Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
belum diketahui.
20
Penggunaan misoprostol untuk induksi persalinan masih kontroversial
untuk beberapa alasan. Ketidakmampuan menjawab pertanyaan, walaupun
misoprostol digunakan dalam dosis kecil untuk menginduksi persalinan, kurang
aman dibandingkan obat lainnya. Hasil buruk yang serius sangat jarang, dan
perbedaan absolut antara obat-obat induksi persalinan adalah kecil. Aborsi
medisinal dengan misoprostol berpotensi menaikkan akses pelayanan aborsi.
Luaran jelek yang serius, walaupun jarang, akibat misoprostol berpotensi tinggi
untuk terjadi pembeberan (exposure) mediko-legal. Misoprostol efektif untuk
induksi persalinan, tetapi keamanannya belum diketahui dengan pasti bila
dibandingkan dengan obat lainnya. Induksi persalinan dengan misoprostol
berhubungan dengan peningkatan kejadian hiperstimulasi, perubahan denyut
jantung janin dan meningkatnya kejadian meconeum staining.
20
B. Permasalahan
Persalinan vaginal lebih dianjurkan pada preeklamsia/eklamsia. Masalah
timbul bila pasien datang belum dalam persalinan. Berdasarkan latar belakang
4
maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi kegagalan induksi persalinan pada preeklamsia/eklamsia.
C. Keaslian Penelitian
Pemberian misoprostol 50 g oral menunjukkan keefektifan yang
lebih rendah dibandingkan pemberian vaginal untuk induksi persalinan.
Keberhasilan persalinan vaginal dalam 24 jam lebih lama 3 jam pada kelompok
oral. Keberhasilan persalinan vaginal dalam 24 jam tidak berbeda, yaitu kelompok
oral 95,4% dan 98,5% pada kelompok vaginal.
22
Keefektifan misoprostol vaginal dan oral tidak berbeda bermakna
bermakna (87,50% vs 80,70%) untuk induksi persalinan pada kehamilan a term
dengan ketuban pecah dini. Lama waktu induksi pada kelompok misoprostol
vagina lebih lama dibandingkan oral (10,00 4,86 vs 9,76 4,56 jam).
23
Kegagalan induksi persalinan memakai misoprostol 50 g tanpa
memandang indikasi adalah 15,9%. Skor Bishop merupakan faktor prognostik
terhadap kegagalan induksi. Induksi gagal didefinisikan lama induksi lebih dari 24
jam terhitung dari pemberian misoprostol yang pertama.
24
Penelitian luaran preeklamsia berat pada kehamilan aterm telah dilakukan.
Dari 93 pasien preeklamsia berat hamil aterm, 34 pasien diantaranya menjalani
seksio sesaria sebelum persalinan dan 59 pasien menjalani induksi persalinan.
Dari 59 pasien yang menjalani induksi, 37 (63%) diantaranya terjadi persalinan
vaginal dan 22 (37%) diantaranya menjalani seksio sesaria. Indikasi seksio sesaria
setelah menjalani induksi adalah induksi gagal (67%) dan perubahan denyut
jantung janin (DJJ) (76%). Sepuluh (59%) diantara pasien dengan skor Bishop = 4
5
berhasil melahirkan secara vaginal. Duapuluh tujuh (64%) diantara pasien dengan
skor Bishop < 4 berhasil melahirkan secara vaginal. Dalam kelompok pasien yang
diinduksi persalinannya, morbiditas maternal dan neonatal tidak berbeda secara
bermakna.
7
Penelitian mengenai persalinan preeklamsia berat pada kehamilan preterm
(umur kehamilan 24 34 minggu) telah dilakukan. Dari 306 pasien yang diteliti,
161 diantaranya dilakukan seksio sesaria elektif. Indikasi seksio sesaria elektif
terbanyak adalah serviks belum matang (33,5%) dan malpresentasi (22,4%).
Seratus empat puluh lima pasien menjalani induksi persalinan. Tujuh puluh
(48,3%) diantara pasien yang diinduksi berhasil lahir secara vaginal dan 75
(51,7%) lainnya menjalani seksio sesaria. Indikasi seksio sesaria terbanyak setelah
induksi persalinan adalah perubahan DJJ (50,7%) dan persalinan tidak maju
(45,3%). Prediktor keberhasilan induksi persalinan secara signifikan adalah skor
Bishop (odds ratio 1,30, 95% confidence interval 1,11-1,71, P= 0,003).
25
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, induksi gagal pada penelitian ini
adalah persalinan fase aktif belum terjadi dalam 24 jam setelah pemberian
misoprostol pertama. Diteliti skor Bishop dan paritas sebagai faktor prognostik
terjadinya induksi gagal pada pasien preeklamsia/eklamsia.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kegagalan induksi persalinan pada preeklamsia/ eklamsia. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
terminasi kehamilan pada preeklamsia/eklamsia.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan preeklamsia/eklamsia
Preeklamsia merupakan penyakit pada kehamilan yang ditandai dengan
hipertensi disertai proteinuria dan atau edema. Eklamsia merupakan keadaan
kejang dan atau koma yang didahului oleh kondisi preeklamsia. Etiologi dan
patogenesis preeklamsia/eklamsia belum diketahui secara pasti.
4
Vasospasme
merupakan dasar patofisiologi preeklamsia/eklamsia. Kontriksi vaskuler akan
menyebabkan resistensi aliran darah dan menyebabkan hipertensi arterial.
Vasospasme pembuluh darah itu sendiri akan menyebabkan kerusakan, sehingga
integritas endotel akan terganggu.
24
Prinsip-prinsip penanganan preeklamsia/eklamsia adalah melindungi jalan
nafas ibu, mengontrol kejang, mengobati tekanan darah yang berat, neraca cairan,
persalinan yang aman dan sesegera mungkin dan menangani komplikasi yang
terjadi. Tujuan utama penanganan preeklamsia/eklamsia adalah menghambat
timbulnya kejang, mencegah perdarahan intrakranial serta kerusakan serius pada
organ vital dan melahirkan bayi sehat. Magnesium sulfat merupakan preparat
yang umum diberikan untuk mencegah kejang pada preeklamsia
berat/eklamsia.
2,3,4, 26
Secara tradisional, wanita dengan preeklamsia berat harus dilahirkan tanpa
penundaan, tanpa mempertimbangkan umur janin. Membiarkan kehamilan
berlanjut pada keadaan demikian merupakan tindakan yang membahayakan,
7
paling tidak untuk ibu, dan juga bagi janin dengan asumsi bahwa viabilitas janin
telah tercapai. Pengelolaan preeklamsia berat secara konservatif, ibu berisiko
terjadi komplikasi solusio plasenta, eklamsia, gagal ginjal, hipertensi ensefalopati,
stroke serta ruptur hepar.
4
Di Amerika Serikat, wanita hamil dengan hipertensi mengalami kenaikan
risiko untuk persalinan secara seksio sesaria. Karena beberapa wanita tersebut
mempunyai masalah sebelum persalinan alami terjadi, kemungkinan serviks
belum matang. Problem tersebut lebih lanjut tergabung dengan magnesium sulfat
yang diberikan untuk pencegahan kejang. Sebagian klinisi percaya bahwa
magnesium sulfat akan memperlambat onset persalinan pada wanita dengan
serviks belum matang yang menjalani induksi persalinan. Tetapi peneliti lain ada
yang menyimpulkan bahwa magnesium sulfat tidak berhubungan dengan lama
interval persalinan atau peningkatan persalinan secara seksio sesaria.
9,27
Persalinan pada preeklamsia berat/eklamsia dengan umur kehamilan
melebihi 34 minggu diterima secara universal.
6
Banyak metoda induksi telah
dilakukan. Induksi persalinan adalah tindakan secara kimiawi maupun mekanik
yang ditujukan untuk mematangkan serviks dan memicu timbulnya persalinan
pada seorang wanita hamil. Induksi gagal sering terjadi bila serviks belum
matang. Salah satu usaha memperbaiki kegagalan induksi dengan menggunakan
prostaglandin (misalnya PGE
2
dan misoprostol), preparat ini berfungsi sebagai
pematang serviks dan induktor.
18,28
8
B. Induksi persalinan dengan misoprostol
Induksi persalinan adalah usaha menginisiasi persalinan yang sebelumnya
belum terjadi. Banyak metoda induksi telah dilakukan. Misoprostol digunakan di
bidang obstetri dan ginekologi karena menimbulkan kontraksi miometrium dan
pematangan serviks.
B.1. Prostaglandin dan fisiologi kontraksi miometrium
Suatu perubahan yang kompleks pada janin dan ibu terjadi menjelang
persalinan. Pada janin, sumbu hipotalamus hipofise adrenal tidak hanya
mempengaruhi produksi steroid di plasenta, tetapi juga mempengaruhi komposisi
cairan amnion yang disekresikan paru dan ginjal. Perubahan ini juga memberi
isyarat kepada uterus termasuk serviks dan miometrium. Membran janin
merupakan faktor biologis penting yang selama ini dianggap diam, membentuk
hubungan antar permukaan yang dinamis di dalam uterus yaitu antara amnion
(sumber utama prostaglandin E
2
), desidua (sumber utama prostaglandin F
2a
) dan
korion (sumber utama prostaglandin dehidrogenase).
29,30
Sel-sel miometrium fundus tertanam di dalam matriks ekstraseluler yang
terutama terdiri dari serat kolagen. Matriks tersebut mempermudah transmisi
kekuatan kontraksi sel miometrium dan juga berfungsi mengintegrasikan daya
kontraksi sel miometrium.
29
Gap junction adalah hubungan sel ke sel yang tersusun dari bagian-bagian
simetrik membran plasma dua sel yang bersebelahan. Komunikasi antar sel
miometrium dilakukan melalui gap junction. Gap junction berkembang selama
persalinan. Gap junction tidak ada sepanjang kehamilan sampai cukup bulan.