Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Penyakit Hirschprung merupakan kelainan kongenital yang sering ditemukan di


bidang bedah anak. Angka kejadiannya di seluruh dunia pada penyakit Hirschsprung
adalah 1 : 1500 pada skala internasional. Di Indonesia, operasi dan perawatan
penyakit Hirschsprung mencapai angka 1 : 5000 kelahiran. Dengan jumlah penduduk
mencapai 200 juta, dan tingkat kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap tahun
akan lahir 1400 bayi dengan penyakit Hirschsprung. Penyakit Hirschsprung ini sangat
mengganggu kehidupan dari pasien karena pasien tidak dapat membuang air besar
secara teratur hingga dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
dari pasien sehingga pertumbuhan dan perkembangan dari pasien tidak dapat optimal.























BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
Nama : An. AF
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 3 tahun
Agama : Islam
Alamat : Cilandak, Jakarta Selatan
Tanggal masuk RS : 11 Februari 2014
Tanggal pemeriksaan : 18 Februari 2014

II. ANAMNESIS
Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 18 Februari 2014 pukul 08.00 WIB
di RSPAD Gatot Soebroto dengan ibu pasien
Keluhan utama : ingin melakukan operasi kedua kalinya
untuk memasukkan kembali usus yang telah
dioperasi 1 tahun sebelumnya
Keluhan tambahan : tidak ada

Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang pertama kali ke RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan
terdapat gangguan perut anaknya yang kembung terus menerus sejak
berusia 4 bulan tetapi karena keterbatasan biaya, maka pasien tidak
dibawa ke Rumah Sakit hingga berusia 2 tahun. Pasien lahir dengan usia
kehamilan 31 minggu dengan berat 2300 gram. Ibu pasien mengatakan
bahwa pasien tidak suka untuk minum ASI, jadi pasien hanya mau minum
air putih saja. Keluhan demam, pilek dan sesak nafas disangkal. Menurut
ibu pasien, pasien hanya buang air 2 3 kali sehari sejak usia 4 bulan.
Pada awal kelahiran pasien tidak dapat mengeluarkan kotoran pertamanya
lebih dari 2 hari. Kemudian pasien pertama kali membuang kotoran
setelah 2 hari dan warna kotoran adalah coklat serta encer. Ibu pasien baru
mengeluhkan buang air besar yang tidak lancar setelah berusia 6 bulan,
pasien harus dimasukkan microlax terlebih dahulu baru bisa membuang
air besar. Buang air besar setelah dimasukkan microlax berkonsistensi
encer, menyemprot dengan warna kecoklatan.

Riwayat perawatan antenatal
- ibu pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anak kedua dan
sebelumnya belum pernah mengalami keguguran.
- Selama masa kehamilan, ibu pasien menyangkal mengonsumsi
minuman beralkohol, merokok, menggunakan narkotika, dan
melakukan rontgen, tetapi ibu pasien mengonsumsi jamu jamuan
pada usia kehamilan 7 bulan, dan juga sering terjatuh.
- Riwayat menderita penyakit sistemik yang berat, tekanan darah tinggi,
kencing manis, dan penyakit menular seksual selama masa kehamilan
disangkal oleh ibu pasien.
- Riwayat penggunaan KB hormonal disangkal oleh ibu pasien
- Kontrol kehamilan jarang dilakukan oleh ibu pasien secara rutin.
- Pola makan ibu pasien selama masa kehamilan adalah makan teratur
dengan menu 4 sehat.

Riwayat persalinan
Ibu pasien mengatakan bahwa proses persalinan dibantu oleh bidan di
puskesmas. Pasien lahir per vaginam tanpa dibantu dengan induksi obat.
Pasien lahir dengan berat 2300 gram, dengan usia kehamilan 31 minggu.
Pasien tidak mengeluarkan kotoran sampai dengan 2 hari. Tidak ada
kelainan bawaan lain.

Riwayat Penyakit Dahulu
Anak terlihat seperti mengidap penyakit down syndrome.

Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengaku tidak ada anggota keluarga baik dari keturunan ibu
ataupun ayah pasien yang menderita penyakit yang sama dengan anaknya.


Riwayat alergi
Riwayat alergi terhadap obat obatan maupun makanan tertentu
disangkal oleh ibu pasien

Riwayat pengobatan
Telah dioperasi kolostomi pada tahun 2013

Riwayat imunisasi
Ibu pasien mengatakan bahwa setelah dilahirkan pasien dibawa rutin oleh
ibu pasien ke puskesmas untuk dilakukan imunisasi secara lengkap.

III. STATUS GENERALIS
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik
Nadi : 110x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 37,5
o
C
Berat badan : 20 kg
Kepala : Normocephali, deformitas (-), rambut merata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : normotia, sekret (-/-)
Hidung : tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Mulut : tidak ditemukan kelainan
Leher : kelenjar tiroid dan KGB tidak membesar
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, thrill tidak teraba
Perkusi : batas batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis kanan=kiri
Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

STATUS LOKALIS
Abdomen
Inspeksi : terlihat adanya kantong kolostomi pada perut kiri
bawah, kolostomi tampak baik
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Urogenital : massa (-), nyeri tekan (-), kelainan bawaan (-)
Ekstrimitas : akral hangat, edema

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk pre-operatif
- pemeriksaan laboratorium
- Rontgen Thorax AP
Hasil : Cor dan pulmo dalam batas normal

V. RESUME
An. AF, laki laki 3 tahun, datang bersama ibunya dengan keluhan ingin
memasukkan usus yang telah dioperasi 1 tahun yang lalu. Awalnya pasien
tidak buang air besar sampai 2 hari. Asupan ASI pada pasien cukup
terganggu karena pasien tidak ingin minum ASI, hanya ingin minum air
putih saja. Pada riwayat perawatan antenatal , ibu pasien mengaku
mengonsumsi jamu jamuan pada saat pasien berusia 7 bulan. Pada usia 4
bulan pasien hanya buang air besar 2 3 kali dalam sehari, setelah itu pada
saat pasien berusia 6 bulan, ibu pasien baru mengeluhkan adanya buang air
besar yang kurang lancar sebelum diberikan microlax, setelah diberikan
microlax, pasien dapat buang air besar dengan kotoran yang menyemprot
dan berwarna kecoklatan.

VI. DIAGNOSIS KERJA
Hirschsprungs disease post colostomy
VII. DIAGNOSIS BANDING
Tidak ada

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN
Tidak ada

IX. PENATALAKSANAAN
Bedah : dengan menggunakan teknik Duhamel pull through

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam

Anda mungkin juga menyukai