KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG APRIL 2014
SURVEILANS DI PUSKESMAS (Makalah) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular.
Penyakit menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan kerjasama lintas program, lintas sektor, antar daerah, bahkan antar Negara.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Beberapa penyakit menular yang yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah diare, malaria, demam berdarah dengue, influenza, tifus abdominalis, penyakit saluran pencernaaan, dan penyakit lainnya.
Beberapa penyakit tidak menular yang menunjukan kecenderungan peningkatan adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker, diabetes mellitus, kecelakaan, dan sebagainya
(DCP2 Public health surveillance, 2014). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apapun jenis penyakitnya, apakah itu penyakit yang sangat prevalens di suatu wilayah ataukah penyakit yang baru muncul, yang terpenting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan adalah mengenal dan mengidentifikasinya sedini mungkin
(Kasjono dan Subaris, 2009).
Surveilans sebagai salah satu program penunjang di Puskesmas Andalas bertanggung jawab atas kewajiban ini. Kegiatan surveilans secara umum berfungsi untuk mengumpulkan data, melakukan pengolahan, analisa, interpretasi data tersebut serta menyebar luaskan informasi tersebut supaya dapat dilakukan tindakan.Perluasan fungsi surveilans, secara khusus, juga sebagai pusat advokasi kepada pihak yang berwenang untuk dilakukan suatu tindakan intervensi agar suatu penyakit (menular) dapat dicegah dan menghilangkan angka kesakitan secara signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, melihat pentingnya surveilans di puskesmas yang dapat mencegah kejadian penyakit baik menular atau tidak menular, menjadi suatu pintu pembahasan yang menarik untuk mengetahui kegiatan surveilans di Puskesmas secara umum dan permasalahan yang ada.
B. Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang surveilans, terutama pada tingkat puskesmas.
C. Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat untuk membahas tentang Surveilans, Pencatatan dan Pelaporan yang diharapkan nantinya akan menambahkan pengetahuan dan pemahaman kita bersama tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
D. Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai literature.
I. PENDAHULUAN Definisi Surveilans Tujuan Surveilans Jenis Surveilans Indikator Surveilans Ruang Lingkup Penyelenggaraan Sistem Surveilans Kesehatan Sumber Data Pengolahan Data Aksi Evaluasi Peran Puskesmas dalam Penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Surveilans Sebelum tahun 1950, surveilans memang diartikan sebagai upaya pengawasan secara ketat kepada penderita penyakit menular, sehingga penyakitnya dapat ditemukan sedini mungkin dan diisolasi secepatnya serta dapat diambil langkah-langkah pengendalian seawal mungkin (DCP2 Public health surveillance, 2014).
Surveilans merupakan pengamatan terus menerus dan dilaksanakan secara sistematis terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat dilakukan tindakan perbaikan atau penelitian, melalui kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis/interpretasi data, diseminasi informasi dan komunikasi ke berbagai pihak terkait (Bensimon, 2007).
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Surveilans
Surveilans memungkinkan pengambil keputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif.
Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah terlayani dengan baik (DCP2 Public health surveillance, 2014).
II. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 1. Prinsip umum surveilans
II. TINJAUAN PUSTAKA B. Tujuan Surveilans Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
Tujuan khusus surveilans: (1) Memonitor kecenderungan (trends) penyakit (2) Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; (3) Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; (4) Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan; (5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; (6) Mengidentifikasi kebutuhan riset (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2003).
II. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2. Penggunaan Surveilans untuk Mendeteksi Outbreak.
II. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 3. Penggunaan Surveilans untuk Memonitor Kinerja Program
II. TINJAUAN PUSTAKA C. Jenis Surveilans
II. TINJAUAN PUSTAKA (1) Surveilans individu; (2) Surveilans penyakit; (3) Surveilans sindromik; (4) Surveilans Berbasis Laboratorium; (5) Surveilans terpadu; (6) Surveilans kesehatan masyarakat global. D. Indikator Surveilans (McNabb et al, 2002)
II. TINJAUAN PUSTAKA Akurat Standar, seragam, reliabel, kontinu Tepat waktu Representatif dan lengkap Sederhana, fleksibel, dan akseptabel Pengguaan E. Ruang Lingkup Penyelenggaraan Sistem Surveilans Kesehatan.
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar program, sehingga perlu dikembangkan subsistem survailans epidemiologi kesehatan yang terdiri dari (Bensimon, 2007):
II. TINJAUAN PUSTAKA Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular, Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku, Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan, dan Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra F. Sumber Data
Data diperoleh dari register rawat jalan dan rawat inap di puskesmas dan puskesmas pembantu, termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan kader kesehatan. Penyakit yang menjadi kategori data adalah penyakit baru dan yang sudah ditetapkan
(McNabb et al, 2002).
II. TINJAUAN PUSTAKA F. Sumber Data
Sumber data surveilans epidemiologi meliputi (Bensimon, 2007) : Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat. Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta laporan kantor pemirintah dan masyarakat. Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan dan masyarakat Data geografi yang dapat diperoleh dari unit unit meteorologi dan geofisika Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat. Data kondisi lingkungan. Laporan wabah dan laporan penyelidikan wabah/KLB Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan Studi epidemiology dan hasil penelitian lainnya Data hewan dan vektor sumber penular penyakit yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat. Laporan kondisi pangan. Data dan informasi penting lainnya. .
II. TINJAUAN PUSTAKA G. Pengolahan Data (Giesecke et al., 2010)
II. TINJAUAN PUSTAKA a. Pencatatan b. Pelaporan/Diseminasi c. Analisis dan Interpretasi H. Aksi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian -Respon cepat -Manajemen kasus -Pencegahan: perlindungan khusus, isolasi Kebijakan - Perubahan kebijakan - Prediksi, perancanaan - Kewaspadaan epidemik I. Evaluasi Proses evaluasi dilakukan tidak hanya terhadap hasil dari aksi epidemiologis yang dilakukan, juga terhadap hasil surveilans sebagai monitoring apakah aksi sudah sesuai dengan hasil surveilans
(Kasjono,2009).
II. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 4. Alur proses pencatatan dan pelaporan J. Peran Puskesmas dalam Penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit
1. Pengumpulan dan Pengolahan Data Unit surveilans Puskesmas mengumpulkan dan mengolah data STP Puskesmas harian bersumber dari register rawat jalan & register rawat inap di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tidak termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan kader kesehatan.
Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan untuk bahan analisis dan rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.
II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengumpulan dan Pengolahan Data 2. Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut 3. Umpan Balik 4. Laporan II. TINJAUAN PUSTAKA J. Peran Puskesmas dalam Penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit A. Kesimpulan 1. Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif.
2. Surveilans dapat digunakan untuk (1) Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; (2) Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; (3) Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; (4) Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan; (5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; (6) Mengidentifikasi kebutuhan riset.
3. Peran Puskesmas dalam penyelenggaraan surveilans terpadu penyakit antara lain berupa (1) Pengumpulan dan Pengolahan Data (2) Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut, (3) Umpan Balik, dan (4) Laporan.
III. PENUTUP B. Saran Saat ini, masih banyak diperlukan pembenahan pada pelaksanaan program surveilans di Puskesmas agar dapat ditingkatkan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas khususnya, dan masyarakat Indonesia secara umum.
III. PENUTUP
Bensimon CM, Upshur REG. 2007. Evidence and effectiveness in decision making for quarantine. Am J Public Health
DCP2. Public health surveillance. 2008. The best weapon to avert epidemics. Disease Control Priority Project. www.dcp2.org/file/153/dcpp-surveillance.pdf. Diakses 18 April 2014.
Giesecke J. Modern infectious disease epidemiology. London: Arnold. Gordis, L; Epidemiology. Philadelphia, PA: WB Saunders Co. Erme MA, Quade TC; 2010. Epidemiologic surveillance. Enote. www.enotes.com/public-health/epidemiologic- surveillance. Diakses 18 April 2014.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu.http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201116%20ttg%20Pedoman%20Penyeleng garaan%20Sistem%20Surveilans%20Epidemiologi%20Kesehatan.pdf. Diakses 18 April 2014
Last, JM. 2001. A dictionary of epidemiology. New York: Oxford University Press, Inc.
Mandl KD, Overhage M, Wagner MM, Lober WB, Sebastiani P, Mostahari F, Pavlin JA, Gesteland PH, Treadwell T, Koski E, Hutwagner L, Buckeridge DL , Aller RD, Grannis S. 2004. Implementing syndromic surveillance: A practical guide informed by the early experience. J Am Med Inform Assoc.
McNabb SJN, Chungong S, Ryan M, Wuhib T, Nsubuga P, Alemu W, Karande-Kulis V, Rodier G. 2002. Conceptual framework of public health surveillance and action and its application in health sector reform. BMC Public Health, 2:2 http://www.biomedcentral.com. Diakses 18 April 2014.