Perhatikan bangunan yang atapnya ditopang di atas tiang. Saat tanah Gaya Inersia
bergerak, bangunan turut bergerak dan bagian atas mengalami gaya yang Atap
disebut gaya inersia. Bila atap mempunyai massa M dan mengalami
percepatan a, maka gaya inersia akan sebesar massa M dikalikan
percepatan a dengan arah berlawanan dengan percepatan gerak tanah.
Dengan demikian, semakin besar massa bangunan semakin besar pula Kolom
gaya inersia yang ditimbulkan. Oleh karena itu bangunan yang ringan lebih
tahan terhadap goyangan gempa. Pondasi
Tanah
2. Pengaruh deformasi pada bangunan Percepatan
Gaya inersia dari bagian atas bangunan ditransfer ke tanah melalui Gambar 2. Gaya inersia dan gerak
relatif pada bangunan
kolom (tiang), menimbulkan gaya pada kolom. Gaya pada kolom
juga bisa ditinjau dengan cara lain. Saat terjadi gempa, ujung-ujung
kolom bergerak relatif satu dengan lainnya sebesar u seperti terlihat
pada Gambar 2. Karena kelenturannya, kolom akan berusaha
kembali ke posisi tegak semula, dengan kata lain, kolom melawan
deformasi. Pada posisi vertikal, kolom-kolom tidak mendukung gaya
horisontal, tapi saat membengkok terjadi gaya di dalam kolom.
Semakin besar perpindahan horisontal u antara bagian atas dan
bawah kolom, semakin besar gaya inersia pada kolom. Besarnya
gaya di dalam kolom sebanding dengan perpindahan relatif antar
ujung-ujungnya dikalikan dengan kekakuan kolom.
1
BLANDAR
bangunan tradisional, lantai dan balok justru lebih Gambar 4. Aliran gaya seismic inersia
melalui seluruh komponen struktur
mendapat perhatian dibanding dinding dan kolom.
Dinding umumnya tipis dan dibuat dari material yang
mudah patah (getas) seperti batu bata. Material
tersebut tak kuat menahan gaya inersia horisontal
saat terjadi gempa bumi. Kerusakan tembok banyak
terjadi pada hampir setiap gempa besar (Gambar5a).
Demikianpula bangunan beton bertulang yang tak
dirancang atau tak dilaksanakan dengan baik juga
bisa sangat berbahaya. Kerusakan kolom bawah
pada bangunan bertingkat menyebabkan robohnya
bangunan bertingkat (Gambar5b).
2
BLANDAR
t
li a
h
na
a
gt
en
nt
ge
3
BLANDAR
Rumah roboh dengan fondasi Pada tanah miring, pondasi harus tetap dibuat sejajar
roolag
4
5
BLANDAR
2583
920
30°
30 cm.
pondasi batu kali
pasir dipadatkan
tanah keras
60 cm
10 cm
60 cm
11
6
BLANDAR
URUGAN TANAH
ANGKUR KOLOM
PAS. PONDASI SETEMPAT
BATU KALI 1:4
LANTAI KERJA 3 CM
PASIR PADAT 5 CM
10 cm
5 cm
15 cm
20 cm
70 cm
POTONGAN PONDASI
TEMBOK
SLOOF DARI
BETON
BERTULANG
260 cm
60 - 150 cm
BATU PECAH
Sloof diangker pada setiap jarak 60-150 cm dengan kedalaman 40 kali diameter besi
tulangan sehingga struktur menjadi kokoh. Dibawah pondasi diberi lapisan pasir dengan
ketebalan minimal 5 cm.
7
BLANDAR
KOLOM
Celah diisi KAYU RINGBALK KOLOM
spons/ busa KAYU
RINGBALK
2Ø10mm
begel Ø8 – 10 cm
bertulang
90 CM
PAS.BATA
SLOOF
“SLOOF”
4Ø10mm
begel Ø8 – 10 cm DUK/ SEPATU
8
BLANDAR
9
BLANDAR
SOLUSI
ring balok
Perkuatan beton
pada pertemuan
dinding
perkuatan beton bertulang ada
di setiap pertemuan dinding
pasangan bata atau dinding
dengan
panjang lebih dari 3m (+ 9 m2)
10
BLANDAR
Ø = diameter tulangan
11
BLANDAR
beton bertulang
Ø minimum 10mm
40 cm
lintel
Ø minimum 10mm
beton bertulang
Øminimum 10mm
lintel
Ø = diameter tulangan
12
BLANDAR
beton bertulang
Ø minimum 10mm
40 cm lintel
Ø minimum 10mm
Ø = diameter tulangan
13
BLANDAR
beton bertulang
Øminimum 10mm
40 cm lintel
Øminimum 10mm
Ø = diameter tulangan
14
BLANDAR
beton bertulang
Øminimum 10mm
lintel 40 cm
Øminimum 10mm
Ø = diameter tulangan
Tampak Samping
15
BLANDAR
pasangan bata
tanpa pengaku beton bertulang baik pada
dinding maupun gunung-
16
BLANDAR
II.5.2 PRINSIP
PRINSIP GUNUNG-GUNUNG
pengaku antar gunungan
perkuatan beton
bertulang
Bidang
pengisi < 12
m2
nok
tiang nok
17
BLANDAR
bebas/tanpa
angker angker
tumpuan
kuda-kuda
18
BLANDAR
TIDAK DIREKOMENDASIKAN !
?
Beton hanya efektif untuk
mendukung GAYA TEKAN
karena kekuatan tariknya
sangat rendah
?
Kuda-kuda beton memiliki
batang tarik sehingga
batangnya tidak efektif dan
membahayakan, karena
mudah runtuh
B C
19
BLANDAR
DETAIL A
DETAIL B
DETAIL C
20
BLANDAR
Angkur
20 cm
45° 45°
12 cm
45°
4 Ø 10 mm 4 Ø 10 mm 4 Ø 10 mm
min 8 mm
jarak 15 cm
Kolom 15 X 15 cm Selimut beton minimal 2,5cm
Sloof 15 X 20 cm
Balok Ring 12 X 15 cm 2,5 cm
21
BLANDAR
A. Penyambungan besi
:: cara lewatan
40 cm
:: cara takikan
30 cm
22
BLANDAR
Pembetonan Penting!!
Adukan beton yang
terlalu encer akan
menyebabkan:
campuran spesi 1. Berkurangnya
kekuatan beton
2. Beton keropos
Pengecoran beton
dilakukan dengan jarak
tinggi jatuh maksimal 1
1xsemen 4xpasir m, agar kerikil pada
beton tidak menumpuk
campuran beton di bawah
23
BLANDAR
Pengaruh air terhadap kekuatan beton amat besar. Penambahan air akan menyebabkan
turunnya kekuatan beton secara drastis, karna terlalu banyak air akan menyebabkan
daya ikat semen berkurang. Perbandingan semen : air yang ideal adalah 1 : 0,5.
23a
BLANDAR
POSYANIS UGM
Penggunaan tulangan
yang terlalu kecil, jarak
bagel yang terlalu jauh
dan campuran beton
yang kurang baik
24
BLANDAR
Pengecoran Kolom
Tulangan
Tongkat
Perata
1m
Adukan cor 3m
1m 1m
Bekisting
1m 1m 1m
1 2 3
Untuk mengurangi titik jatuh yang terlalu tinggi, penuangan adukan cor dilakukan tiap 1 meter.
Dan harus selesai dalam satu hari agar tidak mudah patah. Dan setelah 3 hari bekisting dapat
dilepas
25
BLANDAR
pengaku antar
gunungan
perkuatan
beton bertulang
Bidang
pengisi perkuatan beton bertulang
maximum
9 m2 membentuk struktur gunung-
gunung yang kaku dan stabil.
26