DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PROFIL DITJEN SPK THREAD / ANCAMAN Dengan semakin dibukanya berbagai kerjasama perdagangan di tingkat internasional, membuat arus komoditas berbagai barang tak terbendung masuk ke Indonesia. Pasar di Indonesia dibanjiri dengan berbagai macam produk asing dengan harga yang bersaing dengan produk lokal. Hal ini sama seperti dua sisi mata uang, di samping memiliki sisi positif, dampak negative terhadap kondisi perdagangan di Indonesia pun juga tak bisa dihindari. Sisi positif dengan maraknya barang-barang asing di Indonesia adalah semakin tersedianya beraneka ragam barang yang menjadi pilihan konsumen. Konsumen dapat memperoleh barang-barang yang dalam pasar lokal jarang diproduksi. Selain itu, memang tidak bisa dipungkiri bahwa efek dari kerjasama perdagangan adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, kerjasama perdagangan internasional bagaikan dua sisi mata uang. Selain ada manfaat, tentu juga ada efek negative dari kerjsama perdagangan internasional ini. Dengan membanjirnya komoditi barang luar negeri ke Indonesia, tentu hal ini memerlukan pengawasan ekstra. Pengawasan ini diperlukan salah satunya untukmelihat apakah barang yang masuk tersebut telah sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia, baik standar ukuran, kualitas, maupun kuantitas. Hal ini merupakan pekerjaan yang luar biasa berat, bahkan jika tidak dilaksanakan dengan seksama, tentunya hal ini akan merugikan konsumen dalam negeri. Dalam melakukan pengawasan ini, tentunya Kementerian Perdagangan selaku kementerian teknis dan Ditjend SPK selaku pelaksana langsung perlu bekerja sama dengan instansi-instansi lain yang terkait. Tidak mungkin pengawasan ini dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan tenaga dari Ditjend SPK. Perlu adanya koordinasi yang terpadu seperti Kepolisian, DJBC sebagai instansi pengawas ekspor impor, kementerian perindustrian. Maka tak heran, kadang masalah miskomunikasi antar instansi menjadi kendala di sini. Kurangnya koordinasi antar instansi mampu menjadi hambatan dalam pengawasan terhadap barang-barang tersebut. Bagaimana dengan ancaman dari dalam negeri? Selain ancaman dari luar negeri, tentunya dari dalam negeri pun juga terdapat ancaman. Dengan semakin tumbuhya perekonomian, semakin tumbuh pula profesi pedagang di Indonesia. Hal ini tidak menutup kemungkinan maraknya pedagang-pedagang nakal di pasaran. Sering kita temui adanya pedagang yang bakal dalam timbangan, kemudian pedagang yang menimbun barang untuk memainkan harga di pasar, pedagang yang mencampur suatu barang yang hampir sejenis untuk memaksimalkan laba. Hal ini juga merupakan pekerjaan rumah yang wajib dipikirkan terutama oleh DJSPK. Kurangnya kesadaran pedagang akan praktik perdagangan yang baik berpotensi menimbulkan permasalahan dan pastinya akan merugikan konsumen. Selain itu, kurangnya kesadaran konsumen akan pemilihan produk-produk yang memenuhi standar masih rendah. Hal ini justru malah merugikan konsumen sendiri. Kurang berhati0hati dalam memilih produk akan menimbulkan ketidakpuasan bagi konsumen sendiri sehingga potensi aduan atas ketidakpuasan konsumen akan meningkat. Hal ini juga menjadi tantangan bagi DJSPK selaku instansi pemerintan yang menangani hal tersebut. OPPORTUNITY / PELUANG Sesuai dengan misi Kementerian Perdagangan untuk menjadikan perdagangan sebagai penggerak perekonomian utama, tentunya Indonesia masih memiliki peluang yangbesar untuk ini. Pasar di Indonesia terus berkembang, ekonomi terus tumbuh. Hal ini mungkin merupakan suatu keuntungan, di samping juga akan menimbulkan permasalahan. Luasnya pasar domestik menjadi suatu peluang bagi DJSPK dalam mengembangkan core bussinessnya. Wilayah Indonesia yang begitu luas membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk dilakukan pengawasan dan juga penyeragaman standar alat ukur. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang mencakup pada tata cara perdagangan, termasuk di sini adalah penggunaan alat takar. Masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang menggunakan alat takar tradisional untuk kegiatan perdagangan. Untuk itu perlu adanya penyeragaman standar atas alat ukur tersebut. Selain dari keragaman budaya dalam proses perdagangan di Indonesia, semangat dari pemerintah daerah dalam menangani masalah perdagangan sangat tinggi. Ini terlihat dari semakin banyaknya BPSK yang dibentuk oleh pemerintah daerah. Ini membuktikan akan adanya dukungan dari pemda dalam penanganan masalah perdagangan terutama dalam hal perlindungan konsumen. Peluang untuk DJSPK juga dapat dilihat dari banyaknya standar-standar yang telah diberlakukan secara internasional. Dengan begitu, DJSPK memiliki rujukan resmi dalam memberlakukan standard an hal ini mampu menjadikan Indonesia menjadi negara yang mampu bersaing di dunia internasional dengan mengikuti standar internasional yang telah ada. Peran serta Indonesia dalam kerjasama internasional terkait perlindungan konsumen memberikan sisi positif bagi DJSPK. Dengan adanya forum-forum internasional, DJSPK mampu mengembangkan wawasan dan pengetahuan terkait praktik standardisasi dan perlindungan konsumen yang dijalankan di Negara- negara sahabat. Selain itu, peran serta Indonesia di forum internasional dapat dijadikan sebagai ajang dalam bertukar pendapat. WEAKNESS / KELEMAHAN