Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

1. Bagaimana peran orang tua dan guru dalam mendorong berkembangnya


kreativitas pada anak ?
Jawab :
Munandar (2004) memaparkan bahwa dari berbagai penelitian diperoleh hasil
bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak antara lain:
a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
b. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal.
c. Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri.
d. Mendorong kemelitan anak untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak
hal.
e. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba
dilakukan dan apa yang dihasilkan.
f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak
g. Menikmati keberadaannya bersama anak.
Bila hasil penelitian lapangan digabungkan dengan penelitian laboratorium
mengenai kreativitas dan dengan teori-teori psikologis maka diperoleh petunjuk
bagaimana sikap orang tua secara langsung mempengaruhi kreativitas anak
mereka. Beberapa faktor yang menentukan tersebut antara lain:
a. Kebebasan.
Orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak, tidak otoriter, tidak selalu
mau mengawasi anak, tidak terlalu membatasi kegiatan anak, dan tidak terlalu
cemas mengenai anak mereka cenderung mempunyai anak yang kreatif.
b. Respek.
Orang tua yang menghormati anak sebagai individu, percaya akan kemampuan
mereka, dan menghargai keunikan anak biasanya memiliki anak yang kreatif.
Anak-anak ini secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani
melakukan sesuatu yang orisinal.
c. Kedekatan Emosional yang Sedang.
Kreativitas anak dapat terhambat oleh suasana emosional yang mencerminkan
rasa permusuhan atau penolakan namun keterikatan emosional yang berlebih
juga tidak menunjang pengembangan kreativitas. Anak perlu merasa bahwa ia
diterima dan disayangi tetapi seyogianya tidak menjadi terlalu tergantung kepada
orangtua.
d. Prestasi, Bukan Angka.
Orang tua anak kreatif mendorong anak untuk berusaha dan menghasilkan karya
yang baik namun tidak terlalu menekankan untuk mencapai angka atau peringkat
tertinggi.
e. Orang tua Aktif dan Mandiri.
Bagaimana sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting karena mereka
menjadi model utama bagi anak. Orang tua anak yang kreatif merasa aman dan
yakin tentang diri sendiri, tidak memperdulikan status sosial, dan tidak terlalu
terpengaruh oleh tuntutan sosial. Mereka juga amat kompeten dan mempunyai
minat, baik di dalam maupun di luar rumah.
f. Menghargai Kreativitas.
Anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakukan
hal-hal yang kreatif.
Torrance mengemukakan tentang lima bentuk interaksi guru dan siswa di
kelas yang dianggap mampu mengembangkan kecakapan kreatif siswa, yaitu: (1)
menghormati pertanyaan yang tidak biasa; (2) menghormati gagasan yang tidak
biasa serta imajinatif dari siswa; (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar atas prakarsa sendiri; (4) memberi penghargaan kepada siswa; dan (5)
meluangkan waktu bagi siswa untuk belajar dan bersibuk diri tanpa suasana
penilaian.
Hurlock (1999) mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat
meningkatkan kreativitas, yaitu: (1) waktu, (2) kesempatan menyendiri, (3)
dorongan, (4) sarana, (5) lingkungan yang merangsang, (6) hubungan anak-orang
tua yang tidak posesif, (7) cara mendidik anak, (8) kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan.
2. Sebutkan faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas pada
anak?
Jawab :
Menururt Munandar (2004) terdapat empat cara yang dapat mematikan
kreativitas yaitu (1) evaluasi, (2) hadiah, (3) persaingan/kompetisi antara anak,
dan (5) lingkungan yang membatasi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Tegano, D.W (1991) bahwa yang mematikan
kreativitas diantaranya (1) menjadikan anak-anak bekerja mengharapkan
penghargaan, (2) membuat situasi kompetisi, (3) memfokuskan siswa pada
penilaian, (4) terlalu banyak pengawasan, dan (5) menciptakan pilihan situasi yang
terbatas.
Sementara itu menurut Torrance (2001) yang dapat mematikan kreativitas
diantaranya: (1) usaha terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi; (2) pembatasan
terhadap rasa ingin tahu anak; (3) terlalu menekankan peran berdasarkan
perbedaan seksual; (4) terlalu banyak melarang; (5) takut dan malu; (6) penekanan
yang salah kaprah terhadap keterampilan verbal tertentu; dan (7) memberikan
kritik yang bersifat destruktif.
Adapun sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan kreativitas
anak (Munandar, 2004) adalah:
1. Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah.
2. Tidak membolehkan anak menjadi marah terhadap orang tua.
3. Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.
4. Tidak membolehkan anak bermain dengan anak dari keluarga yang mempunyai
pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.
5. Anak tidak boleh berisik.
6. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.
7. Orang tua memberi saran-saran spesifik tentang penyelesaian tugas.
8. Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak.
9. Orang tua tidak sabar dengan anak.
10. Orang tua dan anak adu kekuasaan.
11. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.
Kemudian menurut Mayesky (Majidi, 2009) ada beberapa hal yang bisa
membatasi atau menghambat kreativitas anak diantaranya (1) ide yang
dikemukakan anak selalu dipatahkan, (2) orang tua terlalu over-protective, dan (3)
waktu main sangat dibatasi.
3. Jelaskan 4 tahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget ? dan beri
pendapat Saudara tentang kondisi kognitif anak yang relevan pada saat ini.

Jawab :

Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang
berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
a. Periode sensorimotor (usia 02 tahun)
b. Periode praoperasional (usia 27 tahun)
c. Periode operasional konkrit (usia 711 tahun)
d. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi
refleks bawaan tersebut.
1.Periode sensorimotor.
Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan
pemahaman spatial / persepsi penting dalam enam sub-tahapan :
a. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu
dan berhubungan terutama dengan refleks.
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai
empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-
kebiasaan.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat
sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara
penglihatan dan pemaknaan.
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk
melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda
kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan
cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
f. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
tahapan awal kreativitas.
2. Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati
urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun
jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul.
Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan
secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental
yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar
menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.
Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut
pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri,
seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau
mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan
muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak
mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan
benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih
menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka
cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia
dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan
memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring
pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik.
Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap
benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
3. Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam
sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang
memadai.
Proses-proses penting selama tahapan operasional konkrit adalah :

Pengurutankemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk,
atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasikemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian
benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk
gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke
dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa
animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
Decenteringanak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi
menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil
yang tinggi.
Reversibilityanak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah
sebelumnya.
Konservasimemahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda
adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan
isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang
ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir
lain.
Penghilangan sifat Egosentrismekemampuan untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang
salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan
boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang
memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan.
Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu
sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4. Tahapan operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam
teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat
pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang
dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat
segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada gradasi abu-
abu di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas
(saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya kedunia
dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual,
dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan
berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
operasional konkrit.

4. Sebutkan peran guru dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik
beserta permasalahan-permasalahannya dan menurut Saudara bagaimana
solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa ?
Jawab :
Sebagai fasilitator guru guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat
melaksanakan peran sebagai fasilitator, ada beberapa hal yang harus dipahami
guru. Pertama, guru perlu memahami bebagai jenis media dan sumber belajar
beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman terhadap media
penting, belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua
bahan pelajaran. Kedua, guru perlu mempunyai ketrampilan dalam merancang
suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan merancang media yang
cocok akan memudahkan proses pembelajaran, yang pada gilirannya tujuan
pembelajaran akan tercapai secara optimal. Ketiga, guru dituntut untuk mampu
mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan sebagai
sumber belajar, termasuk memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan
tehnolgi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan
teknologi mutakhir. Melalui teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa
menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap cocok. Keempat, sebagai
fasilitator guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi
secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar mereka.
5. Jelaskan hubungan antara teori belahan otak dengan kreativitas seorang
anak.

Jawab :

Otak merupakan organ tubuh yang komplek yang dimiliki oleh manusia. Otak
terdapat dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Hakikatnya belahan otak bagian kiri
berhubungan dengan kegiatan motorik (logika, analisis, bahasa, rangkaian dan
matematika). Sedangkan, otak bagian kanan berhubungan dengan
kekreativitasan. Teori yang dapat menjelaskan tentang belahan otak kiri dan
kanan disebut teori hemisphere. Sehingga dalam pendidikan kerap kali
pembelajarannya di hubungkan dengan otak dan pendidikan selalu berawal dari
otak.
Siswa diupayakan untuk mampu berfikir secara kritis, kreatif, dan problem
solver melalui pendidikan. Berfikir secara kritis adalah mampu berfikir secara
cepat dan rasional untuk menyelesaikan berbagai masalah atau tantangan yang
timbul. Berfikir kreatif adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mampu menciptakan sesuatu yang baru dengan menciptakan lingkungan yang
memang dapat mendukung daya kreatif siswa. Sedangkan, problem solver adalah
suatu strategi yang digunakan dalam pembelajaran untuk memberikan masalah
kepada siswa agar mampu menyelesaikannya dengan berfikir secara aktif, kritis,
dan kreatif.
Jadi, hubungannya yang sangat erat dapat tersirat dalam pendidikan siswa
sekarang ini. Tujuan pendidikan untuk menjadikan anak berfikir secara kritis,
kreatif, dan problem solver, semuanya berhubungan dengan mengembangkan
belahan otak kiri ataupun kanan. Agar kedua belahan tersebut seimbang dapat
dilakukan dengan cara pembelajaran menggunakan musik dan olahraga secara
teratur.
6. Sosok utuh seorang lulusan LPTK ( Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan
) secara generik tertuang dalam standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru sesuai dengan peraturan menteri Pendidikan Nasional No.
16 Tahun 2007. Coba Saudara sebutkan 4 kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru.
Jawab :
4 komptensi yang harus dimiliki seorang guru adalah Pedagogik, Kepribadian,
Profesionalisme dan Sosial.
Kompetensi Pedagogik; guru harus menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, sosial, kultural, empational, intelektual. Selain itu dituntut
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dan
teknik penilaian, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidangnya,
memamfaatkan teknologi informasi, komunikasi dan media untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Selain itu seorang guru
harus mampu memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya dan mampu berkomunikasi secara
efektif, empatik dan santun dengan peserta didik serta mampu memamfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
Dalam kompetensi kepribadian guru dituntut bertindak sesuai dengan norma
agama, hukum, sosial dan mencerminkan budaya nasional Indonesia, selain itu
harus mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, beraklak mulia serta
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.Guru juga harus menunjukan etos
kerja, tanggung jawab tinggi, rasa bangga menjadi guru serta rasa percaya diri
yang tinggi, kode etik profesi.
7. Sebutkan 4 pokok utama yang perlu dipelajari oleh anak dalam
mengoptimalkan perkembangan moral ( menurut Hurlock ).
Jawab :
Dalam upaya optimalisasi perkembangan moral, Hurlock mengemukakan ada
empat pokok utama yang perlu dipelajari oleh anak dalam mengoptimalkan
perkembangan moralnya, yaitu :
1) Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya
sebagaimana dicantumkan dalam hukum. Harapan tersebut terperinci dalam
bentuk hukum, kebiasaan dan peraturan. Tindakan tertentu yang dianggap
benar atau salah karena tindakan itu menunjang, atau dianggap tidak
menunjang, atau menghalangi kesejahteraan anggota kelompok. Kebiasaan yang
paling penting dibakukan menjadi peraturan hukum dengan hukuman tertentu
bagi yang melanggarnya. Yang lainnya, bertahan sebagai kebiasaan tanpa
hukuman tertentu bagi yang melanggarnya.
2) Pengambangan hati nuranni sebagai kendali internal bagi perliaku individu.
Hati nurani merupakan tanggapan terkondisikan terhadap kecemasan mengenai
beberapa situasi dan tindakan tertentu, yang telah dikembangkan dengan
mengasosiasikan tindakan agresif dengan hukum.
3) Pengembangan perasaan bersalah dan rasa malu. Setelah mengembangkan hati
nurani, hati nurani mereka dibawa dan digunakan sebagai pedoman perilaku.
Rasa bersalah adalah sejenis evaluasi diri, khusus terjadi bila seorang individu
mengakui perilakunya berbeda dengan nilai moral yang dirasakannya wajib untuk
dipenuhi. Rasa malu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan yang
timbul pada seseorang akibat adanya penilaian negatif terhadap dirinya. Penilaian
ini belum tentu benar-benar ada, namun mengakibatkan rasa rendah diri
terhadap kelompoknya.
4) Mencontohkan, memberikan contoh berarti menjadi model perilaku yang
diinginkan muncul dari anak, karena cara ini bisa menjadi cara yang paling efektif
untuk membentuk moral anak.

8. Menurut Saudara seperti apakah dan bagaimanakah guru yang professional
itu?
Jawab :

Guru yang profesional itu adalah sebagai berikut :
Melakukan profesionalisasi
Memotivasi
Disiplin
Mengevaluasi
Memiliki kesadaran
Melakukan pengembangan
Menjadi pembelajaran
Melakukan hubungan-efektif
Berempati tinggi
Taat asas pada kode etik

Anda mungkin juga menyukai