Seorang laki-laki 35 tahun, pekerjaan petani, datang ke Puskesmas dengan keluhan timbul benjolan-benjolan merah dan nyeri di kedua lengannya sejak 3 hari yang lalu, disertai demam ringan dan nyeri sendi. Kelaian tersebut diawali timbulnya bercak kemerahan sejak 9 bulan yang lalu di punggung kemudian bertambah banyak serta meluas, telapak kaki terasa baal dan kesemutan. Pada pemeriksaan didapatkan kelainan berupa plakat eritromatosa di wajah, lengan dan badan, sebagian berbatas tegas, berkilat, simetris dan tidak nyeri. Pada kedua lengan terdapat beberapa nodus eritomatosus yang nyeri bila disentuh. Kulit kedua tungkai sangat kering dan bersisik. Pada pemeriksaan syaraf ditemukan pembesaran syaraf tibialis posterior sinistra. Saat ini penderita sedang dalam pengobatan penyakitnya. Usulan pemeriksaan pada pasien ini untuk dilakukan pemeriksaan bakterioskopis. Sebagai seorang muslim dokter menyarankan pasien untuk menjaga kesehatan kulit menurut ajaran Islam.
Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan Anatomi Mikroskopik Kulit 2. Memahami dan menjelaskan Fungsi dan Fisiologi Kulit 3. Memahami dan menjelaskan Morbus Hansen 3.1 Memahami dan menjelaskan Definisi Morbus Hansen 3.2 Memahami dan menjelaskan Etiologi Morbus Hansen 3.3 Memahami dan menjelaskan Klasifikasi Morbus Hansen 3.4 Memahami dan menjelaskan Patogenesis Morbus Hansen 3.5 Memahami dan menjelaskan Manifestasi Klinis Morbus Hansen 3.6 Memahami dan menjelaskan Diagnosis dan DD Morbus Hansen 3.7 Memahami dan menjelaskan Penatalaksanaan Morbus Hansen 3.8 Memahami dan menjelaskan Prognosis Morbus Hansen 3.9 Memahami dan menjelaskan Komplikasi Morbus Hansen 3.10 Memahami dan menjelaskan Prognosis Morbus Hansen 3.11 Memahami dan menjelaskan Pencegahan Morbus Hansen 4. Memahami dan menjelaskan Menjaga Kulit menurut Ajaran Islam
1. Memahami dan menjelaskan Anatomi Mikroskopik Kulit Menurut Wasitaadmadja (2002) Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka.
Integumen atau kulit merupakan jaringan yang menutupi permukaan tubuh, yang terdiri atas 2 lapisan : 1. Epitel yang disebut epidermis 2. Jaringan pengikat yang disebut dermis atau corium
Epidermis berasal dari ectoderm dan dermis berasal dari mesoderm. Dibawah kulit terdapat lapisan jaringan pengikat yang lebih longgar disebut hypodermis yang pada beberapa tempat banyak mengandung jaringan lemak. Pada beberapa tempat kulit melanjutkan menjadi tunica mucosa dengan suatu perbatasan kulit-mukosa (mucocutaneus junction). Perbatasan tersebut dapat ditemukan pada bibir, lubang hidung, vulva, preputium, dan anus. Kulit merupakan bagian dari tubuh yang meliputi daerah luas dengan berat sekitar 16% dari berat tubuh. Ketebalan kulit tidaklah sama pada berbagai bagian tubuh. Tebalnya kulit tersebut dapat disebabkan karena ketebalan dua bagian kulit atau salah satu bagian kulit. Misalnya pada daerah intraskapuler kulitnya sangat tebal sampai lebih dari 0,5 cm, sedangkan di kelopak mata hanya setebal 0,5 mm. Rata rata tebal kulit adalah 1-2 mm.
Berdasarkan gambaran morfologis dan ketebalan epidermis, kulit dibagi menjadi: a. Kulit Tebal Kulit tebal ini terdapat pada vola manus dan planta pedis yang tidak memiliki folikel rambut. Pada permukaan kulit tampak garis yang menonjol dinamakan crista cutis yang dipisahkan oleh alur alur dinamakan sulcus cutis. Pada mulanya cutis tadi mengikuti tonjolan corium di bawahnya tetapi kemudian dari epidermis sendiri terjadi tonjolan ke bawah sehingga terbentuklah papilla corii yang dipisahkan oleh tonjolan epidermis. Pada tonjolan epidermis antara dua papilla corii akan berjalan ductus excretorius glandula sudorifera untuk menembus epidermis.
Epidermis Dalam epidermis terdapat dua sistem : 1. Sistem malpighi, bagian epidermis yang sel selnya akan mengalami keratinisasi. 2. Sistem pigmentasi, yang berasal dari crista neuralis dan akan memberikan melanosit untuk sintesa melanin.
Pada epidermis dapat dibedakan 5 stratum, yaitu: 1. Stratum basale Lapisan ini disebut pula sebagai stratum pigmentosum atau strarum germinativum karena paling banyak tampak adanya mitosis sel sel. Sel sel lapisan ini berbatasan dengan jaringan pengikat corium dan berbentuk silindris atau kuboid. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir butir pigmen. 2. Stratum spinosum Lapisan ini bersama dengan stratum basale disebut pula stratum malpighi atau stratum germinativum karena sel selnya menunjukkan adanya mitosis sel. Sel sel dari stratum basale akan mendorong sel sel di atasnya dan berubah menjadi polihedral. Sratum spinosum ini terdiri atas beberapa lapisan sel sel yang berbentuk polihedral dan pada pemeriksaan dengan mikroskop cahaya pada tepi sel menunjukkan tonjolan tonjolan seperti duri duri. Semula tonjolan tonjolan tersebut disangka sebagai jembatan interseluler dengan di dalamnya terdapat tonofibril yang menghubungkan dari sel yang satu ke sel yang lain. 3. Stratum granulosum Lapisan ini terdiri atas 2-4 sel yang tebalnya di atas stratum spinosum. Bentuk sel seperti belah ketupat yang memanjang sejajar permukaan. Sel yang terdalam berbentuk seperti sel pada strarum spinosum hanya didalamnya mengandung butir-butir. Butir-butir yang terdapat sitoplasma lebih terwarna dengan hematoxylin (butir-butir keratohialin) yang dapat dikelirukan dengan pigmen. Adanya butir-butir keratohialin semula diduga berhubungan dengan proses keratinisasi, tetapi tidak selalu dijumpai dalam proses tersebut, misalnya pada kuku. Makin ke arah permukaan butir-butir keratin makin bertambah disertai inti sel pecah atau larut sama sekali, sehingga sel-sel pada stratum granulosum sudah dalam keadaan mati. 4. Stratum lucidum Tampak sebagai garis bergelombang yang jernih antara stratum granulosum dan stratum corneum. Terdiri atas beberapa lapisan sel yang telah gepeng tersusun sangat padat. Bagian yang jernih ini mengandung zat eleidin yang diduga merupakan hasil dari keratohialin. 5. Stratum Corneum Pada vola manus dan planta pedis, lapisan ini sangat tebal yang terdiri atas banyak sekali lapisan sel-sel gepeng yang telah mengalami kornifikasi atau keratinisasi. Hubungan antara sel sebagai duri-duri pada stratum spinosum sudah tidak tampak lagi. Pada permukaan, lapisan tersebut akan mengelupas (desquamatio) kadang- kadang disebut sebagai stratum disjunctivum.
Dermis Terdiri atas 2 lapisan yang tidak begitu jelas batasnya, yaitu :
1. Stratum papilare Merupakan lapisan tipis jaringan pengikat di bawah epidermis yang membentuk papilla corii. Jaringan tersebut terdiri atas sel-sel yang terdapat pada jaringan pengikat longgar dengan serabut kolagen halus. 2. Stratum reticulare Lapisan ini terdiri atas jaringan pengikat yang mengandung serabut-serabut kolagen kasar yang jalannya simpang siur tetapi selalu sejajar dengan permukaan. Di dalamnya selain terdapat sel-sel jaringan pengikat terdapat pula sel khromatofor yang di dalamnya mangandung butir-butir pigmen. Di bawah stratum reticulare terdapat subcutis yang mengandung glandula sudorifera yang akan bermuara pada epidermis.
b. Kulit Tipis
Menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis yang merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis, sedangkan ketebalan kulitnya tergantung dari daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan kulit tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan: 1. Epidermis sangat tipis, terutama stratum spinosum menipis. 2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu. 3. Tidak terdapat stratum lucidium. 4. Stratum corneum sangat tipis. 5. Papila corii tidak teratur susunannya. 6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera. 7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.
Subcutis atau Hypodermis Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan dari dermis. Demikian pula serabut-serabut kolagen dan elastisnya melanjutkan ke dalam dermis. Pada daerah- daerah tertentu terdapat jaringan lemak yang tebal sampai mencapai 3 cm atau lebih, misalnya pada perut. Di dalam subcutis terdapat anyaman pembuluh dan syaraf.
Nutrisi Kulit Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, hingga nutrisinya diduga berasal dari jaringat pengikat di bawahnya dengan jalan difusi melui cairan jaringan yang terdapat dalam celah-celah di antara sel-sel stratum Malphigi.
Sistem pigmentasi atau melanosit
Warna kulit sebagai hasil dari 3 komponen : a. Kuning disebabkan karena karoten b. Biru kemerah-merahan karena oksihemoglobin c. Coklat sampai hitam karena melanin. Hanya melanin yang dibentuk di kulit. Melanin mempunyai tonjolan-tonjolan yang terdapat di stratum Malphigi yang dinamakan melanosit. Melanosit terdapat pada perbatasan epidermis-epidermis dengan tonjolan-tonjolan sitoplasmatis yang berisi butir-butir, melanin menjalar di antara sel Malphigi. Melanosit tidak mamiliki desmosom dengan sel-sel Malphigi. Jumlah melanosit pada beberapa tempat berlipat seperti misalnya di dapat pada genital, mulut, dan sebagainya. Warna kulit manusia tergantung dari jumlah pigmen yang dihasilkan oleh melanosit dan jumlah yang di pindahkan ke keratinosit. Butir-butir melanin dibentuk dalam bangunan khusus dalam sel yang dinamakan melanosom. Melanosom berbentuk ovoid dengan ukuran sekitar 0,2-0,6 mikron. Apabila dalam epidermis tidak ditemukan melanin akan menyebabkan albino. Melanin di duga berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap pengaruh sinar ultraviolet. Melanin juga dapat ditemukan pada retina dan dalam melanosit dan melanofor pada dermis.
Hubungan antara Epidermis dan Dermis Epidermis melekat erat pada dermis dibawahnya karena beberapa hal: a. Adanya papila corii b. Adanya tonjolan-tonjolan sel basal kedalam dermis c. Serabut-serabut kolagen dalam dermis yang berhubungan erat dengan sel basal epidermis.
APENDIKS KULIT
Glandula Sudorifera Bentuk kelenjar keringat ini tubuler simpleks. Banyak terdapat pada kulit tebal terutama pada telapak tangan dan kaki tiap kelenjar terdiri atas pars sekretoria dan ductus ekskretorius. a. Pars secretoria terdapat pada subcutis dibawah dermis. Bentuk tubuler dengan bergelung-gelung ujungnya. Tersusun oleh epitel kuboid atau silindris selapis. Kadang-kadang dalam sitoplasma selnya tampak vakuola dan butir-butir pigmen. Di luar sel epitel tampak sel-sel fusiform seperti otot-otot polos yang bercabang-cabang dinamakan: sel mio-epitilial yang diduga dapat berkontraksi untuk membantu pengeluaran keringat kedalam duktus ekskretorius b. Ductus ekskretorius lumennya sempit dan dibentuk oleh epitel kuboid berlapis dua. Kelenjar keringat ini bersifat merokrin sebagai derivat kelenjar keringat yang bersifat apokrin ialah: glandula axillaris, glandula circumanale, glandula mammae dan glandula areolaris Montogomery
Glandula Sebacea
Kelenjar ini bermuara pada leher folikel rambut dan sekret yang dihasilkan berlemak (sebum), yang berguna untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit. Glandula ini bersifat holokrin. Glandula sebacea biasanya disertai dengan folikel rambut kecuali pada palpebra, papila mammae, labia minora hanya terdapat glandula sebacea tanpa folikel rambut.
Rambut
Merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin- terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Pada jenis rambut kasar tertentu, sel-sel bagian pusat akar rambut pada puncak papila dermis menghasilkan sel-sel besar, bervakuola, cukup berkeratin yang akan membentuk medula rambut. Sel-sel yang terletak sekitar bagian pusat dari akar rambut membelah dan berkembang menjadi sel-sel fusiform berkelompok padat yang berkeratin banyak, yang akan membentuk korteks rambut. Lebih ke tepi terdapat sel-sel yang menghasilkan kutikula rambut, sel-sel paling luar menghasilkan sarung akar rambut dalam.
Yang memisahkan folikel rambut dari dermis ialah lapisan hialin nonseluler, yaitu membran seperti kaca (glassy membrane), yang merupakan lamina basalis yang menebal. Sarung akar rambut dalam ini memiliki 3 lapisan, pertama cuticula ranbut yang terdiri atas lapisan tipis bangunan sebagai sisik dari bahan keratin yang tersusun dengan bagian yang bebas kearah papilla rambut. Lapisan kedua yaitu lapisan Huxley yang terdiri atas sel-sel yang saling beruhubungan erat. Dibagian dekat papila terlihat butir-butir trikhohialin di dalamnya yang makin keatas makin berubah menjadi keratin seperti corneum epidermis. Lapisan ketiga adalah lapisan Henle yang terdiri atas satu lapisan sel yang memanjang yang telah mengalami keratinisasi dan erat hubungannya satu sama lain dan berhubungan erat dengan selubung akar luar.selubung akar luar berhubungan langsung dengan sel epidermis dan dekat permukaan sarung akar rambut luar memiliki semua lapisan epidermis. Muskulus arektor pili tersusun miring, dan kontraksinya akan menegakan batang rambut. kontraksi otot ini dapat disebabkan oleh suhu udara yang dingin, ketakutan ataupun kemarahan. Kontraksi muskulus arektor pili juga menimbulkan lekukan pada kulit tempat otot ini melekat pada dermis, sehingga menimbulkan apa yang disebut tegaknya bulu roma. Sedangkan warna rambut disebabkan oleh aktivitas melanosit yang menghasilkan pigmen dalam sel-sel medula dan korteks batang rambut. Melanosit ini menghasilkan dan memindahkan melanin ke sel-sel epitel melalui mekanisme yang serupa dengan yang dibahas bagi epidermis.
Kuku Kuku adalah lempeng sel epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falangs distal. Sebenarnya invaginasi yang terjadi pada kuku tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada rambut, selanjutnya invaginasi tersebut membelah dan terjadilah sulcus matricis unguis, dan kemudian sel-sel di daerah ini akan mengadakan proliferasi dan dibagian atas akan menjadi substansi kuku sebagai keratin keras. Epitel yang terdapat di bawah lempeng kuku disebut nail bed. Bagian proksimal kuku yang tersembunyi dalam alur kuku adalah akar kuku (radix unguis).
Lempeng kuku yang sesuai dengan stratum korneum kulit, terletak di atas dasar epidermis yang disebut dasar kuku. Pada dasar kuku ini hanya terdapat stratum basale dan stratum spinosum. Stratum ujung kuku yang melipat di atas pangkal kuku disebut sponychium, sedangkan di bawah ujung bebas kuku terdapat penebalan stratum corneum membentuk hyponychium.
2. Memahami dan menjelaskan Fungsi dan Fisiologi Kulit
FUNGSI KULIT Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari. Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit. b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans. 2. Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi. Jenis-jenis reseptor berdasarkan stimulus adekuatnya : 1. Fotoreseptor : peka terhadap gelombang cahaya 2. Mekanoreseptor : peka terhadap energy mekanis 3. Termoreseptor : peka terhadap panas dan dingin 4. Osmoreseptor : mendeteksi perubahan konsentrasi zat terlarut dalam cairan tubuh 5. Kemoreseptor : peka terhadap bahan kimia spesifik yang termasuk untuk reseptor penciuman dan pengecapan 6. Nosiseptor : peka terhadap kerusakan jaringan misalnya cubitan atau luka bakar Setiap reseptor mempunyai sifat khusus untuk merespon untuk satu jenis rangsangan contohnya pada mata ada reseptor yang peka terhadap cahaya, pada telinga ada reseptor yang peka terhdap gelombang suara, dan pada kulit ada reseptor yang peka terhadap energi panas. Semua ini terjadi karena adanya perbedaan sensitifitas reseptor. Namun ada sebagian reseptor dapat berespon lemah terhadap stimulus di luar rangsangan adekuatnya, mesipun diaktifkan oleh stimulus yang berbeda namun reseptor tetap memberikan sensasi yang biasa di deteksi oleh reseptor tersebut. Contohnya ketika terpukul dibagian mata, maka sering melihat bintang (kunang- kunang). 3. Pengatur panas atau thermoregulasi Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat 4. Fungsi Absorbsi Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar. 5. Pengeluaran (ekskresi) Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari. a. Kelenjar sebasea Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin. b. Kelenjar keringat Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin. c. Kelenjar keringat apokrin Terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar. d. Kelenjar keringat merokrin (ekrin) Terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik. 6. Penyimpanan Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak. 7. Penyerapan terbatas Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya. 8. Penunjang penampilan Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan. Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut. 9. Fungsi persepsi Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
10. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh. 11. Fungsi pembentukan vitamin D Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
MEKANISME NYERI Nyeri adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untk menimbulkan kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Terdapat 3 kategori reseptor nyeri : a. Nosiseptor mekanik : berespon trhadap nyeri, tusukan beturan atau cubitan b. Nosiseptor termal : berespon terhadapa suhu c. Nosiseptor polimodal : zat kimi yang dapat merusak jaringan. Setiap orang memiliki tingkat tolerensi nyeri yang berbeda hal ini dipengaruhi oleh sugesti dan kebiasaan dari tiap invidu. Nyeri dibagi menjadi 2 jenis utama : nyeri cepat dan nyeri lambat, yeri cepat seperti rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, rasa nyeri tersetrum. Sementara nyeri lambat seperti rasa nyeri pegal, nyeri berdenyut-denyut, nyeri mual dan nyeri kronik.
Nyeri Cepat Nyeri Lambat Dibawa oleh serat A delta Sensasi tajam menusuuk Mudah ditentukan Muncul pertama
Dibawa oleh serat C Sensasi seperti terbakar, tumpul dan pegal Lokalisasi tidak jelas Muncul kemudian, menetap lebi lama lebih tidak menyenangkan
Impuls nyeri berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP melalui salah satu dari 2jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal diteruskan ke serat A-delta, yang berkecaptan 30meter/detik sehingga saat kita terpapar oleh suatu tekanan dan suhu kita akan langsung resfleks merasakan nyeri tersebut. Impukls dari nosiseptor polimodal diangkut dari serat C yang tidak bermielin sehingga lebih lambat dan bekerja juga leboh lambat.
Nyeri alih / referred pain Seringkali seseorang meraskan neyri dianggota tubuh yang letaknya jauh dari jangkauan yang menyebabkan rasa nyeri, biasanya terjadi pada organ viseral yang mengalami kelainan sehingga menimbaulkan nyeri tetapi kita akan merasakan nyeri tersebut di tempat lain disebut juga referred pain
3. Memahami dan menjelaskan kelainan kulit akibat infeksi jamur
4. Memahami dan menjelaskan Menjaga Kulit menurut Ajaran Islam Kulit merupakan sesuatu yang penting baik bagi wanita dan pria dalam penampilan. Islam memberikan cara yang mudah dalam merawat kulit dan wajah agar tetap bersih, berseri dan indah dipandang. Kulit terdiri dari beberapa lapisan yang kalau dilihat dalam potongan melintang terdiri dari pembuluh darah, syaraf. Kulit juga menerima rangsangan berupa nyeri, panas, debu, dan banyak paparan. Setiap hari kita tidak mungkin menghindari paparan tersebut biarpun dalam ruangan steril. Karena kuman, polusi, debu dan bakteri, virus terus berterbangan kemana-mana. Nabi Muhammad selalu dalam keadaan suci karena selalu berwudhu. Berwudhu dapat menjaga kulit kita, rongga hidung, mata, telinga, tangan, rambut, kaki yang terbuka dan sering terkena paparan dapat dibersihkan dengan air yang merupakan pembersih dan juga dapat menjaga kulit tetap bersih dan bisa menghindari dari penyakit kulit, sakit mata, sakit telinga, ketombe, jerawat karena paparan jika mengenai kulit akan langsung dibersihkan dengan air wudhu. Jika demikian jika anda ingin tetap kulit anda tetap lembut, bersih, dan jauh dari penyakit-penyakit kulit dan lainnya, banyaklah berwudhu. Karena selain anda mendapatkan kesucian anda juga mendapatkan kesehatan DAFTAR PUSTAKA
Adhi, N. Dkk, 1997. Kusta, Diagnosis dan Penatalaksanaan, FK UI, Jakarta. Brooks, G.F., Janet, S.B., Stephen, A.M., 2004. Jawetz, Melnick, & Adelbergs Medical Kosasih A., dkk. Kusta dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi kelima cetakan kedua. 2007.FKUI. Jakarta. hal 73. Mansjoer A, Suprahaita, dkk. Kapita Selekta Kedokteran edisi III. Jakarta.FKUI. 2005 Microbiology: Twenty-third Edition ed. USA: McGraw Hill. Pelczar dan Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia http://www.who.int/lep/microbiology/en/index.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25426/4/Chapter%20II.pdf