Anda di halaman 1dari 42

1

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DOMAIN AFEKTIF


PADA MATAPELAJARAN PKn
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Oleh :
Umi Chotimah





ABSTRAK


Penelitian ini berjudul : Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada
Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama, yang bertujuan untuk
mengembangkan dang menghasilkan model penilaian domain afektif untuk mengukur
kemampuan afektif siswa SMP pada matapelajaran PKn. Metode yang digunakan adalah
metode penelitian dan pengembangan (Reseach and Development). Yang menjadi subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VII dari tiga SMP Negeri di kota Palembang. Teknik
Sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes dalam hal ini menggunakan skala likert, skala thurstone dan
semantik differential. Data dianalisis dengan dengan menggunakan analisis data kualitatif.
Simpulannya bahwa pengembangan dan penerapan instrumen penilaian domain afektif
pada matapelajaran PKn SMP akan efektif mencapai tujuan apabila pengembangan
tersebut memperhatikan segi teknis dan substansinya. Dari segi teknis, mulai dari
menyusun kisi-kisi instrumwn, menulis kaliamat atau bahasa yang jelas, singkat, tidak
bermakna ganda dan tidak menimbulkan ambiguity, adanya urutan dan keseimbangan
jumlah item favorable dan unfovorable, disamping itu dari segi substansi materi pelajaran
yang vbersifat afektif fan relevan untuk mengukur aspek afektif, apakah berupa nilai, sikap,
moral dan lain-lain.

Kata kunci : skala likert, skala thurstone dan semantik differential


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan lulusan dari suatu jenjang pendidikan merupakan hasil dari
implementasi kurikulum, yang di dalamnya mengandung kemampuan ketiga
domain tujuan pendidikan, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor, atau
kemampuan berpikir, keterampilan melakukan pekerjaan dan perilaku. Setiap
matapelajaran sebenarnya memuat ketiga domain tersebut, akan tetapi yang
membedakan matapelajaran yang satu dengan lainnya, adalah dominasi dari
masing-masing komponen tersebut. Artinya ada satu matapelajaran yang dominan
untuk mencapai tujuan kognitif, ada yang afektif, atau psikomotor. Akan tetapi
dimungkinkan juga ada yang dominan pada kedua domain, namun kurang pada
domain yang lain.
2

Salah satu matapelajaran yang kecenderungan pada salah satu domain
(dalam hal ini domain afektif) diantaranya adalah matapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). PKn merupakan salah satu matapelajaran wajib yang
diberikan mulai dari jenjang SD/MI/SDLB sampai Perguruan Tinggi. PKn sebagai
matapelajaran wajib bagi semua siswa di semua jenjang pendidikan, sebab PKn
membawa missi menjadikan warganegara Indonesia menjadi warga negara yang
baik. Matapelajaran PKn merupakan matapelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Saat ini peserta didik dihadapkan dengan tantangan berat yaitu kehidupan
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Karenanya
matapelajaran PKn dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Melalui PKn, peserta didik diharapkan
tidak hanya mampu menguasai aspek kognitif (pengetahuan), namun juga mampu
mengembangkan aspek afektif (nilai dan sikap), serta aspek psikomotor
(keterampilan sosial) secara menyeluruh.
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan tentunya harus didukung oleh instrumen penilaian
yang sesuai dengan karakteristik tujuan (termasuk standar kompetensi maupun
kompetensi dasar) berkala dan berkesinambungan. Di samping itu bukan hanya
menilai secara parsial, melainkan secara menyeluruh yang meliputi proses dan hasil
belajar yang mencakup wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial yang
dicapai siswa. Oleh karenanya penilaian merupakan bagian keseluruhan dari proses
pembelajaran sehingga hasil penilaian dapat menggambarkan kemampuan atau
prestasi belajar peserta didik secara menyeluruh dan sesungguhnya.
Kenyataan di lapangan berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa guru
PKn di SMP, diketahui bahwa pada umumnya mereka menilai hasil belajar siswa
dengan menggunakan tes dan lebih menekankan pada aspek penguasaan
pengetahuan (aspek kognitif) yang menekankan pada aspek pengulangan materi
dengan cara mengingat/menghafal sejumlah konsep, walaupun sesungguhnya
3

mereka menyadari bahwa untuk menilai aspek afektif dan psikomotor tidaklah
relevan jika hanya menggunakan tes.
Selanjutnya juga melalui wawancara kepada beberapa guru PKn di SMP,
ternyata mereka menyadari betul sesungguhnya masalah afektif dirasakan penting,
akan tetapi pada kenyaataannya dapat dikatakan hampir sebagian besar guru tidak
menilai domain afektif dengan menggunakan instrumen yang relevan untuk
mengukur domain afektif, yang ada hanyalah penilaian yang dilakukan tanpa acuan
yang jelas dan dianggap sudah menilai secara tak terstruktur dan terencana. Hal ini
disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidaklah semudah
seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor.
Fakta ini didukung terlihat juga dari hasil penelitain Sunarno (1992) yang
menyatakan menyimpulkan bahwa :
"Proses belajar mengajar belum mencapai tujuan PMP yang diharapkan".
Guru baru memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai
Pancasila kepada pelajar. Guru belum membina dan memandu pelajar
untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu dalam
kehidupannya. Guru pembina PMP masih banyak menekankan aspek
pengetahuan pelajar tentang nilai-nilai Pancasila. Guru belum membina
sikap dan tingkah laku pelajar secara nyata sehingga siswa belum tergugah
hati nuraninya untuk mengamalkannya.

Lebih lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspa Djuwita (1993) bahwa

"pola mengajar yang dilakukan guru lebih bersifat pemberian pengetahuan
tentang Pancasila dan lebih berorientasi pada pencapaian hasil berupa
nombor daripada pembinaan moral, disamping itu suasana dan situasi
pengajaran kurang mengarah pada pembentukan sikap pelajar. Dengan
demikian tujuan PMP belum sepenuhnya tercapai.

Penelitian lain disebutkan oleh Sax dalam Zainul (1997: 2) menyebutkan :
...apabila penilaian hanya menekankan pada aspek pengetahuan sebagai
hasil belajar peserta didik dan mengabaikan aspek sikap dan
keterampilan peserta didik maka secara kejiwaan berdampak negatif bagi
perkembangan dan kemajuan belajarnya, yakni menginvasi hak pribadi
peserta didik, menimbulkan rasa cemas dan mengganggu proses belajar,
pengkatagorikan peserta didik secara permanen, menghukum peserta
didik yang cerdas dan kreatif, menimbulkan diskriminasi dan hanya
dapat mengukur hasil belajar yang sangat terbatas.

4

Sebagian besar guru PKn mengungkapkan bahwa pelaksanaan penilaian
PKn banyak dilakukan untuk mengukur hasil belajar, penilaian terhadap aspek
afektif sangat kurang dan hanya sebatas pada pembuatan tugas-tugas dan pekerjaan
rumah. Ranah yang dinilai terbatas pada aspek kognitif level rendah, lebih banyak
akibatnya mereka hanya menggunakan tes untuk mengukur aspek kognitif, dan
itupun hanya menekankan pada aspek pengulangan materi/hafalan sejumlah konsep.
Oleh karenanya urgensi penelitian ini adalah dalam rangka memberikan solusi bagi
guru-guru PKn di SMP dalam mengukur pencapaian tujuan PKn domain afektif.
Dengan demikian dapat mencapai hakekat tujuan PKn jika dilihat di dalam
kurikulum PKn yang secara umum tidak lain adalah menghasilkan seorang
warganegara yang mempunyai civic intellegence, civic responsibility dan civic
participation, yang pada akhirnya tujuan PKn adalah menjadikan lulusannya
sebagai warganegara yang baik (good citizenship), yang mempunyai sikap dan
perilaku yang baik sulit dicapai jika semata-mata hanya mengukur domain kognitif
saja.
Berdasarkan hasil analisis, wawancara dengan beberapa guru PKn yang
mengajar di SMP maupun beberapa hasil penelitian yang berkenaan dengan
penilaian domaian afektif pada matapelajaran PKn di SMP, maka peneliti
bermaksud menerapkan instrumen penilaian domain afektif pada matapelajaran
PKn di SMP.
Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran hendaknya tidak
dilakukan sesaat, tetapi harus dilakukan secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh yang meliputi semua komponen proses dan hasil belajar siswa.
Berkaitan dengan kesulitan guru dalam menilai kemampuan afektif pada
matapelajaran PKn di SMP itulah, maka peneliti merasakan perlunya dilakukan
perancangan dan pengembangan instrumen penilaian domain afektif secara khusus.
Oleh karena itu penelitian ini berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian
Domain Afektif pada Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : bagaimanakah model instrumen penilaian domain afektif yang dapat
5

digunakan untuk mengukur kemampuan afektif siswa Sekolah Menengah Pertama
pada matapelajaran PKn ?

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menghasilkan model
penilaian domain afektif untuk mengukur kemampuan afektif siswa SMP pada
matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : mendapatkan gambaran
mengenai model instrumen penilaian kemampuan afektif siswa pada matapelajaran
PKn di SMP Negeri untuk selanjutnya diharapkan dapat digunakan guru SMP
dalam pembelajaran PKn. Adapun pada standar kompetensi (SK) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan Negara,
dan kompetesi dasar (KD) : Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan Negara.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, sekolah,
mahasiswa.
1.4.1 Bagi guru, khususnya guru matapelajaran PKn kiranya dapat menjadi
contoh/model dalam menilai kemampuan afektif siswa yang dikaitkan
dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), sehingga
hasil belajar siswa dapat dinilai secara lebih komprehensif lagi (tidak hanya
dinilai dari aspek kognitif saja seperti yang selama ini sering digunakan
oleh guru PKn).
1.4.2 Bagi Sekolah, khususnya jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), dapat
menjadi informasi yang baik dalam memberikan pemahaman kepada guru-
guru PKn lainnya, maupun guru-guru bidang studi lain yang berkenaan
dengan penilaian afektif.
1.4.3 Bagi siswa SMP, sebagai pengetahuan dan pemahaman bagi siswa bahwa
penilaian hasil belajar yang mereka peroleh sesungguhnya bukan hanya
berasal dari penilaian domain kognitif (aspek pengetahuan saja).
1.4.4 Bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi PKn, merupakan
bekal kemampuan bagi mereka sebagai calon guru PKn dalam membuat
6

instrumen penilaian afektif, sehingga kelak nanti dapat diimplementasikan
dalam menilai kemampuan afektif siswa.

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penilaian Domain Afektif
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang
baik. Kualitas pembelajaran ini diantaranya dapat dilihat dari hasil evaluasinya.
Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan apakah
sudah tercapai atau belum, maka dilakukanlah evaluasi. Evaluasi pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sesuai pendapat Grondlund
dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran adalah suatu proses
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik
untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang
guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran
secara jelas dan tegas. Ada tiga domain tujuan pembelajaran menurut Benjamin S.
Bloom dan Krathwohl dan Masia yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Mengingat untuk mengetahui ketercapaian tujuan tersebut adalah melalui evaluasi,
maka berarti evaluasi pun dilakukan untuk mengukur ketercapaian ketiga domain
tersebut. Dalam implementasinya, evaluasi tersebut memerlukan yang namanya
instrumen. Dengan kata lain jika seorang guru/dosen akan melakukan evaluasi,
maka terlebih dahulu guru/dosen tersebut harus menyusun instrumen evaluasi.
Salah satu matapelajaran yang ada di dalam Kurikulum di Indonesia adalah
matapelajaran PKn. PKn juga mengandung tiga tujuan tersebut, namun dalam
kenyataannya guru jarang menggunakan instrumen evaluasi yang mengukur
domain afektif, yang paling sering digunakan guru adalah instrumen evaluasi
domain kognitif dan sedikit sekali yang mengukur domain psikomotor.
Penilaian hasil belajar merupakan proses pengambilan keputusan tentang
kemajuan belajar siswa yang dilakukan oleh guru berdasarkan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran proses dan hasil belajar siswa.
7

Ketepatan dalam penilaian sangat tergantung kepada aspek yang hendak
diukur. Apabila aspek yang hendak dikembangkan melalui matapelajaran PKn
adalah menekankan pada domain afektif, maka sudah seharusnyalah bahwa
penilaian domain afektif dilakukan. Dengan demikian penilaian hasil belajar PKn
tidak hanya mengukur hasil belajar yang berupa aspek pengetahuan saja, melainkan
juga mengukur proses pembelajaran yang dilakukannya agar siswa menjadi
seorang yang mempunyai nilai-nilai serta etika yang baik, baik di sekolah, di
rumah, maupun di masyarakat.
Penilaian hasil belajar PKn tidak sekedar memberikan informasi kepada
semua pihak; guru, siswa, orang tua, dan pengelola sekolah, tetapi pada dasarnya
lebih menekankan pada kualitas informasi yang dihasilkan. Pelaksanaan penilaian
tidak hanya dilakukan secara formal berupa tes hasil penguasaan pengetahuan saja
sebagai suatu produk, lebih dari itu cara penilaian lain dilakukan secara bersamaan
berdasarkan tujuan dan situasi kondisinya (Martorella, 1985 : 230; Jarolimek, 1993
: 454-455; Farris, 1994 : 146; Fraenkel, 1985 : 57; Schuncke, 1988 : 115).
Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Jika seseorang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu, maka
orang tersebut akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai
hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu
membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah
ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun
semangat kebersamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial,
dan sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang program pembelajaran, satuan
pendidikan harus memperhatikan ranah afektif.
Berbeda dengan instrumen evaluasi domain kognitif dan psikomotor,
instrumen evaluasi domain afektif perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
mengukur kemampyan yang berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap/derajad
penerimaan atau penolakan suatu objek.
Menurut Krathwol, domain afektif meliputi lima tingkatan kawasan afektif
yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat,
sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup:
8

penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization).
Anderson (dalam Robert K. Gable), menyebutkan aspek-aspek afektif
meliputi attitude/sikap, self concept/self esteem, interest, value/beliefs as to what
should be desired.
Tujuan dilaksanakannya evaluasi hasil belajar afektif adalah untuk
mengetahui capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif dari
kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh setiap peserta didik setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung. Bahkan menurut Popham (1995), bahwa ranah afektif
menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada
matapelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Adapun teknik pengukuran dan evaluasi belajar domain afektif lebih tepat
dengan menggunakan teknik non testing. Teknik non testing adalah teknik evaluasi
yang menggunakan instrumen bukan tes sebagai alat ukurnya. Yang termasuk
teknik ini adalah observasi/pengamatan yang dapat berbentuk rating scale,
anecdotal record atau rekaman, interview, questionaire, dan inventori.
Menurut Andersen (1980), ada dua metode yang dapat digunakan untuk
mengukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri.
Penggunaaan metode observasi berdasarlan pada asumsi bahwa karakteristik afektif
dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi
psikologi.
Menurut Andersen (1981:4) bahwa pemikiran atau perilaku harus memiliki
dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif. Pertama, perilaku
melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku
seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan
target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa
perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka.
Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang
lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan
yang menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk.
Selanjutnya Andersen menyebutkan bahwa ada lima tipe karakteristik
afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
9

Karakteristik sikap yaitu suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka
atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati
dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima
informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan
yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap
adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang
dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi,
konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap
sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk
ditingkatkan (Popham, 1995). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran,
misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti
pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana
pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap
peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
Kedua, yaitu minat. Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi
yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk
memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan
perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
(1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat
termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Ketiga adalah konsep diri. Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang
dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target,
arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain.
Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah
konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu
daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting
untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan
10

dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta
didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan
motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
Keempat yaitu nilai. Menurut Rokeah (1968) merupakan suatu keyakinan
tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap
buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi
sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu
pada keyakinan. Nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu
seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya
intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai
yang diacu. Tyler (1973:7), menyebutkan nilai ialah suatu objek, aktivitas, atau ide
yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan.
Kelima yaitu moral. Masalah moral banyak dibahas oleh Piaget dan
Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak. Namun ada sedikit
perbedaan dari keduanya, kalau Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara
judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral
seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau
dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak. Moral
berkenaan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau
perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang
lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.
Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan
akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip,
nilai, dan keyakinan seseorang.

2.2 Instrumen Penilaian Domain Afektif
Penilaian domain afektif biasanya menggunakan skala penilaian. Skala
penilaian adalah skala penilaian untuk mengukur penampilan atau perilaku orang
lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu kategori yang
bermakna nilai. Kategori diberi bila rentangan, biasanya mulai dari yang tertinggi
sampai terendah. Rentangan tersebut dapat berupa huruf, angka, kategori, misalnya
tinggi, sedang, baik, kurang dan sebagainya.
11

Instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur domain afektif,
diantaranya dengan menggunakan skala sikap, observasi, angket, wawancara dan
lain-lain. Dalam penelitian ini instrumen yang dikembangkan adalah skala sikap.
Skala sikap biasanya digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek
tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif) dan netral. Skala sikap terdiri dari beberapa jenis, yaitu skal Skala Likert,
Skala Guttman, Skala Thurstone, Skala Semantik Differensial, Rating Scale,
observasi. Dalam penelitian ini instrumen yang dikembanngkan hanyalah
instrumen yang berupa skala, yaitu skala Likert, Thurstone dan Semantik
Differensial.

2.2.1 Skala Likert
Skala likert merupakan skala pengukuran sikap yang diciptakan oleh Rensis
Likert tahun 1932 untuk mengukur referensi intensitas sikap seseorang terhadap
suatu objek tertentu. Item-item dalam skala likert terdiferensiasi dari sikap-sikap
yang favorable hingga sikap-sikap yang unfavorable dan memiliki range of
response diantara kedua sikap tersebut dalam satu kontinum. Skala likert ialah
skala yang dapat di pergunakan untuk mengukur sikap,pendapat,dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.
Skala ini memuat item yang diperkirakan sama dalam sikap atau beban nilainya,
subjek merespon dengan berbagai tingkat intensitas berdasarkan rentang skala
antara dua sudut yang berlawanan, misalnya : Setuju - Tidak Setuju, Suka Tak
Suka, Menerima-Menolak. Model skala ini banyak digunakan dalam kegiatan
penelitian, karena lebih mudah mengembangkannya dan interval skalanya sama

2.2.2 Skala Thurstone
Skala thurstone ialah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci
skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala thurstone dibuat dalam bentuk
sejumlah (40-50) pertanyaan yang relevan dengan variabel yang hendak
diukurkemudian sejumlah ahli (20-40) orang yang menilai relevansi pertanyaan itu
dengan konten atau konstruk variabel yang hendak diukur. Nilai 1 pada skala
12

diatas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat
relevan.

2.2.3 Semantik Differensial
Skala differensial yaitu skala untuk mengukur sikap,tetapi bentuknya bukan
pilihan ganda atau checklis, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana
jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis,dan jawaban negatif
disebelah kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran
dengan skala mantik differensial adalah data interval. Skala ini digunakan untuk
mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

2.3 Matapelajaran PKn di SMP
Dari sepuluh matapelajaran dalam kurikum SMP, matapelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu matapelajaran wajib,
bahkan wajib di sumua jenjang pendidikan mulai dari SD/MI sampai dengan
perguruan tinggi. Hal ini mengingat matapelajaraan ini merupakan matapelajaran
yang membawa missi menjadikan warganegara Indonesia menjadi warga negara
yang baik. Matapelajaran PKn merupakan matapelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Sebagaimana disebutkan di dalam Peraturan Menteri No 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi bahwa: "Objektif Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu sivik
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
rasuah
3. Berkembang secara positif dan demokratik untuk membentuk diri
berdasarkan watak-watak masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bafngsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi maklumat
dan komunikasi.

13

Dalam pelaksanaannya, sejak Indonesia merdeka sampai dengan sekarang
matapelajaran PKn telah mengalami perkembangan yang sangat fluktuatif, baik
dari itu label mahupun substansinya.
Pada tahun 1957 dalam kurikulum SMA walaupun belum ada
matapelajaran "civics", sudah ada mata pelajaran Tatanegara yang di dalamnya
antara lain di bahas masalah kewarganegaraan terhad pada syarat dan status formal
sivik. Secara umum missi utama daripada matapelajaran ini adalah dalam rangka
"nation and character building" dimana sekolah dianggap sebagai "socio-political
institution" (Somantri: 2001). Selanjutnya Somantri (1969:7), mengatakan bahawa
Sebagaimana dikemukakan oleh Somantri bahawa dalam Kurikulum SMP dan
SMA tahun 1962 sudah mula diperkenalkan mata pelajaran "Civics" yang
berisikan materi dan pengalaman belajar yang digali dan dipilih daripada sejarah,
geografi, ilmu ekomomi, ilmu politik , pidato-pidato kenegaraan Presiden,
pengisytiharan hak azasi manusia, dan pengetahuan tentang Pertubuhan Bangsa-
Bangsa. Dalam Kurikulum Sekolah Dasar (SD) tahun 1968 diperkenalkan mata
pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) yang di dalamnya tercakup materi
dan pengalaman belajar mengenai sejarah dan ilmu bumi Indonesia dan "civics"
yang diartikan sebagai Pengetahuan Kewargaan Negara (Dep. P dan K : 1968a).
Sedangkan di Kurikulum SD tahun 1968, konsep PKN diidentikan dengan
Pendidikan IPS terkorelasi. Namun dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1968
diperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara yang berisikan
materi dan pengalaman belajar mengenai sejarah Indonesia dan perlembagaan,
termasuk Undang-Undang Dasar 1945 (UUD '45) (Dep. P dan K: 1968b, 1968c).
Sementara itu, dalam Kurikulum SPG tahun 1969, juga diperkenalkan mata
pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara yang berisikan materi dan pengalaman
belajar mengenai sejarah Indonesia, perlembagaan, pengetahuan kemasyarakatan,
dan hak azasi manusia (Departemen P dan K: 1969). Kemudian dalam Kurikulum
Projek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) digunakan beberapa istilah, yakni
Pendi dikan Kewargaan Negara, Pengajian Sosial, dan Civics dan Hukum. Untuk
SD 8 tahun PPSP digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang dikemas
sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bersepadu analog dengan
model "integrated social studies"nya Taba (1967), yang mengorganisasikan materi
14

dan pengalaman belajarnya atas dasar prinsip "spiral of concept development"
dan" spiral development of Generalization", yang secara popular kemudiannya
dikenali di Indonesia sebagai pendekatan spiral (PPSP IKIP Bandung: 1973a).
Sedangkan untuk SM 4 tahun digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara
sebagai mata pelajaran Inti untuk semua siswa kelas 9 dan 10, dan istilah "civics
dan Hukum" untuk kelas 10, 11, 12 sebagai mata pelajaran utama (major) yang
berisikan materi dan pengalaman belajar yang berkenaan dengan politik,
kenegaraan dan hukum (PPSP IKIP Bandung: 1973b).
Pengalaman tersebut di atas menunjukkan bahawa sampai dengan tahun
1975, di Indonesia kelihatannya terdapat kerancuan dan ketidakstabilan dalam
konseptualisasi "civics", pendidikan Kewargaan negara, dan pendidikan IPS. Hal
itu tampak dalam penggunaan ketiga istilah itu secara bertukar-pakai. Selanjutnya,
dalam Kurikulum tahun 1975 untuk semua jenjang persekolahan yang
dilaksanakan secara berperingkat mulai tahun 1976 dan kemudian disempurnakan
pada tahun 1984, sebagai pengganti matapelajaran Pendidikan Kewargaan Negara
mula diperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang
berisikan materi dan pengalaman belajar mengenai Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) atau "Eka Prasetia Pancakarsa". Mata pelajaran PMP
ini bersifat wajib mulai dari kelas I SD sampai dengan kelas III SMA/Sekolah
Vokasional dan keberadaannya terus dipertahankan dalam Kurikulum tahun 1984,
yang pada dasarnya merupakan penyempurnaan Kurikulum tahun 1975. Dengan
berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pokok-Pokok Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN), yang antara lain Perkara 39, menggariskan adanya
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bahan kajian
wajib kurikulum semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
Selanjutnya tahun 1994 (Depdikbud: 1994) diperkenalkan matapelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang berisikan materi dan
pengalaman belajar yang disusun secara spiral atas dasar butir-butir nilai yang
secara konseptual terkandung dalam Pancasila. Dengan pendekatan tersebut, sila-
sila Pancasila dengan jabaran nilainya diseleksi dan disusun secara artikulatif antar
catur wulan dalam satu kelas, antar kelas dalam satu jenjang, dan antar jenjang
persekolahan (Depdikbud: 1993). Kemudian tahun 2004 berlaku lagi perubahan
15

menjadi kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan, dengan sebutan namun
kurikulumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), akan tetapi pada tahun
2006 berubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan
nama yang sama iaitu Pendidikan Kewarganegaan (PKn).
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini pengembangan instrumen
penilaian domain afektif pada matapelajaran PKn di SMP. Jenis penelitian yang
diajukan ini adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang berusaha
merancang dan menerapkan suatu instrumen penilaian domain afektif dengan
menggunakan spesifikasi tertentu. Prototipe dikembangkan itu adalah instrumen
penilaian domain afektif pada matapelajaran PKn di SMP.
Prosedur penelitian dan pengembangan seringkali mengacu kepada bentuk
siklus di mana berdasarkan kajian temuan penelitian kemudian dikembangkan
suatu produk. Suatu produk dikembangkan dan diuji coba dalam suatu situasi dan
kondisi tertentu kemudian dilakukan revisi terhadap hasil uji coba tersebut sampai
pada akhirnya diperoleh suatu model yang dapat digunakan untuk memperbaiki
output. Menurut Borg & Gall (1989: 775 -776), siklus penelitian dan
pengembangan terdiri dari sepuluh tahapan, yaitu:
16

(1) Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collecting),
yakni studi pendahuluan, pengumpulan data awal termasuk di dalamnya
kegiatan membaca literatur, mengkaji landasan teoritis dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan, observasi, dan persiapan laporan,
(2) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-
kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, merumuskan
tujuan yang hendak dicapai, menentukan urutan kegiatan, dan uji kelayakan
dalam lingkup terbatas.
(3) Pengembangan model awal (develop preliminary form of product). Kegiatan
menyiapkan perlengkapan dan instrumen evaluasi.
(4) Uji coba terbatas terhadap model awal (preliminary field testing). Uji coba
yang melibatkan satu kelas subjek uji coba. Dalam kegiatan ini siswa di beri
instrumen evaluasi domain afektif.
(5) Hasil tes dianalisis uji validitas dan uji reliabilitasnya
(6) Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas,
melibatkan dua kelas dari dua sekolah
(7) Revisi model hasil uji coba lapangan (operational field testing).
Memperbaiki/menyempurnakan model awal hasil uji coba lapangan,
(8) Uji coba lapangan secara operasional (operational field testing). Pelaksanaa-
nya melibatkan sekolah dan subjek yang lebih banyak lagi. Dalam kegiatan
ini dilakukan pengamatan, angket, dan wawancara. Hasilnya dianalisis untuk
menentukan apakah model layak atau belum,
(9) Revisi model akhir (final product revision). Penyempurnaan model
dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan secara operasional.
(10) Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).
Melaporkan hasilnya kepada berbagai pihak, baik melalui pertemuan
profesional, jurnal maupun publikasi lainnya.

Berdasarkan tahapan penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall,
maka dalam penelitian ini dilakukan penyederhanaan tahapan menjadi tiga tahap,
hal ini dilakukan mengingat pertimbangan waktu dan biaya yang dibutuhkan
17

tidaklah sederhana, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan, dan pengujian
model.
(1) Studi Pendahuluan
(2) Pada tahap studi pendahuluan meliputi kegiatan mengkaji literatur,
mengkaji hasil-hasil penelitian yang relevan, dan melakukan penelitian pra-
survey terhadap proses pembelajaran Pendidikan PKn, serta menyusun
rancangan model atau model awal.
(3) Pengembangan model, setelah tersusun model awal selanjutnya melakukan
pengembangan instrumen
(4) Penerapan model, dilakukan melalui uji coba kelayakan dan analisis hasil
Ke-tiga tahapan dalam penelitian dan pengembangan tersebut di atas dapat
digambarkan dalam bagan 1 di bawah ini.




Bagan 1
Tahapan Penelitian dan Pengembangan Model
Kajian Literatur
Hasil-hasil Penelian
yang relevan
Penelitian Pra-survey:
- Rancangan model
penilaian
- Kondisi Guru
- Pendapat guru tentang
instrumen
pembelajaran PKN.
Uji Coba Terbatas:
Rancangan Model
Implementasi
Revisi Model
STUDI
PENDAHULUAN
PENGEMBANGAN
INSTRUMEN
PENGUJIAN INSTRUMEN
Model
Akhir
- Analisis Kualitas
instrumen
- Penarikan kesimpulan
Rancangan Model
atau
Model Awal
INSTRUMEN AWAL
Model Revisi I
Uji Kelayakan:
- Analisis
Kualitas
instrumen
- Penilaian
Model Revisi I
Model Revisi I
Uji Coba Lebih Luas:
Rancangan instrumen l
Implementasi
Kesimpulan Uji Coba
Tahap ke -1 Tahap ke-2
18

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat berlangsungnya di sekolah; yaitu
sebanyak tiga SMP Negeri di kota Palembang Sumatera Selatan yang dipilih
secara acak sedangkan yang menjadi subjek penelitian ialah siswa kelas VII.
Alasan pemilihan siswa SMP karena siswa SMP masih berada dalam usia
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal remaja (pubertas), dimana anak
pada usia tersebut berada dalam kondisi yang labil, dengan demikian diharapkan
jawaban siswa benar-benar merupakan jawaban yang jujur.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data data dalam penelitian ini adalah dengan
dokumentasi dan tes.
(1) Pengembangan instrumen evaluasi domain afektif, yaitu mengembangkan
instrumen domain afektif yang relevan dengan tututan KTSP SMP
matapelajaran PKn.
(2) Tes, yaitu untuk memperoleh data tentang hasil penilaiaian kemampuan siswa
dengan menggunakan instrumen penilaian afektif yang telah dikembangkan
sebelumnya.

3.4 Sumber Data
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah : siswa kelas VII
dari tiga SMP Negeri yang ada di Palembang, yang telah dipilih secara acak
diantara 55 SMPN yang ada di kota Palembang.

3.5 Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data digunakan instrumen yang berupa pedoman
studi dokumentasi dan tes.
(1) Studi dokumentasi, dilakukan untuk memperoleh data tentang sekolah, guru,
siswa, rancangan pembelajaran, model penilaian mata pelajaran PKn yang
selama ini dilakukan oleh guru.
(2) Angket (skala sikap) digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran PKn dengan
menggunakan instrumen penilaian afektif yang telah dikembangkan.
19

3.6 Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data hasil penelitian menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Prosedur pengolahan dan analisis data pengujian instrumen
dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji Kelayakan model dilakukan
melalui analisis kualitas, sedangkan uji efektivitas dilakukan melalui tes. Analisis
kualitas model dengan cara mengkaji ulang model awal yang telah dikembangkan
melalui diskusi peneliti dengan guru dan teman sejawat yang memahami teknik
pengukuran.

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil
Penelitian ini dilakukan di beberapa SMP Negeri di kota Palembang, yaitu
SMPN 10, 17 dan 45 Palembang. Pemilihan sekolah tersebut dilakukan secara
simple random sampling sebagai sampel. Adapun data mengenai kondisi guru dan
siswa dari masing dari masing-masing sekolah tersebut adalah sebagai berikut :
Berikut ini akan disajikan secara umum mengenai keadaan masing-masing
sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian, yang meliputi kondisi guru, kondisi
siswa dan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah masing-masing.

4.1.1 Gambaran umum mengenai SMP Negeri 10 Palembang
SMPN 10 Palembang berlokasi di Jalan Rudus Sekip Ujung Palembang.
Keadaan fisik sekolah di SMP Negeri 10 Palembang meliputi luas tanah sekolah
5.000 m3, setiap ukuran ruangan 2.221 m2, luas lapangan olahraga atau voli
berjumlah 404m3, sekolah ini dilaksanakan kegiatan belajar mengajar pada pagi
hari saja tidak untuk siang hari atau sore kecuali kegiatan ekstrakurikulernya.
SMP N 10 Palembang memiliki jumlah guru sebanyak 68 guru yang terdiri
dari 61 guru tetap / PNS dan 7 guru honor, jumlah karyawan lainnya sebanyak 12
orang karyawan. Selain itu, setiap kelas jumlah siswa-siswinya rata-rata berjumlah
40 siswa, jumlah keseluruhan siswanya yaitu 877 orang dan jumlah kelas
berjumlah 21 kelas. Interaksi yang terjadi di sekolah ini sangat baik, hubungan
guru dan siswa terjalin dengan natural, mereka menjalin komunikasi yang cukup
baik, interaksi antara siswa sendiri.
20

Urusan administrasi sekolah dilakukan oleh bagian tata usaha. Ruangan
kerja bagian tata usaha SMP Negeri 10 Palembang ini terletak tepat didepan pintu
gerbang masuk sekolah dan berdampingan dengan ruang kepala sekolah. Ruang
tata usaha ini dikepalai oleh seorang kepala tata usaha dan 4 pegawai tata usaha
yang membantu kepala tata usaha dan 2 pegawai yang mengurusi masalah
komputerisasi.
Adapun fasilitas yang terdapat di sekolah ini terdiri dari ruang kepala
sekolah, ruang TU, ruang guru, ruang multi media, ruang komputer, ruang
perpustakaan, ruang UKS dan ruang Bimbingan Konseling, ruang penyimpanan
alat olahraga, laboratorium, ruang kelas, mushollah, kantin sekolah, koperasi, dan
ruang penjaga sekolah.

4.1.2 Gambaran Umum SMPN 17 Palembang
SMPN 17 Palembang merupakan salah satu SMP negeri di Palembang yang
berstandar nasional. Lokasinya terletak di Jl. Padang Selasa Bukit Lama, Ilir Barat
I Palembang. Keadaan fisik sekolah di SMP Negeri 17 Palembang meliputi luas
tanah sekolah 8.327 m3, dengan luas bangunan 1.847 m2.
SMPN 17 Palembang memiliki jumlah guru sebanyak 69 orang guru yang
terdiri dari 63 orang guru tetap/PNS, 6 orang guru tidak tetap (GTT) dan 1 PNS
DPK 1 orang. Jumlah pegawai adalah 10 orang, yang terdiri dari 4 orang Tata
Usaha (TU) tetap, 5 orang TU tidak tetap dan 1 orang pustakawan. Jumlah kelas di
SMPN 17 ini adalah sebanyak 22 kelas, yang terdiri dari kelas VII dan VIII
masing-masing terdiri dari 7 kelas, sedangkan kelas IX berjumlah 8 kelas. Dari
keseluruhan kelas, jumlah siswanya adalah 840 orang, yang terdiri dari kelas VII
adalah 280 orang siswa yang terdiri dari 144 orang laki-laki dan 136 orang
perempuan, kelas VIII adalah 280 orang siswa yang terdiri dari 146 orang laki-laki
dan 134 orang perempuan, dan kelas IX berjumlah 280 orang siswa yang terdiri
dari 153 orang laki-laki dan 127 orang perempuan.

4.1.3 Gambaran Umum Tentang SMP Negeri 45 Palembang
SMP Negeri 45 Palembang berdiri pada tanggal 8 Februari 1988. Dasar
pendirian adalah Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui
21

Kanwil Depdikbud Propinsi Sumatera Selatan. Kegiatan belajar mengajar pertama
kali di mulai pada kepimpinan Bapak Sudiono sebagai kepala sekolah pada saat itu.
SMP Negeri 45 Palembang terletak di jalan Demang Lebar Daun Sungai
Sahang Lorok Pakjo Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang. Lokasinya strategis,
berdekatan dengan Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan. Bangunan yang
ditempati SMP Negeri 45 Palembang memiliki luas tanah 6.989 M.
Pada mulanya SMP Negeri 45 Palembang mempunyai 8 ruang, 3 ruangan
kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, dan
ruang keterampilan. Pada awal tahun berdirinya SMP Negeri 45 Palembang jumlah
siswanya 135 orang, terdiri dari 67 laki-laki dan 78 perempuan.
Pada saat ini tenaga pendidik yang ada di SMP Negeri 45 Palembang
berjumlah 54 orang, tata usaha 4 orang, dan 8 orang tenaga honorer. Sekolah ini
terdiri dari 21 kelas, masing-masing kelas VII, VIII dan IX terdiri dari 7 kelas.
Ruang lainnya adalah ruang kepala sekolahm guru, TU, OSIS, UKS, perpustakaan,
laboratorium, Bimbingan Konseling, komputer, mushollah, dan lain-lain.
Jumlah seluruh guru di SMP Negeri 45 Palembang pada tahun ajaran
2010/2011 adalah sebanyak 54 orang, yang terdiri dari 20 orang guru laki-laki dan
34 orang guru perempuan. Sedangkan jumlah siswa yang tercatat di SMP Negeri
45 Palembang pada tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 724 Orang. Masing-masing
adalah kelas VII berjumlah 269 orang, yang terdiri dari 142 orang siswa laki-laki
dan 127 orang siswa perempuan, kelas VIII terdiri dari 230 orang siswa, yang
terdiri 99 orang siswa laki-laki dan 131 orang siswa perempuan, sedangkan kelas
IX berjumlah 225 orang yang terdiri dari 108 orang siswa laki-laki dan 117 orang
siswa perempuan.

4.2 Data Hasil Penilaian Instrumen Domain Afektif
Setelah dirancang instrumen penilaian domain afektif dengan
mengggunakan skala sikap : likert, thurstone dan semantik differensial, maka
dilakukan ujicoba kepada responden dalam hal ini adalah siswa kelas VII dari
SMPN 10, 17 dan 45 Palembang, sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah
mengembangkan model instrumen penilaian afektif untuk mengukur sikap afektif
siswa melalui instrumen penilaian afektif. Data yang ditampilkan di bagian
22

terdahulu adalah data yang diperoleh berdasarkan instrumen penilaian domain
afektif yang telah menggunakan model revisi (instrumen model awal dan instrumen
revisi, terlampir) Berikut ini adalah hasil instrumen yang sudah diujicoba dan
direvisi dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen afektif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga
instrumen skala likert, skala thurstone, dan semantik. Data hasil skala likert dibuat
berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) adalah sebagai
berikut :
1. Standar Kompetensi : Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai
aspek kehidupan. Dengan Kompetensi Dasar : a) Memahami Memahami
pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan, Menunjukkan
sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan.
2. Standar Kompetensi : Memahami kehidupan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesia, dengan Kompetensi Dasar : Menunjukkan sikap
positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia.
3. Indikator :
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksnaan demokrasi dalam
kehidupan pribadi.
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam
kehidupan keluarga
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam
kehidupan sekolah.
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam
kehidupan masyarakat.
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi
dalam kehidupan Negara.
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan dalam kehidupan pribadi.
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan dalam kehidupan keluarga.
Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan dalam kehidupan masyarakat.
23

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem
pemerinthan dalam kehidupan Negara.

Data yang ditampilkan dalam hasil penelitian ini adalah data yang diperoleh
berdasarkan instrumen penilaian domain afektif yang telah direvisi berdasarkan
masukan yang diberikan oleh teman sejawat.
Adapun revisi dari teman sejawat terhadap instrumen awal yang telah
dibuat adalah sebagai berikut :
Sebelum item instrumen dibuat, perlu dibuat kisi-kisi sebagai acuan dalam
menulis instrumen
Hindari kata-kata sering, selalu, sebab kata-kata tersebut menggiring siswa
untuk menjawab yang baik-baik saja
Bila item-nya menanyakan tentang tempat, sebaiknya perlu di spesifik-kan
temdalam lingkungan apa, misalnya keluarga, sekolah atau masyarakayat dan
lain-lain
Hindari item yang mengacu pada banyak peristiwa masa lalu dibandingkan
pada saat ini.
Hindari item yang dapat diinterpretasikan sebagai fakta padahal bukan.
Hindari item yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.
Hindari item yang tidak relevan dengan konteks psikologis atau konstruk yang
belum terbangun.
Hindari item yang jawabannya hampir sama oleh setiap orang atau item
yang tidak akan dipilih oleh seorangpun.
Susun item dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan langsung.
Buat item pendek, tidak lebih dari 20 kata.
Satu item hanya berisi satu ide/pokok pikiran.
Hindari terjadinya double negatif.
Hindari item yang menyebabkan ambiguity pada responden
Beberapa item pertanyaan kurang relevan dengan tingkat usia responden.

24

Berdasarkan masukan dan saran dari teman sejawat tersebut, diperolehlah
data sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1 sampai dengan 9 di bawah ini.
4.2.1 Data Sikap Siswa Menggunakan Skala Likert
Adapun jumlah item yang dibuat untuk skala likert secara berturut-turut
dari siswa SMPN 10, 17 dan 45 Palembang yang terdiri dari 20 item pertanyaan
dengan menggunakan empat option. Berikut ini akan Instrumen skala likert
tersebut sebagai berikut :
TABEL 1
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 10 PALEMBANG
DENGAN SKALA LIKERT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 M. Rafli Ramadhan 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 73 3,7 sangat baik
2 Dela Paramit a 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 75 3,8 sangat baik
3 Shint ya Lanova 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 3,8 sangat baik
4 Farah Dit a Humaira 3 3 4 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 64 3,2 baik
5 Ivan Juli Andy 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 65 3,3 sangat baik
6 Sadana 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 68 3,4 sangat baik
7 Cindy Efsiara 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 67 3,4 sangat baik
8 Try Sept iani 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 76 3,8 sangat baik
9 Nanda Rizka A 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 4,0 sangat baik
10 Rian . R 3 3 3 3 4 4 3 4 4 1 3 3 2 3 4 4 3 4 4 1 63 3,2 baik
11 Saddam Abimanyu 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 74 3,7 sangat baik
12 Fajri Ramadhan 4 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 1 4 4 3 2 3 3 4 60 3,0 baik
13 Mahendra 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 62 3,1 baik
14 Amalia Amrina Rosyad 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 68 3,4 sangat baik
15 Yuni Anggraini 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3,0 baik
16 Laras Damayant i 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 3,1 baik
17 Elza Elseriant y 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 62 3,1 baik
18 M. Adit ya .F 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 63 3,2 baik
19 Tiara Ayu Lest ari 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 71 3,6 sangat baik
20 Ghina Salsabila 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 72 3,6 sangat baik
21 Mafazi Aufar Soehart o 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 1 4 1 3 4 4 3 3 60 3,0 baik
22 Rifqi Radit ya 4 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 66 3,3 baik
23 Bella Fit ri Aliana 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 72 3,6 sangat baik
24 Mardika Zadit ya Herla 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 73 3,7 sangat baik
25 M. Cindar Alam KW 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 67 3,4 sangat baik
26 Aldy Zulfani 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 64 3,2 sangat baik
27 Rudh. Sit ta Parapat 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 58 2,9 kurang baik
28 Ade Okt arina 3 4 3 3 4 2 1 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 68 3,4 baik
29 Rinaldy 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 68 3,4 baik
30 M. Dwiki Kurniawan 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 73 3,7 sangat baik
31 Hafis Agung WS 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 71 3,6 sangat baik
32 Agrin Aulia 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 55 2,8 baik
33 Arif Prabowo 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 70 3,5 sangat baik
34 Happy Rivaldy 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 68 3,4 sangat baik
35 Wahyu Praswt yo Andr 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 70 3,5 sangat baik
36 Maya Dist a Agust ian 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 59 3,0 baik
37 Nanda Tri . S 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 72 3,6 sangat baik
38 Putri Choirani 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 69 3,5 sangat baik
39 Nadia Putri Ramadhan 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 72 3,6 sangat baik
Jumlah 132 138 129 111 131 144 130 149 144 148 130 152 141 151 144 153 143 159 154 160 2633 132
Rata-rat a 3,4 3,5 3,3 2,8 3,4 3,7 3,3 3,8 3,7 3,8 3,3 3,9 3,6 3,9 3,7 3,9 3,7 4,1 3,9 4,1 67,5 3,4
Kat egori
minat at au
sikap
RATA2
sangat baik
Skor unt uk But ir it em nomor:
JML No Nama Siswa

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010
25

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 17
Palembang, dengan menggunakan skala likert.
TABEL 2
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 17 PALEMBANG
DENGAN SKALA LIKERT
NO
NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10P11P12P13P14 P15P16P17P18P19P20 JLM Rat a2 KAT.SIKAP
1
Aditya erlangga 3 4 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 3,6 Sangat baik
2
Ahmad yoga T. 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 4 3 61 3,1 baik
3
Al ihksan P. 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 4 4 2 3 4 54 2,7 kurang
4
Anisa 3 4 3 4 2 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 62 3,1 baik
5
Alya anjani 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 61 3,1 baik
6
A.madlana.K 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 1 64 3,2 baik
7
A. nurimansyah 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 66 3,3 sangat baik
8
As'ari O.S. 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 59 3,0 baik
9
Bela vist a A. 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 68 3,4 sangat baik
10
Bintang. H 2 3 3 4 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 53 2,7 kurang
11
Chairani Q. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 63 3,2 baik
12
Fadhila S. 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59 3,0 baik
13
Isyafit ri B. 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 74 3,7 sangat baik
14
Kevin Pratama 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 68 3,4 sangat baik
15
Laila T. 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 70 3,5 sangat baik
16
M. Ahlan F. 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 64 3,2 baik
17
M. Dwiki L. 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 0 4 1 1 4 64 3,2 baik
18
M. Faris syafiq 3 3 3 4 2 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 64 3,2 baik
19
M. Hilal P. 4 3 3 3 2 4 4 2 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 4 3 65 3,3 sangat baik
20
M. Ikman Aidil A. 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 69 3,5 sangat baik
21
M. Rizki Pahlevi 4 3 4 0 4 4 4 4 4 3 1 3 3 2 3 4 2 4 3 4 63 3,2 baik
22
M. Urip Sut ant o 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 74 3,7 sangat baik
23
Nadia Anisa 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 70 3,5 sangat baik
24
Ona Anisa 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 70 3,5 sangat baik
25
Pandu P. 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 57 2,9 baik
26
Put ri Ekawat i 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 2 3 64 3,2 baik
27
Rahmad Ilahi 3 3 3 3 1 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 57 2,9 baik
28
Regina Zat alini 3 3 4 3 0 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 66 3,3 sangat baik
29
Ret no Yusriana 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 1 1 4 4 3 57 2,9 baik
30
Rizki Damayant i 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 66 3,3 sangat baik
31
Robi Prat ama 4 4 4 2 1 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 64 3,2 baik
32
Sarah Qhairunisa 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 62 3,1 baik
33
Septiani Ropi 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 74 3,7 sangat baik
34
Sint ia 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 63 3,2 baik
35
Ulan Endaliza 4 4 4 3 4 3 4 0 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 66 3,3 sangat baik
36
William Piet er 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 67 3,4 sangat baik
37
Wirawadi F. 4 0 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 65 3,3 sangat baik
38
Yuni Arsih Ut ami 4 4 4 4 1 4 0 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 64 3,2 baik
Jumlah kelas
128 127 126 114 95 124 137 122 117 130 106 119 111 119 124 138 124 135 132 121 2449
122,5
Rat a-rat a kelas
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 64,4
3,2 baik

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010
Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 45
Palembang, dengan menggunakan skala likert.
26

TABEL 3
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 45 PALEMBANG
DENGAN SKALA LIKERT
NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JLM RATA2KAT SIKAP
A. Kurniawan 3 4 4 4 4 3 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 62 3,1 baik
1
Abdarit a Yulianti 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 72 3,6 sangat baik
2
Abu Hanifa 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 74 3,7 sangat baik
3
Anggi Nadia 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 74 3,7 sangat baik
4
Basrunudin 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 67 3,4 sangat baik
5
Bela Apriani 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 66 3,3 sangat baik
6
Cherin Virginia 3 3 4 2 3 1 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 64 3,2 baik
7
Choirin Rafi 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 66 3,3 baik
8
Dessy Novitasari 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 3 66 3,3 sangat baik
9
Didi Herwansyah 4 4 4 3 3 3 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 67 3,4 sangat baik
10
Dwi Yuliani 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 72 3,6 sangat baik
11
Eka Rizky Agust ini 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 64 3,2 baik
12
Agust ina D. 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 65 3,3 sangat baik
13
Febria Wahyu N. 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57 2,9 baik
14
Fikriansyah 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 73 3,7 sangat baik
15
Hendra Maulana 3 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 65 3,3 baik
16
Iga Anggraini 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 63 3,2 sangat baik
17
Ilsa Palingga 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 62 3,1 baik
18
Jerry Maha Putra 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 2 4 4 4 1 2 63 3,2 baik
19
Kart ika 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 4 2 59 3,0 baik
20
Kerrick Herlianto 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 61 3,1 baik
21
Lovast a T. 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 65 3,3 baik
22
Lusi Elest a 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 69 3,5 sangat baik
23
M. A. Fikri 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 66 3,3 kurang
24
M. Ridho M.A 4 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 68 3,4 sangat baik
25
Mesrawati 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 64 3,2 baik
26
M. Alfi Syahrio 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 66 3,3 sangat baik
27
Neneng O. 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 65 3,3 sangat baik
28
Qitariah 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 74 3,7 sangat baik
29
Paray M.R 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 75 3,8 sangat baik
30
Put ri Agustina 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 57 2,9 baik
31
Rahmi Tusi 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 65 3,3 sangat baik
JUMLAH KELAS 112 119 113 92 93 104 117 103 105 114 98 110 94 101 99 116 102 107 116 101 2116 105,8
RATA-RATA KLS 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3,2 3,5 3 3,3 3,2 4 3,3 3 3,7 3,3 68 3,413
sangat baik
NO
URT

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

4.2.2 Data Sikap Siswa Menggunakan Skala Thurstone :
Adapun jumlah item yang dibuat untuk skala thurstone secara berturut-turut
dari siswa SMPN 10, 17 dan 45 Palembang yang terdiri dari 20 item pertanyaan
dengan menggunakan empat option. Berikut ini akan Instrumen skala likert
tersebut sebagai berikut :




27

TABEL 4
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 10 PALEMBANG
DENGAN SKALA THURSTONE
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
1 M. Rafli Ramadhan 7 5 2 6 7 7 7 7 6 7 7 6 7 7 7
6 2 4 6 6 119
6,0 sangat baik
2 Dela Paramit a 7 7 6 7 5 7 7 5 6 7 7 7 7 4 7
7 6 6 7 6 128
6,4 sangat baik
3 Shintya Lanova 7 7 7 6 4 7 7 6 7 7 7 7 7 7 6
7 6 7 7 7 133
6,7 sangat baik
4 Farah Dita Humaira 4 4 4 4 5 6 7 4 7 6 4 4 5 5 5
7 6 7 7 7 108
5,4 baik
5 Ivan Juli Andy 7 4 6 1 6 7 6 7 6 6 7 7 6 7 6
7 7 6 6 6 121
6,1 sangat baik
6 Sadana 7 7 7 4 7 7 1 7 1 7 7 7 7 7 7
5 7 6 6 6 120
6,0 sangat baik
7 Cindy Efsiara Pasela 7 7 6 2 7 4 5 7 7 7 7 7 6 5 6
2 1 4 4 7 108
5,4 baik
8 Try Sept iani 7 6 7 7 7 7 5 6 6 7 7 3 7 5 7
5 4 4 6 7 120
6,0 sangat baik
9 Nanda Rizka Anggraini 6 6 7 7 5 7 7 7 7 7 5 5 5 7 5
6 4 6 6 7 122
6,1 sangat baik
10 Rian . R 7 5 5 7 1 4 7 5 7 1 6 5 6 5 6
7 2 7 7 7 107
5,4 baik
11 Saddam Abimanyu 7 4 7 5 7 5 7 6 5 6 7 7 6 5 7
6 4 6 7 7 121
6,1 baik
12 Fajri Ramadhan 7 3 5 3 4 5 7 5 4 5 5 7 7 3 7
7 4 5 7 7 107
5,4 sangat baik
13 Mahendra 5 4 4 3 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 4
5 4 6 7 6 92
4,6 baik
14 Amalia Amrina Rosyada 6 4 3 4 4 6 3 5 6 6 2 3 6 7 4
4 3 4 5 5 90
4,5 baik
15 Yuni Anggraini 7 7 7 6 7 6 6 7 6 6 4 5 7 6 7
7 5 7 4 7 124
6,2 sangat baik
16 Laras Damayant i 5 4 4 4 5 5 6 4 5 4 5 5 5 6 4
4 4 7 7 7 100
5,0 baik
17 Elza Elserianty 3 5 5 5 4 5 4 3 5 6 4 4 4 4 7
4 3 6 5 7 93
4,7 baik
18 M. Aditya .F 1 4 2 7 1 7 7 4 7 7 7 6 7 7 6
4 4 6 7 7 108
5,4 baik
19 Tiara Ayu Lestari 6 6 6 3 5 1 2 6 7 3 2 6 6 6 6
5 4 6 5 7 98
4,9 baik
20 Ghina Salsabila 6 7 6 6 5 7 7 6 7 7 6 6 7 6 5
3 2 1 7 7 114
5,7 sangat baik
21 Mafazi Aufar Soeharto 1 7 7 1 6 2 6 1 2 7 6 4 7 5 3
6 4 3 5 6 89
4,5 baik
22 Rifqi Radit ya 7 3 7 7 7 4 7 4 4 7 7 4 7 7 7
6 7 6 7 7 122
6,1 sangat baik
23 Bella Fit ri Aliana 5 5 5 6 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5
5 4 7 7 6 100
5,0 baik
24 Mardika Zaditya Herlamb 7 5 5 6 6 7 7 4 5 6 4 2 7 6 5
6 6 5 5 6 110
5,5 baik
25 M. Cindar Alam KW 4 5 6 4 7 7 7 5 6 5 6 7 2 2 6
6 6 5 5 2 103
5,2 baik
26 Aldy Zulfani 5 5 7 3 5 6 7 7 5 7 6 7 7 6 5
7 5 7 5 7 119
6,0 sangat baik
27 Rudh. Sit ta Parapat 7 4 7 7 7 5 5 7 5 4 5 4 7 7 7
7 5 7 7 7 121
6,1 sangat baik
28 Ade Okt arina 7 5 7 4 7 7 2 7 6 7 7 7 7 1 7
6 4 6 6 7 117
5,9 baik
29 Rinaldy 5 4 2 5 5 4 7 4 6 6 7 7 6 5 5
6 6 5 5 6 106
5,3 baik
30 M. Dwiki Kurniawan 6 4 6 6 6 7 7 5 7 7 4 6 7 7 6
7 4 7 7 7 123
6,2 sangat baik
31 Hafis Agung WS 7 5 3 5 7 5 7 7 7 7 5 7 7 5 5
5 4 5 5 7 115
5,8 baik
32 Agrin Aulia 5 7 4 3 4 5 3 4 4 3 7 7 7 4 4
5 4 5 3 6 94
4,7 kurang
33 Arif Prabowo 5 6 6 6 4 7 7 7 5 6 5 7 6 7 5 6 5 6 7 7
120
6,0 sangat baik
34 Happy Rivaldy 6 6 6 7 7 7 7 6 4 7 6 5 4 5 4 5 7 7 7 7
120
6,0 sangat baik
35 Wahyu Prasetyo Andro 6 5 6 5 6 5 5 6 5 6 3 7 7 5 7 3 5 4 4 5
105
5,3 baik
36 Mega Dist a Agust ian 7 5 5 7 7 3 7 4 4 7 7 7 4 4 6 5 6 6 4 5
110
5,5 baik
37 Nanda Tri . S 7 6 6 7 7 7 6 6 7 7 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7
133
6,7 sangat baik
38 Putri Choirani 6 7 6 6 6 5 7 6 7 7 7 7 7 6 5 4 5 4 5 5
118
5,9 baik
39 Nadia Putri Ramadhan 5 5 7 7 5 7 7 6 6 5 7 6 5 7 6 5 5 6 4 7
118
5,9 baik
Jumlah 227 205 214 199 215 218 228 210 216 232 221 225 239 212 223 215 180 219 228 250
4376
218,8
Rata-rata 6 5 5 5 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 6 6 5 6 6 6
112
5,6 baik
No Nama Siswa JML
Kategori
minat at au
sikap
Skor untuk But ir item nomor:
RATA2

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 17
Palembang, dengan menggunakan skala thurstone.

28


TABEL 5
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 17 PALEMBANG
DENGAN SKALA THURSTONE
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10P11P12P13P14P15P16P17P18P19P20
1
ADITYA ERLANGGA 6 7 7 4 5 4 5 6 4 6 4 4 6 6 6 4 4 6 7 7 108 5,4 baik
2
AHMAD YOGA THEO 4 7 7 7 5 6 6 7 3 7 7 7 4 7 5 6 4 7 0 7 113 5,7 sangat baik
3
AL IKHSAN.P 4 4 4 1 3 4 7 4 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 7 7 83 4,2 baik
4
ANNISA 6 7 4 4 5 4 5 6 5 5 7 2 4 7 5 4 7 5 1 1 94 4,7 baik
5
ALYAH ANJANI 6 5 5 4 4 5 6 5 5 5 6 4 4 6 4 4 5 5 6 5 99 5,0 sangat baik
6
A. MAULANA 7 7 7 4 6 6 6 7 4 6 7 5 4 7 6 5 7 6 7 6 120 6,0 sangat baik
7
A.NURIMANSYAH 7 7 4 7 6 4 4 4 2 4 7 6 4 5 7 4 4 7 7 7 107 5,4 baik
8
AS'ARI OKTAFIAN 5 7 6 5 4 5 5 4 4 5 5 6 6 6 5 4 3 5 6 7 103 5,2 baik
9
BELLA VISTA ARDIYANI 5 7 7 5 5 5 7 7 7 7 7 5 5 7 7 7 6 7 7 7 127 6,4 sangat baik
10
BINTANG H 4 7 4 6 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 7 5 93 4,7 baik
11
CHAIRANI QISSISINA 5 7 6 6 4 4 6 6 7 7 7 5 4 7 4 4 6 5 7 7 114 5,7 sangat baik
12
FADHILAH SALSABILA 6 7 5 4 3 4 5 4 4 4 5 3 3 5 4 3 5 5 5 5 89 4,5 kurang
13
ILSYAFITRI BONITA 7 7 7 4 7 7 7 7 3 3 4 6 7 7 7 4 4 7 7 7 119 6,0 sangat baik
14
KEVIN PRATAMA 5 7 7 6 6 5 6 6 7 6 7 7 6 6 5 4 7 6 7 7 123 6,2 sangat baik
15
LAILA TUSYSYARIFAH 7 7 7 4 7 6 6 7 5 7 7 7 6 7 6 6 7 7 7 7 130 6,5 sangat baik
16
M.AHLAN PATHULLAH 5 7 6 5 5 6 4 5 6 6 7 3 6 6 5 2 7 4 7 7 109 5,5 baik
17
M.DWIKI LATUCONSINA 7 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 4 1 0 7 3 115 5,8 sangat baik
18
M.FARIS SYAFIQ 5 5 6 7 4 5 7 4 4 5 7 5 4 5 4 4 4 5 7 7 104 5,2 baik
19
M.HILAL PRATAMA 5 7 5 4 4 7 7 7 5 7 7 6 4 5 6 4 4 5 7 7 113 5,7 sangat baik
20
M.IKMAN AULIA AIDIL AJI 6 5 6 4 5 4 7 7 4 4 7 5 6 7 5 4 6 5 7 7 111 5,6 baik
21
M.RIZKY PAHLEVI 7 7 7 4 4 7 7 7 7 7 7 4 4 7 7 4 7 7 7 7 125 6,3 sangat baik
22
M.URIP SUTANTO 7 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 5 6 7 7 4 3 7 7 7 127 6,4 sangat baik
23
NADIA ANISA 7 7 7 4 6 6 7 6 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6 5 2 120 6,0 sangat baik
24
ONA ANISA 7 5 6 4 4 5 7 5 5 7 7 6 6 7 7 6 3 7 7 7 118 5,9 sangat baik
25
PANDU.P 7 6 5 5 7 7 7 4 5 5 5 5 7 7 4 4 5 7 7 5 114 5,7 baik
26
PUTRI EKAWATI 4 7 4 5 5 4 4 6 7 5 5 7 4 6 4 3 7 6 7 7 107 5,4 baik
27
RAHMAD ILAHI 7 5 5 6 2 4 6 4 4 5 5 6 4 4 4 4 5 4 7 5 96 4,8 baik
28
REGINA ZATALINI 7 7 5 7 6 7 6 7 6 7 7 6 4 7 7 5 7 7 7 7 129 6,5 sangat baik
29
RETNO YUSRIANA 5 7 4 7 7 4 7 4 6 7 7 3 4 6 7 4 4 4 7 7 111 5,6 baik
30
RISKI DAMAYANTI 5 6 7 4 5 0 7 5 7 7 7 7 5 6 5 4 6 4 7 7 111 5,6 baik
31
ROBI PRATAMA 7 7 7 7 6 6 7 4 5 5 7 5 5 5 5 4 5 4 5 5 111 5,6 baik
32
SARAH QAIRUNNISA 7 7 4 4 6 6 7 6 6 7 7 5 6 3 3 3 3 4 7 7 108 5,4 baik
33
SEPTIANI ROPI 7 7 7 7 6 7 6 6 7 7 7 6 5 6 6 5 6 6 7 7 128 6,4 sangat baik
34
SHINTIA 4 6 7 6 5 4 5 4 4 5 7 5 4 5 4 3 4 5 7 5 99 5,0 baik
35
ULAN ENDALIZA 7 7 2 6 6 7 7 6 4 7 7 5 4 3 3 4 7 4 7 2 105 5,3 baik
36
WILLIAM PITER 6 5 7 5 4 4 4 4 6 6 7 5 4 7 5 4 5 4 7 7 106 5,3 baik
37
YUNI ARSIH UTAMI 7 7 7 6 4 7 7 7 5 4 6 6 6 6 7 3 2 7 7 4 115 5,8 baik
38
WIRA WADI FATNAH 5 7 7 3 5 4 7 5 4 5 7 6 4 5 5 7 4 5 7 5 107 5,4 baik
JUMLAH KELAS 225 248 222 189 193 198 233 211 196 221 243 200 184 225 199 161 189 203 245 226 4211 210,6
RATA-RATA KELAS 6 7 6 5 5 5 6 6 5 6 6 5 5 6 5 4 5 5 6 6 111 5,5 baik
KAT SIKAP NO NAMA
PERTANYAAN
JML RATA2

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010
Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 45
Palembang, dengan menggunakan skala thurstone.

29

TABEL 6
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 45 PALEMBANG
DENGAN SKALA THURSTONE
NO
URT
NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JML RATA2 KAT.SIKAP
1
A. Kurniawan 6 7 7 6 6 6 6 2 5 5 3 4 6 6 6 2 4 6 6 7 106 5,3 baik
2
Abdarita Yulianti 7 6 6 6 1 2 3 7 5 5 6 7 6 3 4 6 6 7 6 7 106 5,3 baik
3
Abu Hanifa 7 7 7 7 6 7 6 6 3 3 7 5 6 6 7 6 7 7 2 4 116 5,8 sangat baik
4
Anggi Nadia 7 7 7 7 6 7 6 6 3 7 7 5 6 6 7 6 7 3 3 7 120 6,0 sangat baik
5
Basrunudin 6 7 7 6 6 7 7 6 7 7 7 6 5 6 5 4 6 6 6 6 123 6,2 sangat baik
6
Bela Apriani 6 3 4 6 6 4 7 6 4 4 7 6 5 6 5 4 6 6 6 6 107 5,4 sangat baik
7
Cherin Virginia 7 7 6 6 5 7 6 5 5 7 7 2 3 1 2 1 4 4 7 3 95 4,8 baik
8
Choirin Rafi 6 6 6 6 2 5 7 4 4 6 6 7 6 5 5 4 4 6 7 7 109 5,5 baik
9
Dessy Novitasari 6 5 3 7 6 6 7 6 4 7 7 6 5 0 6 4 6 6 7 5 109 5,5 baik
10
Didi Herwansyah 7 7 7 7 6 7 7 7 4 7 7 5 4 7 7 2 7 7 7 6 125 6,3 sangat baik
11
Dwi Yuliani 7 6 7 4 4 7 6 6 7 6 7 2 6 6 6 4 6 4 7 7 115 5,8 sangat baik
12
Eka Rizky Agust i 7 6 4 4 6 6 5 4 5 7 7 5 4 6 5 4 5 7 7 7 111 5,6 baik
13
Agust ina D. 6 7 6 4 4 6 7 6 6 7 7 5 5 7 5 4 6 7 6 7 118 5,9 sangat baik
14
Febria Wahyu N. 4 4 3 7 4 3 7 7 5 5 7 7 3 5 4 7 4 5 5 5 101 5,1 baik
15
Fikriansyah 5 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 4 3 7 7 5 7 4 7 5 121 6,1 sangat baik
16
Hendra Maulana 6 7 7 0 6 7 7 7 7 7 7 5 6 7 4 4 7 7 7 7 122 6,1 sangat baik
17
Iga Anggraini 5 7 3 3 5 5 5 7 6 6 6 4 2 4 4 3 6 5 7 7 100 5,0 baik
18
Ilsa Palingga 7 7 7 4 7 4 5 4 4 5 7 7 4 6 4 4 6 7 7 7 113 5,7 sangat baik
19
Jerry Maha Putra 7 7 5 4 7 6 6 4 5 6 7 5 4 6 5 4 6 5 7 6 112 5,6 sangat baik
20
Kart ika 7 4 7 3 7 5 3 1 6 5 7 2 1 5 3 2 1 7 7 7 90 4,5 kurang
21
Kerrick Herlianto 7 7 7 2 7 6 7 6 3 7 3 4 4 6 6 4 3 5 6 3 103 5,2 baik
22
Lovasta T. 6 7 7 6 5 4 5 5 7 4 7 4 4 7 6 4 6 4 7 7 112 5,6 sangat baik
23
Lusi Elest a 7 7 7 4 4 4 7 4 7 7 7 5 4 7 5 4 7 7 6 7 117 5,9 sangat baik
24
M. A. Fikri 6 6 7 5 7 7 7 6 4 4 4 5 4 6 4 6 4 5 6 4 107 5,4 sangat baik
25
M. Ridho M.A 6 6 4 4 7 4 4 6 4 4 7 5 4 6 4 4 5 5 6 7 102 5,1 baik
26
Mesrawati 7 7 4 4 7 7 6 6 6 3 4 5 4 7 3 3 3 3 4 7 100 5,0 baik
27
M. Alfi Syahrio 7 7 5 7 5 4 6 6 6 6 7 5 5 7 7 5 5 7 7 7 121 6,1 sangat baik
28
Neneng O. 7 7 2 4 6 6 5 7 3 5 7 6 4 7 6 4 6 6 7 7 112 5,6 sangat baik
29
Oft ariah 6 6 7 5 4 4 4 6 4 3 4 5 4 6 6 6 5 5 6 7 103 5,2 baik
30
Paray M.R 7 7 6 5 1 4 1 7 2 3 7 4 6 1 5 4 7 7 7 7 98 4,9 kurang
31
Put ri Agustina 6 7 3 4 4 5 5 5 6 7 5 5 5 5 5 4 5 5 7 6 104 5,2 baik
32
Rahmi Tusi 6 7 6 0 4 6 7 6 6 7 7 5 5 2 5 4 2 7 6 2 100 5,0 baik
JML KLS 204 205 181 151 168 175 184 178 160 179 202 157 143 172 163 132 169 182 199 194 3498 174,9
RATA-RATA KLS 6,4 6 6 5 5 5 6 6 5 5,6 6 4,9 4,5 5 5,1 4,1 5 5,7 6,2 6,1 109 5,5
baik

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

4.2.3 Data Sikap Siswa Menggunakan Skala Semantik
Adapun jumlah item yang dibuat untuk skala semantik secara berturut-turut
dari siswa SMPN 10, 17 dan 45 Palembang yang terdiri dari 20 item pertanyaan
dengan menggunakan empat option. Berikut ini akan Instrumen skala likert
tersebut sebagai berikut :
30

TABEL 7
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 10 PALEMBANG
DENGAN SKALA SEMANTIK
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
P16 P17 P18 P19 P20 JML Rat a2 KAT SIKAP
1 M. Rafli Ramadhan 7 6 7 7 6 7 2 6 7 7 7 7 6 7 7 6 7 5 6 6 126 6,3 sangat baik
2 Dela Paramita 7 7 7 7 7 6 6 6 7 6 5 2 7 7 7 7 6 4 6 5 122 6,1 sangat baik
3 Shint ya Lanova 5 5 7 2 5 6 7 6 6 7 7 5 5 2 7 3 6 6 3 6 106 5,3 baik
4 Farah Dita Humaira 7 5 6 7 7 2 2 7 7 7 3 7 5 6 7 7 7 7 6 6 118 5,9 baik
5 Ivan Juli Andy 7 6 7 2 7 7 7 2 6 7 7 7 6 2 7 2 7 7 7 3 113 5,7 baik
6 Sadana 7 6 7 2 6 7 7 6 7 2 2 1 6 2 3 6 7 6 6 6 102 5,1 baik
7 Cindy Efsiara Pasela 7 6 7 7 3 3 3 2 6 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 4 117 5,9 sangat baik
8 Try Septiani 7 7 3 4 2 7 7 7 6 2 3 2 7 2 7 2 7 2 7 1 92 4,6 baik
9 Nanda Rizka Anggraini 7 5 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 5 7 7 7 6 6 7 6 130 6,5 sangat baik
10 Rian . R 5 6 5 5 7 7 6 6 7 2 7 5 6 5 5 7 3 7 3 5 109 5,5 baik
11 Saddam Abimanyu 7 5 6 7 6 5 6 5 6 6 5 3 5 6 7 6 5 7 5 6 114 5,7 sangat baik
12 Fajri Ramadhan 6 6 6 7 6 7 7 2 4 3 6 6 6 6 7 6 7 7 4 6 115 5,8 sangat baik
13 Mahendra 7 6 7 7 3 7 3 2 6 2 7 7 6 7 7 7 7 7 4 4 113 5,7 sangat baik
14 Amalia Amrina Rosyad 5 6 7 7 6 7 3 7 3 3 7 5 6 7 7 6 3 7 3 5 110 5,5 baik
15 Yuni Anggraini 5 6 5 7 7 4 7 7 6 7 4 5 6 5 7 7 4 3 4 4 110 5,5 baik
16 Laras Damayant i 7 7 7 3 7 5 7 3 6 7 5 7 7 7 3 7 5 5 5 7 117 5,9 sangat baik
17 Elza Elserianty 4 6 7 7 7 7 3 2 7 2 7 4 6 7 3 2 7 7 3 7 105 5,3 baik
18 M. Aditya .F 5 6 7 7 3 6 6 7 7 7 7 5 6 7 7 7 6 6 7 6 125 6,3 sangat baik
19 Tiara Ayu Lest ari 7 5 7 3 7 4 7 2 2 7 2 7 5 7 7 7 4 7 5 5 107 5,4 baik
20 Ghina Salsabila 5 6 5 5 6 2 7 7 6 7 2 5 6 5 5 6 2 5 6 5 103 5,2 baik
21 Mafazi Aufar Soehart o 7 7 7 7 7 7 7 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 4 4 125 6,3 sangat baik
22 Rifqi Raditya 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 137 6,9 sangat baik
23 Bella Fitri Aliana 5 6 7 7 6 7 7 7 7 7 7 5 6 7 7 6 7 6 7 7 131 6,6 sangat baik
24 Mardika Zadit ya Herlam 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 7 2 120 6,0 sangat baik
25 M. Cindar Alam KW 7 7 5 7 5 7 7 7 6 7 7 7 7 5 7 5 7 6 7 4 127 6,4 sangat baik
26 Aldy Zulfani 7 7 6 7 5 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 5 7 7 6 7 132 6,6 sangat baik
27 Rudh. Sitt a Parapat 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 2 3 7 6 7 6 129 6,5 sangat baik
28 Ade Oktarina 7 6 7 7 7 7 7 7 6 2 2 7 6 2 4 4 2 6 3 7 106 5,3 baik
29 Rinaldy 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 3 7 7 7 6 7 7 133 6,7 sangat baik
30 M. Dwiki Kurniawan 7 6 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 2 3 2 7 2 3 114 5,7 sangat baik
31 Hafis Agung WS 7 5 7 7 7 5 7 6 6 7 3 7 5 3 2 2 5 6 7 6 110 5,5 baik
32 Agrin Aulia 7 6 6 7 7 6 7 2 7 7 6 7 6 6 7 7 6 7 4 5 123 6,2 sangat baik
33 Arif Prabowo 5 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 5 5 7 7 7 7 6 7 7 131 6,6 sangat baik
34 Happy Rivaldy 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 3 3 7 7 3 7 3 3 7 120 6,0 sangat baik
35 Wahyu Praset yo Andro 5 5 5 7 7 6 6 7 6 7 7 5 5 5 3 1 6 3 3 4 103 5,2 baik
36 Mega Dist a Agust ian 7 7 7 7 7 6 6 6 6 2 6 3 7 3 2 3 6 2 6 6 105 5,2 baik
37 Nanda Tri . S 4 7 2 7 2 7 7 2 6 7 7 4 7 2 7 7 7 7 7 2 108 5,4 baik
38 Put ri Choirani 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 2 7 7 5 119 6,0 sangat baik
39 Nadia Put ri Ramadhan 5 5 5 7 2 2 6 7 6 7 2 5 5 2 7 7 6 6 5 6
103 5,2 baik
Jumlah 246 236 245 241 231 233 237 210 240 226 222 218 232 209 228 211 224 226 210 205 4530 226
Rat a-rata 6,3 6,1 6,3 6,2 5,9 6,0 6,1 5,4 6,2 5,8 5,7 5,6 5,9 5,4 5,8 5,4 5,7 5,8 5,4 5,3 #### 5,8 sangat baik
No Nama Siswa
Skor untuk Butir item nomor:

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 17
Palembang, dengan menggunakan skala semantik.
31

TABEL 8
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 17 PALEMBANG
DENGAN SKALA SEMANTIK
NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JML RATA2 Kategori
1
Aditya Erlangga
7 6 7 7 3 7 6 7 4 6 4 6 6 4 6 4 2 6 5 6
109 5,5 baik
2
Ahmad Yoga T.
6 6 7 6 5 7 7 7 5 7 6 7 6 5 5 6 1 7 6 6
118 5,9 sangat baik
3
Al ikhsan P.
7 6 6 7 3 5 5 7 7 5 6 6 3 6 6 6 5 7 7 7
117 5,9 sangat baik
4
Anisa
7 7 7 7 7 7 5 6 3 7 7 7 6 6 7 7 4 7 7 7
128 6,4 sangat baik
5
Alya Anjani
7 7 6 7 3 7 6 7 7 7 7 7 7 3 2 6 4 7 7 7
121 6,1 sangat baik
6
A. Madlana K.
7 6 7 7 3 7 6 7 4 6 7 6 6 6 6 2 2 2 6 6
109 5,5 baik
7
A. Nurimansyah
7 2 6 3 7 7 6 7 7 3 7 3 7 3 6 7 2 3 7 4
104 5,2 baik
8
As'ari O.S
7 7 6 7 7 7 7 2 7 2 7 7 7 1 7 2 3 4 4 7
108 5,4 baik
9
Bela vista A.
6 7 6 7 7 3 5 7 7 3 6 6 7 6 6 3 7 3 3 5
110 5,5 baik
10
Bintang. H
6 6 7 7 7 5 6 5 5 7 7 7 7 5 5 0 0 0 3 2
97 4,9 baik
11
Chairani Q.
6 5 6 6 5 7 5 6 4 6 5 7 5 6 6 5 6 6 6 5
113 5,7 baik
12
Fadhila S.
7 2 4 7 6 6 6 6 7 6 3 7 4 6 5 7 6 4 7 6
112 5,6 baik
13
Isyafitri B.
7 2 6 7 7 7 6 7 4 7 7 7 4 4 4 7 4 4 5 4
110 5,5 baik
14
Kevin Pratama
7 7 7 3 7 5 6 7 7 6 4 7 3 7 5 7 6 7 7 6
121 6,1 sangat baik
15
Laila T.
7 7 6 7 4 5 6 5 3 7 4 3 4 4 6 6 4 7 4 4
103 5,2 baik
16
M. Ahlan F.
7 3 6 7 5 7 7 7 3 7 5 5 5 7 5 7 3 5 7 5
113 5,7 sangat baik
17
M. Dwiki L.
7 7 7 7 7 4 6 7 3 7 7 4 7 4 7 4 4 4 2 4
109 5,5 baik
18
M. Faris syafiq
6 7 7 7 7 5 6 7 7 3 6 6 7 6 6 6 4 7 5 4
119 6,0 sangat baik
19
M. Hilal P.
7 2 6 7 7 7 5 7 3 7 4 7 5 5 5 7 5 7 7 7
117 5,9 sangat baik
20
M. Ikman A A Aji
7 7 6 7 7 5 6 5 5 6 2 5 6 5 5 7 2 2 5 6
106 5,3 baik
21
M. Rizki Pahlevi
7 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 4 4 4 4 4 2 7 3
107 5,4 baik
22
M. Urip Sutanto
7 6 6 7 7 4 3 3 7 4 7 6 5 2 7 3 5 7 7 7
110 5,5 baik
23
Nadia Anisa
7 7 7 7 7 5 6 7 7 6 7 6 7 7 6 6 7 7 7 7
133 6,7 sangat baik
24
Ona Anisa
6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 7 2 2 7 4 7 5 7
115 5,8 sanagt baik
25
Pandu P.
7 7 6 7 7 7 7 5 7 5 7 6 7 4 4 6 7 7 5 7
125 6,3 sangat baik
26
Putri Ekawati
7 7 6 7 7 7 7 6 7 5 7 7 6 7 5 4 1 7 5 7
122 6,1 sangat baik
27
Rahmad Ilahi
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 6 7 6 3 4 7 3 4 7
121 6,1 sangat baik
28
Regina Zatalini
7 7 6 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 7 5 7 1 7 5 7
127 6,4 sangat baik
29
Retno Yusriana
7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 7 5 7 1 5 7 5
126 6,3 sangat baik
30
Rizki Damayanti
7 6 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 3 6 6 4 7 7 7
129 6,5 sangat baik
31
Robi Pratama
7 6 6 7 7 7 5 7 7 7 5 6 7 6 5 7 5 7 7 7
128 6,4 sangat baik
32
Sarah Qhairunisa
7 2 7 7 6 7 6 6 7 7 6 7 4 5 5 2 3 7 4 5
110 5,5 baik
33
Septiani Ropi
7 7 7 7 7 5 5 2 3 7 7 6 7 3 7 4 7 4 7 7
116 5,8 sanagt baik
34
Sintia
7 7 5 4 6 7 3 7 3 4 7 7 7 7 1 3 7 3 7 7
109 5,5 baik
35
Ulan Endaliza
6 7 6 7 7 5 5 5 7 7 6 6 7 4 6 7 7 7 7 5
124 6,2 sangat baik
36
WilliamPieter
6 6 6 6 6 7 7 7 7 2 6 7 6 6 6 6 7 3 4 6
117 5,8 baik
37
Wirawadi F.
7 7 6 7 7 4 7 3 4 3 7 7 4 2 7 7 4 7 4 7
111 5,6 baik
38
Yuni Arsih Utami
6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 4 2 2 7 7 7 7 7
117 5,9 sangat baik
Jumlah kelas 257 218 240 250 235 234 223 231 215 219 227 234 222 183 196 203 162 203 216 223 4391 219,53
Rata-rata kelas 6,8 5,7 6,3 6,6 6,2 6,1 5,9 6,1 5,66 5,8 6 6,2 5,8 4,8 5,2 5,3 4,3 5,3 5,7 5,9 115,5 5,7771 baik
No
Urt
PERTANYAAN

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 45
Palembang, dengan menggunakan skala semantik.
32

TABEL 9
PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 45 PALEMBANG
DENGAN SKALA SEMANTIK
NO NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JML Rata2 KAT SIKAP
1 A. Kurniawan 7 4 6 4 7 6 6 5 7 7 3 7 4 7 3 7 4 7 2 7 110 5,5
baik
2 Abdarita Yulianti 7 5 7 3 7 3 7 7 7 3 7 4 4 5 7 7 7 5 5 7 114 5,7
sangat baik
3 Abu Hanifa 7 4 7 7 4 7 3 3 7 3 6 7 6 4 4 6 6 6 6 6 109 5,5
baik
4 Anggi Nadia 7 4 7 3 5 7 3 4 7 3 7 3 7 4 2 5 5 6 7 7 103 5,2
baik
5 Basrunudin 7 7 7 7 7 7 7 4 4 7 3 4 7 4 7 7 3 7 7 4 117 5,9
baik
6 Bela Apriani 7 4 5 3 3 7 7 7 6 3 7 7 7 4 3 4 7 5 5 5 106 5,3
baik
7 Cherin Virginia 7 5 7 7 6 7 7 3 7 3 7 3 7 2 3 3 7 7 7 7 112 5,6
sangat baik
8 Choirin Rafi 3 7 7 7 5 6 6 7 7 3 7 7 3 4 3 7 7 7 7 7 117 5,9
sangat baik
9 Dessy Novitasari 7 6 7 7 6 7 7 3 7 7 7 6 6 4 3 7 7 6 6 6 122 6,1
sangat baik
10 Didi Herwansyah 3 4 7 7 6 7 7 7 3 7 7 7 6 4 6 7 5 7 7 7 121 6,1
baik
11 Dwi Yuliani 7 7 7 7 5 6 7 3 7 7 6 4 7 3 5 4 5 6 7 7 117 5,9
baik
12 Eka Rizky Agustini 3 7 7 6 7 7 4 7 4 3 7 3 7 2 5 4 6 7 7 7 110 5,5
baik
13 Agustina D. 7 4 3 7 4 6 4 3 7 5 7 7 7 5 7 3 4 2 4 3 99 5,0
kurang
14 Febria Wahyu N. 7 7 7 7 5 6 7 7 6 7 3 3 7 4 6 7 6 6 7 6 121 6,1
sangat baik
15 Fikriansyah 7 7 7 7 5 7 7 7 7 5 7 7 5 5 7 4 7 6 7 7 128 6,4
sangat baik
16 Hendra Maulana 7 7 5 7 7 7 7 5 4 7 5 4 4 4 4 7 7 5 7 2 112 5,6
sangat baik
17 Iga Anggraini 7 5 5 7 7 4 7 5 5 2 7 3 6 2 7 5 6 7 7 7 111 5,6
baik
18 Ilsa Palingga 7 7 5 6 7 6 6 7 5 6 6 6 6 3 2 3 3 6 6 6 109 5,5
baik
19 Jerry Maha Putra 7 7 7 3 7 6 3 7 7 7 6 7 7 3 2 3 6 4 7 6 112 5,6
baik
20 Kartika 7 7 3 7 3 6 7 7 4 7 3 7 7 3 5 3 7 3 6 7 109 5,5
baik
21 Kerrick Herlianto 7 7 7 7 7 7 6 7 3 7 3 7 5 6 4 6 1 6 3 6 112 5,6
baik
22 Lovasta T. 7 6 7 6 5 5 6 6 6 7 7 7 4 7 6 7 7 6 7 7 126 6,3
sangat baik
23 Lusi Elesta 7 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 4 7 7 7 7 7 132 6,6
sangat baik
24 M. A. Fikri 7 6 6 6 4 6 6 7 7 2 2 7 4 2 2 7 2 6 6 7 102 5,1
baik
25 M. Ridho M.A 7 5 7 7 5 6 7 7 7 7 5 7 6 3 5 7 5 6 7 6 122 6,1
sangat baik
26 Mesrawat i 7 3 7 3 3 5 7 7 3 7 5 6 6 6 5 6 4 6 5 5 106 5,3
baik
27 M. Alfi Syahrio 7 6 7 7 7 7 7 7 4 7 4 7 7 4 4 7 7 7 6 4 123 6,2
sangat baik
28 Neneng O. 7 6 6 3 5 7 6 7 7 7 3 3 7 3 7 7 4 7 7 7 116 5,8
sangat baik
29 Qitariah 7 6 6 5 7 6 6 3 3 7 6 7 6 5 3 6 7 7 6 7 116 5,8
sangat baik
30 Paray M.R 7 5 7 2 7 3 7 3 7 3 4 7 7 7 4 7 7 7 7 7 115 5,8
baik
31 Putri Agustina 5 5 5 3 7 3 7 4 7 7 4 3 7 4 4 7 7 7 7 7 110 5,5
baik
32 Rahmi Tusi 7 7 7 7 7 5 7 7 7 6 7 4 6 3 2 3 2 6 3 6 109 5,5
baik
JML KLS 210 182 202 182 184 192 198 180 186 176 175 178 192 130 141 180 175 193 195 197
3648 182,4
RATA-RATA KLS 6,6 5,7 6,3 5,7 5,8 6 6,2 5,6 5,8 5,5 5,5 5,6 6 4,06 4,4 5,6 5,5 6 6,1 6,2
114 5,7
baik

Sumber : Data primer diolah, tahun 2010

4.3 Analisis Data
Berikut ini akan dianalisis dari masing-masing instrumen model awal dari
masing-masing sekolah.
Untuk SMPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen skala
likert bahwa r tabel adalah sebesar 0,316, setelah dilakukan ujicoba ternyata
33

terdapat 2 item (item nomor 1 dan 5) yang r hitungnya 0,316. Namun setelah
menggunakan model revisi, semua item soal valid. Sama halnya dengan
perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala thurstone dari siswa SMPN 17
Palembang, ternyata juga terdapat 2 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 5
dan 7 dengan masing-masing nilai r hitung adalah 0,134 dan 0, 304 sedangkan r
tabelnya adalah sebesar 0,328. Namun setelah dilakukan revisi terhadap dua item
tersebut maka pada model revisi semuanya valid. Sedangkan untuk hasil uji
validitas terhadap instrumen skala likert bahwa r tabel adalah sebesar 0,328 setelah
dilakukan ujicoba ternyata terdapat 2 item (item nomor 1 dan 5) yang r hitungnya
0,328. Namun setelah menggunakan model revisi, semua item soal valid.
Berbeda dengan hasil uji validitas terhadap dua SMP sebelumnya, ternyata untuk
SMPN 45 dengan perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala liokert dari
siswa SMPN 45 Palembang-pun, ternyata juga terdapat 6 item soal yang tidak
valid yaitu item nomor 4,8,10,12,14,17,18 dengan masing-masing nilai r hitung
adalah 0.110, 0.307, 0.320, 0311, 0.269, 0.213, 0.276 sedangkan r tabelnya adalah
sebesar 0,355. Namun setelah dilakukan revisi terhadap dua item tersebut maka
pada model revisi semuanya valid.
Berikut ini akan disajikan analisis data mengenai sikap siswa dari masing-
masing skala sikap yang ada dari masing-masing sekolah.

4.3.1 Instrumen Penilaian Skala Sikap Likert
Kategori sikap siswa untuk 20 butir pertanyaan dengan skor tiap butir
adalah 4, dengan rentang skor tertinggi adalah 80 (20x4) dan skor terendah adalah
20 (20 x1).
No Skor Siswa Kategori Sikap
1. Lebih dari 64 Sangat tinggi atau sangat baik
2. 56 - 64 Tinggi atau baik
3. 40 - 55 Rendah atau kurang
4. Kurang dari 40 Sanagt rendah atau sangat kurang
Keterangan :
1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat rendah adalah 0,80 x 80
= 64 dan batas atasnya adalah 80
34

2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah 0,70 x 80 = 56, dan
batas atasnya adalah 64
3. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah = 0,50 x 80 =
40, dan batas atasnya adalah 56
4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah
kurang dari 40
Perhitungan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skala likert di
masing-masing sekolah, dapat dilihat dari tabel berikut ini :
TABEL 10
FREKUENSI JAWABAN DARI SKALA LIKERT
TOTAL
F % F % F % %
1 SMPN 10 PALEMBANG 26 67 12 31 1 3 100
2 SMPN 17 PALEMBANG 17 45 20 53 1 3 100
3 SMPN 45 PALEMBANG 18 46 19 50 2 5 100
TOTAL 61 158 51 133 4 10 100
SANGAT BAIK BAIK KURANG
SISWA
NO
URT

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010
Untuk Skala MPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen
skala likert bahwa r tabel adalah sebesar 0,316, setelah dilakukan ujicoba ternyata
terdapat 2 item (item nomor 1 dan 5) yang r hitungnya 0,316. Namun setelah
menggunakan model revisi, semua item soal valid.
Jika dilihat dari tabel 10 di atas, ternyata skor sangat baik diperoleh oleh
SMP Negeri 10 Palembang, hal ini sebesar 26 % yang menjawab sangat baik,
sedangkan jumlah siswa yang kurang hanya 1 % saja. Sementara itu untuk
SMPN 17 Palembang skor tertinggi pada kategori baik. Sedangkan untuk siswa
SMPN 45 Palembang ternyata kategori sangat baik sedikit lebih baik dengan
siswa SMPN 17 Palembang.

4.3.2 Instrumen Penilaian Skala Thurstone
Berikut ini akan dianalisis hasil uji validitas dari instrumen skala thurstone
model awal dari masing-masing sekolah yang menjadi sampel.
35

Untuk SMPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen skala
thurstone bahwa r tabel adalah sebesar 0,316, setelah dilakukan ujicoba ternyata
terdapat 3 item (item nomor 2, 9 dan 12) yang r hitungnya masing-masing adalah
0.171, 0.250 dan 0.289 . Namun setelah menggunakan model revisi, semua item
soal valid. Berbeda dengan perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala
thurstone dari siswa SMPN 17 Palembang, sedikit lebih baik dibanding dengan
yang ternyata hanya 2 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 4 dan 7 dengan
masing-masing nilai r hitung adalah 0,134 dan 0, 131sedangkan r tabelnya adalah
sebesar 0,328. Namun setelah dilakukan revisi terhadap dua item tersebut maka
pada model revisi semuanya valid. Sedangkan untuk hasil uji validitas terhadap
instrumen skala thurstone di SMPN 45 Palembang ternya nilai r tabel adalah
sebesar 0,349 setelah dilakukan ujicoba ternyata terdapat 10 item (item nomor 1,
3,4,5,6,8,10, dan 11), dengan r hitung masing-masing adalah 0.097, 0.296, 0.198,
0.153, 0.323, 0.264, 0.206, 0.327, 0.269, 0.233.
Kategori sikap siswa untuk 20 butir pertanyaan dengan skor tiap butir
adalah 7, dengan rentang skor tertinggi adalah 140 (20x7) dan skor terendah adalah
20 (20 x1).
No Skor Siswa Kategori Sikap
1. Lebih dari 112 Sangat tinggi atau sangat baik
2. 70 98 Tinggi atau baik
3. 40 - 55 Rendah atau kurang
4. Kurang dari 40 Sanagt rendah atau sangat kurang
Keterangan :
1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat rendah adalah 0,80 x
140 = 112 dan batas atasnya adalah 140
2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah 0,70 x 140 = 98,
dan batas atasnya adalah 111
3. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah = 0,50 x 140 =
70, dan batas atasnya adalah 97
4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah
kurang dari 70

36

Perhitungan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skor di atas
menunjukkan perolehan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skala
thurstone di masing-masing sekolah, dapat dilihat dari tabel berikut ini :
TABEL 11
FREKUENSI JAWABAN DARI SKALA THURSTONE
TOTAL
F % F % F % %
1 SMPN 10 PALEMBANG 17 44 21 54 1 3 100
2 SMPN 17 PALEMBANG 16 42 21 55 1 3 100
3 SMPN 45 PALEMBANG 16 50 15 47 1 3 100
NO
URT
SISWA
SANGAT BAIK BAIK KURANG

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Jika dilihat dari tabel 2 di atas, ternyata skor sangat baik diperoleh oleh
SMP Negeri 10 Palembang, hal ini senbesar 17 % yang menjawab sangat baik,
sedangkan jumlah siswa yang kurang: hanya 1 %. Sementara besaran skor untuk
siswa SMPN 17 dan siswa SMPN 45 Palembang skor sangat baik-nya
berimbang. Namun jika dilihat dari aspek baik, ternyata antara siswa SMPN 10
dan SMPN 17 Palembang jumlahnya berimbang. Sedangkan untuk skor kurang
ternyata ketiganya mempunyai skor yang sama.

4.3.3 Instrumen Penilaian Skala Semantik Differensial
Berikut ini akan dianalisis hasil uji validitas dari instrumen skala semantik
differnsial model awal dari masing-masing sekolah yang menjadi sampel.
Untuk SMPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen skala
semantik differensial bahwa r tabel adalah sebesar 0.316, setelah dilakukan ujicoba
ternyata terdapat 8 item (item nomor 1, 2, 5, 6, 8, 9, 13, 18.) yang r hitungnya
masing-masing adalah 0.200, 0.266, 0.281, 0.115, 0.302, 0.126, 0.238. Namun
setelah menggunakan model revisi, semua item soal valid.
Berbeda dengan perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala
semantik differensial dari siswa SMPN 17 Palembang, sedikit lebih banyak
dibanding dengan SMPN 10 yaitu terdapat 11 item soal yang tidak valid yaitu item
nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 17 dengan masing-masing nilai r hitung
adalah 0.077, 0.159, 0.132, 0.198, 0.226, 0.031, 0.255, 0.226, 0.146, 0.259, 0.311,
37

-0.046, sedangkan r tabelnya adalah sebesar 0,328. Namun setelah dilakukan revisi
terhadap dua item tersebut maka pada model revisi semuanya valid. Sedangkan
untuk hasil uji validitas terhadap instrumen skala semantik differensial di SMPN 45
Palembang ternyata nilai r tabel adalah sebesar 0,349 setelah dilakukan ujicoba
ternyata terdapat 13 item (item nomor 1, 2, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14,15, 16, 20),
dengan r hitung masing-masing adalah 0.079, 0.338, 0.237, 0.142, 0.201, 0.025,
0.181, 0.091, 0.022, 0. 157, 0342, 0.264, 0. 223. Namun setelah dilakukan revisi
terhadap dua item tersebut maka pada model revisi semuanya valid.
Kategori sikap siswa untuk 20 butir pertanyaan dengan skor tiap butir
adalah 4, dengan rentang skor tertinggi adalah 140 (20 x 7) dan skor terendah
adalah 20 (20 x1).
No Skor Siswa Kategori Sikap
1. Lebih dari 112 Sangat tinggi atau sangat baik
2. 70 98 Tinggi atau baik
3. 40 - 55 Rendah atau kurang
4. Kurang dari 40 Sanagt rendah atau sangat kurang

Keterangan :
1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat rendah adalah 0,80 x
140 = 112 dan batas atasnya adalah 140
2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah 0,70 x 140 = 98,
dan batas atasnya adalah 111
3. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah = 0,50 x 140 =
70, dan batas atasnya adalah 97
4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah
kurang dari 70

Perhitungan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skor di atas
menunjukkan perolehan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skala
semantik di masing-masing sekolah, dapat dilihat dari tabel berikut ini :



38

TABEL 12

FREKUENSI JAWABAN DARI SKALA SEMANTIK

TOTAL
F % F % F % %
1 SMPN 10 PALEMBANG 22 56 17 44 0 0 100
2 SMPN 17 PALEMBANG 18 42 21 55 1 3 100
3 SMPN 45 PALEMBANG 13 50 17 47 1 3 100
NO
URT
SISWA
SANGAT BAIK BAIK KURANG

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Jika dilihat dari tabel 2 di atas, ternyata skor sangat baik diperoleh oleh SMP
Negeri 10 Palembang, hal ini senbesar 22 % yang menjawab sangat baik, namun
jika dilihat dari apek baik ternyata jumlah berimbang dengan yang di SMPN 45
Palembang sedangkan jumlah siswa yang kurang: hanya 0 %. Sementara besaran
skor untuk siswa SMPN 17 dan siswa SMPN 45 Palembang skor sangat baik-nya
adalah 18 % lebih banyak 1 % dibanding dengan yang SMPN 45 Palembang.
Namun jika dilihat dari aspek baik, ternyata antara siswa SMPN 10 dan SMPN
45 Palembang jumlahnya berimbang. Sedangkan untuk skor kurang ternyata skor
berimbang antara SMPN 17 Palembang dan SMPN 45 Palembang.

4.4 Pembahasan
Dari hasil dan analisis terhadap pengembangan dan penerapan model awal
dan model revisi dari instrumen penilaian domain afektif berupa skala likert,
thurstone dan semantik differensial terhadap siswa SMPN 10, SMPN 17 dan
SMPN 45 Palembang maka diketahui bahwa instrumen skala sikap lebih baik
dibanding dengan instrumen skala thurstone dan semantik differensial. Hal tersebut
dapat terlihat dari hasil ujicoba dari ketiga instrumen tersebut di ketiga SMPN di
Palembang ternyata dari model awal dan model revisi, ternyata ketiganya
menunjukkan hasil yang relatif stabil, artinya hasil yang diperoleh ternyata hasil
instrumen skala thurstone lebih rendah dibanding dengan skala likert, sedangkan
skala semantik differensial lebih rendah dibanding dari hasil ujicoba skala
thurstone dan skla likert.
39

Namun demikian, sesuai dengan hakekatnya penelitian pengembangan dan
diuji coba dalam suatu situasi dan kondisi tertentu kemudian dilakukan revisi
terhadap hasil uji coba tersebut sampai pada akhirnya diperoleh suatu model yang
dapat digunakan untuk memperbaiki output sebagaimana dikemukakan oleh Borrg
& Gall (1989: 775 -776). Penyempurnaan model dilakukan berdasarkan hasil uji
coba lapangan secara operasional maupun saran dan masukan dari teman sejawat
yang memahami tehnik pengukuran.
Dari masukan tersebut berupa hal-hal teknis yang perlu diperhatikan
sebelum merancang dan mengembangkan instrumen itu sendiri, selain itu
penggunaan kalimat yang jelas, bahasa yang sederhana dan tidak menggiring siswa
untuk menjawab yang baik-baik saja, maupun kalimat yang tidak jelas yang dapat
menimbulkan makna ganda atau diinterpretasikan berbeda antara responden yang
satu dengan yang lainnya, termasuk juga harus menghindari item yang
menyebabkan ambiguity pada responden.
Dengan perbaikan yang memperhatikan masukan dari teman sejawat
tersebut ternyata jelas terlihat dampaknya terhadap hasil uji validitas terhadapa
hasil ujicoba terhadap model awal menjadi model revisi, ternyata semua item dari
semua instrumen skala sikap yang digunakan, baik skala likert, thurstone maupun
skala semantik differensial.
Walaupun sudah menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan nilai
sikap yang dicapai oleh siswa, namun penelitian dan pengembangan instrumen
penilaian domain afektif dalam matapelajaran PKn di SMP ini masih perlu
dilanjutkan lagi dengan jumlah sekolah dan sampel yang lebih banyak lagi, bahkan
menggunakan instrumen yang lebih banyak lagi, artinya tidak hanya terbatas pada
penggunaan instrumen berupa skala likert, skala thurstone dan semantik
differensial saja, melainkan juga jenis-jenis instrumen lainnya yang relevan dengan
karakteritik penilaian afektif, misalnya skala guttman, rating scale, wawamcara,
angke,t observasi dan-lain-lain.




40

SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan dan penerapan instrumen penilaian domain
afektif pada matapelajaran PKn di SMP akan efektif mencapai tujuan apabila
pengembangan instrumen tersebut memperhatikan segi teknis dan substansinya.
Dari segi teknis, mulai dari menyusun kisi-kisi instrumen, menulis kalimat atau
bahasa yang jelas, singkat, tidak bermakna ganda dan tidak menimbulkan
ambiguity, adanya urutan dan keseimbangan jumlah item favorable dan
unfavorable. Dari segi substansi isi, maksudnya instrumen terebut berisikan
substansi materi pelajaran yang bersifat afektif dan yang relevan untuk mengukur
aspek afektif, apakah berupa nilai, sikap, moral dan lain-lain. Dengan demikian
diharapkan melalui instrumen tersebut kita mendapat gambaran yang jelas tentang
sikap siswa yang ingin diukur, sebab penilaian afektif bukanlah berupa soal-soal
melainkan berupa informasi guna mengungkapkan sikap, nilai dan keyakinan dari
peserta didik (dalam hal ini siswa SMP yang berkaitan dengan matapejaran PKn).
Hal yang perlu diingat lagi bahwa penggunaan instrumen penilaian afektif tidaklah
bertujuan untuk mengukur dan menilai benar-salah dari siswa melainkan untuk
mengungkap nilai dan keyakinan siswa yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang
bersifat positif diperkuat sedangkan yang bersifat negatif dikurangi dan akhirnya
dihilangkan.

5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan ke beberapa
pihak sebagai berikut :
5.2.1 Kepada guru PKn, hendaknya menggunakan penilaian afektif sebagai salah
satu bentuk penilaian terhadap siswa, bukan hanya menilai kemampuan
kognitif, sebab aspek afektif yang berkenaan dengan matapelajaran yang
kita berikan akan berhubungan dengan kemampuan peserta didik secara
utuh. Sebab domain afektif siswa terhadap matapelajaran, akan berpengaruh
terhadap domain kognitif dan psikomotor. Sehingga jika kita sebagai guru
mengetahui ranah afektif peserta didik dengan tepat, maka kita akan dapat
41

menerapkan strategi pembelajaran yang tepat juga kepada siswa yang salah
satunya bertujuan meningkatkan nilai afektif siswa.

5.2.2 Bagi Mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi PKn, hendaknya
dapat mengembangkan dan menerapkan instrumen penilaian afektif kelak
mereka menjadi guru PKn sebagai bentuk penilaian lain disamping
penilaian kognitif (utamanya bentuk objektif tes dan essay).

5.2.3 Bagi peneliti lainnya, hendaknya dapat melanjutkan penelitian mengenai


pengembangan instrumen penelitian domain afektif secara lebih lengkap
lagi, yaitu dengan menggunakan instrumen yang lebih banyak lagi
diantaranya observasi, wawancara, rating scale, dan lain-lain. Disamping itu
juga dengan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi dan waktu yang
lebih lama lagi, sehingga dapat benar-benar menghasilkan model instrumen
penilaian domain afektif yang lebih baik dan lebih lengkap lagi.
6

DAFTAR PUSTAKA
Borg, W.R.& Gall,M.D. 1979. Educational Research and Introduction. New York
& London: Longman

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta

..................2006. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
Tentang Standar Isi

---------------2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas.

Gronlund, Norman E. 1998. Assessment of Student Achievement. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon.

Hopkins, David. 1993. A Teachers Guide to Classroom Research. Philadelphia:
Open University Press.

http://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/15/pengembangan-perangkat-penilaian-
afektif/ diakses tangga 20 Juli 2010

42


Jarolimek, J et. Al.. (1993). Social Studies in Elementary Education. Seven Edition.
New York: Macmillan Publishing Co Ltd.

Kadarusmadi. 1987. Pendidikan Moral Pancasila Dan Kecenderungan Perilaku
Anak Didik : Suatu Studi Terhadap Siswa SMA Negeri Di Kotamadya
Banda Aceh. Tesis.

Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment: What Teachers Need to Know.
Unites States of America: Allyn & Bacon A Simon & Schuster
Company.

Somantri, Numan. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan PKN. (Editor Dedi
Supriadi dan Rochmat Mulyana), Bandung: Remaja Rosdakarya,
Bandung.

Sumarna Surapranata. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil
Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunarno. 1992. Keragaman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar (Studi
Deskriptif Analitis Terhadap Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar PMP pada 3
Sekolah Dasar di Kabupaten Klaten). Tesis Magister PPS IKIP Bandung: Tidak
diterbitkan.

Suwarma Al Muchtar. 1995. Arah Peningkatan Mutu Pendidikan PKn di Sekolah
Dasar. Makalah pada Diskusi Ilmiah Dalam Rangka Pelepasan Program
S1 Ke 2 PKN SD Angkatan ke 2, Tanggal 22 Agustus 1995. Bandung:
Lab PPKN SD FPPKN IKIP Bandung.

Tilaar, H.A.R.. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam
Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai