Anda di halaman 1dari 67

1

GIZI LANSIA
Ika Syamsul Huda MZ
Sub Bagian Geriatri / Divisi Geriatri
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FK UNDIP / RS Dr. Kariadi Semarang
2
Sepanjang hidup nutrisi atau zat gizi sangat penting
untuk membentuk kesehatan fisik dan fungsi kognitif,
vitalitas, kualitas hidup dan panjang umur
(Sullifan J ohnson, 2003)
Masalah gizi yang sering pada lansia:

Malnutrisi: KEP (kurang energi protein), obesitas
Anemia defisiensi Gizi
Hiperlipidemia
Diabetes Melitus
Gangguan elektrolit
3
PERUBAHAN STATUS GIZI LANSIA

Kondisi sosial ekonomik pensiunan
Peningkatan insiden penyakit & disabilitas

Perubahan:
asupan diet
absorbsi
metabolisme
obat-obat yang diminum

Status gizi seringkali tidak baik oleh berbagai sebab.
4
Malnutrisi di Rumah Sakit
(Amerika Serikat)
1327 pasien
40-55% malnutrisi
12% malnutrisi berat
Komplikasi 2-3 x >>
Lama rawat inap 90%
Gallagher-Allred et al: J Am Diet Assoc 1996 Apr; 96(4):361-366
Malnutrition and clinical outcomes :
the case for medical nutrition therapy.

5
Pengukuran antropometrik
Mendeteksi malnutrisi sedang dan berat
Dengan mengukur BMI(IMT), tinggi lutut dan rentang
tangan/TB,BB, lingkar lengan atas, lingkar perut dan pinggul,
tebal lemak subcutan, lingkar betis.
BMI berkorelasi positip dg hipertensi, berkorelasi negatip dg
HDL kolesterol.
Lingkar perut berhubungan dg lemak visceral, makin
besar lingkar perut makin banyak lemak visceral
obesitas

Indonesia Laki-laki: > 90 cm obesitas
Wanita : > 80 cm obesitas
PENILAIAN STATUS GIZI
6
Body Mass Index (BMI) :
Weight (kg)
Height (m)
2

INDEKS MASSA TUBUH (kg/m
2
)
KLASIFIKASI ASIA
KAUKASI
A
BB kurang
(underweight)
<18.5 <18.5
Normal range 18.5 22.9 18.5 24.9
BB lebih
(Overweight)
>23 >25
Kegemukan
(Obesity
>25 >30
Source: The Asia-Pasific Perspective obesity and its treatment.
WHO Health Communications, 2000.
7
TSF & AC
Bishop C.W. et al: Norms for Nutritional Assessment of
American adults by upper arm Anthropometry the American
Journal of Clinical Nutrition 34: November 1981 pp 2530-2539.

AMC= Arm Muscle Circumference
(lingkar otot lengan atas)
Penilaian Status
Gizi
8
Lebih sensitif & dapat menggambarkan perubahan status
gizi lebih dini
Hiperlipidemia (kolesterol, trigliserit, HDL/LDLkolesterol)
Kurang energi protein (serum albumin, serum transferin&
limfosit total)
Hipoalbumin disebabkan oleh penyakit TGI, peny. Hati,
hipotiroidi, dekompcordis, infeksi & defisiensi Zn.
Serum transferin <200mg/dl def. Protein lansia
Prealbumin < 11 mg % malnutrisi
Total limfosit indikator imunokompeten, < 1500 sel/mm
3
malnutrisi
Hb anemia
Normal Hb lansia 65 th 74 th menurut NHANES II
Hb11,9g% +12,6g %.

Penilaian biokimiawi
9
Penilaian Klinis
Meliputi:
Riwayat medik
Pemeriksaan fisik
Status fungsional
Status oral
Status mental & kognitif
Penilaian dietetik:
Menggambarkan kualitas & kuantitas konsumsi makanan
Menjadi penopang pembuat program
intervenos/pengobatan & pendidikan gizi
Instrumen MNA (Mini Nutritional Assesment) & NRI (
Nutrition Risk Index)
10
SISTIM SALURAN CERNA
12
PERUBAHAN STRUKTUR ORGAN / ANATOMI GASTROINTESTINAL
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PROSES MENUA

1. Enamel gigi menipis sehingga gigi menjadi rapuh.
2. Permukaan gerus gigi rusak menyebabkan gangguan gaya menggigit
dan mengunyah.
3. Hilang tulang pada struktur oral menyebabkan kesulitan mengunyah
makanan & menelan makanan.
4. Epitel oral tipis dan kering menyebabkan membran mukosa mudah
iritasi dan rusak.
5. Lemak tubuh meningkat dan massa tubuh turun.
6. Penurunan berat badan secara bertahap.
7. Penurunan jaringan subkutan menyebabkan kesulitan pengaturan
suhu tubuh.
8. Penurunan ukuran liver dan atrofi pankreas menyebabkan enzim kurang
9. Obstruksi duktus pankreas menyebabkan blokade sekresi
10. Pengurangan permukaan mukosa usus sehingga pencerapan kurang
11. Atrofi mukosa dan perlambatan hantaran saraf usus besar sehingga
menyebabkan konstipasi dan inkontinensia fekal
12. Kelemahan otot perut dan pelvis menyulitkan defekasi.
13
Total
Energy
Expenditure
Food Intake
ECF : ICF
ratio
Muscle
Fat
Bone density
Age-related changes in body composition
50 0 100
14
Kuantitas & Kualitas
MAKANAN
PENGUNYAHAN
PENCERNAAN
dan
ABSORBSI
KEBUTUHAN
JARINGAN
Mungkin dipengaruhi oleh:
- Proses menua
- Aktifitas fisik kurang
- Adanya penyakit
Pertumbuhan lebih Bakteri
Bedah Gastrointestinal
Gastritis atrofik
Sindrom malabsorbsi
Geligi jelek
Kesulitan menelan
Cara memperoleh
dan ketersediaan
Uang untuk belanja
Pilihan
Status medis
Isolasi sosial
Keterbatasan di rumah
Tersediaan makanan teratur
Uang tersedia
Status mental
Kesukaan, kecanduan (alkoholism)
Nafsu makan
Pendidikan, tradisi,..kelas sosial
Duka nestapa
Demensia
Depressi
15
PENYEBAB KURANG GIZI
PRIMER SEKUNDER
Ketidaktahuan
Isolasi sosial
Disabilitas fisik
Gangguan
mental
Iatrogenik
Kemiskinan
Gangguan nafsu
makan
Pengunyahan
tidak baik
Malabsorbsi
Alkoholisme
Obat-obat
Peningkatan
kebutuhan
16
MEALS ON WHEELS
Mnemonics for the causes of weight loss

Medications
Emotional problems (depression)
Anorexia, anorexia tardive, or abuse of elders
Late-life paronia
Swallowing disorders (dysphagia)
Oral factors
No money (poverty)
Wandering (dementia)
Hyperthyroidism, hyperparathyroidism, hypoadrenalism
Enteric problems (malabsorption)
Eating problems (inability to self-feed)
Low-salt, low cholesterol diet
Stones, social problems

17
PENYEBAB ASUPAN MAKANAN
KURANG (1)
Sosial / psikologis
Isolasi, kehilangan pertemuan sosial,
isolasi emosional
Depresi, duka nestapa, duka cita
Tidak dapat ke pasar dengan
berkendaraan / jalan kaki
Konsumsi alkohol (seringkali
tersembunyi)
Tidak pernah belajar membeli /
menyimpan / menyiapkan
makan
Cerewet tentang makanan
Pengkhianatan / penelantaran lansia
Bantuan makan tidak mencukupi
Kemiskinan / kemelaratan
18
PENYEBAB ASUPAN MAKANAN
KURANG (2)
Fisik
Kanker
Obat-obatan : NSAID, antibiotik,
laksansia, diuretik, dll.
Penurunan fungsi panca indra (rasa)
Susunan gigi: nyeri, goyang,
ompong
Rongga mulut tidak sehat
Serostomia
Cacat fisik dan mobilitas berkurang
Gg mengecap & menelan: (Stroke,
demensia, Parkinson)
Gangguan memori (daya ingat) &
atensi (perhatian)
Penyakit kronik: PPOK, gagal
jantung, gagal ginjal
19
PENYEBAB ASUPAN MAKANAN
KURANG (3)
Fisik
Infeksi : TBC
Gangguan metabolik: DM, Hiper / Hipo
tiroid
Gastritis atrofik dengan asam lambung
berkurang.
Ulkus peptik
Penyakit inflamasi usus besar
Gangguan motilitas usus: (gastroparesis,
konstipasi)
Asupan makan tertolak: intoleransi
laktosa, refluks
esofagus, dll.
20
ANTIDEPRESSANTS
ANTI - INFLAMMATORIES
ANTIHYPERTENSIVES AND OTHER CARDIAC MEDICATIONS
LIPID - LOWERING DRUGS
ANTIHISTAMINES
ANTIMICROBIALS
ANTINEOPLASTI CS
BRONCHODILATORS AND OTHER ASTHMA
MEDICATIONS

MUSCLE RELAXANT
DRUGS FOR THE TREATMENT OF PARKINSONISM

ANTICONVULSANTS
VASODILATORS
OBAT-OBAT YANG MENEKAN NAFSU MAKAN
DAN MENGUBAH FUNGSI PENCIUMAN
21
MASALAH AKIBAT KURANG GIZI
Malnutrisi, menurunnya berat badan
Dehidrasi, gangguan elektrolit
Defisiensi imunitas (daya tahan)
Penurunan albumin edema dll.
Gangguan keseimbangan energi
Berbagai problem kesehatan lansia
22
23
COMMON PROBLEMS
IN GERIATRICS (Series of
Is)
Iatrogenesis
Immobility
Impairment of
vision and hearing
Impecunious
Immune deficiency
Impotence
Instability
Incontinence
Intellectual
impairment
Infection
Inanition
(malnutrition)
Insomnia
Irritable colon
Isolation
(depression)
24
TUJUAN PENATALAKSANAAN DIET
1. Mempertahankan fungsi normal organ tubuh,
aktifitas, kenyamanan / kwalitas hidup
2. Memberikan energi, protein dan zat gizi lain yang
adekuat pertahankan BB, kesehatan dan gizi
optimal
3. Cegah timbulnya kelainan penyerta akibat
kekurangan gizi ( modifikasi perubahan metabolik
dan fungsi dengan substrat khusus)
4. Melakukan penyembuhan
25
Nutrisi berdasar cara pemberian ada 3 :
Nutrisi oral : makan biasa
Nutrisi enteral : melalui sonde
Nutrisi parenteral : melalui infus
26
Cara pemberian nutrisi pada lansia
Kalau tidak ada kontra indikasi utk pemberian enteral
berikan nutrisi secara enteral
Kondisi umum (kesadaran,neurospikiatrik) + kondisi TGI
(mulut, gigi, geligi, reflek menelan) menentukan cara
pemberian maupun bentuk makanan yang dipilih
Diet biasa, lunak, bubur halus ataupun cair dapat dipilih.
Pemberian bisa dimakan/diminum atau personde
Bila ada kontra indikasi enteral nutrisi parenteral.
Kebutuhan cairan, kalori, komposisi nutrisi dibuat sesuai
kebutuhan
27
Penilaian Nutrisi
Mencukupi
Berlanjut ke
Makanan
Oral
Guidelines for the use of Parenteral and
Enteral Nutrition in Adult and Pediatric
Patients. JPEN, 26, (1) Supllm, 2002
Keputusan untuk memulai dukungan nutrisi khusus
Fungsi Saluran Cerna
Ya Tidak
Nutrisi Enteral
Nutrisi Parenteral
Jangka panjang
Gastrostomi
Jejunostomi
Jangka pendek
Nasogastrik
Nasoduodenal
Nasojejunal
Jangka pendek Jangka panjang atau
Pembatasan cairan
Nutrisi
Parenteral Periper
Nutrisi
Parenteral Total
Fungsi saluran
cerna membaik
Ya Tidak
Normal Terganggu
Nutrisi Lengkap
Toleransi
nutrisi
Tidak mencukupi
Nutrisi parenteral
Sebagai supleman
Mencukupi
Diet yg lebih
Kompleks dan
Makanan oral
Sesuai dengan
penerimaan
(Obstruksi, peritonitis, pankreatitis
akut, ileus, short bowel syndrome,
muntah refrakter)
Fungsi Saluran Cerna
Formula Khusus
29
Beberapa Kemungkinan Risiko Kontaminan
30
Asupan gizi pada lansia
Zat yg kebutuhannya me + makronutrient yaitu:
energi,karbohidrat,lemak dan protein
Zat yg kebutuhannya me | mikronutrient yaitu:
kalsium(Ca
+
), selenium(Se), Zinc(Zn), multivitamin,
antioksidan.
Ca: mencegah
osteoporosis
Zn:
meningkatkan
imunitas
Se:
meningkatkan
kekuatan
otot/antioksidan
Asam folat:
mencegah
produksi
homosistein
Suplemen yg dianjurkan bagi lansia
- Vit E
- Vit A/beta karoten
- Selenium
- Zn
- Minyak ikan
- Asam folat
- Vit C
- Zat besi
- DHA/Epa
31
Komposisi yang dianjurkan dalam nutrisi :
1. Hidrat arang 60% untuk energi
2. Protein 20% untuk pertumbuhan
3. Lemak 15% untuk energi
4. Vitamin membantu berbagai proses biokimiawi
5. Mineral unsur anorganik untuk berbagai struktur (tulang,
elektrolit dll)


Jumlah kalori yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan
relative body weight ( RBW) = BB/(TB-100) x 100%

>90%-105 % normoweight 30-35 kkal /kg BB
70%-<90% underweight 40- 50 kkal/kg BB
< 70 % undernutrisi/ malnutrisi 55- 65 kkal/kg BB
105-115 % 0verweight 20-25 kkal/kg BB
>115 % Obesitas 15-20 kkal/kg BB
32
ENERGI
Kebutuhan energi per kg berat badan lansia me + (33%
menurun pada umur 90 th dibanding ketika 30 th)
Penyakit kronik dan jenis kelamin laki-laki lebih mempercepat
pe + BMR (Basal Metabolisme Rate) menurun terjadi
penurunan pengeluaran energi per aktivitas.
Hal tersebut di atas disebabkan karena:
Kehilangan masa otot pada lansia digantikan dg jaringan
adipose (otot > metabolisme dibanding jaringan adipose)
Peningkatan ratio lemak dg otot
Penurunan aktivitas fisik
33
Penurunan hormon-hormon tiroid, growth hormon
menurunkan BMR
Peningkatan prevalensi penyakit kronik
menurunkan aktivitas fisik
Kebutuhan energi lansia = BMR + energi expenditure
aktivitas sehari-hari.BMR laki-laki =1100 kcal, wanita
=1000 kcal
34
PROTEIN
Kebutuhan diet protein pada lansia hampir sama dg usia
muda
Penghitungan kebutuhan protein berdasarkan kepada :




Restriksi protein dan kalori terbukti memperpanjang harapan
hidup, tetapi kurang kalori protein daya tahan menurun.
Beberapa penyakit dan obat-obatan dapat menginduksi
hiperkatabolik protein nitrogen balance negative
(perlukaan, infeksi, penyekit inflamasi akut, kortikosteroid
dosis tinggi, lama terikat di tempat tidur kehilangan otot
masa tubuh me| kebutuhan protein
Bersihan kreatinin (CCT), CCT <50% protein 0,6-0,8;
<25% 0,3-0,5 gr / kg BB/ hr
Kehilangan protein melalui urin, luka, TGI.
35
Kebutuhan Protein
Kebutuhan Protein Nutrisi Parenteral
Berdasarkan tingkat stress pasien :

per kg.BB/hari
Tanpa Stress 0.7-0.8 g AA or 0.11-0.13 g N
Stress Ringan 0.8-1.0 g AA or 0.13-0.16 g N
Stress Menengah 1.0-1.5 g AA or 0.16-0.24 g N
Stress Berat 1.5-2.0 g AA or 0.24-0.32 g N

Grant 1992

36
Lemak dan Kolesterol
Lemak merupakan sumber energi dan asam lemak esensial
yg merupakan kendaraan vitamin yg terikat lemak
(Vit.ADEK).
Meskipun pada obesitas atau penderita
hiperkolesterol/hipertrigliseride, asupan lemak tidak boleh
kurang dari 10% total kebutuhan kalori sehari
Ada 2 bentuk utama asam lemak esensial yaitu :
Omega 6 : derivat asam linoleat _/ asam arakhidonat
Omega 3 : derivat dari asam linoleat o.
Asam lemak esensial berguna untuk sintesis membran sel
fosfolipid dan eicosanoids termasuk prostaglandin,
leukotrien dan asam hidroksi
Jika terjadi defisiensi omega6/3 kakexia atau nekrosis
usus halus dan kekurangan vit.ADEK
37
Kebutuhan omega 6: 1% dari total kalori /hr, omega3: 0,2 %
total kalori/hr
Kadar kolesterol darah dipertahankan <200mg% pada lansia
sehat, <150mg% pada penderita aterosklerosis.
Kadar HDL kolesterol pada laki-laki harus >45mg%, wanita
>55mg%. LDL kolesterol < 130mg% pada lansia sehat dan <
100mg% pada lansia dg penyakit aterosklerosis.
Kadar trigliserid darah dipertahankan < 200mg% pada lansia
sehat, < 150 mg% pada lansia dg penyakit aterosklerosis.
Kebutuhan lemak tersebut sebaiknya dipenuhi dari minyak
tdk jenuh, kacang-kacangan dan minyak ikan, jangan
menggunakan lemak jenuh atau lemak hewani.
38
KARBOHIDRAT
Rekomendasi pemberian karbohidrat pada lansia berdasar
pada 2 perhatian yaitu: sumber karbohidrat dan kebutuhan
energi individual
Sumber karbohidrat sebaiknya yg kaya serat/ fiber dan
karbohidrat komplek jangan menggunakan gula.
Kebutuhan individual karbohidrat biasanya 55-70% dari
total kebutuhan kalori sehari
Jika karbohidrat secara total harus dihilangkan dari diet
maka penggantinya adalah lemak, tetapi penggantian ini
beresiko untuk terjadinya ketosis, kelemahan badan dan
depresi.
39
AIR
Kebutuhan:30 mL/Kg BB (min 1,5 2 L) per hari
Kebutuhan meningkat, misal: diare, demam, cuaca panas.

Lansia berisiko dehidrasi:
Persepsi haus berkurang
Sengaja kurangi minum karena inkontinensia

Perlu membuat catatan tertulis asupan air
Turgor kering tidak spesifik menunjukkan dehidrasi

Usahakan air kencing mendekati bening (tak berwarna)
40
AIR
Kebutuhan air pada lansia tidak berubah dibandingkan usia
muda, meskipun kemampuan meregulasi air dalam jumlah
banyak sekaligus pada usia 65 th mengalami penurunan
dibanding usia muda, sehingga pemberian air sebaiknya
terbagi rata dalam 24 jam.
Proses menua menyebabkan penurunan rasa haus terjadi
kurang minum meningkatkan osmolaritas serum
menurunkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan
urin konsentrasi serum vasopresin meningkat hipertensi
Inkontinensia urin yg sering terjadi pada lansia
pengurangan air minum oleh lansia sendiri dehidrasi.
41
Penyakit kronik, penurunan aktivitas fisik maupun kognitif
kurang minum dehidrasi
Perawat harus memberikan air 1500-2500ml/hr atau
30ml/kg/hr.
Kebutuhan ini harus ditingkatkan apabila ada panas,
aktivitas>> atau lama terpapar pada lingkungan panas.
Tanda dehidrasi awal berupa penurunan kesadaran /
konfusio dan hipotensi ortostatik.
42
DIET FIBER ATAU SERAT
Serat merupakan derivat dari dinding sel tumbuhan
mengandung polisakarida + lignin sehingga tidak dapat
dicerna oleh enzim usus, berfungsi memperbaiki peristaltik
usus.
Rekomendasi pemberian diet serat 20 35 g serat sehari
atau 10-13g/1000kcal yg dikonsumsi
Diet tinggi serat memberikan keuntungan pada kesehatan
antara lain menurunkan insidens kanker, diabetes, penyakit
jantung dan obesitas.
Ada 2 kategori diet serat:
Serat tidak terlarut air: selulose, hemi selulose dan lignin
Serat terlarut air seperti: gum dan pectin.
43
Kedua tipe serat ini mempunyai keuntungan sendiri-sendiri
tetapi keduanya sangat rendah energi.
Serat tidak terlarut air mempunyai efek menahan air dalam
lumen usus memperbanyak masa feses memperpendek
waktu transit di usus halus dan menurunkan tekanan
intralumen pada kolon menghilangkan konstipasi dan
mencegah terbentuknya divertikel kolon
Serat terlarut air meningkatkan viscositas isi usus,
memperpanjang waktu transit usus dan menurunkan absorpsi
karbohidrat serta asam empedu di usus halus
menguntungkan untuk menurunkan kadar glukosa
postprandial.
44
Penurunan absorpsi asam empedu menurunkan
absorpsi trigliserit, total kolesterol dan LDL kolesterol
sekitar 30 %
Sumber dari serat tidak terlarut air adalah buah-buahan,
sayur, biji-bijian termasuk gandum dan beras serta
jagung.
Sumber dari serat terlarut air adalah agar-agar dan jeli.
45
SUPLEMEN VITAMIN & MINERAL

Risiko defisiensi mikronutrien:
Asupan makanan (buah & sayuran) kurang
Efek samping interaksi obat makanan meningkat
Penyakit terkait nutrisi meningkat.

Perlu konsumsi suplemen vitamin mineral harian dalam
dosis yang direkomendasikan (tidak berlebihan)
Efek samping (toksisitas) tidak signifikan.

Suplemen tidak menggantikan nutrisi sehat.
Perlu ditanyakan pada asesmen nutrisi.
46
VITAMIN DAN MINERAL
Perlu diingat bahwa kebutuhan mikronutrien harus dipenuhi
tetapi tidak boleh berlebihan karena dapat meracuni
manusia sehat
Berdasarkan survey di masyarakat Amerika banyak lansia
baik sehat apalagi sakit sangat kurang mengkonsumsi
mikronutrient hanya 50 % dari kebutuhan yg
direkomendasikan.
Defisiensi mikronutrient yg banyak dijumpai pd lansia adalah
vit. D, C, B
12
, B
1
dan asam folat serta mineral Ca, Mg, Se
dan Zn lansia butuh suplemen vit / mineral dalam dietnya
sehari-hari.
47

Kadar vit. B
12
yang rendah sering dijumpai pada lansia (10-
15% lansia menderita defisiensi vit. B
12
) disebabkan
karena malabsorpsi vit.B
12
dari makanan akibat atropi
gaster dan hipoklorhidria
Def. Vit B
12
kelainan hematologik (makrositik anemia)
dan neurologik (neuropati perifer, lesi columnespinalis,
parestesia, kehilangan vibrasi & posisi tubuh, ataxia,
hipotensi otostatik, kelemahan otot paha, respon plentar
ekstensi meningkat, gangguan neuropsikistrik.
Kadar vit B12 normal > 350 pg/mL, defisiensi B12 bila
kadar <200pg
Borderline def. Bila kadar B12 200-350pg/mL
Vit B
12
(Cobalamin)
48
Def. Asam folat
sering merupakan bentuk malnutrisi umum
Terutama pada peminum alkohol & peminum antagonis
asam folat seperti: Phenithoin, methotreksate,
sulfasalazine, pirimidone, phenobarbital, triamterene
Menyebabkan anemi megaloblastikmakrositik
Meningkatkan kadar homosistein darah (disamping CRF,
def.Vit B6 dan B12.
Asam Folat
49
Kalsium dan Vit D
Banyak lansia terutama yg sedikit terkena matahari def.
Ca dan Vit D
Kalsium dan vit D merupakan komponen penting utk
pembentukan masa tulang dan otot def. Kalsium dan vit D
menyebabkan osteoporosis, def. Vit. D menyebabkan
Osteomalasia mudah patah tulang
Kebutuhan lansia akan Ca 1200-1500mg/hr. 1 cangkir
susu/yoburt mengandung 300mg Ca. Suplemen Ca lain
berupa tablet Ca karbonat, Ca Sitrat. Tapi absorpsi Ca
sangat sulit.
Lansia yg terikat di tempat tidur, kurang altivitas, jarang
keluar rumah, sering mengalami def. Vit.D.
Kombinasi suplemen vit D dan Ca sangat direkomendasikan
krn vit D dibutuhkan utk absorpsi Ca
Lansia yg memakai kortikosteroid memerlukan suplemen vit
D dan Ca utk mencegah terjadinya ostheoporosis dan
kelemahan otot.
50
Magnesium
Kebutuhan magnesium pada lansia >200mg/hr
Def. Magnesium jarang terjadi, malabsorpsi biasanya
berhub,dg disfungsi usus atau kehilangan yg meningkat
akibat terapi diuretik
Def. Megnesium sering terjadi pada peminum alkohol dan
penderita gagal jantung
Gejala def. Mg berupa kelemahan otot, aritmia kordis, dan
kelainan neurologik berupa spasma otot, keduten dan
Sodium(Natrium)
Rekomendasi kebutuhan Na 4g /hr tapi kebanyakan lansia
mengkonsumsi 9g /hr angka sistolik hipertensi meningkat.

51
Besi
Vit.C meningkatkan absorpsi besi
Aklorhidria dan bedah gaster sebelumnya menghambat
absorpsi besi
Meningkatnya umur menghambat absorpsi besi
Kebutuhan besi pada lansia >50 th laki-laki dan
perempuan =120 & 160 mol=usia muda
Def. Besi menyebabkan anemia mikrositik hipokromik,
disfungsi otot, kelelahan, penurunan imunitas seluler dan
abnormalitas metabolisme katekolamin
Serum feritin merupakan indeks yg paling sensitif utk
mendeteksi kekurangan besi pada penyakit inflamasi
kronik
52
Zinc (Zn)
Zinc merupakan mikronutrien esential yg berperan pd
metabolisme utama krn terlibat dlm berbagai reaksi
enzimatik terutama pd integritas biomembran dan sintesis
DNA dan RNA.
Def. Zinc menyebabkan hipoguesia (penurunan rasa),
neurospikiatrik, dermatitis, penurunan imunitas seluler
Def, Zn sering merupakan komplikasi keadaan lain misal
penyakit hati alkoholik dan penyakit inflamasi usus
Rekomendasi kebutuhan Zn laki-laki 145 mol dan 110
mol utk wanita pd usia lebih 50 th
53
Def.Fe pada lansia berhubungan dg :



Diagnosis Defisiensi Fe dapat ditentukan bila 3 dari 4 model
variabel (eritrosit protoporfirin saturasi transferin, serum
feritin dan MCV) memberikan hasil sama
Def.folat oleh karena:
Polifarmasi (obat), NSAID, dicomp)
Peny.
2
kronik spti infeksi, inflamasi, keganasan
Makanan rendah folat
Sindrome malabsorpsi
Minum aspirin jangka lama.
54
PENCEGAHAN MALNUTRISI

Identifikasi faktor-faktor risiko kurang gizi
Identifikasi kelompok lansia berisiko:
Isolasi sosial karena gangguan fisik
Baru saja mengalami duka-nestapa
Duda tua hidup sendiri
Dengan gangguan mental
Asesmen status gizi:
Tim tenaga kesehatan & ahli gizi
Pemeriksaan laboratorium kimiawi dan hematologis
Kelompok makan bersama & katering (meals-on-wheels)
Suplemen gizi untuk perbaikan kualitas & kuantitas
makanan.
55
NUTRISI DAN IMUNITAS

Malnutrisi merusak status imunitas lansia
Vitamin mempunyai peran pada fungsi imun:
Vit B6 memperkuat respon proliferasi limfosit terhadap
sel T dan B mitogen, dan meningkatakan
produksi IL-2
Vit E meningkatkan proliferasi limfosit
Vit C memperpendek masa sakit, mengurangi infeksi
virus
Efek suplemen multivitamin pada status imunitas
menghasilkan temuan yang beragam / kadang tidak
terbukti.

Trace mineral:
Zinc menguatkan fungsi imun
dan mempercepat penyembuhan luka.
56
NUTRISI DAN KESEHATAN TULANG

Kepadatan tulang berkurang:
Osteoporosis (Pengeroposan tulang)
Osteomalasia (Defisiensi Vit. D)

Kebutuhan harian Kalsium: ~1200 1500 mg
Sumber: susu (~300 mg / secangkir), sayuran

Asupan Kalsium dari sumber alami kurang,
perlu suplemen Kalsium:
Tablet (Ca. carbonat, Ca. sitrat, dll)

Vit. D untuk absorbsi Kalsium:
Reseptor vit. D di usus & kemampuan kulit membuat vit. D dengan
paparan sinar matahari, pada lansia berkurang.

Suplemen: Kombinasi vit.D Kalsium
57
LEMAK DI DAERAH PINGGUL
LEMAK DI PERUT
Tipe buah pir Tipe buah apel
58
MAKIN PANJANG IKAT PINGGANG,
MAKIN PENDEK UMUR
Timbunan lemak pada perut
berkaitan dengan peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular
Lingkar pinggang:
Pria < 90 cm
Wanita < 80 cm
59
Penyakit terkait
P. Pembuluh darah
Gangguan hormonal
Problem nafas
P. jantung
Batu empedu
Hiperuricemia
dan gout
stroke
Diabetes
Masalah persendian
Kanker
60
Sumber: Vanatallie TB, In Stunkard JA & Wadden TA (eds),
Obesity and Therapy 2nd edition, NY Ravin Press, 1993

250
200
150
100
20 22 24 26 28 30 32 34
Mortality
rate
BMI
Wanita

Pria
Laju Mortalitas
61
KLINIK GIZI
62
Terapkan diet sehat
SUSU, YOGURT &
KEJU
Kaya kalsium,
protein & vitamin B12
SAYURAN
mengandung vitamin,
khususnya A dan C,
Sumber utama serat
& rendah lemak natural
ROTI, SEREAL,
NASI & PASTA
Mengandung
karbohidrate,vitamin B,
mineral & serat
LEMAK, MINYAK
& PEMANIS
(sedikit)
DAGING, UNGGAS, IKAN,
TELUR & KACANG
mengandung protein, besi,
seng & vitamin B
BUAH
Sumber kaya
vitamin, khususnya
vitamin C
63
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
UNTUK LANSIA

Makan beraneka ragam makanan / bergantian
Pilih karbohidrat komplek (berserat)
Batasi lemak dan minyak, gunakan minyak nabati
(kacang)
Makanlah sumber zat besi secara cukup
Minum air yang bersih, aman, cukup dan telah dimasak
Kurangi jajanan yang tinggi gula dan lemak
Perbanyak frekuensi konsumsi hewan laut
Gunakan garam beryodium, batasi garam dan makanan
awetan, penyedap atau pengawet lainnya.
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan (berserat,
vit. C, provitamin A dan vit. E)
64
PETUNJUK PRAKTIS BIDANG GIZI
UNTUK PARA LANJUT USIA

1. Jumlah makanan (kalori) harus disesuaikan dengan kegiatan kerja, jangan
sampai berat badan berlebihan. Capai & pertahankan BB ideal.
2. Sayuran berwarna hijau atau oranye (wortel, tomat) adalah makanan sehat.
3. Buah-buahan yang berwarna adalah makanan sehat.
4. Ikan (laut dan darat) adalah makanan sehat seperti tempe dan tahu.
5. Putih telur dapat dimakan setiap hari, kuning telur perlu dibatasi 2-3 kali
per minggu.
6. Daging yang berwarna putih (pucat) lebih sedikit lemaknya daripada
daging yang berwarna merah. Batasi makanan jeroan.
7. Sumber protein dari sayuran lebih baik daripada ikan, lebih baik daripada
daging unggas, yang lebih baik daripada daging hewan kaki empat.
8. Minyak goreng jagung, minyak kedelai, minyak kacang lebih baik daripada
minyak kelapa. Minyak kelapa dalam jumlah terbatas masih dapat
digunakan.
9. Susu tanpa lemak (susu skim) dapat digunakan tiap hari.
10. Jangan terlalu banyak makan asin-asin.

Sumber: Boedhi-Darmojo, 2000.
65
BERAT BADAN BERLEBIHAN SUPAYA DIHINDARI
Data Asuransi obesitas/ overweight > cepat mati
Sebab obesitas/ overweight - kalori >
lemak >
kurang gerak badan
Obesitas / overweight PJK, DM, Hip, dsb.
Obesitas (BMI 25), overweight (BMI 23)
Capailah / pertahankan BB ideal
66
ATURLAH MAKANAN HINGGA SEIMBANG
Jumlah kalori = kegiatan fisik
Lemak hewani, lemak jenuh dikurangi
Protein tetap diperlukan (tempe & tahu)
Banyak buah, sayur ( yang berwarna)
Cukup vitamin ( A,B,C,E, dsb)
Cukup mineral ( Ca, Fe, dsb)
67
68
69

Anda mungkin juga menyukai