TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi makhluk hidup lainnya; b. bahwa agar udara dapat bermanfaat sebesar-besamya bagi pelestarian fungsi lingkungan hidup, maka udara perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran udara; c. bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas dan sebagai pelaksanaan Undang- undang Nomor ! "ahun #$$% tentang &engelolaan 'ingkungan (idup dipandang perlu menetapkan &eraturan &emerintah tentang &engendalian &encemaran Udara; Mengingat : #. &asal ) ayat *+ Undang-Undang ,asar #$-); . Undang-undang Nomor ! "ahun #$$% tentang &engelolaan 'ingkungan (idup *'embaran Negara "ahun #$$% Nomor ./, "ambahan 'embaran Negara Nomor !.$$+; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 ,alam &eraturan &emerintah ini yang dimaksud dengan : #. &encemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya 0at, energi, dan1atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya; . &engendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan1atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara; !. 2umber pencemar adalah setiap usaha dan1atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya; -. Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi 3epublik 4ndonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya; ). Mutu udara ambien adalah kadar 0at, energi, dan1atau komponen lain yang ada di udara bebas; .. 2tatus mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat dilakukan in5entarisasi; %. 6aku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar 0at, energi, dan1atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan1atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien; /. &erlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara ambien dapat memenuhi fungsi sebagaimana mestinya; $. 7misi adalah 0at, energi dan1atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan1atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan1atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar; #8. Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu kegiatan ke udara ambien; ##. 2umber emisi adalah setiap usaha dan1atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak maupun sumber tidak bergerak spesifik; #. 2umber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor; #!. 2umber bergerak spesifik adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya; #-. 2umber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat; #). 2umber tidak bergerak spesifik adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah; #.. 6aku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah batas kadar maksimum dan1atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien; #%. 9mbang batas emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batas maksimum 0at atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor; #/. 2umber gangguan adalah sumber pencemar yang menggunakan media udara atau padat untuk penyebarannya, yang berasal dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, atau sumber tidak bergerak spesifik; #$. 6aku tingkat gangguan adalah batas kadar maksimum sumber gangguan yang diperbolehkan masuk ke udara dan1atau 0at padat; 8. 9mbang batas kebisingan kendaraan bermotor adalah batas maksimum energi suara yang boleh dikeluarkan langsung dari mesin dan1atau transmisi kendaraan bermotor; #. :endaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu; . :endaraan bermotor tipe baru adalah kendaraan bermotor yang menggunakan mesin dan1atau transmisi tipe baru yang siap diproduksi dan dipasarkan, atau kendaraan yang sudah beroperasi tetapi akan diproduksi ulang dengan perubahan desain mesin dan sistem transmisinya, atau kendaraan bermotor yang diimpor tetapi belum beroperasi di jalan wilayah 3epublik 4ndonesia; !. :endaraan bermotor lama adalah kendaraan yang sudah diproduksi, dirakit atau diimpor dan sudah beroperasi di jalan wilayah 3epubilk 4ndonesia; -. Uji tipe emisi adalah pengujian emisi terhadap kendaraan bermotor tipe baru; ). Uji tipe kebisingan adalah pengujian tingkat kebisingan terhadap kendaraan bermotor tipe baru; .. 4ndeks 2tandar &encemar Udara *42&U+ adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya; %. 4n5entarisasi adalah kegiatan untuk mendapatkan data dan inforniasi yang berkaitan dengan mutu udara; /. 4nstansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan; $. Menteri adalah Menteri yang ditugasi untuk mengelola lingkungan hidup; !8. ;ubernur adalah ;ubemur :epala ,aerah "ingkat 4. Pasal 2 &engendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan1atau kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian sumber emisi dan1atau sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien. BAB II PERLINDUNGAN MUTU UDARA Bagia K!sa"# U$#$ Pasal % &erlindungan mutu udara ambien didasarkan pada baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas kebisingan dan 4ndeks 2tandar &encemar Udara. Bagia K!&#a Ba'# M#"# U&a(a A$)i! Pasal 4 *#+ 6aku mutu udara ambien nasional ditetapkan sebagai batas maksimum mutu udara ambien untuk mencegah terjadinya pencemaran udara, sebagaimana terlampir dalam &eraturan &emerintah ini. *+ 6aku mutu udara ambien nasional sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dapat ditinjau kembali setelah ) *lima+ tahun. Pasal * *#+ 6aku mutu udara ambien daerah ditetapkan berdasarkan pertimbangan status mutu udara ambien di daerah yang bersangkutan. *+ ;ubernur menetapkan baku mutu udara ambien daerah sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ berdasarkan baku mutu udara ambien nasional . *!+ 6aku mutu udara ambien adalah sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan dengan ketentuan sama dengan atau lebih ketat dari baku mutu udara ambien nasional. *-+ 9pabila ;ubemur belum menetapkan baku mutu udara ambien daerah,maka berlaku baku mutu udara ambien nasional sebagaimana dimaksud dalam &asal - ayat *#+. *)+ 6aku mutu udara ambien daerah sebagaimana dimaksud pada ayat *+ dapat ditinjau kembali setelah ) *lima+ tahun. *.+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis penetapan baku mutu udara ambien daerah. Bagia K!"iga S"a"#s M#"# U&a(a A$)i! Pasal + *#+ 2tatus mutu udara ambien ditetapkan berdasarkan in5entarisasi dan1 atau penelitian terhadap mutu udara ambien, potensi sumber pencemar udara, kondisi meteorologis dan geografis, serta tata guna tanah. *+ 4nstansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan daerah melakukan kegiatan in5entarisasi dan1atau penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat *#+. *!+ ;ubernur menetapkan status mutu udara ambien daerah berdasarkan hasil in5entarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat *+; *-+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis in5entarisasi dan pedoman teknis penetapan status mutu udara ambien. Pasal , *#+ 9pabila hasil in5entarisasi dan1atau penelitian sebagaimana dimaksud dalam &asal . ayat *+ menunjukkan status mutu udara ambien daerah berada di atas baku mutu udara ambien nasional, ;ubernur menetapkan dan menyatakan status mutu udara ambien daerah yang bersangkutan sebagai udara tercemar. *+ ,alam hal ;ubemur menetapkan dan menyatakan status mutu udara ambien daerah sebagaimana dimaksud pada ayat *#+, ;ubemur wajib melakukan penanggulangan dan pemulihan mutu udara ambien. Bagia K!!$-a" Ba'# M#"# E$isi &a A$)ag Ba"as E$isi Gas B#ag Pasal . *#+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan baku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor, tipe baru dan kendaraan bermotor lama. *+ 6aku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan dengan mempertimbangkan parameter dominan dan kritis, kualitas bahan bakar dan bahan baku, serta teknologi yang ada. *+ 6aku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dapat ditinjau kembali setelah ) *lima+ tahun. Pasal 9 *#+ 4nstansi yang bertanggung jawab melakukan pengkajian terhadap baku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor. *+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis pengendalian pencemaran udara sumber tidak bergerak dan sumber bergerak. Bagia K!li$a Ba'# Tig'a" Gagg#a &a A$)ag Ba"as K!)isiga Pasal 1/ *#+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan baku tingkat gangguan sumber tidak bergerak dan ambang batas kebisingan kendaraan bermotor. *+ 6aku tingkat gangguan sumber tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ terdiri atas : a. baku tingkat kebisingan; b. baku tingkat getaran; c. baku tingkat kebauan; dan d. baku tingkat gangguan lainnya. *!+ 6aku tingkat gangguan sumber tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan terhadap manusia dan1atau aspek keselamatan sarana fisik serta kelestarian bangunan. *-+ 9mbang batas kebisingan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan terhadap manusia dan1atau aspek teknologi; *)+ 6aku tingkat gangguan sumber tidak bergerak dan ambang batas kebisingan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dapat ditinjau kembali setelah ) *lima+ tahun. Pasal 11 *#+ 4nstansi yang bertanggung jawab melakukan pengkajian terhadap baku tingkat gangguan sumber tidak bergerak dan ambang batas kebisingan kendaraan bermotor. *+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis pengendalian pencemaran udara sumber gangguan dari sumber tidak bergerak dan kebisingan dari sumber bergerak. Bagia K!!a$ I&!'s S"a&a( P!0!$a( U&a(a 1ISPU2 Pasal 12 *#+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan 4ndeks 2tandar &encemar Udara. *+ 4ndeks 2tandar &encemar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika. Pasal 1% :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis perhitungan dan pelaporan serta informasi 4ndeks 2tandar &encemar Udara. Pasal 14 *#+ 4ndeks 2tandar &encemar Udara diperoleh dari pengoperasian stasiun pemantau kualitas udara ambien secara otomatis dan berkesinambungan. *+ 4ndeks 2tandar &encemar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dapat dipergunakan untuk : a. bahan informasi kepada masyarakat tentang kualitas udara ambien di lokasi tertentu dan pada waktu tertentu; b. bahan pertimbangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melaksanakan pengendalian pencemaran udara. Pasal 1* 4ndeks 2tandar &encemar Udara yang diperoleh dari pengoperasian stasiun pemantauan kualitas udara ambien sebagaimana dimaksud dalam &asal #- ayat *#+ wajib diumumkan kepada masyarakat. BAB III PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA Bagia K!sa"# U$#$ Pasal 1+ &engendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran, serta pemulihan mutu udara dengan melakukan in5entarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan darurat. Pasal 1, *#+ &enyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan teknis pengendalian pencemaran udara secara nasional ditetapkan oleh :epala instansi yang bertanggung jawab. *+ :ebijaksanaan teknis pengendalian pencemaran udara dan pelaksanaannya sebagainiana dimaksud pada ayat *#+ dapat ditinjau kembali setelah ) *lima+ tahun. Pasal 1. *#+ &elaksanaan operasional pengendalian pencemaran udara di daerah dilakukan oleh 6upati1<alikotamadya :epala ,aerah "ingkat 44. *+ &elaksanaan koordinasi operasional pengendalian pencemaran udara di daerah dilakukan oleh ;ubernur. *!+ :ebijaksanaan operasional pengendalian pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dapat ditinjau kembali setelah ) *lima+ tahun. Pasal 19 *#+ ,alam rangka penyusunan dan pelaksanaan operasional pengendalian pencemaran udara di daerah sebagaimana dimaksud dalam &asal #/ ayat *#+, daerah menyusun dan menetapkan program kerja daerah di bidang pengendalian pencemaran udara. *+ :etentuan mengenai pedoman penyusunan dan pelaksanaan operasional pengendalian pencemaran udara di daerah sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan oleh :epala instansi yang bertanggung jawab. Bagia K!&#a P!0!ga3a P!0!$a(a U&a(a &a P!(s4a(a"a P!aa"a Lig'#ga Hi&#- Pasal 2/ &encegahan pencemaran udara meliputi upaya-upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dengan cara : a. penetapan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi sumber tidak bergerak, baku tingkat gangguan, ambang batas emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam 6ab 44 &eraturan &emerintah ini; b. penetapan kebijaksanaan pengendalian pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam &asal #%, # / dan #$. Pasal 21 2etiap orang yang melakukan usaha dan1atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan1atau baku tingkat gangguan ke udara ambien wajib : a. menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat gangguan yang ditetapkan untuk usaha dan1atau kegiatan yang dilakukannya; b. melakukan pencegahan dan1atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha dan1atau kegiatan yang dilakukannya; c. memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara dalam lingkup usaha dan1atau kegiatannya. Pasal 22 *#+ 2etiap orang yang melakukan usaha dan1atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi dan1atau gangguan wajib memenuhi persyaratan mutu emisi dan1atau gangguan yang ditetapkan dalam i0in melakukan usaha dan1atau kegiatan. *+ l0in melakukan usaha dan1atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ diterbitkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2% 2etiap usaha dan1atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup dilarang membuang mutu emisi melampaui ketentuan yang telah ditetapkan baginya dalam i0in melakukan usaha dan1atau kegiatan. Pasal 24 *#+ 2etiap usaha dan1atau kegiatan yang tidak wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup, maka pejabat yang berwenang menerbitkan i0in usaha dan1atau kegiatan mewajibkan penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan untuk mematuhi ketentuan baku mutu emisi dan1atau baku tingkat gangguan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran udara akibat dilaksanakannya rencana usaha dan1atau kegiatannya. *+ :etentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan kewajiban mengenai baku mutu emisi dan1atau baku tingkat gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan oleh :epala instansi yang bertanggung jawab. *!+ :ewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat *+ wajib dicantumkan sebagai ketentuan dalam i0in melakukan usaha dan1atau kegiatan. Bagia K!"iga P!agg#laga &a P!$#li3a P!0!$a(a U&a(a Pasal 2* *#+ 2etiap orang atau penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan1atau gangguan wajib melakukan upaya penanggulangan dan pemulihannya. *+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat *#+. Pa(ag(a5 1 K!a&aa Da(#(a" Pasal 2+ *#+ 9pabila hasil pemantauan menunjukan 4ndeks 2tandar &encemar Udara mencapai nilai !88 atau lebih berarti udara dalam kategori berbahaya maka : a. Menteri menetapkan dan mengumumkan keadaan darurat pencemaran udara secara nasional; b. ;ubemur menetapkan dan mengumumkan keadaan darurat pencemaran udara di daerahnya. *+ &engumuman keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat *l+ dilakukan antara lain melalui media cetak dan1atau media elektronik. Pasal 2, :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara penanggulangan dan pemulihan keadaan darurat pencemaran udara. Pa(ag(a5 2 S#$)!( Ti&a' B!(g!(a' Pasal 2. &enanggulangan pencemaran udara sumber tidak bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan baku mutu emisi yang telah ditetapkan, pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutu udara ambien di sekitar lokasi kegiatan, dan pemeriksaan penaatan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian pencemaran udara. Pasal 29 *#+ 4nstansi yang bertanggung.jawab mengkoordinasikan pelaksanaan penanggulangan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak. *+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan pencemaran udara sumber tidak bergerak. Pasal %/ *#+ 2etiap penanggungjawab usaha dan1atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat gangguan. *+ 2etiap penanggungjawab usaha dan1atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam &asal $ ayat *+. Pa(ag(a5 % S#$)!( B!(g!(a' Pasal %1 &enanggulangan pencemaran udara dari sumber bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan ambang batas emisi gas buang, pemeriksaan emisi gas buang untuk kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama, pemantauan mutu udara ambien di sekitar jalan, pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor di jalan dan pengadaan bahan bakar minyak bebas timah hitam serta solar berkadar belerang rendah sesuai standar intemasional. Pasal %2 *#+ 4nstansi yang bertanggungjawab mengkoordinasikan pelaksanaan penanggulangan pencemaran udara dari sumber bergerak. *+ :epala instansi yang bertanggungjawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak. Pasal %% :endaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama yang mengeluarkan emisi gas buang wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor. Pasal %4 *#+ :endaraan bermotor tipe baru wajib menjalani uji tipe emisi. *+ 6agi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe emisi sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ diberi tanda lulus uji tipe emisi. *!+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan tata cara dan metode uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru. *-+ Uji tipe emisi sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Pasal %* *#+ (asil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru yang dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam &asal !- ayat *-+ wajib di sampaikan kepada :epala instansi yang bertanggung jawab dan penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan. *+ &enanggung jawab usaha dan1atau kegiatan wajib mengumumkan angka parameter- parameter polutan hasil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud pada ayat *#+. *!+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara pelaporan hasil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud pada ayat *#+. Pasal %+ *#+ 2etiap kendaraan bermotor lama wajib menjalani uji emisi berkala sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. *+ ;ubernur melaporkan hasil e5aluasi uji emisi berkala kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ setiap # *satu+ tahun sekali kepada :epala 4nstansi yang bertanggung jawab. Pa(ag(a5 4 S#$)!( Gagg#a Pasal %, &enanggulangan pencemaran udara dari kegiatan sumber gangguan meliputi pengawasan terhadap penaatan baku tingkat gangguan, pemantauan gangguan yang keluar dari kegiatannya dan pemeriksaan penaatan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian pencemaran udara. Pasal %. *#+ 4nstansi yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan penanggulangan pencemaran udara dari sumber gangguan. *+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan pencemaran udara dari kegiatan sumber gangguan. Pasal %9 *#+ 2etiap penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan gangguan wajib menaati ketentuan baku tingkat gangguan. *+ 2etiap penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan gangguan wajib menaati ketentuan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam &asal ## ayat *+. Pasal 4/ :endaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama yang mengeluarkan kebisingan wajib memenuhi ambang batas kebisingan. Pasal 41 *#+ :endaraan bermotor tipe baru wajib menjalani uji tipe kebisingan. *+ 6agi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ diberi tanda lulus uji tipe kebisingan. *!+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara dan metode uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru. *-+ Uji tipe kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat *l+, dilakukan oleh 4nstansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Pasal 42 *#+ (asil uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud dalam &asal -# ayat *-+, wajib disampaikan kepada :epala 4nstansi yang bertanggung jawab dan penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan. *+ &enanggung jawab usaha dan1atau kegiatan wajib mengumumkan hasil uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud pada ayat *#+. *!+ :epala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara pelaporan hasil uji tipe kebisingan kendaraan bertmotor tipe baru sebagaimana dimaksud pada ayat *#+. Pasal 4% *#+ 2etiap kendaraan bermotor lama wajib menjalani uji kebisingan berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. *+ ;ubernur melaporkan hasil e5aluasi uji kebisingan berkala kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ setiap # *satu+ tahun sekali kepada :epala instansi yang bertanggung jawab. BAB I6 PENGA7ASAN Pasal 44 *#+ Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. *+ Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat *#+, Menteri dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. Pasal 4* *#+ ,alam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada &emerintah ,aerah, ;ubernur16upati1<alikotamadya :epala ,aerah "ingkat 44 dapat melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan yang membuang emisi dan1atau gangguan. *+ Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat *l+ ;ubemur16upati1<alikotamadya :epala ,aerah "ingkat 44 dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. Pasal 4+ (asil pemantauan yang dilakukan oleh pejabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam &asal -) ayat *+ wajib dilaporkan kepada :epala instansi yang bertanggung jawab sekurang-kurangnya sekali dalam # *satu+ tahun. Pasal 4, *#+ ,alam melaksanakan tugasnya, pengawas sebagaimana dimaksud dalam &asal -- ayat *+ dan &asal -) ayat *+ berwenang melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan1atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil contoh mutu udara ambien dan1atau mutu emisi, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan1atau kegiatan. *+ &enanggung jawab usaha dan1atau kegiatan yang dimintai keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat *#+, wajib memenuhi permintaan petugas pengawas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. *!+ 2etiap pengawas wajib memperlihatkan surat tugas dan1atau tanda pengenal serta wajib memperhatikan situasi dan kondisi tempat pengawasan tersebut. Pasal 4. 2etiap penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan wajib : a. mengi0inkan pengawas memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas pengawasan tersebut; b. memberikan keterangan dengan benar baik secara lisan maupun tertulis apabila hal itu diminta pengawas; c. memberikan dokumen dan1atau data yang diperlukan oleh pengawas; d. mengi0inkan pengawas untuk melakukan pengambilan contoh udara emisi dan1atau contoh udara ambien dan1atau lainnya yang diperlukan pengawas; dan e. mengi0inkan pengawas untuk melakukan pengambilan gambar dan1atau melakukan pemotretan di lokasi kerjanya. Pasal 49 (asil in5entarisasi dan pemantauan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, baku tingkat gangguan dan indeks standar pencemar udara yang dilakukan oleh pejabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam &asal -- ayat *+ dail &asal -) ayat *,+ wajib disimpan dan disebar luaskan kepada masyarakat. Pasal */ *#+ 2etiap orang atau penanggungjawab usaha dan1atau kegiatan wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan pengendalian pencemaran udara yang telah dilakukan kepada instansi yang bertanggungjawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. *+ &edoman dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ ditetapkan lebih lanjut oleh :epala instansi yang bertanggung jawab. Pasal *1 *#+ ,alam rangka kegiatan pengawasan, masyarakat dapat melakukan pemantauan terhadap mutu udara ambien. *+ (asil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dapat disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya. *!+ (asil pemantauan yang dilakukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat *+ dapat digunakan oleh instansi yang bertanggung jawab, instansi teknis, dan instansi terkait lainnya sebagai bahan pertimbangan penetapan pengendalian pencemaran udara. BAB 6 PEMBIA8AAN Pasal *2 2egala biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya pengendalian pencemaran udara dan1atau gangguan dari sumber tidak bergerak yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan yang bersangkutan. Pasal *% 2egala biaya yang timbul sebagai akibat pengujian tipe emisi dan kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dan pelaporannya dalam rangka pengendalian pencemaran udara dan1atau gangguan dibebankan kepada perakit, pembuat, pengimpor kendaraan bermotor. BAB 6I GANTI RUGI Pasal *4 *#+ 2etiap orang atau penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya. *+ 2etiap orang atau penanggung jawab usaha dan1atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan. Pasal ** "ata cara perhitungan biaya, penagihan dan pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam &asal )- ayat *+ ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri. BAB 6II SANKSI Pasal *+ *#+ 6arangsiapa melanggar ketentuan dalam &asal l, &asal ayat *l+, &asal !, &asal - ayat *#+, &asal ) ayat *#+, &asal !8, &asal !$, &asal -% ayat *+, &asal -/, dan &asal )8 ayat *#+ &eraturan &emerintah ini yang diduga dapat menimbulkan dan1atau mengakibatkan pencemaran udara dan1atau gangguan diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam &asal -#, &asal -, &asal -!, &asal --, &asal -), &asal -. dan &asal -% Undang-undang Nomor ! "ahun #$$% tentang &engelolaan 'ingkungan (idup. *+ 6arangsiapa melanggar ketentuan dalam &asal !! yang berkaitan dengan kendaraan bermotor lama, &asal !. ayat *#+, &asal -8 yang berkaitan dengan kendaraan bermotor lama, dan &asal -! ayat *#+ &eraturan &emerintah ini yang tidak memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang, atau ambang batas kebisingan diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam &asal .% Undang-undang Nomor #- "ahun #$$ tentang 'alu 'intas dan 9ngkutan =alan. BAB 6III KETENTUAN PERALIHAN Pasal *, 2elambat-lambatnya *dua+ tahun sejak diundangkanilya &eraturan &emerintah ini setiap usaha dan1atau kegiatan yang telah memiliki i0in, wajib menyesuaikan menurut persyaratan berdasarkan &eraturan &emerintah ini. BAB I9 KETENTUAN PENUTUP Pasal *. &ada saat berlakunya &eraturan &emerintah ini semua peraturan perundang-undangan tentang pengendalian pencemaran udara yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan &eraturan &emerintah ini. Pasal *9 &eraturan &emerintah ini mulai berlaku pada tanggal diudangkan. 9gar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan &eraturan &emerintah ini dengan penempatannya dalam 'embaran Negara 3epublik 4ndonesia. ,itetapkan di =akarta pada tanggal . Mei #$$$ PEN:ELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA U$#$ Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda lainnya. 2ehingga udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. (al ini berarti bahwa pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk mendapatkan udara sesuai dengan tingkat kualitas yang diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi sangat penting untuk dilakukan. &encemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhimya tidak dapat digunakan lagi sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. ,alam pencemaran udara selalu terkait dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak *umumnya kendaraan bermotor+ dan sumber yang tidak bergerak *umumnya kegiatan industri+ sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian kegiatan pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara. ,engan adanya tolok ukur baku mutu udara maka akan dapat dilakukan penyusunan dan penetapan kegiatan pengendalian pencemaran udara. &enjabaran kegiatan pengendalian pencemaran udara nasional merupakan arahan dan pedoman yang sangat penting untuk pengendalian pencemaran udara di daerah. ,i samping sumber bergerak dan sumber tidak bergerak seperti tersebut di atas, terdapat emisi yang spesifik yang penanganan upaya pengendaliannya masih belum ada acuan baik di tingkat nasional maupun intenasional. 2umber emisi ini adalah pesawat terbang, kapal laut, kereta api, dan kendaraan berat spesifik lainnya. Maka penggunan sumber-sumber emisi spesifik tersebut di atas harus tetap mempertimbangkan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan hidup. Mengacu kepada Undang-undang &engelolaan 'ingkungan (idup ditetapkan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup dengan mempertimbangkan generasi kini dan yang akan datang serta terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. &engendalian pencemaran udara mengacu kepada sasaran tersebut sehingga pola kegiatannya terarah dengan tetap mempertimbangkan hak dan kewajiban serta peranserta masyarakat. 2elanjutnya ditegaskan pula bahwa hak setiap anggota masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat yang diikuti dengan kewajiban untuk memelihara dan melestarikan fungsi lingkungan hidup. 2ehingga setiap orang mempunyai peran yang jelas di dalam hak dan kewajibannya mengelola lingkungan hidup. ,alam peraturan pemerintah ini juga diatur hak dan kewajiban setiap anggota masyarakat serta setiap pelaku usaha dan1atau kegiatan agar dalam setiap langkah kegiatannya tetap menjaga dan memelihara kelestarian fungsi lingkungan bidup. &engendalian pencemaran udara mencakup kegiatan-kegiatan yang berintikan : a. in5entarisasi kualitas udara daerah dengan mempertimbangkan berbagai kriteria yang ada dalam pengendalian pencemaran udara; b. penetapan baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi yang digunakan sebagai tolok ukur pengendalian pencemaran udara; c. penetapan mutu kualitas udara di suatu daerah termasuk perencanaan pengalokasian kegiatan yang berdampak mencemari udara; d. pemantauan kualitas udara baik ambien dan emisi yang diikuti dengan e5aluasi dan analisis; e. pengawasan terhadap penaatan peraturan pengendalian pencemaran udara; f. peran masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian pencemaran udara; g. kebijakan bahan bakar yang diikuti dengan serangkaian kegiatan terpadu dengan mengacu kepada bahan bakar bersih dan ramah lingkungan; h. penetapan kebijakan dasar baik teknis maupun non-teknis dalam pengendalian pencemaran udara secara nasional. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR +1 TAHUN 2/11 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DENGAN RAHMAT TUHAN 8ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, M!i$)ag: a. 6ahwa posisi geografis 4ndonesia sangat rentan terhadap dampak dari perubahan iklim sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan melalui mitigasi perubahan iklim; b. 6ahwa dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan 6ali 9ction &lan pada "he >onferences of &arties *>?&+ ke-#! United Nations @rameworks >on5ention on >limate >hange *UN@>>>+ dan hasil >?&-#) di >openhagen dan >?&-#. di >ancun serta memenuhi komitmen &emerintah 4ndonesia dalam pertemuan ;-8 di &ittsburg untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar .A dengan usaha sendiri dan mencapai -#A jika mendapat bantuan internasional pada tahun 88 dari kondisi tanpa adanya rencana aksi *bussines as usual169U+, maka perlu disusun langkah-langkah untuk menurunkan emisi ;as 3umah :aca; c. 6ahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan &eraturan &residen tentang 3encana 9ksi Nasional &enurunan 7misi ;as 3umah :aca; Mengingat : #. &asal - ayat *#+ Undang-Undang ,asar Negara 3epublik 4ndonesia "ahun #$-) . Undang-Undang Nomor . "ahun #$$- tentang &engesahan United Nations @ramework >on5ertion on >limate >hange *'embaran Negaara 3epublik 4ndonesia "ahun #$$- Nomor -, "ambahan Negara 3epublik 4ndonesia Nomoe !..%+ !. Undang-Undang Nomor #% "ahun 88! tentang :euangan Negara *'embaran Negara 3epublik 4ndonesia "ahun 88! Nomor -%, "ambahan 'embaran Negara 3epublik 4ndonesia Nomor -/.+; -. Undang-Undang Nomor #% "ahun 88- tentang &engesahan &rotokol :yoto atas :on5ensi :erangka :erja &erserikatan 6angsa- bangsa tentang &erubahan 4klim *'embaran Negara 3epublik 4ndonesia "ahun 88- Nomor %, "ambahan 'embaran Negara 3epublik 4ndonesia Nomor --8!+; ). Undang-Undang Nomor ) "ahun 88- tentang 2istem &erencanaan &embangunan Nasional *'embaran Negara 3epublik 4ndonesia "ahun 88- Nomor #8-, "ambahan 'embaran Negara 3epublik 4ndonesia Nomor --#+; .. Undang-Undang Nomor #% "ahun 88% tentang 3encana &embangunan =angka &anjang Nasional *3&=&+ "ahun 88) B 8) *'embaran Negara 3epublik 4ndonesia "ahun 88% Nomor !!, "ambahan 'embaran Negara 3epublik 4ndonesia Nomor -%88+; %. Undang-Undang Nomor !# "ahun 88$ tentang Meteorologi, :limatologi dan ;eofisika *'embaran Negara 3epublik 4ndonesia "ahun 88$ Nomor #!$, "ambahan 'embaran Negara 3epublik 4ndonesia Nomor )8)/+; /. Undang-Undang Nomor ! "ahun 88$ tentang &erlindungan dan &engelolaan 'ingkungan (idup *'embaran Negara 3epublik 4ndonesia "ahun 88$ Nomor #-8, "ambahan 'embaran Negara 3epublik 4ndonesia Nomor )8)$+; $. &eraturan &emerintah Nomor #8 "ahun 8## tentang "ata >ara &engadaan &injaman 'uar Negeri dan &enerimaan (ibah *'embaran Negara 3epublik 4ndonesia "ahun 8## Nomor !+; #8. &eraturan &residen Nomor ) "ahun 8#8 tentang 3encana &embangunan =angka Menengah Nasional *3&=MN+ "ahun 8#8 B 8#-; M7MU"U2:9N : Menetapkan : &739"U39N &3724,7N "7N"9N; 37N>9N9 9:24 N924?N9' &7NU3UN9N 7M424 ;92 3UM9( :9>9. Pasal 1 ,alam &eraturan &residen ini yang dimaksud dengan: #. 3encana 9ksi Nasional &enurunan 7misi ;as 3umah :aca yang selanjutnya disebut 39N-;3: adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan nasional. . 3encana 9ksi ,aerah &enurunan 7misi ;as 3umah :aca yang selanjutnya disebut 39,-;3: adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan daerah. !. ;as 3umah :aca yang selanjutnya disebut ;3: adalah gas yang terkandung dalam atmosfer baik alami maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah. -. 7misi ;3: adalah lepasnya ;3: ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam jangka waktu tertentu. ). "ingkat emisi ;3: adalah besarnya emisi ;3: tahunan. .. &erubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh akti5itas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan 5ariabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. %. Mitigasi perubahan iklim adalah usaha pengendalian untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan emisi1meningkatkan penyerapan ;3: dari berbagai sumber emisi. /. :egiatan inti adalah kegiatan yang berdampak langsung pada penurunan emisi ;3: dan penyerapan ;3:. $. :egiatan pendukung adalah kegiatan yang tidak berdampak langsung pada penurunan emisi ;3: tapi mendukung pelaksanaan kegiatan inti. Pasal 2 *#+ 39N-;3: terdiri dari kegiatan inti dan kegiatan pendukung. *+ :egiatan 39N-;3: meliputi bidang: a. &ertanian; b. :ehutanan dan lahan gambut; c. 7nergi dan transportasi; d. 4ndustri; e. &engelolaan limbah; f. :egiatan pendukung lain. *!+ 39N-;3: sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dan ayat *+ tercantum dalam 'ampiran 4 dan 'ampiran 44 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari &erpres ini. Pasal % 39N-;3: merupakan pedoman bagi: a. :ementerian1lembaga untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan e5aluasi rencana aksi penurunan emisi ;3:. b. &emerintah daerah dalam penyusunan 39,-;3:. Pasal 4 39N-;3: menjadi acuan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan penurunan emisi ;3:. Pasal * *#+ Menteri1pimpinan lembaga melaksanakan 39N-;3: sesuai tugas dan fungsi masing-masing. *+ &elaksanaan dan pemantauan 39N-;3: sebagaimana dimaksud pada ayat *#+ dikoordinasikan oleh Menteri :oordinator 6idang &erekonomian. *!+ &elaksanaan 39N-;3: pada masing-masing kementerian1 lembaga diatur lebih lanjut oleh menteri1pimpinan lembaga, sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing. Pasal + *#+ Untuk menurunkan emisi ;3: di masing-masing wilayah pro5insi, ;ubernur harus menyusun 39,-;3:. *+ &enyusunan 39,-;3: berpedoman pada: a. 39N-;3: sebagaimana dimaksud dalam &asal ; dan b. &rioritas pembangunan daerah. *!+ &enyusunan 39,-;3: diselesaikan dan ditetapkan dengan peraturan gubernur paling lambat # *dua belas+ bulan sejak ditetapkan &eraturan &residen ini. *-+ 39,-;3: sebagaimana dimaksud pada ayat *!+ disampaikan kepada Menteri &erencanaan &embangunan Nasional1:epala 69&&7N92 dan Menteri ,alam Negeri. Pasal , &enyusunan 39,-;3: difasilitasi oleh Menteri ,alam Negeri bersama dengan Menteri &erencanaan &embangunan Nasional1:epala 69&&7N92 dan Menteri 'ingkungan (idup. Pasal . &edoman penyusunan 39,-;3: ditetapkan oleh Menteri &erencanaan &embangunan Nasional1:epala 69&&7N92 selambat-lambatnya ! *tiga+ bulan sejak ditetapkan &eraturan &residen ini. Pasal 9 *#+ 39N-;3: dapat dikaji ulang secara berkala sesuai dengan kebutuhan nasional dan perkembangan dinamika internasional. *+ :aji ulang 39N-;3: dilakukan oleh :ementerian1'embaga dan dikoordinasikan oleh Menteri &erencanaan &embangunan Nasional1:epala 69&&7N92. *!+ (asil kaji ulang 39N-;3: dilaporkan oleh Menteri &erencanaan &embangunan Nasional1:epala 69&&7N92 kepada Menteri :oordinator 6idang &erekonomian dengan tembusan kepada Menteri :oordinator 6idang :esejahteraan 3akyat. *-+ (asil kaji ulang dapat dijadikan dasar penyesuaian 39N-;3 Pasal 1/ *#+ Menteri1pimpinan lembaga melaporkan pelaksanaan kegiatan 39N-;3: sebagaimana dimaksud dalam &asal ) kepada Menteri :oordinator 6idang &erekonomian dengan tembusan kepada Menteri :oordinator 6idang :esejahteraan 3akyat, Menteri &erencanaan &embangunan Nasional1:epala 69&&7N92 dan Menteri 'ingkungan (idup secara berkala paling sedikit # *satu+ tahun sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. *+ Menteri :oordinator 6idang &erekonomian melaporkan pelaksanaan 39N-;3: yang terintegrasi kepada &residen paling sedikit # *satu+ tahun sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Pasal 11 &endanaan 39N-;3: sebagaimana dimaksud dalam &asal bersumber dari 9&6N, 9&6, dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai peraturan perundang-undangan