø = diameter tulangan

Tampak Samping

tulangan balok harus menerus, menembus inti sambungan.

15
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.5 STRUKTUR ATAP


II.5.1 GUNUNG-GUNUNG
Tanpa perkuatan, pasangan gunung-gunung
rentan terhadap gaya horizontal, bangunan
mudah roboh.

Hindari penggunaan gunung-gunung bila mungkin.


Banyak kecelakaan terjadi akibat gunung-gunung
roboh saat gempa

pasangan bata
tanpa pengaku beton bertulang baik pada
dinding maupun gunung-

16
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.5.2 PRINSIP

PRINSIP GUNUNG-GUNUNG
pengaku antar gunungan
perkuatan beton
bertulang

Bidang
pengisi < 12
m2

Perkuatan beton bertulang membentuk struktur gunung-gunung


yang kaku dan stabil.

STRUKTUR ATAP TRADISIONAL

nok
tiang nok

struktur rentan terhadap gaya-


gaya horizontal, sehingga rentan
roboh
pengaku
antar kuda-
kuda-kuda kuda
penuh (K)

dibuat kuda-kuda penuh (K),


yang disatukan dengan
pengaku sehingga struktur
kokoh dan stabil

17
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

PRINSIP DASAR KUDA - KUDA KAYU

bebas/tanpa
angker angker

pengaku antar kuda-kuda

tumpuan
kuda-kuda

Prinsip dasar kuda-kuda kayu :


:: Dudukan kuda -kuda di atas
tumpuan kokoh (misal: beton
bertulang)
:: Salah satu ujung dudukan kuda -
kuda dibuat bebas, yang lain
diikat dengan angker.
:: antar kuda -kuda dihubungkan
dengan pengaku.
:: bahan penutup atap dibuat
seringan mungkin sesuai
dengan kekuatan
pendukungnya

18
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.5.3 KUDA KUDA BETON


-

TIDAK DIREKOMENDASIKAN !

?
Beton hanya efektif untuk
mendukung GAYA TEKAN
karena kekuatan tariknya
sangat rendah
?
Kuda-kuda beton memiliki
batang tarik sehingga
batangnya tidak efektif dan
membahayakan, karena
mudah runtuh

ADA KIAT -KIAT


TERTENTU DALAM
MENERAPKAN BETON
PADA STRUKTUR ATAP

Detail Kuda-Kuda Beton A

B C

19
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

DETAIL A

DETAIL B

DETAIL C
20
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

II.6 PRINSIP PELETAKAN ANGKUR PADA KUSEN JENDELA

Angkur

II.7 KUALITAS BAHAN DAN PENGERJAAN


Dimensi Kolom, Balok Sloof, Balok Ring

kolom praktis balok praktis balok pondasi


12 cm 15 cm
12 cm
20 cm

20 cm

45° 45°
12 cm

45°

4 Ø 10 mm 4 Ø 10 mm 4 Ø 10 mm
min 8 mm
jarak 15 cm
Kolom 15 X 15 cm Selimut beton minimal 2,5cm
Sloof 15 X 20 cm
Balok Ring 12 X 15 cm 2,5 cm

21
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

A. Penyambungan besi
:: cara lewatan

40 cm

:: cara takikan

30 cm

penulangan pada pertemuan balok kolom


tulangan balok harus menerus, menembus inti
sambungan.

22
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Sambungan Yang Kurang Baik

Pembetonan Penting!!
Adukan beton yang
terlalu encer akan
menyebabkan:
campuran spesi 1. Berkurangnya
kekuatan beton
2. Beton keropos

Pengecoran beton
dilakukan dengan jarak
tinggi jatuh maksimal 1
1xsemen 4xpasir m, agar kerikil pada
beton tidak menumpuk
campuran beton di bawah

Aduk merata dengan 1/2 ember


air, ya!!
Jangan terlalu banyak air
karena setiap kelebihan air
10% akan menurunkan
kekuatan beton sebesar 30-
1xsemen 2xpasir 3xkerikil 40% yang bisa mengakibatkan
beton menjadi keropos.

23
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Pengaruh Air Terhadap Kekuatan Beton

Pengaruh air terhadap kekuatan beton amat besar. Penambahan air akan menyebabkan
turunnya kekuatan beton secara drastis, karna terlalu banyak air akan menyebabkan
daya ikat semen berkurang. Perbandingan semen : air yang ideal adalah 1 : 0,5.

Ingat!! Dari pengalaman


gempa 27 mei 2006, beton
yang terlalu encer adalah
salah satu penyebab utama
rusaknya bangunan dengan
perkuatan beton bertulang.

Dari gambar diatas dapat diamati hancurnya kolom


beton bertulang, beton hancur membentuk puing-
puing kecil, menandakan kurangnya daya ikat semen.

23a
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Penggunaan tanah liat sebagai pengikat bata tidak diperbolehkan,


karna tanah liat tidak memiliki ikatan yang baik

POSYANIS UGM

TULANGAN DAN KUALITAS BAHAN YANG SALAH

Penggunaan tulangan
yang terlalu kecil, jarak
bagel yang terlalu jauh
dan campuran beton
yang kurang baik

24
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

Pengecoran Kolom

Teknik pengecoran beton yang


kurang baik menyebabkan
terjadinya segregasi, karena …..
•Jatuh yang terlalu tinggi
•Tidak di ojoh-ojoh ,….

Tulangan

Tongkat
Perata

1m

Adukan cor 3m
1m 1m
Bekisting

1m 1m 1m

1 2 3
Untuk mengurangi titik jatuh yang terlalu tinggi, penuangan adukan cor dilakukan tiap 1 meter.
Dan harus selesai dalam satu hari agar tidak mudah patah. Dan setelah 3 hari bekisting dapat
dilepas

25
BLANDAR

2583 II. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


920
Dengan Perkuatan Beton Bertulang
30°

RIGID FRAME SYSTEM

pengaku antar
gunungan
perkuatan
beton bertulang

Bidang
pengisi perkuatan beton bertulang
maximum
9 m2 membentuk struktur gunung-
gunung yang kaku dan stabil.

26

Anda mungkin juga menyukai