Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GEOFISIKA

PERKEMBANGAN GEOFISIKA DALAM


INDUSTRI MIGAS



Nama : Gusyeri Andika
NIM : 1103111900
Dosen : DR. Muhammad Edisar, MT



JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2013

BAB I
PENDAHULUAN

Mungkin saat ini seluruh Negara dan mayoritas manusia membutuhkan minya
dan gas bumi (migas) untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari, mulai dari
bensin, minyak tanah, solar, LPG, dan sebagainya. Karena begitu pentingnya benda
yang satu ini, maka umat manusia dapat berperang satu sama lainnya demi
mendapatkannya.
Notabene banyak pendapat dari pakar politik dan pakar ekonomi menyatakan
bahwa penyebab invasi Amerika Serikat ke Irak tidak lain karena kepentingan yang
tinggi akan migas, bukan semata-mata bencinya dengan Sadam Husein, mengingat
Negara Irak termasuk salah satu Negara yang menyimpan cadangan migas terbesar di
dunia.
Penggunaan energy di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan pemanfaatan energy yang boros. Selain itu, ketergantungan terhadap
minyak bumi juga masih tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan BBM yang
meningkat pesat, baik di sector industry, pembangkit tenaga listrik dan sector
transportasi, karena sulit diganti dengan energy lainnya. Komposisi minyak bumi yang
ditambang terdiri dari organic karbon yang sulit didefinisikan, tapi secara umum disebut
Total Petroleum Hidrocarbon (TPH). Dari sudut pandang lingkungan, unsur-unsur
paling penting dari minyak mentah ini adalah: Menzene, Toluene, Ethyl benzene, dan
Xylene (BTEX) yang bersifat toxic dan carcinogenic yang dikenal berbahaya (B3) dan
dicurigai memiliki dampak cukup dahsyat terhadap tanah, air dan ekosistem.
Permasalahan terjadi ketika produk minyak bumi yang dimanfaatykan
manusia menyebabkan efek yang tidak diinginkan bagi manusia itu sendiri ataupun bagi
lingkungan sekitar. Sebagai contohnya produk miyak bumi plastic, yang menimbulkan
masalah pencemaran lingkungan karena sulit didegradasi (memerlukan waktu yang
lama untuk menghancurkannya).
Akan tetapi, mayoritas dari umat manusia tidak tahu persis bagaimana,
mengapa, dan dimana sesungguhnya fenomena minyak dan gas tersebut. Makalah yang
penulis susun ini akan membahas bgaimana proses terbentuknya, pemanfaatan, dan
interaksi dengan lingkungan serta dimana migas ini dapat ditemukan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Terbentuknya MIGAS
MIGAS merupakan kompleks hidrokarbon yang terjadi secara alamiah di dalam
bumi yang terperangkap dalam batuan kerak bumi. Wujudnya dalam bentuk bermacam-
macam dari padat, cair, atau gas. Dalam bentuk padat dikenal sebagai aspal, bitumen,
tar, dan sebagainya. Bentuk cair dikenal sebagai minyak mentah, dan dalam bentuk gas
adalah gas alam.
Proses pembentukan MIGAS dihasilkan dari pembusukan organism,
kebanyakannya tumbuhan laut dan juga bintang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam
lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-
lapisan bumi membantu proses terjadinya MIGAS.
Cairan MIGAS yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada
struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah
menjadi bebatuan. MIGAS berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan
yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos atau juga batu
kapur dan patahan yang terbentuk dari aktivitas gunung berapi bisa berpeluang
menyimpan minyak. Hal yang terpenting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak
ini, paling tidak bagian atasnya tertutup lapisan bebatuan kedap. MIGAS ini biasanya
berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi. Hal ini dapat dikarenakan
pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran.
Bila tekanan cukup tinggi, maka MIGAS akan keluar ke permukaan dengan sendirinya,
tetapi jika tekana tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.
Tidak semua tempat di dalam bumi dapat terperangkap MIGAS, akan tetapi
memiliki aturan dan tatana geologi tertentu sehingga dapat terjadi MIGAS. Begitupun
posisi kedalamannya mulai dekat sekali dengan permukaan bumi bahkan sebagian dapat
diperlihatkan adanya rembesannya secara langsung di permukaan sampai kedalaman
ratusan bahkan ribuan kilometer di dalam bumi.
Berkat pengetahuan dan pengembangasn teknologi benda yang tak pernah terlihat
dengan mata kepala tersebut dapat diketahui letak keberadaanya. Perangkap MIGAS
dalam skala besar ini semakin sulit ditemukan, oleh karena itu para ahli geologi,
geofisika, dan rekayasa reservoir berlomba-lomba dan bersama-sama mengembangkan
konsep baru dalam eksplorasi MIGAS. Dengan kemajuan teknologi ini, kini
memungkinkan manusia untuk mencari kembali di lapangan minyak tua, yang sudah
dianggap tidak prospek denagn konsep dan teknologi yang lama dan ternyata masih
memungkinkan mencari prospek MIGAS baru di bumi.
Proses terbentuknya gas sebenarnya sama dengan minyak bumi hanya saja
mengalami empat tahap sebelum membentuk gas, yaitu:
a. Magma merembes ke dalam kantong-kantong air di bawah permukaan bumi.
b. Air yang dipanaskan berubah menjadi gas dan terkumpul di dalam bumi di
beberapa tempat, kantong-kantong gas berisi gas CO2 dan gas H2S.
c. Tekanan di bawah semakin meningkat.
d. Menekan dinding lapisan tanah bersama lumpur-lumpur yang ada di kantong
gas itu.

Untuk mengetahui kemungkinan suatu daerah memiliki cadangan MIGAS, para
ahli geologi dapat mengetahui dari hubungan yang erat antara lokasi geografis daerah
tersebut khususnya daerah yang memiliki batuan sedimen, yang harus dipenuhi untuk
terjadinya minyak bumi adalah:

1. Adanya batuan induk, yakni abtuan yang tebentuk dari unsure sedimen yang
memiliki banyak unsure organic, melalui proses jutaan tahun yang lampau. Dengan
proses geologi tertentu disertai dengan perubahan tekanan dan temperature, terjadilah
suatu proses konversi menjadi bahan hindrokarbon.
2. Adanya batuan reservoir, yakni batuan yang berfungsi sebagai tempat
terakumulasinya minyak bumi. Boasanya batuan yang memiliki sifat poros dan
permeable. Misalnya batu pasir dan batu gamping.
3. Adanya lapisan penutup, yakni batuan yang bersifat impermeable atau kedap
air. Sehingga dengan adanya lapisan penutup tersebut minyak akan terperangkap.
Sebenarnya dimana MIGAS itu dapat ditemukan dengan melihat sifat geologi di
atas. Kita dapat menemukan MIGAS itu dari cekungan-cekungan yang ada di sekitar
kita.
Nayoan dkk. (1974) dalam Barber (1985) menjelaskan bahwa terdapat hubungan
yang erat antara cekungan minyak bumi yang berkembang di berbagai tempat dengan
elemen-elemen tektonik yang ada. Cekungan-cekungan besar di wilayah Asia Tenggara
mempresentasikan kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu cekungan busur
muka, cekungan busur belakang, cekungan intra kraton, tepi kontinen, dan zona
tumbukan.
Secara lebih rinci, perkembangan system cekungan dan perangkap minyak bumi
yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh tatanan struktur geologi local. Sebagai contoh,
struktur pull apart basin menentukan perkembangan system cekungan Sumatera Utara
(Davies, 1984). Perulangan gaya kompresif dan ekstensional dari proses peregangan
berarah utara-selatan mempengaruhi pola pembentukan antiklinorium dan cekungan
Palembang yang berarah N300oE (Pulunggono, 1986). Demikian pula pola sebaran
cekungan Laut Jawa sebelah selatan sangat dipengaruhi oleh pola struktur berarah
timur-barat (Branden & Mattew, 1992), sedang pola cekungan di Laut Jawa bagian
barat-laut berarah timur laut-baratdaya, sedang pola cekungan di timur-laut berarah
bratlaut-tenggara.
Eksplorasi atau penyelidikan mineral merupakan tahap awal dari usaha
pertambangan yang ditujukan untuk menemukan endapan bahan galian sampai
memperkirakan besaran sumberdaya atau cadangan mineral. Tahap ini sangat
menentukan kelanjutan tahap berikutnya yaitu studi kelayakan, development/konstruksi,
dan operasi penambangan (eksploitasi) dan merupakan tahap yang beresiko kegagalan
sangat tinggi.
2.2 Tahapan Eksplorasi Minyak Bumi
Berdasarkan ilmu geologi, terdapat dua tahap kajian untuk mengeksplorasi
minyak bumi.Tahapan pertama yaitu kajian regional untuk menentukan daerah yang
berpotensi minyak bumi.Tahapan kedua yaitu tahapan geofisika dengan tujuan
mendapatkan data yang lebih akurat untuk memastikan keberadaan hidrokarbon dan
kemungkinannya untuk diekploitasi.
2.2.1 Kajian Regional
Kajian regional menggunakan metode geologi untuk mengindikasikan potensi
hidrokarbon. Terdapat beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh suatu daerah untuk
dapat dikatakan sebagai daerah yang mempunyai potensi akan minyak bumi. Jika salah
satu dari kondisi ini tidak dapat dipenuhi maka daerah tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai daerah yang berpotensi akan minyak bumi. Kondisi-kondisi tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Batuan Sumber (Source Rock)
Batuan sumber (source rock) merupakan batuan yang menjadi bahan baku
pembentukan hidrokarbon. Biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah
serpih. Batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon yang didapatkan dari
cangkang-cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan
menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
2. Tekanan dan Temperatur
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, diperlukan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Tekanan dan temperatur ini akanmengubah ikatan kimia karbon
yang ada di batuan menjadi rantai hidrokarbon.
3. Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke
tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan
sumbernya sendiri, hidrokarbon tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena tidak
dapat terakumulasi dan tidak dapat mengalir.Sehingga tahapan ini sangat penting untuk
menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
4. Reservoar
Reservoar adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk
berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batu pasir dan batuan
karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori-pori yang cukup besar untuk
menyimpan hidrokarbon.Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak
bumi di produksi.

5. Perangkap (Trap)
Perangkap (trap) merupakan suatu batuan yang digunakan untuk melindungi
reservoar.Perlindungan reservoar ini sangat penting agar hidrokarbon yang ada di
reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka
hidrokarbon dapat mengalir ke tempat lain yang berarti keekonomisannya akan
berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.
2.2.2 Kajian Geofisika
Setelah kajian regional dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian
geofisika.Data-data yang dihasilkan dari pengukuran merupakan cerminan kondisi dan
sifat-sifat batuan di dalam bumi.Ini penting sekali untuk mengetahui apakah batuan
tersebut memiliki sifat-sifat sebagai batuan sumber, reservoar, batuan perangkap atau
hanya batuan biasa.Metode-metode ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang
digunakan sebagai aplikasi engineering. Metoda tersebut adalah :
1. Eksplorasi seismic
Eksplorasi seismik adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum
pengeboran.Kajiannya meliputi daerah yang luas. Dari hasil kajian ini akan didapatkan
gambaran lapisan batuan di dalam bumi.
2. Data resistivity
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh fluida. Fluida
ini bisa berupa air, minyak atau gas.Untuk membedakan kandungan fluida di dalam
batuan, salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida.Fluida
air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula
nilai resistan minyak lebih rendah daripada gas. Dari data log hanya bisa membedakan
resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida
berbeda-beda dari tiap daerah. Sebagai dasar analisa fluida, perlu diambil sampel fluida
di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan dalam interpretasi jenis fluida dari data
resistivity yang dimiliki.
3. Data porositas
Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan
radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan
menggambarkan berat jenis batuan. Dapat dibandingkan bila pori batuan berisi air
dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.

2.3 Pemanfaatan MIGAS
Manfaat utama minyak bumi ialah sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan
kendaraan. Selain sebgai bahan bakar dan pelumas, minyak juga digunakan dalam
berbagai industry seperti pembuatan pelarut, baja serta racun perusak, sabun dan
deterjen, plastic, bahan peledak dan lain-lain. Sedangkan manfaat dari gas alam itu
sendiri adalah sebagai penghasilan tenaga elektrik di stasiun pembangkit listrik juga
berguna untuk:
2.3.1. Bahan bakar kenderaan (NGV)
2.3.2. Gas memasak di dapur
2.3.3. Alat pemanasan di rumah
2.3.4. Penghasilan baja
2.3.5 Industri petrokimia

2.4 Interaksi dengan Lingkungan
2.4.1. Interaksi Negatif
Sebagian besar produksi bahan bakar digunakan untuk mendukung kegiatan
industry dan transportasi. Namun akibat dari penggunaan bahan bakar tersebut untuk
kegiatan industry dan transportasi adalah meningkatnya pencemaran udara dan hal ini
sudah barang tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industry dan
berlalulintas padat pada umumnya sudah tidak bersih lagi. Udara tersebut telah
tercemari oleh berbagai macam pencemar dan yang paling banyak berpengaruh dalam
pencemaran adalah komponen-komponen berikut:
a. Karbon monoksida (CO)
b. Nitrogen oksida (NOx)
c. Belerang oksida (SOx)
d. Hidro karbon (HC)
e. Partikel (particulate)
Komponen pencemar udara tersebut di atas dapat mencemari udara secara sendiri-
sendiri atau dapat pula mencemari udara secara bersama-sama. Komposisi komponen
pencemar udara tergantung pada sumbernya. Sumber pencemaran terbesar bearsal dari
transportasi.
2.4.1. Interaksi Positif
Aromaterapi merupakan pengobatan dengan menggunakan kekuatan dari
tumbuhan. Maksudnya, aromaterapi ini menggunakan minyak esensial yang
mengandung zat yang digunakan tumbuhan untuk mempertahankan diri terhadap
serangan dari luar, misalnya hama tau serangga. Zat tersebut tidak lain adalah hormone
nabati. Minyak esensial ini diperoleh dari penyulingan sedemikian rupa, sehungga
diperoleh sari dari tumbuhan tersebut.





BAB III
SIMPULAN

1. MIGAS merupakan kompleks hidrokarbon yang terjadi secara alamiah di dalam bumi
yang terperangkap dalam batuan kerak bumi. Wujudnya dalam bentuk bermacam-
macam dari padat, cair, atau gas. Dalam bentuk padat dikenal sebagai aspal, bitumen,
tar, dan sebagainya. Bentuk cair dikenal sebagai minyak mentah, dan dalam bentuk gas
adalah gas alam.
2. Ilmu Geofisika berperan dalam membantu eksplorasi sumber daya alam seperti minyak
dan gas bumi. Termasuk bahan tambang yang berada di kedalaman sepuluh kilometer
di bawah permukaan bumi. Oleh karenanya, penerapan ilmu ini membutuhkan
penguasaan teknologi dan informasi yang tinggi serta SDM yang berkualitas.
3. Terdapat dua tahap kajian dalam melakukan eksplorasi minyak bumi yaitu kajian
regional dan kajian geofisika. Kajian regional adalah tahapan untuk menentukan daerah
yang berpotensi minyak bumi. Kajian geofisika adalah tahapan yangbertujuan
mendapatkan data yang lebih akurat untuk memastikan keberadaan hidrokarbon dan
kemungkinannya untuk diekploitasi.
4. Untuk mengetahui kemungkinan suatu daerah memiliki cadangan MIGAS, para ahli
geologi dapat mengetahui dari hubungan yang erat antara lokasi geografis daerah
tersebut khususnya daerah yang memiliki batuan sedimen, yang harus dipenuhi untuk
terjadinya minyak bumi adalah:
i. Adanya batuan induk, yakni abtuan yang tebentuk dari unsure sedimen yang
memiliki banyak unsure organic, melalui proses jutaan tahun yang lampau.
Dengan proses geologi tertentu disertai dengan perubahan tekanan dan
temperature, terjadilah suatu proses konversi menjadi bahan hindrokarbon.
ii. Adanya batuan reservoir, yakni batuan yang berfungsi sebagai tempat
terakumulasinya minyak bumi. Boasanya batuan yang memiliki sifat poros dan
permeable. Misalnya batu pasir dan batu gamping.
iii. Adanya lapisan penutup, yakni batuan yang bersifat impermeable atau kedap air.
Sehingga dengan adanya lapisan penutup tersebut minyak akan terperangkap.







DAFTAR PUSTAKA

Hardjono,A. 2007.Teknologi Minyak Bumi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Damanik,L.E.2009.Eksplorasi minyak bumi.
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=181139:eksplor
asi-minyak-bumi-di-pangkalan-brandan&catid=25:artikel&Itemid=44
Diakses pada tanggal 27 April 2013.

Saepullah,A.2010.Geokimia Petroleum.
http://medlinkup.wordpress.com/2010/12/19/geokimia-petroleum/
Diakses pada tanggal 27 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai