KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN MATEMATIKA DAN IPA PROGRAM STUDI FISIKA PURWOKERTO 2013 2
BAB I PENDAHULUAN Geologi struktur adalah bagian ilmu geologi tentang bentuk batuan sebagai proses deformasi batuan. Deformasi batuan yaitu perubahan bentuk dan ukuran batuan akibat gaya dalam bumi. Deformasi batuan dijelaskan oleh teori tektonik lempeng, teori ini menyatakan bahwa kulit bumi tersusun dari lempeng tektonik yang saling bergerak satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-lempen berupa pergerakan saling mendekat (konvergen), saling menjauh (divergen), dan saling bergeser (transform). Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber asal gaya yang bekerja pada batuan kerak bumi (Utama, Y. 2012). Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi seperti lipatan (fold), rekahan (fracture) dan patahan (fault) yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit). Ada beberapa jenis lipatan dan patahan. Jenis perlipatan berupa lipatan simetri, asimetri, serta lipatan rebah (recumbent/overtune), sedangkan jenis-jenis patahan adalah patahan normal (normal fault), patahan mendatar (strike slip fault), dan patahan naik (trustfault) (Saputra, S. 2012.). Penyebab patahan adalah tenaga endogen yang bekerja lebih besar menyebabkan lapisan kerak bumi kaku tidak dapat membentuk lipatan melainkan terputus-putus membentuk patahan. Sebuah patahan dapat dilihat pada bidang pergeserannya. Pergeseran patahan mungkin vertikal, mendatar, atau miring tergantung pada arah tenaga penyebabnya. Penyebab adanya tenaga tersebut dapat berupa tarikan yaitu dua tenaga yang saling menjauh atau berupa tekanan (Debriono, K.E. 2011) Secara umum ada tiga kelompok sesar utama yaitu sesar naik, sesar normal dan sesar mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring (Oblique fault), yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar. Terbentuknya struktur sesar di suatu daerah umumnya tidak tunggal, artinya sesar yang terbentuk akibat tektonik (waktu dan tempatnya sama) disuatu daerah selalu terjadi lebih dari satu jalur sesar dengan ukuran bervariasi. Kelompok struktur sesar demikian dinamakan sistem sesar yang akan dibahas dalam bab berikutnya.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Patahan Beberapa ahli geologi struktur secara umum menjelaskan struktur sesar sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran, antara lain : a. Billing(1959) : Sesar sebagai bidang rekahan disertai adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lain. Jarak pergeseran tersebut hanya beberapa milimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari ukuran beberapa centimeter hingga puluhan kilometer. b. Ragan (1973) : Sesar merupakan bidang rekahan yang telah mengalami pergeseran. c. Park (1983) : Sesar adalah bidang pecah (fracture) yang memotong tubuh batuan disertai pergeseran sejajar dengan bidang pecahnya. Patahan adalah peristiwa dua lempeng yang berbatasan bergerak maju satu sama lain sebagai hasil sebuah tekanan. Dilihat dari batuan pada bidang batas merespon pada pergerakan dua lempeng, dapat dibedakan menjadi dua jenis patahan. Jenisnya adalah patahan brittle dan patahan ductile. Patahan brittle adalah retakan antar lempeng batuan yang bergerak relatif pada arah yang saling mendekat lalu menimbulkan patahnya lempeng karena sifat batuan yang rapuh atau brittle (Hancock, 1985). Patahan ductile biasanya dianalogikan dengan shear zone. Zona ini terbentuk karena kondisi naiknya suhu dan pembentukan karena tekanan.
Gambar 2.1 Zona ductile shear 4
2.2 Klasifikasi berdasarkan Geometri 2.2.1 Bidang patahan Bidang patahan memiliki kecuraman lebih dari 45 o disebut high angle fault, sedangkan bidang patahan yang mempnuyai kecuraman kurang dari 45 o disebut low angle fault. Secara umum permukaan patahan berbentuk gelombang. Struktur yang menggelombang pada permukaan patahan biasanya dapat dilihat pada data seismik 3D. Struktur yang menggelombang dapat diidentifikasikan sebagai hasil dari pergerakan bidang batas terhadap waktu. Saat low angle fault mempengaruhi sebuah bidang buatan berbentuk horisontal, bidang patahan umumnya bergerak ke arah adanya jejak yang ditimbulkan oleh dataran dan patahan. Patahan tersebut berada pada longsoran batuan sepanjang dinding bidang lemah, pada daerah ini dapat terjadi sebuah lipatan dan regangan. Dataran adalah sebuah bagian patahan yang berada pada sisi bidang dari rangkaian stratigraphic. Biasanya dataran mempunyai kemiringan sekitar 30 o terhadap bidang datar dan daerah tunjaman pada dataran biasanya tidak seragam. Sebagian besar patahan terbentuk terbagi-bagi, setiap bagian mempunyai sejarah tersendiri bagaimana terbentuknya patahan tersebut. Patahan memotong lapisan tanah pada bagian permukaan disebut emergent fault sedangkan patahan yang tidak memotong lapisan tanah pada permukaan disebut blind fault (Utama, Y. 2012).
Gambar 2.2 Sistem tunjaman pada daerah dataran 5
2.2.2 Blok Patahan Batuan yang letaknya berada diatas non-vertical fault disebut hanging wall dan batuan yang berada di bawah pada non-vertical fault atau shear zone disebut footwall. Batuan yang bergerak menjauh dari posisi awalnya disebut allochtonous dan batuan yang menahan batuan yang bergerak disebut autochthounous, untuk batuan bergerak pada daerah lokalnya disebut parautochthonous (Saputra, S. 2012). Gambar 2.4 komponen geometri patahan terhadap pergerakan relatifnya.
2.3 Klasifikasi berdasarkan kinematika 2.3.1 Slip Slip adalah arah pergerakan Hanging wall terhadap footwall. Perpindahan vektor dari titik asal menuju titik bidang yang berlawanan pada bidang patahan disebut net slip. Panjang slip ditentukan perpindahan patahan atau berdasarkan pergerakannya (Barka, 1987). Komponen dari netslip yang sejajar dengan arah tunjamannya adalah strike slip dan komponen dari netslip yang sejajar dengan area penurunan patahan adalah dip slip. Rake Gambar 2.3(a) Emergent normal fault (b) blind normal fault
6
adalah ukuran sudut bidang patahan yang berada di bawah arah tunjaman menuju garis bidang gelincir dan plunge adalah ukuran sudut pada bidang vertikal yang mengandung slip line antara horizontal bidang tersebut dan slip line nya. Dip separation adalah komponen separation yang diukur sejajar kemiringan bidang (dip) sesar. Komponen vertikal dip separation adalah throw dan komponen horisontal ( tegak lurus terhadap tunjaman patahan) adalah heave. Perhatikan bahwa dip separation berbeda dari dip slip. Hal ini karena pembentukan bergantung pada orientasi pergerakan patahan alami. Gambar 2.5slip 2.4 Jenis-Jenis Patahan 2.4.1Patahan Normal (Normal Fault) Patahan normal adalah patahan yang mempunyai sudut tinggi, sebuah patahan dip slip dimana batuan menjadi Hanging-wall bergerak turun menuju ke footwall. Patahan normal membawa batuan yang lebih muda bergerak menutupi batuan yang lebih tua. Hal tersebut karena pemisahan geologi arah horisontal yang menyebabkan extension faults. Pada patahan normal saat kecuramannya kurang dari 45 o biasanya disebut juga lag atau denudation fault (Gupta A, 2000).
7
Gambar 2.6 Patahan Normal.
2.4.2 Reverse Fault Reverse vault adalah tipe patahan dip slip, batuan yang berada di hanging-wall bergerak dan menutup batuan yang berada di footwall. Maka dari itu batuan tua akan terangkat dan menutupi batuan muda yang berada di bawahnya. Seperti patahan pada umumnya proses patahan reverse fault atau peristiwa geologi horisontal termasuk kedalam compression fault. Batuan yang mendorong mempunyai sudut yang rendah pada reverse fault sepanjang bidang patahan. Batuan pada hanging wall membentuk thrust sheet atau nappes dari batuan allochthonous yang menutupi batuan autochthonous atau parautochthonous pada bagian footwall (Saputra, S. 2012). Gambar 2.7 Reverse fault.
2.4.3 Strike Slip Fault Strike Slip Fault biasanya mempunyai bentuk curam atau tebing berbentuk vertikal dan pergerakan relatif antara blok yang berbatasan adalah horizontal, serta tunjaman sejajar bidang patahan. Apabila zona patahan strike slip sangat besar patahan ini biasanya dinamakan transcurrent faults dan wrench faults. Konsep dasar pergerakan patahan strike slip dijelaskan dengan kaidah sinistral dan dextral. Patahan bersifat sinistral jika pengamat berdiri di salah satu blok dan menghadap ke patahan lainnya, patahan yang berlawanan tersebut terlihat bergerak ke arah kiri. Sebaliknya, jika pergerakan bergerak ke sebelah kanan patahan disebut dextral ( Debriono, K.E. 2011). 8
Gambar 2.8Strike Slip fault
2.4.4 Transfer Fault Transfer Fault termasuk dalam strike slip fault dengan pergerakan antara dua segmen patahan berorientasi sama. Patahan transfer biasanya mengunci batuan hanging walls dan berakhir di tempat patahan saling bertemu. Patahan transfer dan zona adalah dataran menyamping yang pergerakan dan regangan mendorong blok saling berbatasan. Gambar 2.9 Patahan transfer
Konsep dasarnya adalah saat daya dorong dan normal fault mendorong sudut curam ke arah bidang gelincir, patahan transfer menghubungkan dua patahan normal, oleh karena itu arah pergerakannya berbentuk sejajar. Maka dari itu patahan transfer mempunyai komponen bidang gelincir sangat panjang jika pergerakan berubah terhadap zona transfer. Zona transfer (patahan) biasanya berakhir di tempat kedua patahan bertemu (Debriono, 2011).
2.4.5 Tear Fault Tear fault adalah patahan strike slip yang pergerakannya membuat daerah menyusut atau memanjang dan perbedaan pergerakan antara dua daerah segmen patahan (Saputra, 2012).
9
Gambar 2.10Tear Fault
2.4.6 Patahan Transform Patahan transform adalah patahan strike slip yang berada di batas-batas lempeng. Terdapat ada tiga tipe patahan tersebut yaitu : a. Ridge-Ridge transform : menghubungkan dua segmen dan membentuk batas lempeng yang membangun. b. Trench-Trench transform : memnghubungkan dua segmen membentuk batas lempeng destruktif. c. Ridge-Trench transform : menghubungkan batas lempeng yang membangun menuju batas lempeng destruktif. Ridge-Ridge transform adalah patahan paling umum, terdapat di zona rekahan yang mendorong ke arah sudut kanan ke arah punggung bukit mid-oceanic. Tetapi, Ridge-Ridge transform berbeda dari patahan transcurrent, karena arah pergerakan horizontal berada pada bidang berlawanan arah (Debriono, 2011). Gambar 2.11 Batas divergen dengan petahan transform
10
BAB III KESIMPULAN
Patahan adalah rekahan yang terjadi sepanjang bidang gelincir. Patahan berasal dari faktor pergesekan yang berasal dari lithologi yang ada pada daerah masing-masing patahan. Tekanan yang tinggi menghasilkan patahan yang lebih besar tetapi hal ini tidak akan terjadi pada batuan kering. Ada tiga tipe patahan yang paling umum yaitu patahan normal, Thrust fault dan strike slip faults. Patahan yang besar terdiri dair pusat patahan yang meningkatkan zona bahaya. Patahan akan meningkat di daerah batuan brittle. Patahan dimulai dari retakan kecil yang menjalar, berinteraksi dan terhubung dengan patahan yang besar. Pergerakan total dari patahan secara umum berasal dari beberapa peristiwa robohan patahan. Patahan merepresentasikan gempa bumi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Barka, H. a., 1987. Kinematic indicators on active normal faults in western turkey. Journal of Structural Geology , 9(5-6), pp. 573-584. Gupta A, S., 2000. A Model of Normal Fault Interaction based On Observations And Theory. Journal of Structural Geology, 22(7), pp. 865-879. Hancock, 1985. Brittle microtectonics: principles and practice.. Journal of Structural Geology, 9(5-6), pp. 437-457. Debriono, K.E. 2011. Struktur Geologi. http://www.scribd.com. (Diaksaes pada tanggal 13 Desember 2013) Putra Banggo, H. 2013. Makalah Geologi Struktur. http://www.slideshare.net (Diaksaes pada tanggal 13 Desember 2013) Saputra, S. 2012. Tugas makalah geologi struktur. http://sandrasaputra1.blogspot.com. (Diaksaes pada tanggal 13 Desember 2013) Utama, Y. 2012. Pengenalan Struktur Geologi. situsku.sumbawa.com (Diaksaes pada tanggal 13 Desember 2013)
Dokumen Serupa dengan Tugas Terstruktur Geologi Dasar