3. Jelaskan perbedaan peta-peta yang dihasilkan (fenomena interpolasi yang dihasilkan)
Dengan menggunakan krigging, kita dapat menentukan nilai-nilai pada suatu titik yang tidak diketahui nilainya atau tidak dilakukan sampling (Interpolasi). Perbedaan interpolasi yang didapat berubah seiring dengan perubahan limiting distance yang dimasukan. Penentuan limiting distance begantung pada plotting pada peta. Dari sana kita dapat menentukan kira- kira limiting distance berapa yang bisa cukup merepresentasikan. Dari gambar diatas. Dilihat bahwa jarak antara titik yang satu dengan titik yang lain berkisar 150 meter. Menunjukan apabila kita menggunakan limiting distance 10 meter. Maka peta interpolasi tidak menggambarkan nilai apapun, karena jarak yang terlalu kecil. Untuk limiting distance 200 & 100 meter. Kita dapat mengetahui nilai pada titik-titik yang sudah dilakukan sampling, namun tidak untuk titik-titik yang tidak dilakukan sampling. Oleh karena itu, limiting distance harus diperbesar agar dapat menjangkau daerah-daerah yang tidak diketahui valuenya, yaitu limiting distance 1000 meter. Perbedaan antara peta interpolasi omnidirectional dengan bidirectional berada pada sudut interpolasinya. Dimana omnidirectional kesegala arah (berbentuk lingkaran), sedangkan bidirectional bergantung pada arah persebaran pada diagram subsurface (berbentuk lonjong)