Anda di halaman 1dari 54

MEKANISME

SERTIFIKASI DAN PELABELAN


BADAN KETAHANAN PANGAN
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2010
Pendahuluan
Sektor pertanian memiliki multifungsi yang
mencakup aspek ketahanan pangan,
peningkatan kesejahteraan petani dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup.
Efek positif dari era globalisasi dan dengan
diberlakukannya AFTA-China pada tahun 2010
bagi produk pangan segar adalah pembangunan
pertanian harus diarahkan pada penguatan daya
saing produk pangan dengan memperhatikan
dinamika preferensi konsumen yang terus
mengalami pergeseran ke arah produk pangan
yang aman dan bermutu serta mengandung
kepraktisan.
Pangan adalah kebutuhan dasar manusia
yang paling hakiki yang harus dipenuhi
setiap saat
Oleh karena itu pemenuhannya
merupakan hak azazi setiap orang
Pangan harus layak dan aman
dikonsumsi (Food shall be fit and safe
for human consumption)
LAYAK
Keadaan normal, tidak
menyimpang seperti
busuk, kotor,
menjijikkan dan
penyimpangan lainnya
AMAN
Tidak mengandung bahan-bahan yang dapat
membahayakan kesehatan atau keselamatan manusia
seperti menimbulkan penyakit atau keracunan
CEMARAN FISIK
benda-benda asing yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau penyakit
jika tertelan, misalnya pecahan gelas,
potongan kayu, bagian tubuh seperti
kuku, rambut
CEMARAN KIMIA
cemaran bahan-bahan kimia beracun termasuk toksin yang dapat
menyebabkan keracunan atau penyakit, misalnya logam berat,
pestisida, bahan tambahan kimiawi yang dilarang atau melebihi dosis.
CEMARAN BIOLOGI
cemaran yang ditimbulkan oleh mikrobia misalnya bakteri, kapang,
khamir
bebas dari

Issue yang muncul di J awa Tengah:

Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan
keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif rendah;
Kesadaran masyarakat terhadap pangan yang
aman dikonsumsi masih rendah;
Adanya penolakan ekspor terhadp produk
pertanianke negara mitra ( Sayur dan buah ke China
lewat Singapur);
Masuknya produk impor pangan segar : buah, sayuran,
daging, jagung, kedelai, dll;
Potensi dan peluang pasar lokal modern (Mall,
Carefour) maupun luar negeri belum dapat
dimanfaatkan secara optimal karena mutu dan
keamanan produk kita belum memenuhi standar.
KEBIJ AKAN PEMERINTAH MENGHADAPI ISSUE
Memberikan jaminan bahwa produk
pertanian sebagai bahan baku pangan dan
industri bebas dari kontaminasi
bahaya biologis, kimia dan fisik;
Menjaga kompetensi dalam pembinaan
dan pengawasan mutu hasil pertanian
melalui pelaksanaan GAP/GFP, GHP,
GMP baik dari sisi SDM maupun
infrastruktur penunjang (Otoritas
Kompeten , laboratorium penguji).

Dasar Hukum

1.Undang-undang RI Nomor 23 tahun 1992 Tentang
Kesehatan;
2.Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1996 Tentang
Pangan;
3.Undang-undang RI Nomor 8 tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen;
4.Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 tahun 1999
Tentang Label dan Iklan Pangan;
5.Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 2004
Tentang Keamanan, mutu dan gizi pangan;
6.Permenkes Nomor 329/Menkes/Per/XII/76 Tentang
Produksi dan Peredaran Makanan;
7. Permenkes Nomor 239/Menkes/Per/V/1985
Tentang Zat warna tertentu yang dinyatakan
sebagai bahan berbahaya;
8. Permenkes Nomor 722/Menkes/Per/IX/1998
Tentang Bahan Tambahan Makanan;
9. Permentan Nomor 51/Permentan /OT.140/10/2008
Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pangan Segar Asal
Tumbuhan;
10.Peraturan Menteri Pertanian No.27/Permentan/
PP.340/5/2009 tentang Pengawasan Keamanan
Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT);
11.Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 97/2009
Tanggal 31 Januari 2009, Tentang Otoritas
Keamanan Pangan Daerah.
Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan
Daerah (OKKPD)
Untuk melaksanakan kewenangan tersebut,
dipandang perlu untuk membentuk lembaga yang
menangani keamanan pangan produk segar
pertanian di Indonesia dalam hal ini Otoritas
Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKP-P)
dan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan
Daerah (OKKP-D).


1. PADA TANGGAL 10 MARET 2009 TELAH TERBIT: PERATURAN
GUBERNUR J AWA TENGAH NOMOR 20TENTANG OKKPD;
2. PADA TANGGAL 29 DESEMBER 2009 DISEMPURNAKAN
MENJ ADI PERATURAN GUBERNUR J AWA TENGAH NOMOR 97
TENTANG OKKPD.

BAGAN ORGANISASI OKKP-D
(PERGUB NO.97 TAHUN 2009)
PROVINSI JAWA TENGAH
DEWAN PENGARAH
KETUA OKKP-D
MANAJER
ADMINISTRASI
MANAJER
TEKNIS
KOMISI TEKNIS
ANGGOTA
MANAJER
MUTU
ANGGOTA ANGGOTA
INSPEKTOR/
JAFUNG PMHP
Tugas OKKP-D

Pengawasan mutu dan keamanan
pangan hasil pertanian

RUANG LINGKUP
OKKPD
Melakukan Pengawasan pangan
segar hasil pertanian mulai dari
hulu (on-farm) sampai ke hilir
(off-farm)
Kewenangan OKKP-D
Menerbitkan sertifikat Prima 2, Prima 3, GFP, GHP,
GMP/NKV

Membekukan berlakunya sertifikat Prima 2, Prima 3,
GFP, GHP, GMP/NKV
Mencabut sertifikat Prima 2, Prima 3, GFP, GHP,
GMP/NKV
Memberikan rekomendasi hasil pengawasan
registrasi kepada OKKP-P
Memberikan rekomendasi hasil pengawasan
terhadap pangan hasil pertanian yang beredar
berisiko tinggi dan/atau yang dikemas dan
berlabel kepada Dinas lingkup Pertanian untuk
ditindak lanjuti.
TUJUAN
MENJAMIN MUTU DAN KEAMANAN
PRODUK HASIL PERTANIAN
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS
PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN
MENINGKATKAN AKSES PASAR PRODUK
HASIL PERTANIAN
MEMPERBAIKI KELEMBAGAAN PELAKU
MAUPUN PASAR
Pengertian-Pengertian.
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
yang selanjutnya disebut OKKP-D adalah
institusi atau unit kerja di lingkup Pemerintah
Daerah sesuai dengan tugas fungsinya diberikan
kewenangan untuk melaksanakan pengawasan
Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian
dan telah lulus verifikasi oleh OKKP-P
Sistem Jaminan Mutu adalah tatacara dalam
bentuk tanggung jawab, prosedur, proses,
sumberdaya organisasi untuk menghasilkan
produk sesuai standar dan atau regulasi teknis
yang berlaku
Pangan hasil pertanian adalah pangan segar yang
berasal dari tumbuhan dan hewan yang belum
mengalami pengolahan, yang dapat dikonsumsi
langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku
pengolahan pangan.
Sertifikasi adalah pemberian sertifikat kepada
pelaku usaha pangan hasil pertanian sebagai bukti
pengakuan bahwa pelaku usaha pangan hasil
pertanian tersebut telah memenuhi persyaratan
dalam menerapkan sistem jaminan mutu pangan
hasil pertanian.
Verifikasi adalah serangkaian kegiatan pengakuan
formal oleh OKKP-Pusat kepada OKKP-Daerah
melalui proses penilaian pemenuhan persyaratan
OKKP-Daerah terhadap pedoman BSN 401-2000.
Mutu adalah nilai pangan yang ditentukan atas dasar
kriteria keamanan pangan, kandungan gizi dan
standar perdagangan terhadap bahan makanan,
makanan dan minuman.
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang
diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
terkontaminasi oleh cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia.
Sertifikat hasil uji adalah keterangan tertulis yang
diberikan oleh Laboratorium Penguji yang telah
diakreditasi atau ditunjuk untuk menyatakan bahwa
produk yang diuji telah memenuhi standar yang
dipersyaratkan.
Sertifikasi mutu pangan adalah rangkaian kegiatan
penerbitan sertifikat terhadap pangan yang telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan merupakan jaminan
tertulis yang diberikan oleh Laboratorium Penguji Mutu,
Lembaga Sertifikasi, Lembaga personel, atau Lembaga
Inspeksi Mutu Pertanian yang telah diakreditasi atau ditunjuk
oleh Menteri yang menyatakan bahwa pangan tersebut telah
memenuhi kriteria tertentu dalam standar mutu pangan yang
bersangkutan.
Standar adalah spesifikasi atau persyaratan teknis yang
dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman perkembangan
masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.
Inspektor/pengawas mutu hasil pertanian adalah
personel yang secara resmi ditugaskan oleh Otoritas
Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) untuk
melakukan pengawasan dan penilaian terhadap unit
usaha atau lembaga dalam menerapkan sistem
jaminan mutu pangan yang ditentukan.
Verifikator adalah personel yang ditugaskan oleh
OKKP-Pusat dalam proses verifikasi OKKP-Daerah.
Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah personel
yang ditugaskan oleh OKKP, OKKPD atau
Laboratorium uji dalam proses pengambilan contoh
produk untuk keperluan pengujian mutu.
Laboratorium penguji adalah Laboratorium penguji
mutu dan keamanan pangan hasil pertanian.
Lembaga sertifikasi adalah lembaga yang
menerbitkan sertifikat jaminan mutu pangan
hasilpertanian.
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada,
atau merupakan bagian kemasan pangan.
Prima Satu (P-1) adalah peringkat penilaian yang
diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana
produk yang dihasilkan aman dikonsumsi, bermutu
baik serta cara produksinya ramah terhadap
lingkungan.

Prima Dua (P-2) adalah peringkat penilaian yang
diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana
produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan
bermutu baik.

Prima Tiga (P-3) adalah peringkat penilaian yang
diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana
produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.
PRIMA DUA PRIMA TIGA PRIMA SATU
BENTUK JAMINAN
PADA PRODUK
SERTIFIKAT PRIMA 3 : DIKELUARKAN OLEH
OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
DAERAH (OKKP-D)
MEMENUHI ASPEK :
KEAMANAN PANGAN
SERTIFIKAT PRIMA 1 : DIKELUARKAN OLEH
OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
PUSAT (OKKP-P)
MEMENUHI ASPEK :
KEAMANAN PANGAN
- MUTU
- LINGKUNGAN
- SOSIAL
SERTIFIKAT PRIMA 2 : DIKELUARKAN OLEH
OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
DAERAH (OKKP-D)
MEMENUHI ASPEK :
KEAMANAN PANGAN
MUTU
TINGKATAN
SERTIFIKAT
GAP
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah suatu
pedoman yang menjelaskan cara memproduksi
pangan agar bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.
Good Handling Practices (GHP) adalah suatu
pedoman yang menjelaskan cara penanganan
pangan agar bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.
Good Farming Practices (GFP) adalah suatu
pedoman yang menjelaskan cara budidaya ternak
agar bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.
Nomor Kontrol Veteriner adalah sertifikat sebagai
bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan
hygiene sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan
keamanan pangan asal hewan pada unit usaha
pangan asal hewan;
Jaminan varietas adalah jaminan terhadap produk
yang menunjukan kebenaran tentang keaslian varietas
yang dinyatakan dalam label.
Pangan organik adalah pangan yang berasal dari
suatu pert. organik yang menerapkan praktek-2
pengelolaan yang bertujuan untuk memelihara
ekosistem dlm mencapai produktvs yang berkelanjutan
dan melakukan pengendalian gulma, hama dan
penyakit melalui berbagai cara seperti daur ulang
sisa-sisa tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran
tanaman, pengelolaan air, pengelolaan lahan dan
penanaman serta penggunaan bahan-bahan hayati.
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
adalah suatu konsepsi manajemen mutu yang
diterapkan untuk memberikan jaminan keamanan dari
produk pangan.
AUDIT
KECUKUPAN
AUDIT
KELENGKAPAN
AUDIT
LAPANGAN
PENUNJUKAN
TIM PENILAI
PERMOHONAN

PEMBAHASAN
KOMTEK

REKOMENDASI
SERTIFIKASI
PEMBERIAN
SERTIFIKAT
SURVEILAN
1. Penyampaian permohonan sertifikasi
2. Penunjukan tim auditor
3. Penyampaian informasi tim auditor kepada Pelaku
usaha dan pelaksanaan penilaian oleh tim auditor
4. Penyampaian laporan hasil penilaian oleh tim
auditor
5. Pembahasan hasil penilaian oleh Panitia Teknis
6. Penyampaian rekomendasi sertifikasi dari Panitia
Teknis
7. Penyampaian sertifikat kepada Pelaku usaha
pangan segar pertanian
8. Pelaksanaan survailen




Tahapan Sertifikasi
Pelaku usaha pangan hasil
pertanian
1. Persyaratan administrasi
Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh
pelaku usaha pangan hasil pertanian untuk dapat
disertifikasi adalah :

Mengisi dan menandatangani form permohonan
yang berisi antara lain nama perusahaan,
alamat, nama pemohon, ruang lingkup sertifikasi
Melampirkan foto copy identitas pemohon
Melampirkan peta lahan/lokasi
Memiliki sistem menejemen mutu untuk menjamin
bahwa kegiatan sertifikasi yang dilaksanakannya
sesuai dengan persyaratan sistem jaminan mutu
hasil pertanian
Bersedia memberikan informasi yang diperlukan
untuk penilaian.
2.Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh
pelaku usaha pangan hasil pertanian untuk dapat
disertifikasi adalah sebagai berikut:
2.1. Memiliki fasilitas sebagai berikut :
a.Fasilitas administrasi :
Ruang kerja yang memadai
Sarana penyimpanan dokumen
Sarana komunikasi (telepon, fax dll)
b. Memiliki kompetensi sebagai berikut:
Memenuhi persyaratan sistem jaminan mutu
Pangan Hasil Pertanian PRIMA III untuk
pengajuan persyaratan pengajuan sertifikat
PRIMA III.



Memenuhi persyaratan sistem jaminan mutu
Pangan Hasil Pertanian PRIMA III untuk
pengajuan persyaratan pengajuan sertifikat PRIMA
II dan memiliki sertifikat PRIMA II untuk pengajuan
permohonan sertifikasi PRIMA I.

2.2. Telah menjalankan satu siklus penuh proses
produksi pangan hasil pertanian sesuai
persyaratan sistem jaminan mutu pangan hasil
pertanian yang dibuktikan dengan
rekaman/catatan pelaksanaan kegiatan dan atau
bukti-bukti lain sesuai persyaratanyang ditetapkan.
2.3. Penanggung Jawab Teknis
Pelaku usaha pangan hasil pertanian harus
memiliki penanggung jawab teknis dengan
kualifikasi sebagai berikut:
Pendidikan minimal SLTA
Memiliki kompetansi di Bidang Teknis
penanganan mutu hasil pertanian yang dibuktikan
dengan pengalaman atau sertifikat pelatihan yang
diterbitkan oleh pihak/instansi lembaga yang
kompeten.
2.4. Penanggung Jawab Sistem Mutu
Pelaku usaha pangan hasil
pertanian harus memiliki
penanggung jawab Sistem Mutu
pelaksanaan sertifikasi jaminan
mutu pangan hasil pertanian dengan
kualifikasi sebagai berikut:
Pendidikan minimal SLTA
Memiliki kompetensi bidang
pertanian yang dibuktikan dengan
sertifikat pelatihan yang diterbitkan
oleh pihak / instansi / lembaga
yang kompeten.
PROSEDUR SERTIFIKASI PRIMA

Sertifikasi PRIMA III dan PRIMA II
Permohonan sertifikasi
Permohonan sertifikasi disampaikan oleh pelaku usaha pangan
hasil pertanian kepada Kepala BKP J awa Tengah selaku Ketua
OKKPD Jawa Tengah dengan melampirkan berkas serta
keterangan yang diperlukan (Surat Permohonan Sertifikat, Surat
Permohonan Perpanjangan Sertifikat Prima, Pernyataan
Kesanggupan);
Penilaian (Kaji Ulang) Permohonan
Setelah surat permohonan dari pelaku usaha pangan hasil
pertanian diterima oleh OKKPD, akan dilakukan penilaian
permohonan untuk memeriksa kelengkapan dokumen/berkas
permohonan serta audit kecukupan dokmn sistem jaminan mutu.
Apabila berkas permohonan belum lengkap, permohonan tersebut
akan dikembalikan kepada pelaku usaha pangan hasil pertanian
yang bersangkutan untuk dilengkapi. Setelah semua berkas
dilengkapi OKKPD akan menindak lanjuti dengan persiapan
inspeksi awal.
Inspeksi Awal
Inspeksi Awal Inspeksi awal terhadap pelaku usaha pangan hasil
pertanian dilakukan oleh Inspektor OKKPD atas perintah Ketua OKKPD.
Jumlah Inspektor disesuaikan dengan beban pekerjaan sertifikasi yang
akan dilaksanakan, akan tetapi berjumlah paling sedikit 2 (dua) orang.

Tim akan meninjau secara langsung fasilitas yang dimiliki oleh pelaku
usaha pangan hasil pertanian. Hasil penilaian/inspeksi dilaporkan oleh
inspektor kepada OKKPD.

Pengujian Hasil Audit
OKKPD setelah menerima laporan hasil inspeksi menugaskan Tim
Teknis untuk melakukan pengujian atas laporan tersebut. Tim teknis
berjumlah ganjil, paling sedikit terdiri dari 3(tiga) orang. Laporan hasil
inspeksi dan rekomendasi sertifikasi disampaikan oleh Tim Teknis kepada
Ketua OKKPD secara tertulis.
Apabila dalam sidang TimTeknis menemukan hal-hal yang
meragukan maka dapat dilakukan pengecekan beserta alasannya, dan
hal ini akan diberitahukan kepada pelaku usaha pemohon sebelum
sebelum pelaksanaan pengecekan.
Pengambilan keputusan
Keputusan atas permohonan setifikasi ditetapkan oleh
Ketua OKKPD setelah mempertimbangkan saran dari Tim
Teknis. Keputusan yang diambil dapat berupa persetujuan
atau penolakan terhadap permohonan sertifikasi.

Kepada pelaku usaha yang permohonan sertifikasinya ditolak
permohonan sertifikasinya akan diberikan Surat Penolakan
Permohonan Sertifikasi. Kepada pelaku usaha yang disetujui
dberikan sertifikat PRIMA-3 atau PRIMA-2 yang
mencantumkan sertifikat PRIMA berlaku selama 1 (satu)
tahun dan dapat diperpanjang dengan masa berlaku
selanjutnya 2 (dua) tahun, dengan ketentuan dapat ditinjau
kembali atau dicabut sewaktu-waktu apabila di kemudian hari
ternyata pelaku usaha tidak dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban yang ditentukan.

Sertifikasi PRIMA I
1. Permohonan Sertifikasi.


Permohonan sertifikasi disampaikan oleh pelaku
usaha pangan hasil pertanian kepada: Ditjen
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq.
Direktorat Mutu dan Standarisasi selaku Ketua
OKKPP dengan melampirkan berkas serta keterangan
yang diperlukan (Surat Permohonan Sertifikat, Surat
Permohonan Perpanjangan Sertifikat Prima, Pernyataan
Kesanggupan) dengan Tembusan OKKPD.

2. Penilaian (Kaji Ulang) Permohonan

Setelah surat permohonan dari pelaku usaha
pangan hasil pertanian diterima oleh OKKPD, akan
dilakukan penilaian permohonan untuk memeriksa
kelengkapan dokumen/berkas permohonan serta
audit kecukupan dokumen sistem jaminan mutu.
Apabila berkas permohonan belum lengkap,
permohonan tersebut akan dikembalikan kepada
pelaku usaha pangan hasil pertanian yang
bersangkutan untuk dilengkapi. Setelah semua
berkas dilengkapi OKKPD akan menindak lanjuti
dengan persiapan inspeksi awal.
3. Inspeksi Awal
Inspeksi awal terhadap pelaku usaha pangan
hasil pertanian dilakukan oleh Inspektor OKKPP
Pusat bersama OKKPD atas perintah Ketua
OKKPP.

Jumlah Inspektor disesuaikan dengan beban
pekerjaan sertifikasi yang akan dilaksanakan, akan
tetapi berjulah paling sedikit 2 (dua) orang. Tim
akan meninjau secara langsung fasilitas yang
dimiliki oleh pelaku usaha pangan hasil pertanian.
Hasil penilaian/inspeksi dilaporkan oleh inspektor
kepada OKKPP.

4. Pengujian Hasil Audit
OKKP Pusat setelah menerima laporan hasil
inspeksi menugaskan Tim Teknis untuk melakukan
pengujian atas laporan tersebut. Tim teknis berjumlah
ganjil, paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang. Laporan
hasil inspeksi dan rekomendasi sertifikasi disampaikan
oleh Tim Teknis kepada Ketua OKKPD secara tertulis.
Apabila dalam sidang Tim Teknis menemukan hal-hal
yang meragukan maka dapat dilakukan pengecekan
beserta alasannya, dan hal ini akan diberitahukan kepada
pelaku usaha pemohon sebelum sebelum pelaksanaan
pengecekan. Tim Teknis juga dapat meminta pendapat
atau pandangan dari pihak lain yang berkepentingan
(antara lain OKKPP atau pelanggan) nuntuk melengkapi
keterangan yang diperlukan dalam rangka pengujian
pelaku usaha yang bersangkutan.

5. Pengambilan keputusan

Keputusan atas permohonan setifikasi ditetapkan oleh Ketua
OKKPP setelah mempertimbangkan saran dari Tim Teknis.
Keputusan yang diambil dapat berupa persetujuan atau penolakan
terhadap permohonan sertifikasi.

Kepada pelaku usaha yang permohonan sertifikasinya ditolak
permohonan sertifikasinya akan diberikan Surat Penolakan
Permohonan Sertifikasi. Kepada pelaku usaha yang disetujui
dberikan sertifikat PRIMA-3 atau PRIMA-2 yang mencantumkan
sertitikat PRIMA berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang dengan masa berlaku selanjutnya 2 (dua) tahun, denga
ketentuan dapat ditinjau kembali atau dicabut sewaktu-waktu apabila
di kemudian hari ternyata pelaku usaha tidak dapat memenuhi
kewajiban-kewajiban yang ditentukan.

AUDIT SURVAILEN DAN AUDIT
INVESTIGASI
1. Audit Survailen
Audit survailen dimaksudkan untuk memeriksa konsistensi
Pelaku usaha pertanian yang telah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan. Terhadap pelaku usaha pangan hasil
pertanian yang baru memperoleh sertifikat dan atau pelaku
usaha yang sertifikatnya baru diberlakukan kembali maka
audit survailen dilakukan 3 (tiga) bulan kemudian yang
selanjutnya dilaksanakan secara rutin paling lama 6 (enam)
bulan sekali. Terhadap pelaku usaha pangan hasil
pertanian yang memperoleh perpanjangan sertifikat PRIMA
maka audit survailen dilaksanakan secara rutin paling lama
6 (enam) bulan sekali.

Hasil audit survailen dapat berakibat:

Sertifikat PRIMA tetap berlaku.
(Pelaku usaha pangan hasil pertanian
diperintahkan untuk melakukan tindakan
perbaikan atas temuan ketidak sesuaian dalam
jangka waktu yang ditentukan. Apabila pelaku
usaha tidak dapat melakukan perbaikan dalam
waktu yang ditentukan maka sertifikatnya
dibekukan).
Pembekuan sertifikat PRIMA dalam kurun waktu
yang tertentu sampai pelaku usaha dapat
melakukan perbaikan atas temuan ketidak
sesuaian.
2. Audit Investigasi
Audit investigasi dilaksanakan sewaktu-waktu apabila ada
indikasi kuat bahwa pelaku usaha pangan hasil pertanian


yang telah memperoleh sertifikat PRIMA melakukan
kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan, hasil audit investigasi dapat berakibat:
a. Sertifikat PRIMA tetap berlaku, pelaku usaha pangan
hasil pertanian diperintahkan untuk melakukan
tindakan perbaikan atas temuan ketidak sesuaian
dalam jangka waktu yang ditentukan. Apabila pelaku
usaha tidak dapat melakukan perbaikan dalam waktu
yang ditentukan maka sertifikatnya dibekukan.
b. Pembekuan sertifikat PRIMA dalam kurun waktu yang
tertentu sampai pelaku usaha dapat melakukan
perbaikan atas temuan ketidak sesuaian
PENOMORAN SERTIFIKAT
Sertifikat diberikan kepada pelaku usaha pangan hasil
pertanian yang telah melaksanakan sistem
menejemen mutu hasil pertanian. Nomor yang
dicantumkan menyertai logo adalah nomor sertifikat
Prima yang diberikan kepada pelaku usaha pangan
hasil pertanian sebagai berikut:
1. Nomor sertifikat Prima minimal terdiri dari 18 angka (digit) yang
terbagi dalam 5 kelompok yang dipisahkan oleh tanda strip yaitu:
1) 4 (empat) angka pada kelompok I menunjukkan kode Provinsi,
dan 2 digit kedua menunjukkan kode Kabupaten/Kota .
2) 1 (satu) angka pada kelompok II menunjukkan kode tingkatan:
Prima 1 sampai dengan 3 yaitu:
Prima 1 = 1
Prima 2 = 2
Prima 3 = 3
3) 4 (empat) angka pada kelompok III menunjukkan kode jenis
komoditas dari unit usaha pangan hasil pertanian yang telah
memperoleh sertifikat PRIMA.
4) 3(tiga) angka pada kelompok IV menunjukkan nomor urut
sertifikat unit usaha pangan hasil pertanian yang telah
memperoleh sertifikat Prima di Kabupaten/Kota bersangkutan
(apabila jumlah pelaku usaha hasil pertanian di Kabupaten/Kota
yang bersangkutan lebih dari 999 maka nomor urut sertifikat
menjadi 4 angka/digit)
5) 4(empat) angka pada kelompok V menunjukkan tahun
dikeluarkannya sertifikat.
2. Nomor sertifikat prima dicantumkan pada logo prima
dengan cara penulisan seperti contoh berikut:

Sert. No. 33/33-3-50/03-001-05/2009


Keterangan :
33/33 = kode Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah
provinsi Jawa Tengah, kabupaten Banjarnegara
3 = kode prima 3
50/03 = kode komoditas (salak)
001 = nomor urut sertifikat Prima yang ke-1
dikeluarkan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan
05/2009 = sertifikat dikeluarkan pada bulan Mei tahun
2009
TINDAKAN PERBAIKAN, PEMBEKUAN DAN
PENCABUTAN SERTIFIKAT PRIMA
Tindakan Perbaikan.
Tindakan perbaikan dilakukan apabila dari hasil
audit (audit awal, survailen, investigasi atau ulang)
ditemukan adanya ketidaksesuaian yang bersifat
mayor atau minor atau pengembangan.
Pelaku usaha pangan hasil pertanian harus
melakukan tindakan perbaikan dalam waktu yang
telah disepakati. Hasil tindakan perbaikan yang
dilaksanakan oleh pelaku usaha harus dilaporkan
kepada Kepala BKP selaku ketua OKKPD. Setelah
menerima laporan tersebut, Ketua OKKPD akan
memerintahkan auditor untuk melaksanakan audit.
Laporan hasil audit akan dijadikan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan lebih lanjut.
Pembekuan Sertifikat PRIMA
Pembekuan dilakukan apabila:
Dari hasil audit survailen atau hasil audit
investigasi ditemukan adanya ketidak sesuaian
yang sifatnya kritis.
Pelaku usaha pangan hasil pertanian tidak
melakukantindakan perbaikan atas temuan
ketidaksesuaian yang bersifat mayor dalam jangka
waktu yang telah disepakati.
Masa berlaku sertifikat habis atau masih dalam
proses perpanjangan atas permintaan pelaku
usaha yng bersangkutan.
Pembekuan sertifikat akan berakibat pelaku usaha
pangan hasil pertanian yang bersangkutan tidak
diperbolehkan melakukan sertifikasi terhadap
produknya sampai pembekuan tersebut dicabut dan
sertifikat dinyatakan berlaku kembali.
Pemberlakuan kembali sertifikat yang telah
dibekukan dilakukan setelah pelku usaha terbukti
dapat melaksanakan perbaikan atas ketidaksesuaian
yang menjadi penyebab dikenakannya tindakan
tersebut.
Apabila dalam proses pembekuan pelaku usaha
yang bersangkutan tidak melakuan perbaikan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan maka terhadap
pelaku usaha yang bersangkutan dikenakan tindakan
pencabutan sertifikatnya. Surat pemberitahuan
pembekuan dan pemberlakuan kembali sertifikat
tersebut akan diberitahukan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan oleh Kepala BKP selaku ketua
OKKPD.
Pencabutan sertikat PRIMA
Pencabutan sertifikat dilakukan apabila:
Setelah tiga kali dibekukan, pelaku usaha pangan hasil
pertanian masih melakukan kesalahan yang
mengakibatkan pembekuan sertifikat.
Pelaku usaha tidak melakukan perbaikan selama 6
(enam) bulan sejak dibekukan sertifikatnya.
Selama sertifikat PRIMA di bekukan pelaku usaha pangan
hasil pertanian masih melakukan kegiatan sertifikasi
produknya.
Atas permintaan pelaku usaha yang bersangkutan.
Pelaku usaha pangan hasil pertanian yang dicabut
sertifikat PRIMA nya tidak dapat disertifikasi ulang dan
sertifikat PRIMA yang dicabut tidak dapat dipergunakan
lagi. Surat pemberitahuan pencabutan sertifikat tersebut
akan diberitahukan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan oleh Kepala BKP selaku Ketua OKKPD.
Perpanjangan sertifikat PRIMA
Pelaku usaha pangan hasil pertanian
yang akan berakhir masa berlaku sertikat
PRIMA nya dapat mengajukan
permohonan perpanjangan sertifikat
jaminan mutu kepada Ketua OKKPD
untuk P-3 dan P-2, sedangkan untuk P-1
kepada Ketua OKKP Pusat.
Proses perpanjangan sertifikat sama
dengan proses sertifikasi awal.
Permohonan perpanjangan sertifikat
dapat diajukan 2 (dua) bulan sebelum
masa berakhirnya sertifikat.
Pernyataan kesanggupan
Pelaku usaha pangan hasil pertanian yang
disetujui permohonan sertifikat PRIMA nya
harus membuat pernyataan (compliance
agreement) bahwa pelaku usaha tersebut
sanggup memenuhi ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam melaksanakan
kegiatannya sebagai produsen pangan
hasil pertanian yang dipersyaratkan.
Pernyataan tersebut harus dibuat diatas
kertas bermeterai dan ditanda tangani oleh
pimpinan puncak (top management) dari
pelaku usaha yang bersangkutan.
PERNYATAAN KESANGGUPAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ..............................................................................
Alamat : ..............................................................................
Selaku :
(Jabatan dalam unit usaha) pada unit usaha pangan hasil pertanian asal budidaya
tanaman.

Dengan ini menyatakan kesanggupan kami untuk mematuhi semua ketentuan
yang ditetapkan oleh OKKP-D Provinsi Jawa Tengah dalam pedoman Sertifikasi
PRIMA berikut semua perubahannya, sehubungan dengan keiukutsertaan kami
dalam Progran Sertifikasi PRIMA tersebut.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
..........................., tanggal......................................
(materai Rp. 6.000,-)
Stempel unit usaha bila ada,
Tanda tangan,
Nama dan Jabatan

KOP SURAT KELOMPOK TANI
BADAN KETAHANAN PANGAN
PROVINSI JAWA TENGAH
KOMPLEKS TARUBUDAYA UNGARAN
TELP: (024) 6922411
FAX. (024) 6921997

Anda mungkin juga menyukai