27 Des, Terjadi rentetan gempa vulkanik terasa oleh desa-desa di Jateng. Getaran gempa berulang selama 30 jam, disertai suara gemuruh dan lontaran batu 29 Des, pagi hari terjadi hujan kerikil di sekitar lereng Merapi, sorenya terjadi goncangan selama > 1 jam 30 Des, goncangan makin keras kemudian diikuti letusan utama. Hujan kerikil dan pasir hingga Boyolali, Muntilan dan Yogya 1872 Tidak ada gejala awal yang tercatat 15 April awal letusan 17-20 April puncak letusan Hujan abu/kerikil sampai Krawang (Jawa Barat), Bawen/Madura (Jawa Timur) terbentuk kawah 480 x 600 M 2 , terjadi longsoran besar (fountain collapse) secara radial ke K. Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro dan Gendol VEI 4, Hartmann : D 1930 30 Jan 1930 tercatat tremor, kemudian meningkat tajam 25 Nop, menjelang munculnya lava baru, posisinya 250 m di bawah lava lama, disusul guguran lava ke K. Senowo, Batang dan Blongkeng 18 Des terjadi AP besar, jarak 11 km ke K. Batang 19 Des pukul 07.30 terjadi awan panas besar 12 km, mengubur 13 desa, 1.369 meninggal, termasuk pengamat Budi Kartodihardjo (Pengamat Pos Maron) Letusan terjadi akibat longsornya kubah lama dan baru setelah terjadi hujan pada 8-9 Des dan 16 Des (9 jam). Letusan ini gabungan antara debris avalanche dan awan panasyangdisertai letusan lateral. Jumlah material yng dilontarkan sekitar 26 juta M 3