Anda di halaman 1dari 22

KETUBAN PECAH DINI

Pecahnya selaput ketuban secara spontan paling sering muncul pada saat
persalinan aktif. Pecahnya ketuban sebelum adanya onset persalinan pada fase
apapun pada kehamilan disebut prematur ruptur membran atau ketuban pecah
dini. Beberapa definisi yang dikemukakan tentang KPD diantaranya
1. Robeknya selaput ketuban pada setiap saat sebelum persalinan dimulai
atau inpartu.
2. pecahnya ketuban 12 jam atau lebih sebelum persalinan.
3. pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada
primigraida.! 3 cm dan multigraida ! " cm.
#. pecahnya ketuban sebelum pembukaan seriks " cm pada persalinan.
Etiologi
$tiologi PR% sampai saat ini masih belum diiketahui secara pasti& banyak
teori yang dikemukakan tetapi penyebab tunggal yang paling sering masih belum
ditemukan. 'akto(faktor predisposisinya diduga adalah inkompetensi dari serik&
ri)ayat induksi aborsi& abrupsio plasenta dan infeksi agina. Peneliti lain
menyebutkan bah)a bakteri lokal dapat memproduksi peroksidase yang
menyebabkan kelemahan pada membran. Defisiensi itamin * berkaitan dengan
adanya gangguan pembentukan dan pemeliharaan jaringan kolagen yang
merupakan jaringan pembentuk selaput amnion. +uga dikemukakan faktor
kelainan pada genitalia seperti serik inkompetens.
Diagnosa
Pada umumnya penegakan diagnosa KPD tidaklah sukar akan tetapi
kadang(kadang timbul kesulitan bila cairan yang keluar peraginam sedikit.
Anamnesa
Keluhan keluar air(air yang sekaligus banyak dari kemaluan& jumlahnya&
)arna& baunya dan tidak didahului dengan tanda(tanda inpartu.
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan ,uar
Bagian(bagian janin relatif lebih mudah dipalpasi.
2. Pemeriksaan Dalam
-nspekulo . langsung melihat air ketuban dari /0$ atau melihat
penumpukan cairan di forniks posterior.
1aginal 2oucher 3 setelah inpartu 4 . tidak teraba selaput ketuban.
Pada KPD& pemeriksaan dalam hanya dilakukan pada penderita yang
telah inpartu atau yang yang diinduksi. Pemeriksaan dalam hanya akan
dilakukan atas indikasi kuat dan sedapat mungkin dibatasi untuk
mengurangi bahaya infreksi.
Pemeriksaan Penunjang
0ntuk memastikan diagnosis& dapat dilakukan berbagai pameriksaan
penunjang diantaranya .
1. 2es ,akmus 3kertas nitra5in4
Prinsip tes ini adealah dengan menggunakan kertas nitra5in yang
berubah )arna pada keadaan p6 yang berbeda. 7ekret agian pada
)anita hamil mempunyai p6 antara #&"( "&" & sedangkan cairan
2
amnion 8&9(8&2. *airan ketuban yang bersifat basa akan merubah
lakmus merah jadi biru.
Dari tes lakmus ini bisa didapatkan hasil yang salah pada keadaan(
keadaan .
'alse positif bila dalam cairan itu bercampur urine& darah& cairan
antiseptik& dan lain(lain.
'alse negatif bila agina sudah kering.
2. 2es kristalisasi atau arborisasi 3 ferning test 4
*airan ketuban di keringkan pada glass objek dan dilihat di ba)ah
mikroskop akan tampak seperti pakis 3 fam pattern 4 berarti air
ketuban positif. Kadang(kadang terjadi .
'alse positif jika ada lendir seriks.
'alse negatif jika air ketuban bercampur dengan urine& mekonium
dan sel(sel epitel atau pecah ketuban telah berlangsung lama.
3. 'at staining techni:ue
Dengan pe)arnaan sudan --- dapat diidentifikasikan butiran lemak
dari fetus.
#. -dentifikasi rambut lanugo yang diambil dari apusan agina.
". -dentifikasi erniks kaseosa.
Pengaruh Ketuban Pecah Dini
a. Pengaruh terhadap janin
;alaupun ibu belum menunjukkan gejala(gejala infeksi tetapi janin
mungkin sudah terkena infeksi karena infeksi intra uterine lebih duluan
3
terjadi 3meibomitis& askulitis4 sebelum gejala pada ibu dirasakan. +adi
akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
b. Pengaruh terhadap ibu
Karena jalan lahir telah terbuka maka akan dijumpai .
1. infeksi intrapartal apalagi bila terlalu sering diperiksa
2. infeksi puerpuralis 3nifas4
3. pertionitis dan septikemia
4. dry labor
Amnionitis
2anda(tanda terjadinya amnionitis atau infeksi cairan ketuban .
( Demam dengan suhu yang lebih dari 38&29*.
( ,eukositosis dimana kadar leukosit lebih dari 1<.999=u,.
( >yeri tekan pada uterus.
( 2akikardi dimana nadi ibu ? 199@ = mnt dan B+A ? 1<9@=mnt
( *airan yang purulen dan berbau busuk.
Penatalaksanaan
Paa Kehamilan Aterm
2indakan yang paling tepat adalah dengan mengakhiri persalinan begitu
diagnosis ditegakkan.lakukan obserasi dalam < jam dengan melakukan
pemeriksaan dalam dan menilai his. Bila his timbul 3inpartu4 obserasi sampai
pembukaan lengkap. Bila pembukaan belum lengkap beri oksitosin drip bila tidak
ada kontra indikasi tertentu.
#
Bila his belum muncul langsung beri oksitosin drip. 7ebaiknya hanya satu
kolf dan bila ada kemajuan nyata diteruskan dengan kolf kedua. Bila his mula(
mula positif lalu negatif pada fase aktif& maka tunggu dua jam lagi. Bila drip
oktitosin gagal maka indikasi untuk seksio sesaria.
Dengan tanda(tanda infeksi
Bila timbul tanda(tanda infeksi seperti demam air ketuban berbau busuk&
maka ini merupakan indikasi segera untuk terminasi kehamilan. 7cott
mengajurkan untuk seksio sesaria bila persalinan tidak dapat diselesaikan dalam
2# jam. 6isterektomi harus dilakukan bila infeksinya hebat
Paa Kehamilan Preterm
Ada dua masalah yang sulit yaitu prematuritas dan infeksi. Kematian
janin tidak dapat dihindari )alaupun telah diberi antibiotik profilaks bila telah
terjadi infeksi. 2api bila belum timbul tanda(tanda infeksi maka menghindari
kematian karena prematuritas adalah dengan cara mempertahankan kehamilan
sampai fetus cukup matur untuk dapat hidup di dunia luar.
0paya untuk menghindari persalinan pada saat ini dibagi 2 .
1. >on interensi atau penanganan menunggu& tidak dilakukan
tindakan apa(apa& hanya menunggu persalinan spontan.
2. -nterensi yang dapat mencakup terapi kortikosteroid yang
diberikan dengan atau tanpa preparat tokolitik untuk menhentikan
persalinan preterm& sehingga kortikosteroid mempunyai cukup )aktu
untuk menginduksi maturitas pulmoner.
Penanganan !ang ilakukan menurut usia kehamilan !aitu "
1. Kehamilan kurang dari 2B minggu
"
7egera akhiri karena prognosis janin untuk hdup sangat kecil sekali& dapat
terjadi deformitas pada anak dan mudah terjadi infeksi intra uterine.
2. Kehamilan 2BC38 minggu
Ra)at tiga hari untuk obserasi tanda inpartu ada
atau tidak.
Pera)atan diteruskan sampai akhir ketuban kering
melalui jalan lahir.
Berikan progesteron 19 mg -% untuk menghambat
rangsangan sel(sel miometrium dan mengurangi kontraksi uterus.
+ika perlu ra)at lama& sedangkan air keuban tidak
keluar lagi maka pasien boleh pulang dengan nasehat antenatal care
diperketat 31@ seminggu4& dilarang koitus& banyak istirahat dan kembali
lagi pada kehamilan 38 minggu untuk induksi.
Bila pera)atan dekat atau pendek& ra)at sampai aterm& kemudian
diinduksi.
3. Kehamilan 2B(38 minggu& infeksi 3D4
Pada penderita ini tidak dilakukan penatalaksanaan pasif. Beri antibiotik dan
segera lakukan induksi persalinan tanpa memandang usia kehamilan. +ika
persalinan peraginam tidak dapat dilakukan maka dilakukan seksio sesaria
atau seksio sesaria D histerektomi bila infeksinya berat.
#. Kehamilan ? 38 minggu& infeksi 3(4
+ika ketuban telah pecah ? 1B jam& berikan antibiotika profilaksis untuk
mengurangi resiko infeksi streptokokus grup B .
Ampisilin 2 g -1 setiap < jam
<
Atau penisilin E 2 juta unit -1 setiap < jam sampai persalinan
+ika tidak ada infeksi pascapersalinan& hentikan antibiotika
>ilai keadaan seriks .
+ika seriks sudah matang& lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
+ika seriks belum matang& matangkan seriks dengan prostaglandin dan
infus oksitosin atau lahirkan dengan seksio sesarea.
Penanganan Amnionitis "
Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan .
a. ampisilin 2 g -1 setiap < jam ditambah gentamisin " mg=kgBB -1
setiap 2# jam.
b. +ika persalinan per aginam& hentikan antibiotika pascapersalinan
c. +ika persalinan dengan seksio sesarea& lanjutkan antibiotika dan
berikan metronida5ole "99 mg -1 setiap B jam sampai bebas demam
selama #B jam.
>ilai seriks .
a. +ika serisk matang& lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin
b. +ika seriks belum matang& matangkan dengan
prostaglandin dan infus oksitosin atau lakukan seksio sesarea.
+ika terdapat metritis 3demam& cairan agina
berbau4 berikan antibiotika
+ika terdapat sepsis pada bayi baru lahir&
lakukan pemeriksaan kultur dan berikan antibiotika.
8
Penanganan Konser#ati$ KPD
2indakan konseratif biasanya dilakukan pada kehamilan 2B C 38 minggu
apabila dalam kehamilan dengan KPD ini belum timbul tanda(tanda infeksi dan
tidak ada indikasi lain baik dari ibu maupun dari janin untuk segera dilahirkan&
maka untuk menghindari kematian karena prematuritasadalah dengan cara
mempertahankan kehamilan sampai fetus cukup matur untuk dapat hidup di
dunia. Dalam hal ini tindakan yang dilakukan dibagi 2 .
a. >on interensi atau penanganan menunggu
2idak dilakukan tindakan apa(apa& hanya mneunggu persalinan spontan.
b. -nterensi
Ra)at di rumah sakit
Berikan antibiotika 3ampisilin # @ "99 mg atau eritromisin bila tak tahan4
dan metronida5ol 2 @ "99 mg selama 8 hari.
+ika umur kehamilan < 32(3# minggu& dira)at selama air ketuban masih
keluar& atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
+ika usia kehamilan 32(38 minggu& belum in partu& tidak ada infeksi& beri
deksametason& obserasi tanda(tanda infeksi dan kesejahteraan janin.
2erminasi pada kehamilan 38 minggu.
+ika kehamilan 32(38 minggu& sudah in partu& tidak ada infeksi& berikan
tokolitik& deksametason dan induksi sesudah < jam.
+ika usia kehamilan 32(38 minggu& ada infeksi& beri antibiotik dan lakukan
induksi.
>ilai tanda(tanda infeksi 3suhu& leukosit& tanda(tanda infeksi intra uterin4.
B
Pada usia kehamilan 32(3# minggu berikan steroid& untuk memacu
kematangan paru janin& dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal
selama 2 hari& deksametason -% " mg tiap < jam sebanyak # kali.
Penanganan Akti$ KPD
7eperti yang telah disebutkan sebelumnya penanganan aktif pada KPD
hanya dilakukan pada indikasi(indikasi tertentu.
a. -nduksi Persalinan
-nduksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu yang belum inpartu
baik secara operatif maupun medisinal untuk merangsang timbulnya kontraksi
sehingga diharapkan terjadi persalinan peraginam. -ndikasi ibu adalah kehamilan
dengan diabetes melitus& Rh atau AB/ incompability& sollutio plasenta&
preeklampsia=eklampsia. +uga indikasi janin seperti kehamilan post aterm&
ketuban pecah dini & -0'D. 7edangkan kontra indikasi induksi persalinan adalah
malposisi dan malpresentasi& insufisiensi plasenta& *PD& cacat rahim&
grandemultipara 3?"4& gamelli& plasenta preia.
2erdapat 2 cara induksi persalinan yaitu medis dan manipulatif. 7ecara
medis dengan infus oksitosin& prostagladin& cairan hipertonik intra uterin. 7ecara
tindakan atau manipulatif dengan amniotomi& melepaskan selaput ketuban dari
bagian ba)ah janin& pemakaian rangsangan listrik dan rangsangan papilla mamae.
Pemilihan secara induksi persalinan disesuaikan dengan kondisi ibu dan janin&
masing(masing teknik memiliki efek samping dan komplikasi terhadap ibu dan
janin.
F
Keberhasilan dari induksi mendekati persalinan tergantung dari usia
kehamilan 3aterm lebih sensitif4& kasus KPD atau ibu yang pernah melahirkan
akan memberikan keberhasilan tinggi. 7ebaliknya kurang sensitif pada primipara&
penilaian yang menggunakan skor Bishop yaitu makin matang seriks makin
tinggi angka keberhasilannya.
%kor Pel#ik menurut Bisho&
7K/R 9 1 2 3
Pembukaan seriks 9 1(2 3(# "(<
Pendataran seriks 9(39G #9("9G <9(89G B9G
Penurunan kepala diukur
dari bidang 6 --- 3cm4
(3 (2 (1.9 D1.D2
Konsistensi seriks Keras sedang ,unak
Posisi seriks Kebelakang 7earah
sumbu
jalan lahir
Kearah
depan
2erdapatnya ariasi pemberian oksitosin untuk drip induksi tetap
memiliki prinsip yang sama adalah bagaimana mempergunakan dosis oksitosin
seminimal mungkin dengan menaikkan kadar oksitosin dalam darah secara
bertahap dan berkesinambungan sampai tercapai kadar yang membuat kontraksi
adekuat. Bila dengan pemberian dosis 39(#9 m0=mnt tidak dapat dipastikan his
yang adekuat& induksi tidak perlu dilanjutkan lagi& dan biasanya dengan dosis 29
m0=mnt sudah didapatkan his yang adekuat. Bila his adekuat telah tercapai & dosis
oksitosin dipertahankan dan apabila dengan dosis maksimal didapatkan kemajuan
pembukaan maka induksi dapat dilanjutkan.
b. 7ecsio *aesaria
Dalam keadaan tertentu dimana partus akan diperkirakan berlangsung
lama sedangkan ketuban sudah lama pecah atau sudah ada tanda( tanda infeksi
maka usaha untuk menghindari morbiditas dan mortalitas anak perlu dilakukan
19
pengakhiran kehamilan dengan seksio sesaria& begitu juga halnya dalam
kegagalan melakukan induksi persalinan.
Kom&likasi
Berbagai akibat yang muncul mengiringi kasus ketuban pecah dini antara
lain adalah .
1. Prematuritas
Dilaporkan bah)a 39G kelahiran preterm disebabkan oleh ketuban pecah
dini. Adapun tanda(tanda bayi lahir prematur adalah BB kurang dari 2"99
gram& PB kurang dari #" cm dan lingkaran kepala 33 cm serta lingkaran
dada 39 cm. %asa gestasi biasanya di ba)ah 38 minggu. Kulit bayi biasanya
tipis& transparan dengan lanugo banyak dan lemak sub kutan kurang.
/sifikasi tengkorak sedikit& ubun(ubun dan sutura melebar dan genitalia
tumbuh imatur. Pembuluh darah kulit banyak terlihat& rambut tipis& halus
dan mammae belum sempurna. Bayi kecil dengan posisi fetal dan
pergerakan yang kurang dan lemah. 2angis bayi lemah dan banyak tidur&
otot hipotonik serta ditemukan refleks morro yang positif dan reflek
mengisap dan menelan yang belum sempurna.
2. %orbiditas dan mortalitas ibu
Dihubungkan dengan adanya kejadian infeksi yang menyertai kejadian
ketuban pecah dini. Bisa juga timbul partus lama& atonia uteri dan
perdarahan post partum.
3. %orbiditas dan mortalitas bayi
2ingginya angka kematian perinatal berkaitan erat dengan terjadinya
kelahiran prematur& BB,R& infeksi serta sindroma ga)at pernafasan.
11
'AP()AN KA%U%
ANA*NE%A
7eorang pasien )anita umur 32 tahun masuk KB R70 7olok tanggal 2B
%aret 299" jam 1F.#" ;-B kiriman bidan dengan .
Keluhan Utama "
Keluar air(air yang banyak dari kemaluan sejak 3 jam yang lalu.
)i+a!at Pen!akit %ekarang "
Keluar air(air yang banyak dari kemaluan sejak 3 jam yang lalu& membasahi
satu helai kain sarung& )arna jernih& bau amis.
>yeri pinggang yang menjalar ke ari(ari tidak ada.
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan tidak ada.
Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada.
12
Demam tidak ada.
2idak haid sejak F bulan yang lalu.
6P62 . 23 C9< C299# 2P . 39 C93 (299"
Eerak anak dirasakan sejak " bulan yang lalu.
Ri)ayat hamil muda . mual 3D4& muntah 3D4& perdarahan 3(4.
Prenatal care . teratur 1 sebulan ke bidan
Ri)ayat hamil tua . mual 3(4& muntah 3D4& perdarahan 3(4
Ri)ayat menstruasi . menarche umur 1" tahun& siklus teratur 12B hari&
lamanya "(8 hari& jumlah 2(3 ganti duk=hari& nyeri haid 3(4.
)i+a!at Pen!akit Dahulu "
2idak ada ri)ayat sakit jantung& paru& hati& ginjal& D% dan hipertensi.
)i+a!at Pen!akit Keluarga "
2idak ada ri)ayat keluarga mempunyai penyakit keturunan& menular dan
keji)aan.
)i+a!at Perka+inan " 1 tahun 1FF9
)i+a!at Kehamilan , Abortus , Persalinan " 3 = 1 = 1
1. 1FF9& laki(laki& 8 bulan& spontan& di rumah& mati
2. 1FF1& " bulan& kuret& di R7*%
3. 7ekarang
)i+a!at KB " tidak ada
)i+a!at imunisasi " tiadak ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum . sedang Keadaan gi5i . sedang
13
9 Kesadaran . *%* Demam . 3 ( 4
1 2ekanan darah . 139 = F9 mm6g 7ianosis . 3 ( 4
2 'rekuensi nadi . B2 =menit Anemis . 3 ( 4
3 'rekuensi nafas . 29 =menit 2B . 1"" cm
# 7uhu . 389* BB . <" kg
"
%ata . konjungtia tidak anemis& sklera tidak ikterik
,eher . +1P "(2 cm 62/& KEB tidak membesar
2horak .
Paru
- . Pergerakan simetris kiri = kanan
P . 'remitus normal kiri = kanan
Pk. 7onor& kiri dan kanan
A . 1esikuler normal& )hee5ing 3 ( 4& ronkhi 3 ( 4
+antung
- . -ktus tidak terlihat
P . -ktus teraba satu jari medial ,%*7 R-* 1
Pk. Batas jantung dalam batas normal
A . %urni& teratur& bising 3 ( 4
Abdomen . 7tatus obstetrikus
Eenitalia . 7tatus obstetrikus
$kstremitas . edem (=(& R' D = D& RP(=(
%tatus (bstetrik
%uka . chloasma graidarum 3D4
%ammae . membesar&areola dan papilla hiperpigmentasi& kolostrum 3D4
1#
Abdomen .
-nspeksi . (tampak membuncit sesuai usia kehamilan aterm
(,inea mediana hiperpigmentasi&
(striae graidarum 3(4
(sikatrik 3(4.
Palpasi . , - . '02 3 jari diba)ah prosesus @ypodeus
2eraba massa kurang bulat& lunak& tidak melenting.
, -- . 2eraba tahanan terbesar di sebelah kanan
Bagian(bagian kecil di sebelah kiri
, --- . 2eraba massa lunak
, -1 . Bagian terba)ah janin belum masuk PAP
2'0 . 33 cm 2BA . 3199 gram 6is . (
Perkusi . 2ymphani
Auskultasi . B0 3D4=> B+A 3D4 12(11(12
Eenitalia . -nspeksi . =u tenang
-nspeculo .
1agina . flu@us 3( 4& laserasi 3( 4& tumor 3( 4& tampak
cairan menumpuk di forniks posterior
Portio . %ultipara& ukuran sebesar jempol kaki de)asa&
/0$ terbuka& tampak cairan merembes dari
canalis seicalis& flu@us 3( 4& laserasi 3( 4& tumor
3(4.
12 . 1 jari
Portio tebal 1 H cm& posterior& lunak
1"
Ketuban 3(4& sisa jernih& bau 3(4
2eraba sacrum 6-
0PD . Promontorium . tak tercapai
,inea -nominata . 1=3 C 1=3
7akrum . cekung
D7P . lurus
7pina -schiadika . tidak menonjol
/s. *occygeus . mudah digerakkan
Arcus pubis . > F9 derajat
Kesan . panggul luas
Diagnosis Kerja "
E3 P1 A1 69 Eraid aterm 33FC#9 minggu4D PR% 3 jam
Anak hidup tunggal intra uterin let. sungsang bokong 6
-
%ika& "
Kontrol K0& 1ital 7ign& D++& tanda(tanda in partu
Antibiotika . Ampicilin 1 gr 3skin tes4& Eentamisin B9 mg
/bserasi 3 jam
2idur telentang
Follo+ U&
-./0/-112 jam --342 5IB
Dilakukan obserasi inpartu selama 3 jam
ANA*NE%A
1<
Keluar air(air yang banyak dari kemaluan tidak ada
>yeri pinggang yang menjalar ke ari(ari tidak ada
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan tidak ada.
PE*E)IK%AAN FI%IK
Keadaan umum . sedang
< Kesadaran . komposmentis kooperatif
8 2ekanan darah . 139 = B9 mm6g
B 'rekuensi nadi . BB =menit
F 'rekuensi nafas . 2# =menit
19 7uhu . 389*
6is . (
B+A . 12(11(12
Eenitalia .
-nspeksi . =u tenang
12 . pembukaan 1C 2 cm& ketuban 3(4 sisa jernih& bau 3(4
teraba sacrum 6
-
0PD . panggul luas
DIA6N(%I% "
E3 P1 A1 69 Eraid aterm 33FC#9 minggu4D PR% < jam
Anak hidup tunggal intra uterin let. sungsang bokong 6
-
Anak mahal D -nfertilitas B tahun
%IKAP "
Kontrol K0& 1ital 7ign& D++& 6is
-nfus R, 2B tetes=menit
R$>*A>A . 7eksio 7esarea
18
'AP()AN (PE)A%I
7am -0382 .
,ahir dengan tindakan 7*2PP seorang anak perempuan dengan
Berat badan 2#99 gram
Panjang badan #8 cm
A=7 . <=F
Plasenta lahir manual lengkap 1 buah& berat "99 gram& ukuran 1< @ 1" @ 2
cm& Pjg 2P "9 cm& insersi parasentral. Pendarahan selama persalinan 399
cc.
Diagnosis Akhir " Para 2 Abortus 1 6idup 1 graid aterm 33F(#9 mg4 post
7*2PP a=i Anak mahal D -nfertilitas B tahun
-bu dan Anak baik.
%ika& " Bed Rest total 2# jam pakai bantal
-1'D R, 2B tetes=menit dan antibiotika
BAB III
DI%KU%I
2elah ditampilkan kasus seorang multigraida berumur 32 tahun
yang masuk Kamar Bersalin R70P Dr. %. Djamil Padang dengan diagnosis
a)al E3P1A169 Eraid Aterm 33F(#9 mg4 D PR% 3 jam& Anak 6idup
2unggal -ntra 0terin ,etak sungsang bokong 6
-
& Anak mahal dengan
infertilitas B tahun.
Diagnosis PR% pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis diketahui pasien mengeluh keluar air(
1B
air yang banyak dari kemaluan sejak 3 jam sebelum masuk R7& yang
membasahi sehelai kain sarung dengan bau amis dan )arna jernih. Pada
pemeriksaan fisik dengan inspekulo didapatkan adanya cairan yang
menumpuk di fornik posterior agina.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik& tidak didapatkan tanda(tanda
persalinan 3in partu4& disimpulan pasien belum in partu. 7ehingga diagnosa
PR% pada pasien ini sudah sesuai dengan definisi PR%& yaitu pecahnya
ketuban sebelum proses persalinan.
7esuai dengan protap bagian obstetri dan ginekologi maka rencana
penatalaksanaan pada pasien ini adalah dengan menunggu munculnya tanda(
tanda inpartu sampai < jam sejak pecahnya ketuban. 7etelah ditunggu selama
3 jam& pada pasien ini tidak ada tanda C tanda inpartu& maka penanganan
selanjutnya dilakukan secara aktif& dengan dasar anak mahal dan infertilitas
selma B tahun dilakukan tindakan seksio sesarea karena usia kehamilan sudah
aterm. Kerugian yang lain apabila ditunggu persalinan mulai secara spontan
adalah semakin besarnya kemungkinan kompresi pada tali pusat. Dapat
disimpulkan bah)a tindakan seksio sesarea pada pasien ini sudah tepat..
Pada pasien ini juga diberikan antibiotika sebagai tindakan pencegahan
infeksi. P/E- dalam 7tandar Pelayanan %edik /bstetri dan Einekologi untuk
pasien PR% dengan tindakan konseratif menganjurkan pemberian antibiotika
bila ketuban sudah pecah ? < jam. Dalam buku acuan nasional Pelayanan
Kesehatan %aternal dan >eonatal& antibiotika dosis tinggi diberikan apabila
ditemukan tanda(tanda infeksi.
1F
7etelah dikonsulkan kepada anestesi& jam 23.1" dilakukan seksio sesarea
dan lahir seorang anak perempuan dengan berat badan 2#99 gram& panjang
badan #8 cm dan 7kor Apgar <=8.
29
BAB I9
KE%I*PU'AN
1. Diagnosis ketuban pecah dini pada pasien ini didasarkan pada
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. $tiologi ketuban pecah dini pada pasien ini belum dapat ditentukan.
3. Penatalaksanaan pasien ini sudah sesusuai dengan kepustakaan dan
protap bagian.

21
DAFTA) PU%TAKA
1. Andersen& 6'. 6opkins& %K. 6ayashi& R6. Premature Rupture of the
Membranes. -n . 7ciarra& ++ 3$d4. Eynecology and /bstetrics. +B.,ippincott
*ompany. Philadelphia.1FF2.
2. 7aifuddin& AB . Ketuban Pecah Dini . Buku Acuan >asional Pelayanan
Kesehatan %aternal dan >eonatal& edisi pertama 2999& +>PKKR(P/E-(
Iayasan Bina Pustaka 7ar)ono Pra)irohardjo& +akarta& 2991.
3. *unningham& >ormal ,abour and DelieryJ ;illiams /bstetrics& 21th edition.
Appleton K ,ange >e) Iork& 2991.
#. ;iknjosastro&6 . Fisiologi dan Mekanisme Persalinan NormalJ -lmu
Kebidanan& $disi Ketiga *etakan Keempat& Iayasan Bina Pustaka 7ar)ono
Pra)irohardjo& +akarta& 1FFF.
". Knupple& R.A . Premature Rupture of 2he membranes J 6igh Risk Pregnancy&
7econd $dition& ;.B. 7aunders *ompany& 1FF3.
<. 6annah& %$. /hlsson& A. 'arine& D. et al. Induction of abor !ompared "ith
#$pectant management for Prelabor Rupture of the Membrane at %erm. 2he
ne) $ngland +ournal of %edicine 1FF<.
22

Anda mungkin juga menyukai