Anda di halaman 1dari 18

terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan.

Tulang panjang tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang rawan digantikan
oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang memanjang. Batang dibentuk oleh
jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk dari spongi bone (cancellous atau trabecular). ada
akhir tahun-tahun remaja tulang rawan habis, lempeng epifisis berfusi, dan tulang berhenti
tumbuh. Hormon pertumbuhan, estrogen, dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang
panjang.
kolagen dan 2% subtansi dasar (glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan
proteoglikan). !atriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorganik
ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak
dalam osteon (unit matriks tulang ). Osteoklas adalah sel multinuclear ( berinti banyak) yang
berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remosdeling tulang.
"steon merupakan unik fungsional mikroskopis tulang dewasa. #itengah osteon
terdapat kapiler. #ikelilingi kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamella.
#idalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut
kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak
sejauh kurang dari $,% mm).
Tulang diselimuti dibagian oleh membran fibrous padat dinamakan periosteum.
eriosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat
perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik.
&apisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk
tulang.
Endosteum adalah membran 'askuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang
dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast , yang melarutkan tulang untuk memelihara
rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lacuna (owship (cekungan pada permukaan
tulang).
)truktur tulang dewasa terdiri dari 30 % bahan organik (hidup) dan 70 % endapan
garam. Bahan organik disebut matriks, dan terdiri dari lebih dari *$ + serat kolagen dan kurang dari
%$ + proteoglikan (protein plus sakarida). eposit garam terutama adalah kalsium dan fosfat,
dengan sedikit natrium, kalium karbonat, dan ion magnesium. ,aram-garam menutupi matriks
dan berikatan dengan serat kolagen melalui proteoglikan. -danya bahan organik menyebabkan
tulang memiliki kekuatan tensif (resistensi terhadap tarikan yang meregangkan). )edangkan garam-
garam menyebabkan tulang memiliki kekuatan kompresi (kemampuan menahan tekanan).
embentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa pemanjangan
dan penebalan tulang. .ecepatan pembentukan tulang berubah selama hidup. Pembentukan
tulang ditentukan oleh rangsangn hormon, faktor makanan, dan jumlah stres yang dibebankan pada
suatu tulang, dan terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang yaitu osteoblas.
"steoblas dijumpai dipermukaan luar dan dalam tulang. "steoblas berespon terhadap
berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan matriks tulang. )ewaktu pertama kali dibentuk, matriks
tulang disebut osteoid. #alam beberapa hari garam-garam kalsium mulai mengendap pada osteoid
dan mengeras selama beberapa minggu atau bulan berikutnya. )ebagian osteoblast tetap menjadi
bagian dari osteoid, dan disebut osteosit atau sel tulang sejati. )eiring dengan terbentuknya tulang,
osteosit dimatriks membentuk tonjolan-tonjolan yang menghubungkan osteosit satu dengan osteosit
lainnya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik di tulang.
.alsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang, sebagian ion kalsium
di tulang tidak mengalarni kristalisasi. ,aram nonkristal ini dianggap sebagai kalsium yang dapat
dipertukarkan, yaitu dapat dipindahkan dengan cepat antara tulang, cairan interstisium, dan darah.
)edangkan penguraian tulang disebut absorpsi, terjadi secara bersamaan dengan
pembentukan tulang. enyerapan tulang terjadi karena akti'itas sel-sel yang
disebut osteoklas. Osteoklas adalah sel fagositik multinukleus besar yang berasal dari sel-sel mirip-
monosit yang terdapat di tulang. "steoklas tampaknya mengeluarkan berbagai asam dan en/im yang
mencerna tulang dan memudahkan fagositosis. "steoklas biasanya terdapat pada hanya sebagian
kecil dari potongan tulang, dan memfagosit tulang sedikit demi sedikit. )etelah selesai di suatu
daerah, osteoklas menghilang dan muncul osteoblas. $steoblas mulai mengisi daerah yang kosong
tersebut dengan tulang baru. roses ini memungkinkan tulang tua yang telah melemah diganti
dengan tulang baru yang lebih kuat.
.eseimbangan antara akti'itas osteoblas dan osteoklas menyebabkan tulang terus
menerus diperbarui atau mengalami remodeling. ada anak dan rema!a, akti'itas osteoblas
melebihi akti'itas osteoklas, sehingga kerangka menjadi lebih panjang dan menebal. -kti'itas
osteoblas juga melebihi akti'itas osteoklas pada tulang yang pulih dari fraktur. ada orang de"asa
muda, akti'itas osteoblas dan osteoklas biasanya setara, sehingga jumlah total massa tulang
konstan. Pada usia pertengahan, akti'itas osteoklas melebihi akti'itas osteoblas dan kepadatan
tulang mulai berkurang. -kti'itas osteoklas juga meningkat pada tulang-tulang yang mengalami
imobilisasi. ada usia dekade ketujuh atau kedelapan, dominansi akti'itas osteoklas dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah. -kti'itas osteoblas dan osteoklas
dikontrol oleh beberapa faktor fisik dan hormon.
0aktor-faktor yang mengontrol -kti'itas osteoblas dirangsang oleh olah raga dan stres
beban akibat arus listrik yang terbentuk sewaktu stres mengenai tulang. 0raktur tulang secara drastis
merangsang akti'itas osteoblas, tetapi mekanisme pastinya belum jelas. Estrogen, testosteron, dan
hormon perturnbuhan adalah promotor kuat bagi akti'itas osteoblas dan pertumbuhan tulang.
ertumbuhan tulang dipercepat semasa pubertas akibat melonjaknya kadar hormon-hormon
tersebut. Estrogen dan testosteron akhirnya menyebabkan tulang-tulang panjang berhenti tumbuh
dengan merangsang penutupan lempeng epifisis (ujung pertumbuhan tulang). )ewaktu kadar
estrogen turun pada masa menopaus, akti'itas osteoblas berkurang. #efisiensi hormon pertumbuhan
juga mengganggu pertumbuhan tulang.
#itamin dalam jumlah kecil merangsang kalsifikasi tulang secara langsung
dengan bekerja pada osteoblas dan secara tidak langsung dengan merangsang penyerapan
kalsium di usus. (al ini meningkatkan konsentrasi kalsium darah, yang mendorong kalsifikasi tulang.
1amun, 'itamin # dalam jumlah besar meningkatkan kadar kalsium serum dengan meningkatkan
penguraian tulang. #engan demikian, 'itamin # dalam jumlah besar tanpa diimbangi kalsium yang
adekuat dalam makanan akan menyebabkan absorpsi tulang.
-dapun faktor-faktor yang mengontrol akti'itas osteoklas terutama dikontrol oleh hormon
paratiroid. (ormon paratiroid dilepaskan oleh kelenjar paratiroid yang terletak tepat di belakang
kelenjar tiroid. elepasan hormon paratiroid meningkat sebagai respons terhadap penurunan kadar
kalsium serum. (ormon paratiroid meningkatkan akti'itas osteoklas dan merangsang peme$ahan
tulang untuk membebaskan kalsium ke dalam darah. eningkatan kalsium serum bekerja
secara umpan balik negatif untuk menurunkan pengeluaran hormon paratiroid lebih lanjut. Estrogen
tampaknya mengurangi efek hormon paratiroid pada osteoklas.
Efek lain Hormon paratiroid adalah meningkatkan kalsium serum
dengan menurunkan sekresi kalsium oleh ginjal. (ormon paratiroid meningkatkan ekskresi ion
fosfat oleh ginjal sehingga menurunkan kadar fosfat darah. engaktifan 'itamin # di ginjal
bergantung pada hormon paratiroid. )edangkan kalsitonin adalah suatu hormon yang dikeluarkan
oleh kelenjar tiroid sebagai respons terhadap peningkatan kadar kalsium serum. .alsitonin memiliki
sedikit efek menghambat akti'itas dan pernbentukan osteoklas. Efek-efek ini meningkatkan kalsifikasi
tulang sehingga menurunkan kadar kalsium serum.
2% &isiologi 'ulang
0ungsi tulang adalah sebagai berikut 2
a. !endukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b. !elindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan lunak.
c. !emberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
d% Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema topoiesis).
e% !enyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
E% P('O&)*)O+O,)
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi
apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah
trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah
terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak
yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
hematoma di rongga medula tulang. aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.
aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan
vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. !ejadian inilah yang
merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya
"aktor-faktor yang mempengaruhi fraktur
%. "aktor #kstrinsik
$danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan
arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
3. "aktor %ntrinsik
&eberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur
seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.

&% -(.)&E*'(*) /+).)*
!anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan
ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang dijelaskan secara rinci
sebagai berikut2
%. 1yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. )pasme otot
yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan
gerakan antar fragmen tulang.
3. )etelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara
alamiah (gerakan luar biasa). ergeseran fragmen pada fraktur lengan dan tungkai menyebabkan
deformitas (terlihat maupun teraba) ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkannya
dengan ektremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot.
4. ada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang
melekat di atas dan bawah tempat fraktur. 0ragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai
3,5 sampai 5 cm (% sampai 3 inci).
6. )aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang
teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. 7ji krepitus dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.
5. embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah
cedera.
Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. .ebanyakan justru
tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu
sama lain). #iagnosis fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan pemeriksaan sinar-8 pasien.
Biasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah tersebut.
,% PE-E0)/*((. PE.1.2(.,
%. 9.:ay dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang cedera.
3. Bone scans, Tomogram, atau !:; )cans
4. -rteriogram 2 dilakukan bila ada kerusakan 'askuler.
6. <<T kalau banyak kerusakan otot.
5. emeriksaan #arah &engkap
&ekosit turun=meningkat, Eritrosit dan -lbumin turun, (b, hematokrit sering rendah akibat
perdarahan, &aju Endap #arah (&E#) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas, ada
masa penyembuhan <a meningkat di dalam darah, traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untuk
ginjal. rofil koagulasi2 perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi multiple, atau
cederah hati.
H% /O-P+)/(*)
%. .omplikasi -wal
a. .erusakan -rteri
ecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, <:T menurun, cyanosis
bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan
emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
b. .ompartement )yndrom
.omplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot, yang sering
berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah yang berat
dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot. ,ejala > gejalanya mencakup rasa sakit karena
ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang berhubungan dengan tekanan yang berlebihan pada
kompartemen, rasa sakit dengan perenggangan pasif pada otot yang terlibat, dan paresthesia.
.omplikasi ini terjadi lebih sering pada fraktur tulang kering (tibia) dan tulang hasta (radius atau ulna).
c. 0at Embolism )yndrom
!erupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi fatal. (al ini terjadi ketika
gelembung > gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi jaringan yang rusak.
,elombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh >
pembuluh darah pulmonary yang menyebabkan sukar bernafas. ,ejala dari sindrom emboli lemak
mencakup dyspnea, perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah, marah, bingung, stupor),
tachycardia, demam, ruam kulit ptechie.
d. ;nfeksi
)ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. ada trauma orthopedic infeksi
dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. ;ni biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka,
tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
e. -'askuler 1ekrosis
-'askuler 1ekrosis (-?1) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa
menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya ?olkman@s ;schemia. 1ekrosis a'askular
dapat terjadi saat suplai darah ke tulang kurang baik. (al ini paling sering mengenai fraktur
intrascapular femur (yaitu kepala dan leher), saat kepala femur berputar atau keluar dari sendi dan
menghalangi suplai darah. .arena nekrosis a'askular mencakup proses yang terjadi dalam periode
waktu yang lama, pasien mungkin tidak akan merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah
sakit. "leh karena itu, edukasi pada pasien merupakan hal yang penting. erawat harus menyuruh
pasien supaya melaporkan nyeri yang bersifat intermiten atau nyeri yang menetap pada saat
menahan beban
f. )hock
)hock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa
menyebabkan menurunnya oksigenasi. ;ni biasanya terjadi pada fraktur.
g. "steomyelitis
-dalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan korteks tulang dapat berupa
e8ogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi yang berasal dari dalam
tubuh). atogen dapat masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus, atau selama operasi. &uka
tembak, fraktur tulang panjang, fraktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka amputasi karena trauma
dan fraktur > fraktur dengan sindrom kompartemen atau luka 'askular memiliki risiko osteomyelitis
yang lebih besar
3. .omplikasi #alam Aaktu &ama
a. #elayed 7nion (enyatuan tertunda)
#elayed 7nion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan
tulang untuk menyambung. ;ni disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang.
b. 1on union (tak menyatu)
enyatuan tulang tidak terjadi, cacat diisi oleh jaringan fibrosa. .adang >
kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. 0aktor > faktor yang dapat menyebabkan non
union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan lunak, pemisahan lebar dari fragmen
contohnya patella dan fraktur yang bersifat patologis..
c. !alunion
.elainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan deformitas, angulasi atau
pergeseran.
)% *'()1- PE.3E-41H(. &0(/'10
Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. 0raktur merangsang
tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung
patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh akti'itas sel-sel tulang. -da lima stadium penyembuhan
tulang, yaitu2
%. )tadium )atu-embentukan (ematoma
embuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. )el-sel darah membentuk
fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast.
)tadium ini berlangsung 36 > 6B jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
3. )tadium #ua-roliferasi )eluler
ada stadium ini terjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari
periosteum,Cendosteum, dan bone marrow yang telah mengalami trauma. )el-sel yang mengalami
proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi
dan terjadi proses osteogenesis. #alam beberapa hari terbentuklah tulang baru yg menggabungkan
kedua fragmen tulang yang patah. 0ase ini berlangsung selama B jam setelah fraktur sampai selesai,
tergantung frakturnya.
4. )tadium Tiga-embentukan .allus
)el>sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan
yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. opulasi sel ini dipengaruhi oleh
kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati.
!assa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada
permukaan endosteal dan periosteal. )ementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih
padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 6 minggu setelah fraktur menyatu.

6. )tadium Empat-.onsolidasi
Bila akti'itas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi lamellar. )istem
ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis
fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen
dengan tulang yang baru. ;ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum
tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
5. )tadium &ima-:emodelling
0raktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. )elama beberapa bulan atau tahun,
pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-
menerus. &amellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding
yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip
dengan normalnya.
)tadium &ima-:emodelling
0raktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. )elama beberapa bulan atau tahun,
pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-
menerus. &amellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding
yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip
dengan normalnya.
,ambar *.0ase enyembuhan Tulang
2% PE.('(+(/*(.((. -E)*
Empat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah 2
%. 7ntuk menghilangkan rasa nyeri.
1yeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena terluka jaringan
disekitar tulang yang patah tersebut. 7ntuk mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat
penghilang rasa nyeri dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang fraktur).
Tehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips.
D embidaian 2 benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
D emasangan gips
!erupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah. ,ips yang ideal adalah yang
membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. ;ndikasi dilakukan pemasangan gips adalah 2
o ;mmobilisasi dan penyangga fraktur
o ;stirahatkan dan stabilisasi
o .oreksi deformitas
o !engurangi aktifitas
o !embuat cetakan tubuh orthotik
)edangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah 2
o ,ips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan
o ,ips patah tidak bisa digunakan
o ,ips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien
o Eangan merusak = menekan gips
o Eangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips = menggaruk
o Eangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama
3. 7ntuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.
Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. 7ntuk itu diperlukan lagi
tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, atau fiksasi internal
tergantung dari jenis frakturnya sendiri.
a. enarikan (traksi) 2
)ecara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas pasien.
Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang
tulang yang patah. !etode pemasangan traksi antara lain 2
D Traksi manual
Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan emergency
D Traksi mekanik, ada 3 macam 2
o Traksi kulit (skin traction)
#ipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. #igunakan dalam waktu 6
minggu dan beban F 5 kg.
o Traksi skeletal
!erupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. #ilakukan untuk
menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal = penjepit melalui tulang = jaringan metal.
.egunaan pemasangan traksi, antara lain 2
D !engurangi nyeri akibat spasme otot
D !emperbaiki G mencegah deformitas
D ;mmobilisasi
D #ifraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi)
D !engencangkan pada perlekatannya
rinsip pemasangan traksi 2
D Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik
D Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat
dipertahankan
D ada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus
D Traksi dapat bergerak bebas dengan katrol
D emberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai
b. #ilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan
tulang.
ada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah
pembedahan. !etode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. ada umumnya insisi
dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju
tempat yang mengalami fraktur. (ematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati
diirigasi dari luka. 0raktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi yang normal
kembali. )esudah direduksi, fragmen-fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik
berupa pen, sekrup, pelat, dan paku.
.euntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antara lain 2
D .etelitian reposisi fragmen tulang yang patah
D .esempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada didekatnya
D #apat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai
D Tidak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain
D erawatan di :) dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus yang tanpa komplikasi
dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir normal selama
penatalaksanaan dijalankan
5) &)/*(*) ).'E0.(
%ntramedullary nail ideal untuk fraktur trans'ersal, tetapi untuk fraktur lainnya kurang cocok.
0raktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak
cukup kuat untuk mengontrol rotasi. 'ailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan radiologi memberi
kesan bahwa jaringan lunak mengalami interposisi di antara ujung tulang karena hal ini hampir selalu
menyebabkan non-union.
.euntungan intramedullary nailing adalah dapat memberikan stabilitas longitudinal serta
kesejajaran (alignment) serta membuat penderita dHpat dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan
rumah sakit dalam waktu 3 minggu setelah fraktur. .erugian meliput anestesi, trauma bedah
tambahan dan risiko infeksi.
(losed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma yang minimal,
tetapi paling sesuai untuk fraktur trans'ersal tanpa pemendekan. (omminuted fracture paling baik
dirawat dengan locking nail yang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.
2) &)/*(*) E/*'E0.(
Bila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat pada pemeriksaan
radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast brace dapat dipasang. 0raktur
dengan intramedullary nail yang tidak memberi fiksasi yang rigid juga cocok untuk tindakan ini.
4. -gar terjadi penyatuan tulang kembali
Biasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu 6 minggu dan akan menyatu dengan
sempurna dalam waktu I bulan. 1amun terkadang terdapat gangguan dalam penyatuan tulang,
sehingga dibutuhkan graft tulang.
6. 7ntuk mengembalikan fungsi seperti semula
;mobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dan kakunya sendi. !aka dari itu
diperlukan upaya mobilisasi secepat mungkin.
/% PE.,/(2)(.
engkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan
arah terhadap tindakan keperawatan. .eberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada
tahap ini. Tahap ini terbagi atas2
%. engumpulan #ata
a. -namnesa
%) ;dentitas .lien
!eliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal !:), diagnosa medis.
3) .eluhan 7tama
ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. 1yeri tersebut bisa akut atau
kronik tergantung dan lamanya serangan. 7ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa
nyeri klien digunakan2
a) ro'oking ;ncident2 apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
b) Juality of ain2 seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. -pakah seperti
terbakar, berdenyut, atau menusuk.
c) :egion 2 radiation, relief2 apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar,
dan dimana rasa sakit terjadi.
d) )e'erity ()cale) of ain2 seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala
nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
e) Time2 berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang
hari.
4) :iwayat enyakit )ekarang
engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu
dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. ;ni bisa berupa kronologi terjadinya penyakit
tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang
terkena. )elain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka
kecelakaan yang lain
6) :iwayat enyakit #ahulu
ada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk berapa lama
tulang tersebut akan menyambung. enyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan penyakit
paget@s yang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. )elain itu,
penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik
dan juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
5) :iwayat enyakit .eluarga
enyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa
keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik
I) :iwayat sikososial
!erupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga
dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat
K) ola-ola 0ungsi .esehatan
a) ola ersepsi dan Tata &aksana (idup )ehat
ada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus
menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. )elain itu,
pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat
mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak
b) ola 1utrisi dan !etabolisme
ada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, /at
besi, protein, 'it. < dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. E'aluasi terhadap
pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar
sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada
lansia. )elain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien.
c) ola Eliminasi
7ntuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu
juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi al'i. )edangkan pada
pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. ada kedua pola ini juga
dikaji ada kesulitan atau tidak. ola Tidur dan ;stirahat
)emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola
dan kebutuhan tidur klien. )elain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana
lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.
d) ola -kti'itas
.arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang
dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. (al lain yang perlu dikaji adalah bentuk
akti'itas klien terutama pekerjaan klien. .arena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk
terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang lain
e) ola (ubungan dan eran
.lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. .arena klien harus menjalani
rawat inap
f) ola ersepsi dan .onsep #iri
#ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan akibat frakturnya,
rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti'itas secara optimal, dan pandangan
terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)
g) ola )ensori dan .ognitif
ada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada indera
yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. )elain itu
juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur
h) ola :eproduksi )eksual
#ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus
menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. )elain itu juga, perlu
dikaji status perkawinannya termasuk jumlah anak, lama perkawinannya
i) ola enanggulangan )tress
ada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul kecacatan
pada diri dan fungsi tubuhnya. !ekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif.
j) ola Tata 1ilai dan .eyakinan
7ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi
dan konsentrasi. (al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien
b. emeriksaan 0isik
#ibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan
gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). (al ini perlu untuk dapat melaksanakan total
care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih
sempit tetapi lebih mendalam.
%) ,ambaran 7mum
erlu menyebutkan2
a) .eadaan umum2 baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti2
(%) .esadaran penderita2 apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan klien.
(3) .esakitan, keadaan penyakit2 akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya
akut.
(4) Tanda-tanda 'ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
b) )ecara sistemik dari kepala sampai kelamin
(%) )istem ;ntegumen
Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.
(3) .epala
Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
(4) &eher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.
(6) !uka
Aajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tak ada lesi,
simetris, tak oedema.
(5) !ata
Terdapat gangguan seperti konjungti'a anemis (jika terjadi perdarahan)
(I)Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
(K) (idung
Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.
(B) !ulut dan 0aring
Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
(*) Thoraks
Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
(%$) aru
(a) ;nspeksi
ernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien yang
berhubungan dengan paru.
(b) alpasi
ergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
(c) erkusi
)uara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.
(d) -uskultasi
)uara nafas normal, tak ada whee/ing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi.
(%%) Eantung
(a) ;nspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
(b) alpasi
1adi meningkat, iktus tidak teraba.
(c) -uskultasi
)uara )% dan )3 tunggal, tak ada mur-mur.
(%3) -bdomen
(a) ;nspeksi
Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
(b) alpasi
Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
(c) erkusi
)uara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
(d) -uskultasi
eristaltik usus normal L 3$ kali=menit.
(%4) ;nguinal-,enetalia--nus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan B-B.
3) .eadaan &okal
(arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status neuro'askuler
(untuk status neuro'askuler M 5 yaitu ain, alor, arestesia, ulse, ergerakan). emeriksaan
pada sistem muskuloskeletal adalah2
a) &ook (inspeksi)
erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain2
(%) <icatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi).
(3) <ape au lait spot (birth mark).
(4) 0istulae.
(6) Aarna kemerahan atau kebiruan (li'ide) atau hyperpigmentasi.
(5) Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).
(I) osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
(K) osisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
b) 0eel (palpasi)
ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi
anatomi). ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik
pemeriksa maupun klien.
Nang perlu dicatat adalah2
(%) erubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. (apillary refill time M 1ormal O 4
detik
(3) -pabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar persendian.
(4) 1yeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (%=4 proksimal, tengah, atau distal).
"tot2 tonus pada waktu relaksasi atau konttraksi, benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat
pada tulang. )elain itu juga diperiksa status neuro'askuler. -pabila ada benjolan, maka sifat benjolan
perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau
permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.
c) !o'e (pergerakan terutama lingkup gerak)
)etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan
dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. encatatan lingkup gerak ini perlu, agar
dapat menge'aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. ,erakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik $ (posisi netral) atau dalam ukuran
metrik. emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak. ergerakan
yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
2% emeriksaan #iagnostik
a. emeriksaan :adiologi
)ebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah PpencitraanQ menggunakan sinar
rontgen (8-ray). 7ntuk mendapatkan gambaran 4 dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit,
maka diperlukan 3 proyeksi yaitu - atau - dan lateral. #alam keadaan tertentu diperlukan
proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya
superposisi. erlu disadari bahwa permintaan 8-ray harus atas dasar indikasi kegunaan
pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. (al yang harus dibaca pada
8-ray2
%) Bayangan jaringan lunak.
3) Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi.
4) Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
6) )ela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
)elain foto polos 8-ray (plane 8-ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti2
%) Tomografi2 menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit
di'isualisasi. ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu
struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
3) !yelografi2 menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang
'ertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.
4) -rthrografi2 menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa.
6) <omputed Tomografi-)canning2 menggambarkan potongan secara trans'ersal dari tulang dimana
didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b. emeriksaan &aboratorium
%) .alsium )erum dan 0osfor )erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
3) -lkalin 0osfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam
membentuk tulang.
4) En/im otot seperti .reatinin .inase, &aktat #ehidrogenase (&#(-5), -spartat -mino Transferase
(-)T), -ldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
c. emeriksaan lain-lain
%) emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensiti'itas2 didapatkan mikroorganisme penyebab
infeksi.
3) Biopsi tulang dan otot2 pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih
dindikasikan bila terjadi infeksi.
4) Elektromyografi2 terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
6) -rthroscopy2 didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan.
5) ;ndium ;maging2 pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
I) !:;2 menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.
+% )(,.O*( /EPE0(6('(. 3(., -1.,/). -1.71+
%. 1yeri akut b=d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan
traksi, stress=ansietas, luka operasi.
3. ,angguan pertukaran gas b=d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran
al'eolar=kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)
4. ,angguan mobilitas fisik b=d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
6. ,angguan integritas kulit b=d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
5. :isiko infeksi b=d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma jaringan lunak,
prosedur in'asif=traksi tulang)
I. .urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b=d kurang terpajan
atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat=lengkapnya informasi
yang ada

Anda mungkin juga menyukai