Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTEK KINCIR ANGIN

(Wind Energy Converter)








Disusun oleh :
DAMAR DWI SAPUTRA
(115214041)





Laboraturium Mekanika Fluida
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2013

1. PENDAHULUAN
Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah semakin banyak pemakaian
energi tidak terbarukan. Suhu atmosfer bumi yang semakin meningkat mengakibatkan
semakin banyak es yang berada di kutub utara maupun kutub selatan mencair. Jika
segera diatasi dikhawatirkan akan berakibat buruk kepada kehidupan manusia. Salah satu
usaha yang sudah dilakukan oleh banyak Negara adalah meminimalkan pemakaian energi
tidak terbarukan dan sedapat mungkin memanfaatkan semua jenis sumber energy
terbarukan yang ada.
Indonesia memiliki banyak energi terbarukan. Potensi tiap jenis energy terbarukan
tersebut juga cukup besar. Belum semua jenis energy terbarukan tersebut dimanfaatkan
secara maksimal. Diperlukan usaha dan kerja keras banyak pihak untuk memanfaatkan
energy terbarukan. Sosialisasi pemanfaatan eergi terbarukan juga sangat diperlukan untuk
menyadarkan masyarakat Indonesia akan kekayaan sumber energi terbarukan yang
dimilikinya.
Untuk itulah Mahasiswa Teknik Mesin USD melakukan praktikum kincir angin,
untuk digunakan sebagai bahan penelitian tentang energi terbarukan.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum Prestasi Mesin dengan modul Kincir Angin ini diharapkan mahasiswa
mendapatkan beberapa hal :
1. Mahasiswa memahami proses konversi energi yang terjadi pada kincir angin.
2. Mahasiswa dapat mencari besarnya energi angin yang tersedia berdasarkan
kecepatannya.
3. Mahasiswa dapat mencari besarnya eergi yang dihasilkan kincir angin sebagai
hasil konversi sudu kincir angin.
4. Mahasiswa data mencari unjuk kerja sebuah kincir angin.







3. DASAR TEORI
A. MACAM-MACAM KINCIR ANGIN
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk
mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi,
keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark,
Belanda dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan
listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan
menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin
(Daryanto, 2007)
Saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit
listrik konvensional (Contoh: PLTD, PLTU, dll), namun turbin masih lebih
dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak dapat
diperbaharui (Contoh: batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk
membangkitkan listrik. Turbin angin dapat dibagi menjadi dua kategori utama,
yaitu: turbin angin sumbu horizontal dan turbin angin sumbu vertikal
(Daryanto, 2007)

B. KINCIR ANGIN SUMBU HORIZONTAL
Turbin angin sumbu horizontal ialah jenis turbin angin yang paling
banyak digunakan. Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya
terdapat sebuah baling-baling yang berfungsi sebagai rotor dan menghadap
atau membelakangi arah angin. Kebanyakan turbin angin jenis ini mempunyai
dua atau tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin bilah baling-
balingnya kurang atau lebih daripada yang disebut diatas.





Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter
kipas r adalah :
dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan adalah
kecepatan angin pada waktu tertentu.
Perhitungan daya keluaran Dapat dihitung :
Po = Torsi x 2n / 60
Perhitungan Tip Speed Ratio / TSR
u = (60 x n x r) / 2
v = Kecepatan angin
TSR = u / v
Sedangkan untuk menghitung Efisiensi :
Cp = (Pout / Pin) 100%
Koefisien daya digunakan untuk menggantikan untuk istilah efisiensi atau unjuk kerja
adalah bilangan tak berdimensi yang menunjukan perbandingan antara daya yang
tersedia dengan daya yang dihasilkan oleh system kincir angin seperti gambar
dibawah ini,





4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
JENIS KINCIR ANGIN
Pada praktikum ini jenis kincir angin yang digunakan adalah kincir angin
sumbu horizontal. Dimensi kincir dapat diliat pada gambar dibawah ini.




Gambar Alat Praktikum dapat dilihat dari gambar dibawah ini :





PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN
1. Anemometer : untuk mengukur kecepatan angin didalam wind tunnel. Anemoeter
dipasang dibagian depan kincir angin (didalam wind tunnel) pada tempat yang
telah tersedia. Pengaturan kecepatan angin dilakukan dengan cara mengatur jarak
blower dengan wind tunnel. Kecepatan tertinggi diperoleh saat blower berhimpit
dengan wind tunnel.
2. Tachometer : Untuk mengukur puaran poros kinci angin. Pengukuran rpm
dilakukan dibawah kincir angin pada bagian yang telah tersedia.




LANGKAH PENGAMBILAN DATA

1. Pastikan semua bagian kincir angin terpasang dengan benar.
2. Ambil dan pasang semua alat ukur yang diperlukan.
3. Putar saklar blower dari posisi off (0) ke posisi on (1). Tekan tombol start (warna
hijau)
4. Atur jarak blower terhadap wind tunnel hingga kecepatan angin sesuai yang
diinginkan.
5. Catatlah : kecepatan angin, putaran poros, dan saat tanpa diberi beban
pengereman, watt = 0.
6. Atur beban pengereman.
7. Tunggu samapi system menjadi tunak (steady).
8. Catatlah : kecepatan angin, putaran poros, dan beban pengereman.
9. Ulangi langkah 6 dan 7 sampai diperoleh 3 set data.
10. Off-kan semua saklar.
11. Ulangi langkah 4 s.d 9 sampai diperoleh 3 variasi jarak blower.
12. Tekan tombol stop untuk mematikan blower.
13. Lepaskan dan kembalikan semua alat ukur ke tempat semula.

Rumus rumus yang digunakan :

Pin =

(
udara
A v
3)
Keterangan :
Pi = daya yang dihasilkan (W/

udara
= massa jenis udara
A = luas penampang (m
2
)
v = kecepatan angin (m/det)

Pout = T =


rad/s
Keterangan :
Pout = daya yang tersedia (W/


T = torsi (Nm)
= kecepatan sudut
n = putaran sudut (rpm)

Cp =



Keterangan :
Cp = Power Coefficient / koefisien daya
Pout = daya yang dihasilkan (W/


Pin = daya yang tersedia (W/



TSR =



Keterangan :
TSR = Tip Speed Ratio
R = jari-jari
n = putaran sudut (rpm)


v = kecepatan angin (m/det)

0.0000000
0.0005000
0.0010000
0.0015000
0.0020000
0.0025000
0.0030000
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
C

P

TSR
Grafik Percobaan
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4

5. TUGAS
Data Pengamatan :
Catatan : R = 0.55 m
r = 0.20 m

No.
Kecepatan
Angin
Putaran
poros
F Torsi A Kinir Pin Pout w
Cp TSR
m / det. rpm N Nm m^2 (W/m^2) (W/m^2) (rad/s)
1 7.76 968.1 0.1 0.02 0.94985 266.312 2.027 101.328 0.0000761 7.182
2 7.52 955.7 0.4 0.08 0.94985 242.359 8.002 100.030 0.000330187 7.316
3 7.6 921.7 1.2 0.24 0.94985 250.177 23.153 96.471 0.00092547 6.981
4 7.59 856 3 0.6 0.94985 249.191 53.757 89.595 0.002157257 6.492
5 7.75 815.9 3.7 0.74 0.94985 265.284 63.194 85.398 0.002382131 6.060
6 7.85 743.3 4.7 0.94 0.94985 275.686 73.131 77.799 0.002652682 5.451

7 6.64 844.6 0.1 0.02 0.94985 166.844 1.768 88.401 0.000105969 7.322
8 6.44 834.8 0.4 0.08 0.94985 152.217 6.990 87.376 0.000459216 7.462
9 6.41 808.5 0.8 0.16 0.94985 150.100 13.540 84.623 0.000902045 7.261
10 6.6 777.1 1.4 0.28 0.94985 163.847 22.774 81.336 0.001389969 6.778
11 6.37 744.4 2.3 0.46 0.94985 147.307 35.840 77.914 0.002433033 6.727
12 6.72 673.7 3.4 0.68 0.94985 172.947 47.949 70.514 0.002772489 5.771

13 5.4 677.8 0.2 0.04 0.94985 89.740 2.838 70.943 0.000316215 7.226
14 5.2 670.7 0.5 0.1 0.94985 80.134 7.020 70.200 0.000876033 7.425
15 5.35 631.7 1 0.2 0.94985 87.271 13.224 66.118 0.001515241 6.797
16 5.42 589.6 1.5 0.3 0.94985 90.741 18.513 61.711 0.002040248 6.262
17 5.63 552.8 2 0.4 0.94985 101.702 23.144 57.860 0.002275647 5.652
18 5.62 510.7 2.5 0.5 0.94985 101.161 26.727 53.453 0.002641977 5.231

19 4.43 516.9 0.1 0.02 0.94985 49.547 1.082 54.102 0.000218387 6.717
20 4.41 496.1 0.5 0.1 0.94985 48.879 5.193 51.925 0.001062321 6.476
21 4.6 462.7 0.9 0.18 0.94985 55.473 8.717 48.429 0.00157145 5.790
22 4.62 414.9 1.5 0.3 0.94985 56.199 13.028 43.426 0.002318147 5.170
23 4.44 371 1.8 0.36 0.94985 49.883 13.979 38.831 0.002802397 4.810
24 4.74 138.3 2.2 0.44 0.94985 60.693 6.369 14.475 0.001049402 1.680
Grafik percobaan :








0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0 1 2 3 4 5 6 7 8
C
p

TSR
Grafik Hubungan TSR vs Cp
Percobaan 1
0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0 1 2 3 4 5 6 7 8
C
p

TSR
Grafik Hubungan TSR vs Cp
Percobaan 2
0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0 1 2 3 4 5 6 7 8
C
p

TSR
Grafik Hubungan TSR vs Cp
Percobaan 3












0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0 1 2 3 4 5 6 7 8
C
p

TSR
Grafik Hubungan TSR vs Cp
Percobaan 4
0.0000000
0.0005000
0.0010000
0.0015000
0.0020000
0.0025000
0.0030000
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
C

P

TSR
Grafik Percobaan
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4
6. PEMBAHASAN

Dari Praktikum ini dapat kita lihat bahwa besarnya kecepatan angin
berbanding lurus dengan Rpm dan daya yang tersedia pada angin, semakin besar
kecepatan angin yang dihasilkan blower maka semakin besar pula Rpm dan daya
Input yang dihasilkan. Dapat kita lihat juga bahwa besarnya diameter kincir juga
berbanding lurus dengan daya input yang dihasilkan angin dan kecepatan kincir.
Dengan kecepatan angin yang sama maka semakin besar pula daya input dan
kecepatan kincirnya.

Jadi Besarnya daya Input dipengaruhi oleh kecepatan angin dan Diameter
kincir. Dapat kita hitung dimana adalah kerapatan angin, R
diameter kincir, dan v adalah kecepatan angin.Besarnya beban berbanding lurus
dengan Pout dan berbanding terbalik dengan Rpm, semakin besar beban maka Pout
akan semakin besar dan Rpm akan semakin melambat. Besarnya daya keluaran juga
dipengaruhi oleh besarnya diameter beban yang berbanding lurus dengan torsi.
Semakin besar diameter beban semakin besar pula torsi yang dihasilkan maka daya
keluaran akan semakin besar karena Pout : Torsi x (2n/60).
Dari data yang kita peroleh dari 4 variasi kecepatan, harga torsi dan kecepatan
yang semakin besar akan menunjukan Pout yang semakin besar pula dan Rpm akan
semakin melambat. Itu berarti percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori
yang kami pelajari.
TSR adalah perbandingan kecepatan ujung sudut dengan kecepatan angin.
Kecepatan ujung sudut (u) dipengaruhi oleh besarnya Rpm dan jari-jari kincir. Pada
hasil percobaan, dapat kita lihat bahwa usemakin besar rpm maka semakin besar pula
kecepatan kincirnya (u), dan TSR berbanding lurus dengan kecepatan ujung sudu dan
berbanding terbalik dengan kecepatan angin.
Dari grafik yang kami peroleh, harga TSR mempengaruhi besarnya Cp. Harga Cp
dapat berubah ubah sesuai dengan TSR-nya sesuai dengan grafik yang ada, dan
pada data 1 sampai 3 terjadi perbedaan yang sedikit, tetapi pada data ke 4 terjadi
peningkatan Cp yang besar.
Efisiensi (cp), adalah perbandingan (Pout/Pin)100%. Dapat kita lihat dari data
praktikum, jika Pout semakin besar dalam Pin yang sama, maka efisiensinya semakin
besar. Kualitas kincir angin ditentukan oleh efisiensinya, jika efisiensinya semakin
besar maka semakin baik pula kualitas kincir anginnya.
Harga Cp paling besar yang kami peroleh adalah 0.073, dimana Vangin = 6.35
m/s, T = 0.16 Nm, Rpm = 640 km/jam masih jauh dari efisiensi maksimal yang dapat
dicapai oleh kincir angin. Saya mengambil kesimpulan hal tersebut terjadi karena
bentuk dari kincir angin yang kurang menyerap kecepatan (energi) angin yang ada,
mungkin kita harus mendesain bentuk kincir angin yang dapat menyerap energi
angin lebih banyak (menghasilkan Po yang besar). Kita juga harus menyesuaikan
bentuk kincir dan besar kincir angin sesuai dengan kecepatan (energi) angin yang
tersedia.
7. KESIMPULAN

Dari praktikum kincir angin, kami sedikit menemukan kesulitan dalam mencari
data. Kesulitan pada paraktikum ini adalah pada proses mencari dahta dari kecepatan
angin dan putaran poros karena ketidak stabilan angin dan poros tersebut. Tetapi
perubahn gaya (F) dan torsi (T) tetaplah meningkat.
Praktikum ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa karena kami jadi mengetahui proses
pencarian data dari kincir angin

Anda mungkin juga menyukai