Anda di halaman 1dari 5

BED SIDE TEACHING

I. Status Pasien
Nama : An. A
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 8 tahun
Alamat : Bringin Salatiga
II. Problem
Anamnesis :
Seorang anak datang ke Poli Mata diantar ibunya dengan keluhan berupa kedua mata
merah, gatal, dan berair sejak 1 minggu ini. Selain itu, pasien juga mengeluh silau jika melihat
sinar, terdapat banyak kotoran mata terutama jika bangun pagi. Berdasarkan alloanamnesis
gejala tersebut terjadi secara berulang dan telah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, terutama
ketika anak selesai bermain diluar rumah pada siang hari (cuaca panas) dengan temannya. Dari
alloanamnesis, mata yang tadinya merah berubah menjadi kuning kecoklatan. Keluhan tersebut
bisa hilang dengan sendirinya terutama pada malam hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat dengan gejala serupa (+)
Riwayat alergi makanan (-), debu (-)
Riwayat penyakit dengan pengobatan 6 bulan(-)
Riwayat trauma (-), asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat dengan keluhan serupa (-)
Riwayat penyakit jantung (-), DM (-), Hipertensi (-)
Alergi (-)
Ku: cm, tampak sakit sedang
Vital sign :HR: 80x/menit RR:20x/menit
Status Ophtalmologi
Pemeriksaan Oculi dextra Oculi sinistra
Supersilia Utuh, rontok (-), warna hitam (+), Utuh , rontok (-),warna
simetris (+), hitam (+), simetris (+)
Margo palpebra Entropion(-), ektropion (-), edema
(-), benjolan
Entropion(-), ektropion (-
),edema (-),benjolan
Silia Utuh(+), trikiasis (-), rontok(-) Utuh(+), trikiasis (-),
rontok(-)
Konjungtiva
Palpebra superior
Hiperemis(+), benjolan (-), edema
(-), Cobble stone (-)
Hiperemis(+), benjolan (-),
edema (-), Cobble stone (-)
Konjungtiva
Palpebra inferior
Hiperemis(+), benjolan (-), edema
(-)
Hiperemis(+), benjolan (-),
edema (-)
Konjungtiva
bulbi
Hiperemis(+), Injeksi
konjungtiva(+), injeksi siliar(-),
penebalan berwarna putih,
kemerahan disekitar
limbus(+)/Tantras dot(+)
Injeksi konjungtiva (+)
ringan , injeksi siliar(-),
tantras dot(+) sedikit.
Posisi bola mata Simetris Simetris
Pergerakan bola
mata
Bebas bergerak ke segala arah (+),
nyeri(-)
Bebas bergerak ke segala
arah (+), nyeri (-)
Kornea Jernih(+),sikatrik(-), infiltrat(-
),ulkus (- ),sensibilitas tak
dilakukan
Jernih (+),sikatrik (-),
infiltrat(-), ulkus (-
),sensibilitas tak dilakukan
COA Kedalaman normal (+), jernih (+),
hypopion(-), hifema(-)
Kedalaman normal (+),
jernih (+), hypopion (-),
hifema (-)
Iris Warna kecoklatan (+), kripte baik
(+)
Warna kecoklatan (+),
kripte baik (+)
Pupil Bulat, letak sentral , ukuran 3mm,
reflex cahaya (+),
Bulat, letak sentral , ukuran
3mm, reflex cahaya (+),
Lensa Jernih, letak tengah Jernih, letak tengah
Sekret ++ +
Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

III. Hipotesis
Konjungtivitis Vernalis bentuk Limbus
IV. Mekanisme
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva atau peradangan dengan
penyebab yang beragam. Konjungtivitis timbul sebagai akibat dari penurunan daya imun
penjamu dan kontaminasi eksternal (virus, bakteri, klamidial, allergen dan toksik). Patogen yang
infeksius dapat menginvasi dari tempat yang berdekatan atau dari jalur aliran darah dan
bereplikasi di dalam sel mukosa konjungtiva. Kedua infeksi bakterial dan viral memulai reaksi
bertingkat dari peradangan leukosit atau limfositik yang menyebabkan penarikan sel darah merah
atau putih ke area tersebut dan terjadilah proses peradangan. Rubor atau kemerahan merupakan
hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul,
terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak
darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan
darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena
peradangan akut. Konjungtiva palpebra hiperemis, konjungtiva injeksi (+) merupakan tanda
rubor. Mata terasa mengganjal disebabkan terasangnya saraf (trigeminus) karena proses
peradangan. Proses peradangan juga akan melepaskan histamin yang mengakibatkan gatal.
V. More Info
Tidak dilakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan secret atau kerokan
konjungtiva dengan pewarnaan giemsa.
VI. Dont Know
a) Bagaimana mekanisme terjadinya konjungtivitis vernal?
b) Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?
VII. Learning Issue
Konjungtivitis vernal merupakan suatu peradangan konjungtiva kronik, rekuren bilateral,
atopi, yang mengandung secret mucous sebagai akibat reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit ini
juga dikenal sebagai catarrh musim semi karena didapatkan pada musim bunga didaerah yang
memiliki empat musim dan terdapat hubungan dengan sensitivitas terhadap tepung sari rumput-
rumput dan iklim panas. Biasanya berlangsung dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung
5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Gejala khas berupa mata sangat gatal terutama bila berada di lapangan terbuka yang panas terik
disertai dengan adanya lakrimasi, bleparospasmus, fotopobia, hiperemis dan kadang adanya
kemosis.
Patofisiologi
Ketika terdapat suatu allergen akan terjadi sensitisasi yang akan mempersiapkan system
tubuh untuk memproduksi respon antigen spesifik. Sel T yang berdiferensiasi menjadi Th2 akan
melepaskan sitokin yang akan merangsang produksi antigen spesifik immunoglobulin E (IgE).
IgE akan ini akan berikatan dengan reseptor IgE pada permukaan sel mast. Kemudian memicu
pelepasan sitokin, prostaglandin dan platelet activating factor. Sel mast menyebabkan
peradangan dan gejala- gejala alergi yang diaktivasi oleh sel inflamasi. Ketika histamine
dilepaskan oleh sel mast, histamine akan berikatan dengan reseptor H1 pada ujung saraf sehingga
menyebabkan rasa gatal pada mata. Selain itu, histamine juga akan berikatan dengan reseptor H1
dan H2 pada pembuluh darah di konjungtiva dan menyebabkan vasodilatasi. Sitokin Th2 seperti
IL-5 akan merangsang peningkatan eosinofil dan IL-4, IL-6, IL-13 yang akan memicu
peningkatan sensitivitas.
Klasifikasi
Terdapat dua macam bentuk konjungtivitis vernalis (keduanya dapat berjalan bersamaan):
a. Bentuk Palpebra Mengenai konjungtiva tarsal superior. Jaringan epitel
membesar pada beberapa area dan menular ke area lainnya. Akan dijumpai hiperemia
dan vasodilatasi difus, yang dengan cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi
jaringan yang menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi ini akan
diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga terbentuklah papil-
papil raksasa yang tersusun seperti batu bata atau disebut gambaran Cobblestone. Hipertrofi
papil pada konjungtiva tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis mekanik dan dalam kasus yang
berat akan disertai keratitis serta erosi epitel kornea.
b. Bentuk Limbus Hipertrofi papil terutama pada limbus superior yang dapat membentuk
jaringan hiperplastik gelatin, dengan Tantras dot yang merupakan yang merupakan degenerasi
epitel kornea at au eos i nof i l di bagi an epi t el eos i nof i l di bagi an epi t el l i mbus
t er bent uknya pannus dengan sedikit eosinofil.
Penatalaksanaan
a. Farmakologi
- Natrium kromoglikat 2% topical dapat diberikan 4 kali sehari
- Antihistamin dan steroid dapat diberikan pada kasus yang berat
- Cromoly topical adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus sedang sampai berat. Bila
tidak ada hasil dapat dilakukan radiasi atau pengangkatan giant papil.
- Antibiotik dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder dengan disertai sikloplegik.
b. Non Farmakologi
1) Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa serbuksari.
2) Jangan bermain di luar yang langsung terpapar sinar matahari.
3) Kompres dingin di daerah mata.
4) Pengganti air mata (artifisial), selain bermanfaat untuk cuci mata juga berfungsi protektif
karena membantu menghalau allergen.
5) Tingkatkan imunitas tubuh

VIII. Problem Solving
a. Decision Making
- Pasien mengeluhkan kedua mata merah, gatal, berair, silau jika terkena cahaya dan
adanya kotoran mata yang banyak terutama pada pagi hari
- Keluhan ini dirasakan sudah lama dan sering hilang timbul (berulang) terutama jika
pasien bermain di luar rumah pada siang hari (cuaca panas).
- Pada pemeriksaan fisik status oftalmologi ditemukan konjungtiva palpebra dan bulbi
hiperemis, konjungtiva injeksi (+) dan terdapat Tantras Dot berupa penebalan
konjungtiva berwarna putih susu disekitar limbus.
b. Diagnosis
Konjungtivitis Vernalis bentuk Limbal
c. Treatment
- Bralifex Plus 4 x 2 tetes ODS ( Komposisi: Tobramycin 3 mg (antibiotic broadspectrum)
dan Dexamethasone 1 mg (Costicosteroid)).
- Hisdane syrup 2 x 1 cth (Komposisi; Terfenadine yang merupakan antihistamin baru
yang bekerja secara spesifik dan selektif pada reseptor histamin H1, tanpa menimbulkan
aktivitas depresi pada susunan saraf pusat.)

Anda mungkin juga menyukai