PENGARUH TRAINING, EMPOWERMENT DAN PERFORMANCE APPRAISAL
TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. TELKOM KENDARI
By. La Hatani Staf Pengajar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unhalu ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan dan menguji secara empiris pengaruh training, empowerment dan performance appraisal terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Telkom Kendari. Jenis penelitian ini adalah eksplanatori sehingga menggunakan data primer yang dikumpulkan secara Cross-Section melalui kuesioner. Teknik penentuan sampel adalah Purposive Sampling dengan metode analisis deskriptif dan regresi multivariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa training, empowerment dan performance appraisal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Telkom Kandatel Kendari, dibuktikan dengan nilai probabilitas F = 0,000 < =0,05. Namun secara parsial hanya satu variabel yang tidak berpengaruh yaitu performance appraisal. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,767 dapat diartikan bahwa 76,7% proporsi variabel dari prestasi kerja ditunjukan oleh keseluruhan variabel training, empowerment, dan performance appraisal. Dengan demikian dapat disimpulkan variabel training, empowerment,dan performance appraisal dapat memberikan kontribusi pengaruh atau peran sebesar 76,7% terhadap peningkatan prestasi kerja dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian ini. Kata Kunci : Training, Empowerment dan Performance Appraisal ABSTRAC The research this doing with purpose for to know influence of training, empowerment dan performance appraisal for performance appraisal employee to PT. Telkom Kandatel Kendari. The kind of research this is ecsplanatory so that use the primer data and collected with cross-section through questioner. The pulling of the sample technique is purposive sampling with Description and Multiple linear regression analysis method. The result of research this to indicate that the influence of training, empowerment dan performance appraisal have significant to influenced for performance appraisal to PT. Telkom Kandatel Kendari. The result of test probability at level of significant 0,000 < 0,05. According to result analysis that can summarized that training, empowerment dan performance appraisal have significant to influenced for performance appraisal employee to PT. Telkom Kandatel Kendari. The result Summarized, then to suggest to PT. Telkom Kandatel Kendari so that attention seurious training, empowerment dan performance appraisal so that can increase performance appraisal employee.
Key Word : Training, Empowerment, Performance Appraisal
PENDAHULUAN Lingkungan kegiatan dalam sebuah perusahaan begitu dinamis, kekuatan internal dan eksternal cenderung mendorong terjadinya perubahan. Adanya perubahan dan tekanan kompetitif menuntut setiap perusahaan harus mengubah atau mengadopsi strategi baru agar tetap mampu bersaing. Perubahan strategi akan menentukan arah setiap fungsi dari organisasi perusahaan, termasuk fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Tidak
dapat dipungkiri perhatian terhadap kondisi internal perusahaan (Internal focus) dapat dilakukan melalui pendekatan kebijakan sumber daya manusia (Human Resource policy), artinya antisipasi yang dilakukan perusahaan atau organisasi untuk menghadapi cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis melalui konsistensi organisasi dalam menerapkan Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia ( Human Resource Management Strategy) Penekanan pentingnya pendekatan strategis bagi setiap perusahaan melibatkan adanya hubungan starategi perusahaan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) strategis dalam bidang struktur, budaya, dan pengembangan sumber daya perusahaan. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia adalah praktek-praktek manajemen SDM yang umumnya dilakukan pada perusahaan. Hal ini sesuai dengan asumsi universal, yang menyatakan bahwa praktek manajemen SDM lebih baik dalam mendorong kinerja dibandingkan dengan yang lain dan oleh karena itu perusahaan-perusahaan harus mengdopsi cara ini (Harel, et, al.1999). Harris dan Ogbonna (2001) berpendapat bahwa Strategi SDM saat ini menjadi menarik untuk di kembangkan dalam peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja dapat dilakukan melalui pengembangan budaya organisasi yang di fokuskan secara internal dengan menggunakan pendekatan strategi fungsional yaitu Human Resource Management Strategy. Osterman (1994); Pfeifer (1994); MacDuffie (1995), berpendapat bahwa teori strategi sumber daya manusia saat ini menjadi menarik untuk dikembangkan dalam praktek peningkatan kinerja. Kochan dan Dyer (1993); mengatakan bahwa penerapan kebijakan strategi sumber daya manusia akan memberikan hasil dalam meningkatkan kinerja organisasi. Huselid (1995) dan Becker & Gerhart (1996) berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan sebuah sistem untuk meningkatkan kinerja organisasional, manajemen sumber daya manusia mampu memaksimumkan kemampuan yang dimiliki organisasi. Dalam mengatur praktek-praktek manajemen SDM, mengacu pada item-item yang dikembangkan oleh (Huselid, et, al.1997). Item-item tersebut disesuaikan dengan kondisi pada umumnya khususnya pada perusahaan. Ada tiga indikator dari praktek manajemen SDM yang mencerminkan strategi SDM yang, meliputi: pelatihan (training), Pemberdayaan (empowerment) dan Penilaian Kinerja (performance appraisal). Pelatihan (training) haruslah meningkatkan efektifitas karyawan, meningkatkan kepuasan karyawan, dan memenuhi program kesempatan kerja sama karyawan. Diagnosis aspek situasi lingkungan dan organisasional serta analisis pekerjaan merupakan langkah pertama dalam menyusun program pelatihan dan pengembangan. Selanjutnya salah satu metode
yang dapat digunakan pemimpin untuk menciptakan tingkat motivasi yang tinggi dari bawahan adalah melalui pemberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) diartikan sebagai membagi kekuasaan (power sharing) atau mendelegasikan kekuasaan dan wewenang di dalam organisasi (Daft, 1999). Senada dengan pendapat Luthans (1995) pemberdayaan adalah wewenang untuk membuat keputusan dalam kegiatan operasional individual tanpa harus memperoleh persetujuan dari siapapun. Dalam pendegelasian tersebut, pemimpin bisa memberikan pengetahuan kepada bawahan tentang seluk beluk tugas dan wewenangnya sehingga bawahan bisa berhasil dalam menyelesaikan tugas dan wewenang yang diembannya. Penilaian Kinerja (performance appraisal) penilaian kinerja berbicara tentang kinerja karyawan dan akuntabilitas ditengah kompetisi global, perusahaan menuntut kinerja yang tinggi seiring dengan itu, karyawan membutuhkan umpan balik atas kinerja. PT. Telkom Kandatel Kendari merupakan perusahaan (persero) yang memiliki tiga bidang usaha yaitu bidang usaha utama, bidang usaha terkait dan bidang usaha pendukung. Bidang usaha utama telkom yaitu menyelenggarakan jasa telpon lokal dan jarak jauh dalam negeri sedangkan bidang terkait termasuk sistem telepon bergerak seluler, sirkit langganan, teleks, pengawasan transponder satelit, VSAT dan jasa nilai tambah tertentu. Bidang usaha pendukung adalah bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa dan telokomunikasi namun keberadaanya mendukung kelancaran bidang utama dan bidang terkait, yang termasuk dalam bidang pendukung adalah : pelatihan, sistem informasi, properti, dan riset teknologi informasi. Strategi Manajemen SDM yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan untuk itu diperlukan pelatihan, pemberdayaan, dan penilaian kinerja sangat penting dalam meningkatkan prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Mencermati fenomena empiris dan berdasarkan kajian teori, penelitian ini penting dilakukan untuk mengkaji pengaruh Training, Empowerment dan Performance Appraisal terhadap Prestasi kerja Karyawan pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan mengkaji secara empiris pengaruh Training, Empowerment dan Performance Appraisal pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia yang meliputi : Training, Empowerment dan Performance Appraisal terhadap Prestasi Kerja karyawan Pada PT. Telkom Kandatel Kendari METODE PENELITIAN Pendekatan studi ini adalah conclusive research atau confirmatory research dengan menggunakan metode eksperimental (causal research). Penelitian confirmatory dengan
menggunakan metode eksperimental bertujuan untuk memperoleh pengujian yang tepat dalam menarik kesimpulan hubungan sebab akibat antara variabel dan selanjutnya memilih alternatif tindakan (Mudrajad Kuncoro, 2003). Alasan yang mendasari menggunakan penelitian konklusif (confirmatory research) dengan menggunakan metode eksperimental (causal research) karena tujuan penelitian adalah menganalisis dan menguji secara empiris besarnya tingkat signifikansi pengaruh Training, Empowerment dan Performance Appraisal terhadap Prestasi kerja Karyawan pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Selanjutnya menarik kesimpulan menerima atau menolak teori atau hasil penelitian terdahulu. Rancangan studi ini meliputi: populasi dan sampel, variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, skala pengukuran data, uji validitas dan reliabilitas dan metode analisis data. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpul secara cross-section melalui kuisioner. Skala pengukuran data adalah skala likert 5 point. Penentuan skala dibuat dari skala 5 (sangat setuju/secara total diaplikasikan) sampai dengan skala 1 (tidak setuju/tidak diaplikasikan). Kemudian untuk memperoleh data yang valid dan reliabel terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Telkom Kandatel Kendari sebanyak 73 orang. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sebanyak 43 responden dengan pertimbangan karena : (1). Pemimpin bukan sampel tetapi yang menilai kinerja para karyawan (2). Para karyawan tersebut berkompoten dalam bidang Human Resource pada setiap divisi/bagian, (3). Cukup representatif untuk mewakili populasi (4). Telah memenuhi kriteria penguji dan analisis secara statistika inferensial. Metode analisis data yang digunakan yaitu : (a) Analisis statistika deskriptif, bertujuan untuk mendeskriptifkan masing-masing variabel penelitian ini dalam bentuk jumlah, rata-rata maupun angka persentase, dan (b) Analisis statistika inferensial, yaitu Regresi multivariat dengan tujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh Training, Empowerment dan Performance Appraisal pada PT. Telkom Kandatel Kendari baik secara parsial maupun simultan dengan persamaan : Y = b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + ei. Kemudian tingkat kepercayaan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 95% atau =0,05. Model Hubungan kausal dari penerapan analisis regresi multivariat dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Desain Hubungan antar Variabel Penelitian
Training (X 1 ) b 1
b 2
Prestasi Kerja (Y) Empowerment (X 2 ) ei
b 2
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Performance Appraisal (X 3 ) Hasil Penelitian Hasil analisis data dalam penelitian ini dengan mengkombinasikan hasil temuan dari pendekatan analisis statistika deskriptif dan regresi multivariat yang dilakukan sebelumnya agar terjadi proses sintesa demi penyempurnaan hasil temuan penelitian ini. Hasil analisis regresi multivariat ternyata juga sama dengan hasil analisis statistika dekriptif, sehingga dapat memperkuat hasil temuan studi ini. Lebih jelasnya urain hasil pengujian dan analisis statistika dekriptif dan regresi multivariat sebagai berikut: A. Variabel Training X 1
Hasil perhitungan analisis regresi multivariat diperoleh nilai t hitung variabel training (X 1 ) sebesar 5,075 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,021. Selanjutnya berdasarkan nilai sig. t = 0,000 < = 0,05 berarti variabel training secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Kemudian nilai mean variabel training adalah sebesar 4,6 menunjukkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju adanya program training dengan alasan perusahaan telah memberikan kesempatan yang sama bagi karyawan untuk mengikuti pelatihan, mempunyai rencana pelatihan yang baik dan memberikan pelatihan yang luas bagi karyawannya. B. Variabel Empowerment (X 2 ) Mean variabel empowerment sebesar 4,8 yang berarti bahwa perusahaan sangat setuju dalam penerapan konsep pemberdayaan bagi karyawan yang ada dengan alasan telah diberikan keleluasaan dalam berkreatifitas. Keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan dengan alasan perusahaan memberikan kebebasan karyawan dalam mengembangkan inisiatif. Pemberian upah yang relatif lebih tinggi dari pada perusahaan sejenis. Pemberian peluang yang cukup dalam ikut berpartisipasi dalam perusahaan serta keterlibatan langsung dalam pengambilan keputusan. Hasil perhitungan analisis regresi multivariat, menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel empowerment (X 2 ) = 3,612 > t tabel = 2,021 atau Sig. t = 0,001 < = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel empowerment (X 2 ) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. C. Variabel Performance Appraisal (X 3 )
Mean variabel performance Appraisal sebesar 4,05 berarti mayoritas responden setuju dengan kebijakan perusahaan dalam menentukan besarnya upah selalu didasarkan pada kemampuan kerja dari para karyawan dan perusahaan juga memberikan perhatian yang cukup bagi pengembangan diri karyawannya. Selanjutnya hasil perhitungan analisis regresi multivariat, diperoleh t hitung variabel Performance Appraisal (X 3 ) = -0,441 < t tabel = 2,021 dengan nilai sig. t = 0,662 > dari = 0,05 menunjukkan bahwa variabel performance appraisal (X 3 ) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. D. Variabel Prestasi Kerja (Y) Dalam penelitian ini, pengukuran prestasi kerja dari 43 karyawan melalui penilaian pimpinan pada setiap divisi, dengan maksud untuk mengetahui bagaimana kemampuan dan keterampilan setiap karyawan dalam melaksanakannya pekerjaan. Sehubungan dengan penilaian prestasi kerja maka dapat diukur melalui : kualitas kerja, kemampuan melakukan pekerjaan, keterampilan kerja, tanggung jawab dan disiplin. Mean variabel prestasi kerja sebesar 4,4 berarti pimpinan rata-rata memberikan penilaian baik untuk setiap karyawan dalam hal kualitas kerja, kemampuan melakukan pekerjaan, keterampilan kerja, tanggung jawab dan disiplin, dengan alasan setiap karyawan dalam melaksanakan kewajiban harus bertanggung jawab atas pekerjaan yanh dilakukan pada perusahaan. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapat dijelaskan masing-masing variabel baik variabel bebas maupun terikat adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Variabel Training Terhadap Prestasi Kerja Training adalah salah satu bentuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam meningkatkan kemampuan atau ketrampilan khusus karyawan PT. Telkom Kandatel Kendari. Berdasarkan hasil analisis deskripsi terhadap variabel training yang dimaksud disini adalah kesempatan yang luas dala mengikuti pelatihan, perencanaan yang baik tentang pelatihan dan luasnya pelatihan bagi karyawan memberikan dampak langsung bagi prestasi kerja. Diperoleh rata-rata tanggapan responden mengenai training yang diberikan yakni sangat setuju. Hasil uji t yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel , serta nilai signifikan t dengan level of signifikan = 0,05 (5%). Variabel training secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Dapat disimpulkan variabel training terbukti menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja dimana pelatihan
yang dilakukan adalah penggunaan internet dengan berbagai aplikasinya dan pemeliharaan dan perawatan jaringan telepon. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan ingin meningkatkan prestasi kerja maka pelatihan akan menjadi prioritas utama dalam strategi manajemen sumber daya manusia untuk dilakukan. Hasil temuan dalam penelitian ini sesuai dengan teori universalistik yang dikemukan oleh Delery dan Doty (1996), yang menyatakan bahwa srategi manajemen sumber daya manusia yang dijabarkan dalam praktek-praktek manajemen sumber daya manusia yang salah satunya adalah training akan dapat memberikan pengaruh langsung bagi peningkatan kinerja organisasi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan riset terdahulu yanng dilakukan oleh Wan et.al (2002); Harel dan Tzafrir (1999), dimana praktek-praktek manajemen sumber daya manusia dilihat dari indikator training dan beberapa praktek-praktek Manajemen Sumber Daya Manusia lain, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. 2. Pengaruh Variabel Empowerment Terhadap Prestasi Kerja Empowerment adalah salah satu bentuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memberdayakan potensi yang mereka miliki baik kemampuan maupun keterampilan. Berdasarkan hasil analisis deskripsi terhadap variabel empowerment yanng dimaksud dalam studi ini adalah karyawan diberikan keleluasaan dalam bekreatifitas dan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan. Tanggapan responden mengenai variabel empowerment mayoritas menyatakan sangat setuju. Berdasarkan uji t variabel empowerment secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Mengacu pada temuan di atas berarti variabel empowerment terbukti menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Hal ini juga sesuai dengan teori Universalistik yang dikemukan oleh Delery dan Doty (1996), yang menyatakan bahwa srategi manajemen sumber daya manusia yang dijabarkan dalam praktek-praktek manajemen sumber daya manusia yang meliputi training dan empowerment akan dapat memberikan pengaruh langsung bagi peningkatan kinerja organisasi. Hasil temuan dalam penelitian ini juga sesuai dengan riset terdahulu yanng dilakuakn oleh Wan et.al (2002); Harel dan Tzafrir (1999), dimana praktek-praktek manajemen sumber daya manusia yang meliputi training dan empowerment yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. 3. Pengaruh Variabel Performance Appraisal Terhadap Prestasi Kerja Performance Appraisal adalah salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan maupun
proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka. Berdasarkan hasil analisis deskripsi terhadap variabel performance appraisal yang pengukuranya melalui pemberian upah yang selalu didasarkan pada kemampuan kerja dari para karyawan dan perusahaan juga memberikan penekanan bagi pengembangan diri karyawannya. Tanggapan responden mengenai variabel empowerment mayoritas responden menyatakan setuju. Kemudian hasil uji t yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel performance appraisal sebesar -0,441 < t tabel sebesar 2,021 dengan nilai signifikan t = 0,662 < =0,05. Dapat disimpulkan variabel performance appraisal secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari. Temuan dalam penelitian ini berarti bahwa variabel performance appraisal bukan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari walaupun dilihat dari deskripsi variabel penelitian dapat disimpulkan bahwa karyawan PT. Telkom Kandatel Kendari setuju dalam performance appraisal yang diberikan pihak PT. Telkom Kandatel Kendari. Mengenai pemberian besarnya upah selalu didasarkan pada kemampuan kerja dari para karyawan dan perusahaan juga memberikan penekanan bagi pengembangan diri karyawan. Hal ini dikarenakan bahwa karyawan tidak menginginkan dengan adanya penekanan dalam pengembangan. Pada dasarnya para karyawan ingin diberi kebebasan dalam berkreatifitas untuk meningkatkan kemampuan diri. Namun penilaian kinerja karyawan secara tidak langsung memberikan dampak terhadap prestasi kerja karyawan sebagai bukti bahwa penilain kinerja yang sebahagian besar mengarah pada aspek organisasi. Dengan demikian performance apraisal tidak akan berdampak langsung terhadap prestasi kerja karyawan. Hasil analisis sesuai dengan riset yang telah dilakukan oleh Harris dan Ogbonna (2000), yang menyimpulkan bahwa strategi manajemen sumber daya manusia tidak sepenuhnya berdampak langsung bagi peningkatan prestasi kerja karyawan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan studi ini, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Hasil analisis deskriptif variabel mean variabel training = 4,6 menunjukkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju adanya program training; variabel empowerment = 4,8 berarti karyawan sangat setuju dalam penerapan konsep pemberdayaan; variabel performance Appraisal = 4,05 artinya mayoritas responden setuju dengan kebijakan perusahaan dalam menentukan besarnya upah didasarkan pada kemampuan kerja dan perhatian bagi pengembangan diri karyawan; variabel prestasi kerja = 4,4 berarti
pimpinan memberikan penilaian baik setiap karyawan dengan alasan setiap karyawan dalam melaksanakan tugas harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang diembannya. 2. Hasil analisis regresi multivariat menunjukkan aktivitas strategi manajemen sumber daya manusia terdiri dari : training, empowerment dan performance appraisal secra simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Sedangkan secara parsial ada dua variabel berpengaruh secara signifikan yaitu, variabel training dan variabel empowerment sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja yaitu variabel performance appraisal. 3. Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,767 dapat diartikan 76,70% proporsi variabel dari prestasi kerja dijelaskan oleh variabel training; empowerment; dan performance appraisal. Dengan demikian training, empowerment, dan performance appraisal dapat memberikan kontribusi pengaruh sebesar 76,7% terhadap prestasi kerja dan sisanya 23,3% dijelaskan atau ditentukan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Syaifuddin, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan Kompetitif. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Dipanegoro Glueck, F. William and Lawrence R. Jauch, 1999. Strategi Management and Business Policy. Edisi Kedua. Terjemahan, Murad dan Henri Sitanggang. Jakarta. Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain. 1998. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga Harris, Lioyd C. And Emmanuel Ogbonna. 2000. Strategic Human Resource Management, Market Orientation, and Organizational Performance, Journal of Business Research, 51.p.157-166 Herel, Gedaliahu H. and Shay S. Tzafrir. 1999. The The Effecct of Human Resource Management Practices on The Perceptions of Organizational and Market Performance of The Firm. Journal of Human Resource Management, Vol. 38. Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode riset Untuk bisnis dan Ekonomi, Bagaimana menulis tesis? Erlangga, Surabaya. Kochan T.A, and Dyer L. 1993. Managing Transformational Change: The role of Human Resource Professionalls. Internasional Journal Human Reseource Management.4.p.569-590 Mangkuprawira, Tb. Sjafri.2003.Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta : Ghalia Indonesia Notoatmodjo, 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta Pearce and Robinson. 1997.Manajemen Strategik : formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, terjemahan, Ir. Agus Maulana MSM. Jakarta : Binarupa Aksara Purnomo, Ratno. 2003. Pencapaian Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan Melalui Fungsi dan Peran Sumber Daya Manusia. Semarang : STIE Stikubank. Santoso, Singgih, 2004. SPSS Statistika Multivariat. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Simamora, Henry. 2004. Manajemen SDM. Edisi Ke III.. Yogyakarta : STIE. YKPN Sudjana. 2002. Metode Statistik. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito Supranto, J. 1997. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta Wan,David et, al. 2002. Strategic Human Resource Management and Organizational Performance in Singapore. Compensation & Benefits Review