Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MSPMI

SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN PADA PANTI


ASUHAN PELANGI






OLEH:
ANGGI DAMITA HARAHAP PO.71.32.2.12.04
CIQUITITA B.I.M PO.71.32.2.12.07
JULIA TOROBI PO.71.32.2.12.27
GIZI SEMESTER IV





KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN GIZI
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu,
penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan, baik di lingkungan keluarga
maupun di luar lingkungan keluarga. Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan
keluarga diperlukan oleh sekelompok konsumen karena berbagai hal tidak dapat
makan bersama dengan keluarganya di rumah. Penyelenggaraan makanan bagi
sekelompok konsumen yang bukan merupakan satu keluarga, tetapi merupakan
satu kesatuan yang biasanya dikenal dengan penyelenggaraan makanan kelompok
(Sjahmien Moehyi, 1992).
Penyelenggaraan makanan sebaiknya dimulai dari perencanaan menu sampai
dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana
status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan
pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan
yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011).

Bagan 1


















Bagan 2

1.2 TUJUAN
Tujuan Umum : Mengetahui Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan
Insitusi Panti Asuhan Pelangi Abepura.

Tujuan khusus :
a. mengetahui gambaran umum Panti Asuhan Pelangi Abepura tahun 2014.
b. mengetahui gambaran prosedur penyelenggaraan makanan di Panti
Asuhan Pelangi Abepura tahun 2014.
c. mengetahui gambaran input penyelenggaraan makananan meliputi dana,
tenaga, dan sarana di Panti Asuhan Pelangi Abepura tahun 2014.
d. mengetahui gambaran proses penyelenggaraan makanan meliputi
perencanaan menu, perhitungan kebutuhan makanan, pengadaan bahan
makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan,
persiapan bahan makanan untuk dimasak, pengolahan bahan makanan,
penyajian dan pendistribusian makanan serta pengawasan di Panti Asuhan
Pelangi Abepura tahun 2014.
e. mengetahui gambaran output penyelenggaraan makanan meliputi cita
rasa makanan dan syarat gizi di Panti Asuhan Pelangi Abepura tahun
2014.
f. mengetahui gambaran umpan balik penyelenggaraan makanan di Panti
Asuhan Pelangi Abepura tahun 2014.






































BAB II
METODE PELAKSANAAN



2.1 TEMPAT & WAKTU
a. TEMPAT : Panti Asuhan Pelangi Abepura
b. WAKTU : - selasa, 1 april 2014 (jam 17.00 WIT sampai selesai)
- Sabtu, 12 april 2014 (jam 07.00 WIT sampai selesai)

2.2 PESERTA
Adalah mahasiswa jurusan gizi semester IV poltekes kemenkes jayapura.anggota
kelompok sebagai berikut :
- Anggi D. H
- Ciquitita B.I.M
- Julia Torobi
























BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Gambaran Umum

3.1.1. Sejarah
Panti Asuahan Pelangi didirikan pada tanggal 1 oktober 1961 (saat ini berumur
53 tahun).Kabarnya, panti ini merupakan Panti asuhan yang paling tertua di
papua.Pendiri pertama panti bernama FRIDA ITTAR REMPOWEATU yang merupakan
orang asli papua-Tobati.Setelah itu,kepemimpinan beralih ke tangan IBU MARIA
TUMEWU (selama 70 tahun ).Saat ini, kepemimpinan panti (2014) adalah BAPAK
JEINY TUMEWU yang merupakan anak dari Ibu Maria Tumewu selama 3 tahun
berjalan.

3.1.2 Struktur Organisasi

Bagan 3.1
Struktur organisasi panti asuhan pelangi, abepura 2014














KEPALA PANTI
JEINY TUMEWU
STAF PEMBANTU
SEKSI KEROHANIAN
IBU YUDIT
IBU DONA
IBU VENA ITAAR
HANIS SAMA PE
SEKRETARIS & BENDAHARA
MAGDALENA
SEKSI BAG. MENCUCI & SETRIKA
PAKAIAN
IBU MARGARETA

SEKSI BAG.DAPUR
MAIKEL
IRWAN
BAMBANG
3.1.2. Sasaran dan Persyaratan Penerimaan
Sasaran penghuni Panti Asuhan Pelangi antara lain penduduk kota maupun kabupaten
Jayapura dan sekitarnya, parameter usia dari balita yang tidak ada keluarga/orang lain
atau lingkungan yang dapat memberikan bantuan penghidupannya dan keluarga yang
benar-benar tidak mampu.dengan cara melihat langsung/mengecek ke tempat asalnya.
Adapun persyaratan untuk penerimaan panti Asuhan Pelangi, yaitu sehat jasmani
rohani artinya tidak terjangkit penyakit ataupun masalah kejiwaan yang dapat
berdampak buruk bagi lingkungan panti.
3.1.3 Jumlah penghuni
Jumlah penghuni/anak asuh panti asuhan pelangi yaitu 15 anak.
Table 3.1 jumlah anak asuh panti asuhan pelangi
JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH
PAUD 3 orang
SD 5 orang
SMP 4 orang
SMA 3 orang
total 15 orang
Anak asuh di rawat sampai batas umur 17 tahun / jenjang SMA . Setelah itu, keluarga
wajib mengambil kembali untuk hidup mandiri atau melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi.
3.2 Sistem Penyelenggaraan Makanan Panti asuhan pelangi
3.2.1 Jenis Penyelenggaraan Makanan
Menurut Moehyi (1992) dalam bukunya yang berjudul Makanan Institusi dan Jasa Boga
menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan berdasarkan waktu dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu penyelenggaraan makanan hanya satu kali saja, penyelenggaraan
makanan secara tetap untuk jangka waktu tidak terbatas, dan penyelenggaraan
makanan dalam keadaan darurat yang persediannya dilakukan untuk jangka waktu
tertentu.
Panti asuhan pelangi berdasarkan waktu penyelenggaraan makanan merupakan jenis
penyelenggaraan makanan secara tetap untuk jangka waktu tidak terbatas. Makanan
yang disajikan berupa makanan lengkap yang terdiri dari nasi, lauk, pauk, sayuran, dan
buah serta kudapan. Hal ini sesuai berdasarkan Moehyi (1992) penyelenggaraan
makanan secara tetap untuk jangka waktu tidak terbatas biasanya berupa makanan
lengkap, baik untuk satu kali makan atau setiap hari seperti penyelenggaraan makanan
untuk asrama, panti asuhan, rumah sakit dan kampus.
Selain itu menurut Moehyi (1992) penyelenggaraan makanan juga dibedakan
berdasarkan tempat memasak dan menyajikan makanan terdiri dari dua jenis yaitu jasa
boga, bersifat komersial dan penyelenggaraan makanan institusi. Panti asuhan pelangi
termasuk penyelenggaraan makanan institusi yaitu bentuk penyelenggaraan makanan
yang tempat memasak dan menyajikan makanan berada pada satu tempat. Jenis
penyelenggaraan makanan ini biasanya bersifat non komersial.

3.2.2 Prosedur Penyelenggaraan Makanan
Prosedur yang harus dilakukan sebuah Panti Asuhan Pelangi yaitu untuk memenuhi
kebutuhan biologis khususnya makananan yaitu memberi makan tiga kali sehari,
menyajikan pada waktu yang ditentukan, memantau kesesuaian makan, serta
mengganti menu secara periodik.

3.2.3 Input Penyelenggaraan Makanan
3.2.3.1 Dana
Pembiayaan dalam menjalankan semua kegiatan di Panti asuhan pelangi berasal dari
berbagai sumber,yaitu sponsor dari PEMERINTAH BELANDA,DINAS SOSIAL
PEMERINTAH PUSAT berupa bantuan Bahan Makanan (BBM) tiap tahunnya.selain itu,
dana juga berasal dari donator/tamu yang berkujnung kepanti.dana tersebut dapat
berupa barang, bahan makanan, maupun materi.
Biaya belanja per harinya diperkirakan Rp 65.000

3.2.3.2 Tenaga
Tenaga pelaksana di panti asuhan pelangi berjumlah 3 (tiga) orang yang seluruhnya
adalah pria serta berlatar belakang pendidikaan Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu
meikel, irwan, dan bambang (umur antar 25-30 tahun) .Tenaga pelaksana di dapur
panti asuhan pelangi cukup cekatan dalam melaksanakan tugasnya, hal ini dapat dilihat
tidak pernah makanan disiapkan melebihi jam makan yang telah ditentukan. Dari ketiga
tenaga tersebut tidak ada yang berlatar belakang gizi, kesehatan ataupun sanitasi.
Tenaga yang terlibat dalam penyelenggaraan makanan di panti asuhan pelangi
merupakan tenaga yang berpengalaman dibidangnya. Menurut Depkes (1991)
sebaiknya jika dalam suatu institusi tidak terdapat tenaga yang berlatar belakang gizi
dan kesehatan yang cukup, dapat digunakan tenaga sarjana gizi yang bekerja sebagai
konsultan, khususnya dalam menetukan sistem pelayanan, cara pengolahan yang dipilih
serta penetapan standar makanan bagi institusi yang memenuhi syarat gizi dan
kesehatan.


3.3 Proses Sistem Penyelenggaraan Makanan
3.3.1 Perencanaan Menu
Perencanaan menu di Panti Sosial asuhan pelangi disusun dalam jangka waktu yang
cukup lama yaitu untuk 7 (tujuh) hari. Hal ini memiliki keuntungan yaitu dapat
menghindari rasa bosan mereka terhadap menu yang disajikan, karena menu yang
disajikan tidak akan berulang pada hari yang sama. Menurut Moehyi (1992) dalam
penyelenggaraan makanan institusi, menu dapat disusun dalam jangka waktu yang
cukup lama, misalnya untuk selama 7 (tujuh) hari.
Menu yang disajikan hanya 3x menu utama berupa makanan pokok, lauk
hewani/nabati, serta sayur. Lauk hewani yang biasa diberikan yaitu ikan/ayam tetapi
ayam diberikan dalam frekuensi yang tidak menentu, hanya pada hari sabtu/minggu
saja. tidak diberikan snack/selingan pada pagi maupun sore hari.makan pagi (sarapan)
biasanya hanya berupa bubur kacang ijo, supermie maupun roti beserta susu/teh.
Makanan yang dimasak bervariasi/berbeda tiap harinya tergantung harga bahan
makanan dipasaran.tidak hanya bahan segar yang di masak tetapi makanan
instan/kaleng dari donator juga dimanfaatkan pada saat bahan makanan lagi mahal.
Selain itu, menu masakan yang disajikan tergantung kemampuan petugas dapur.
Misalnya menu yang dibuat jarang menggunakan santan maupun pengolahan dengan
cara di panggang/bakar, karena membutuhkan dana yang lebih serta waktu yang tidak
efisien.

3.3.2 Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Di panti asuhan pelangi perhitungan bahan makanan dilakukan hanya berdasarkan
estimasi/perkiraan petugas dapur. Dalam perencanaan menu tidak ditetapkan porsi
baku dari tiap-tiap bahan makanan. Pihak dapur mengestimasikan berdasarkan jumlah
anak asuh melalui percobaan yang dilakukan ternyata porsi yang ditetapkan rata-rata
untuk pembelian sayuran sebesar 6 ikat, ayam 3 ekor, ikan 4 ekor sedang.sedangkan
bumbu dibeli sesuai kebutuhan sehari.tiap seminggu sekali petugas dapur mengambil
uang belanja ke kepala panti untuk belanja bahan makanan tiap harinya yaitu Rp
65.000.Sehingga total uang belanja selama seminggu Rp 455.000

3.3.3 Pengadaan Bahan Makanan
Pengadaan bahan makanan di pantia asuhan dilakukan dengan cara membeli bahan
makanan sendiri untuk makan sehari. Pembelian bahan makanan dilakukan di pasar
youtefa abepura. Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan makanan
menggunakan kendaraan pribadi (motor).
Sedangkan menurut Moehyi (1992), pengadaan bahan makanan dapat dilakukan
dengan cara membeli sendiri mudah dan praktis, tetapi hanya dilakukan apabila jumlah
konsumen yang akan dilayani tidak banyak (kurang dari 50 orang) atau jika
penyelenggaraan makanan itu hanya berlangsung dalam waktu singkat. Di panti asuhan
pelangi jumlah yang dilayani hanya sekitar 15 orang, sehingga cara tersebut cocok
diterapkan.

3.3.4 Penerimaan Bahan Makanan
Proses penerimaan bahan makanan d panti asuhan tidak dilakukan untuk bahan
makanan segar seperti sayuran,lauk pauk,dan bumbu2.Semua bahan tersebut langsung
dilakukan pembelian di pasar.sedangkan bahan makanan kering,instan, dan bahan
makanan tambahan lainnya didapatkan dari donatur tiap kali mengunjungi ke panti.

3.3.5 Penyimpanan Bahan makanan
Berdasarkan Departemen Kesehatan RI tahun 2007, penyimpanan bahan makanan
merupakan suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan
makanan kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas digudang bahan makanan
kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya.
Pembelian bahan makanan di panti asuhan pelangi berupa sayuran, lauk pauk,
dilakukan untuk persiapan makan pada hari tersebut.sehingga makanan yang disajikan
merupakan bahan pangan yang segar karena langsung melalui proses
pengolahan.sedangkan bahan makanan kering,instan,dan bahan tambahan seperti
beras, mie instan, minyak goreng, sarden, garam, gula, daun teh, susu, dll disimpan
kedalam gudang penyimpanan.

3.3.6 Persiapan Bahan Makanan untuk Dimasak
Setelah petugas dapur membeli bahan pangan di pasar seperti sayuran, dan lauk
hewani/nabati.kemudian bahan pangan tersebut dibersihkan dari kulitnya ( misalnya
bawang merah,bawang putih), sedangkan sayuran dan lauk hewani (ikan/ayam) di cuci
terlebih dahulu sebelum di olah, lauk nabati di buang kemasan plastiknya ( tempe), dan
tempe di potong2 sebelum diolah.
Setelah itu, bumbu2 yang telah di bersihkan kemudian diblender dan disisihkan
sebelum diolah.

3.3.7 Pengolahan Bahan Makanan
Dapur yang terdapat dipanti asuhan pelangi terpisah dari bangunan utama.Terletak di
belakang panti.bentuk dapur panti bukan merupakan bangunan yang tertutup, tinggi
beton 1 meter,selebihnya berupa ventelasi kawat 2 meter. Proses pengolahan di
dapur panti asuhan pelangi menggunakan tungku kayu bakar,sehingga struktur dapur
membutuhkan ventelasi udara yang luas sehingga pertukaran udara lancar.alasan panti
menggunakan tungku kayu bakar adalah selain hemat biaya ( memakai kayu bukan
minyak tanah), dan proses pemasakan dapat dilakukan dengan cepat.
Proses memasak menggunakan metode tumis untuk sayur dan lauk hewani/nabati,
goreng untuk lauk hewani/nabati.
3.3.8 Distribusi dan Penyajian Makanan
Panti asuhan pelangi menyediakan peralatan makan ( piring dan gelas ) dengan
menggunakan nomor yang menunjukkan identitas/nama masing-masing anak asuh.

3.4 Output Sistem Penyelenggaraan Makanan
3.4.1 Kecukupan dan Kelengkapan Gizi
Menu yang disajikan dipanti asuhan pelangi hanya terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk hewani dan nabati, serta sayur. Tidak diberikan buah serta snack atau
selingan,jarang diberikan susu. Hal ini TIDAK sesuai dengan Moehyi (1992) menu yang
disajikan pada sebuah institusi harus berpedoman pada susunan hidangan empat sehat
lima sempurna yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk hewani dan nabati, sayur
yang terbuat dari sayur-mayur dan buah-buahan, maka menu yang disajikan dapat
memenuhi kebutuhan zat gizi penerimanya.

Table 3.4 Asupan Zat Gizi anak asuh dipanti asuhan pelangi sehari (contoh usia 4-6 thn)
menu energy protein lemak karbohidrat serat kalsium fe
pagi
nasi goreng 500 kkal 7.0 g 34.4 g 40.2 g 0.4 g 10.0 mg 1.0 mg
teh manis 38.7 kkal 0 0 10.0 g 0 0.1 mg 0
siang
nasi putih 260 kkal 4.8 g 0.4 g 57.2 g 0.6 g 6.0 mg 0.8 mg
tahu saos 124.2 kkal 4.1 g 12.4 g 0.9 g 0.6 g 53.1 g 0.4 g
tumis
kangkung
taoge
46.0 kkal 1.1 g 4.6 g 1.0 g 0.9 g 35.0 g 0.1 g
malam
nasi putih 260 kkal 4.8 g 0.4 g 57.2 g 0.6 g 6.0 mg 0.8 mg
tahu saos 124.2 kkal 4.1 g 12.4 g 0.9 g 0.6 g 53.1 g 0.4 g
tumis
kangkung
taoge
46.0 kkal 1.1 g 4.6 g 1.0 g 0.9 g 35.0 g 0.1 g
kebutuhan 1399.1 kkal 27 g 69.2 g 168.4 g 4.6 g 198.3 mg 3.6 mg
standart
asupan
1550 kkal 39 g 34 g 369 g 500 mg 9 mg
%
kecukupan
90.2 % 69.2% 203.5% 45.6% 39.6% 40%


Dilihat dari hasil perhitungan diatas, kecukupan zat gizi dikatakan masih kurang,
terkecuali asupan energy dan lemak yang sudah baik.hal tersebut terjadi karena kurang
bervariasi menunya serta tidak diberikan snack/selingan pada pagi dan sore hari yang
dapat menambah nilai gizi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk mencukupi kebutuhan asupan kalsium sebaiknya ditambahkan bahan makanan
sumber kalsium dalam menu sehari-hari.
Bahan makanan sumber kalsium dari hewani dapat diperoleh dari susu, keju, ikasn teri,
sarden, daging sapi. Sedangkan sumber kalsium dari nabati seperti sayuran daun hijau
antara lain sawi, bayam, brokoli, daun singkong, dan labu. Selain itu dapat juga dari
biji-bijian seperti tempe, tahu, dan kacang merah.
Selain itu, dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah, sayuran
dan bermacam-macam pati, yang dikonsumsi dengan jumlah secara bertahap. Untuk itu
perlu adanya penambahan pada menu bahan makanan sumber serat tersebut.
Zat besi bisa didapatkan dari bahan makanan protein hewani maupun sayuran hijau..

3.4.2 Cita Rasa Makanan
Menurut Moehyi (1992) tujuan mengolah dan memasak makanan adalah menghasilkan
makanan yang bercita rasa tinggi sehingga memuaskan bagi yang memakannya. Cita
rasa makanan mencakup dua aspek utama penampilan makanan dan rasa makanan.

1. Penampilan makanan
Beberapa faktor yang menetukan penampilan makanan sewaktu diatas meja antara
lain:

a. Warna makanan : menu yang disajikan biasanya dimodifikasi dengan
penambahan saos maupun kecap sehingga warna dan rasa dapat meningkatkan
nafsu makan
b. Konsistensi atau tekstur makanan : menu yang sajikan dengan konsistensi yang
lunak, sehingga dapat tercerna dengan mudah
c. Porsi makanan : biasanya porsi makanan setiap anak sudah di atur oleh petugas
dapur, tetapi jika ada anak yang merasa kurang bisa menambah lagi jika
tersedia.
d. Penyajian makanan: dipanti asuhan pelangi sudah disediakan peralatan makan
(piring dan gelas) masing-masing sesuai nomor.identitas masing-masng
sehingga tidak akan tertukar. Kemudian pada waktu makan, semua anak asuh
makan bersama sehingga rasa kebersamaan tetap terjaga.

2. Rasa Makanan
Rasa makanan merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa makanan.
Komponen berikut yang berperan dalam penentuan rasa makanan, yaitu:
a. aroma makanan: aroma dari menu yang disajikan tentunya mengundang selera
anak asuh karena menggunakan bumbu dan rempah-rempah yang beragam.
Berdasarkan Moehyi (1992) aroma yang disebarkan oleh makanan daya tarik
yang sangat kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga
membangkitkan selera
b. Bumbu masakan dan bahan penyedap : pada panti asuhan pelangi menggunakan
bumbu yang cukup. Tetapi kelemahannya terdapat bahan penyedap/MSG yang
tentunya dapat berdampak negative pada otak dan saraf anak. Alasannya agar
makanan terasa gurih.

3.4.3 Umpan Balik Penyelenggaraan Makanan
Dilihat dari menu yang disajikan panti yaitu kurang memodifikasi menu tiap
harinya. Kebanyakan makanan hanya berupa asam manis untuk lauknya serta tumisan
untuk sayurnya. Sebaiknya di modifikasi dengan menggunakan santan ataupun di buat
pepes, dan di panggang/dibening. Sehingga anak asuh pun dapat menggugah selera
disamping itu nilai gizinya akan bertambah.serta mengurangi kolesterol jikalau menu
yang disajikan terus menggunakan minyak/digoreng.
Kami tidak melakukan umpan balik modifikasi menu di sebabkan keterbatasan
dana dari panti. Sehingga kami hanya memberikan penyuluhan tentang modifikasi
menu yang seimbang sehingga penghuni panti tidak merasa bosan, serta tercukupi nilai
gizinya.























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan
Berdasarkan observasi, wawancara, dan pengumpulan data lainnya yang dilaksanakan
dip anti asuhan pelangi abepura, maka dapat disimpulkan yaitu:

Prosedur yang harus dilakukan sebuah Panti asuhan pelangi untuk memenuhi
kebutuhan biologis khususnya makananan yaitu memberi makan tiga kali sehari,
Input penyelenggraan makanan yaitu terdiri dari pemerintah belanda,pemerintah
pusat, dan para donatur
Perhitungan bahan makanan hanya dilakukan berdasarkan estimasi atau
perkiraan petugas dapur melalui percobaan yang dilakukan
Pengadaan bahan makanan di panti asuhan pelangi dilakukan dengan cara
membeli sendiri untuk makan setiap hari pada jam 6 pagi. Pembelian bahan
makanan dilakukan di pasar youtefa abepura
Proses penerimaan bahan makanan di panti asuhan pelangi tidak dilakukan
untuk bahan makanan sayuran, lauk, pauk, dan buah. Semua bahan tersebut
langsung dilakukan pembelian di pasar
Persiapan bahan makanan di panti asuhan pelangi dilakukan mulai dari
pengupasan bahan makanan, pemotongan, pencucian bahan makanan, dan
selanjutnya bahan tersebut siap untuk dilakukan proses pemasakan. Sedangkan
sayuran yang dipotong terlebih dahulu sebelum dicuci akan kehilangan banyak
vitamin sewaktu dicuci karena vitamin lebih mudah terlarut dalam air.
Pengolahan makanan dilakukan pada pagi hari mulai pukul 07.00 WIT.metode
pemasakan hanya berupa tumis dan goreng.tidak pernah menggunakan
santan,metode rebus/panggang.dengan alas an menghemat waktu dan biaya.
Pendistribusian makan pagi dilakukan pada pukul 08.00 WIT, makan siang pukul
12.00 WIT, dan makan malam pada pukul 19.00 WIT. penyajian makanan di
panti asuhan pelangi merupakan cara pembagian makanan diatas meja makan
berdasarkan alat makan masing-masing.
Berdasarkan perhitungan nilai gizi dari makanan sehari asupan belum tercukupi
dengan baik terutama nilai protein, karbohidrat dan vitamin.dikarenakan
kurangnya keanekaragaman menu yang disajikan serta tidak diberikannya buah
yang dapat mencukupi vitamin dan mineral.







menu makanan dipanti asuhan pelangi







lingkungan dapur panti asuhan pelangi








o







lemari tempat penyimpanan peralatan makan anak panti









Bak penampungan air






Persiapan memasak


Gudang penyimpanan bahan makanan

Anda mungkin juga menyukai