PELAJARAN IPS TENTANG KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BAGI SISWA KELAS IV SD INPRES TANAH MERAH KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TTS TAHUN 2014
DISUSUN OLEH :
N A M A : MELDA DESILFA NOMENI N I M : 822 142 238 SEMESTER : VIII (DELAPAN)
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN/FKIP UNIVERSITAS TERBUKA 2014
ABSTRAK
Melda Desilfa Nomeni, 2014 Upaya Meningkatkan hasil belajar Siswa pada mata pelajaran IPS Tentang Koperasi Dengan Menggunakan Media Gambar Bagi Siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah Kecamatan Amanuban Barat, Kabupetan Timor Tengah Selatan dengan supervisor I Ibu Getreda Y. Oematan,S.Pd,M.Pd,dan Ibu Sarlota J.M Biaf selaku supervisor II. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran IPS pra tindakan nilai rata-rata siswa hanya 50, nilai ini masih di bawah Kriteria ketuntasan mengajar (KKM) pada pembelajaran IPS yaitu 60. Hal ini disebabkan karena guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa menjadi kurang tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru. Dengan bantuan media pembelajaran yaitu media gambar diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Tujuan dari penelitian mendeskripsikan penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD Inpres Tanah Merah, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2014. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dengan jumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi dan pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Analisis data dilakukan setelah pemberian tindakan pada masing- masing siklus yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan . Aktivitas siswa pada siklus I yaitu 40%, dan 60% pada siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 50,00, dan 72,00 pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS dengan mengunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Hal ini tampak dari peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal seperti yang dipaparkan di atas. Adanya variasi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat diperlukan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan adanya media gambar siswa menjadi tertarik dengan pembelajaran dan aktif mengikuti pembelajaran.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Koperasi, Media Gambar.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegaiatan bimbingan atau latihan bagi peranannya di masa depan yang akan datang (UUPN NO 2.1989 pasal 1). Dan didalam mengemban tugas guru dituntut untuk dapat mendidik, mengajar, dan melatih agar penguasaan konsep lebih tertananm. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur-unsur tersebut adalah siswa, guru, media, metode, dan lingkungan pendidikan. Semua unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam menyiapakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing diera global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh siswa SD Inpres Tanah Merah adalah masih rendahnya kualitas atau mutu mutu pendidikan di setiap jenjang. Banyak hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan meningkatkan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat peraga serta prbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan oleh pemerintah tidak ada artinya jika tanpa ada dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya. Berdasarkan pengalaman peneliti tidak memanfaatkan fungsi sebagai guru yang baik secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran sangat rumit, karena guru berhadapan dengan dua variebel di luar kontrolnya yaitu cakupan isi pembelajaran yang teleh ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan tujuan yang akan dicapai, dan siswa membawa seperangkat sikap, kemampuan awal dan karakteristik perseorangan lainnya kedalam situasi pembelajaran dibawak karakteristik tujuan pembelajaran siswa.
Guru mengajarkan konsep IPS lebih banyak mencerahkan konsep-konsep, prinsip- prinsip dalam bentuk yang sudah jadi kepada siswa. Pembelajaran dengan cara ini menyebabkan siswa tidak berperan aktif, sehingga di dalam pemikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur kognitif.Hal ini disebabkan oleh metode yang diterapkan guru sering membosankan dan kurang merangsang siswa untuk berpikir. Dalam proses belajar koperasi selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu,sehingga siswa hanya terpaku pada hal-hal teoritis yang digunakan guru secara abstrak. Interaksi antara siswa dengan siswa lainnya masih kurang kondusif dan tidak ada inisiatif siswa untuk menyatakan hal-hal yang belum dipahami kepada gurunya. Siswa masih bersifat pasif dan tidak proaktif dan tidak mempersiapakan diri dengan baik sebelum pelajaran dimulai. Keadaan seperti ini jika dibiarkan akan menghasilkan lulusan yang kurang bermutu. Oleh karena itu dalam pembelajaran guru harus menyiapkan media pembelajaran sebagai perangsang bagi siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan pengalaman peneliti sekaligus sebagai guru IPS di kelas IV SD Inpres Tanah Merah proses pembelajaran berlangsung,siswa tidak aktif dan terkesan acuh terhadap penyajian materi dari guru yang mengakibatkan prestasi/ hasil belajar IPS pada materi koperasi, belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Dikatakan hasil belajar siswa belum sesuai dengan apa yang diharapkan karena banyak siswa belum memahami materi yang diajarkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai ketika guru melakukun evaluasi terhadap materi koperasi yaitu 60% belum tuntas dan 40% tuntas.Peneliti menyadari bahwa selama ini pembelajaran selalu menggunakan metode ceramah tanpa suatu media apapun sehingga mengakibatkan hasil prestasi belajar siswa rendah. Dari kenyataan di atas, peneliti ingin memperbaiki pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Inpres Tanah Merah dalam materi Koperasi dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran. Oleh karena itu peneliti dapat merumuskan penulisan sebagai berikut Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang Koperasi dengan menggunakan media gambar bagi siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah
1. Identifikasi Masalah Sesuai hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas maka masalah yang teridentifikasi adalah : a. Dalam proses pemebelajaran siswa kurang berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan yang diberikan serta tidak dapat menyelesaikan soal-soal tepat pada waktu yang telah ditentukan. b. Rendahnya minat siswa dalam mempelajari materi yang disajikan guru karena penggunaan metode ceramah delama proses pembelajaran. c. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sangat rendah. 2. Analisis Masalah Berdasarkan masalah yang teridentifikasi maka diketahui bahwa faktor penyebabnya adalah penjelasan guru terlalu monoton, kurangya contoh dan latihan soal-soal bagi siswa secara individu, dan media pembelajaran tidak relevan sehingga siswa tidak memahami konsep yang diajarkan oleh guru. 3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Berdasarkan analisis masalah maka peneliti ingin memperbaiki hasil belajar pada pembelajaran IPS dalam materi Koperasi dengan media gambar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang tealah diuaraikan di atas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi koperasi dengan menggunakan media gambar di kelas IV SD Inpres Tanah Merah? 2. Apakah dengan menggunakan media pembelajaran berupa media gambar yang relevan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pemebelajaran IPS pada kelas IV SD Inpres Tanah Merah?
C. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN Tujuan perbaikan adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan peneliti adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh positif antara penggunaan media gambar hasil belajar pada mata pelajar pelajaran IPS materi koperasi di kelas IV SD Inpres Tanah Merah? 2. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Koperasi melalui penggunaan media gambar Koperasi.
D. MANFAAT PERBAIKAN PEMBELAJARAN Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah : 1. Manfaat bagi siswa : Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Koperasi. 2. Manfaat bagi guru : Mendorong guru untuk lebih kreatif dan dalam mengelolah pembelajaran di kelas dan meningkatkan kemampuan guru dalam memilih metode dan media pembelajaran yang yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Manfaat bagi sekolah : Meningkatkan mutu sekolah karena hasil belajar dan prestasi siswa meningkat serta hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah dalam merencanakan dan menyediakan media pembelajaran pada mata pelajaran IPS. 4. Manfaat bagi institusi pendidikan secara umum : Peningkatan kualitas hidup manusia dan mengembangkan potensi manusia dalam pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN BELAJAR Belajar merupakan suatu kegiatan pemprosesan kognitif, ketrampilan dan sikap karena belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses melihat, membuat, mengamati dan menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak dan latihan. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (2004 : 128) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memahami kebutuhan hidupnya. Menurut Hilgard dan Bower (1975 : 156) mengemukan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan. Menurut M. Sobry Sutikno (2004) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Thursan hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lainnya. Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam proses perubahan perilaki siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek- pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar. Yang dianggap suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil menurut Syiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002) ialah :
a. Daya serap terhadap pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tertinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa. B. HASIL BELAJAR Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, efektif, dan psikomotori. Sedangkan menurut Romizoswki (1982) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu : 1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis. 2. Kemampuan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perceptual. 3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan dan self kontrol 4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Menurut Sudjana (2004 : 22) hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Howart Kingsley (2004 : 22) ada tiga macam hasil belajar : 1. Keterampilan dan kebiasaan. 2. Pengetahuan dan pengertian. 3. Sikap dan cita cita. Dari beberapa pendapat di atas dapat diikatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut :
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa 2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama di ingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yangg lainnya. 4. Kemampuan siswa untuk mengontrol dan menilai serta mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). 1. Faktor Internal Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. 2. Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Ada pun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan dan pembentukan sikap.
C. MEDIA PEMBELAJARAN Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan. Sadiman (2002 : 6) Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman 2002 : 6) sedangkan menurut Brigs ( dalam Sadiman 2002 : 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sadiman (2002) Menurut Lahuteru ( dalam Hamdani 2005) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih meranggsang kegiatan belajar. Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sesuatu apa pun yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar tersebut sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar atau kegiatan pembelajaran. Batasan dari media pembelajaran ini cukup luas dan mendalam dengan mencakup pengertian sumber, manusia dan lingkungan setra metode yang dimanfaatkan dari tujuan pembelajaran atau pelatihan tersebut. Singkatnya pengertian media pembelajaran adalah suatu alat sebagai perantara untuk pemahaman makna dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau guru baik berupa media cetak atau pun elektronik dan media pembelajaran ini juga sebagai alat untuk memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran tersebut, sehingga proses proses pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif, suasana belajar pun menjadi menyenangkan. Kesimpulannya media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, minat, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
D. MEDIA GAMBAR Bentuk umun dari media gamabar terangkum dalam pengertian dari media grafis. Karena media gambara merupakan bagian dari pembuatan media grafis. Sebelum kita nengetahui lebih lanjut mengenai media gambar ada baiknya kita mengetahui lebih dahulu pengertian dari media grafis.
Menurut I Made Tegeh, (2008) media grafis atau graphic material adalah suatu media visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau symbol visual yang lain dengan maksud untuk menikthisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data kejadian. Batasan tersebut member gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi yang dapat dinikmati dengan menggunakan indra pengelihatan. Dari pengertian media grafis diatas kita dapat mengambil kesim[pulan bahwa memang benar media gambara merupakan bagian yang utuh dari media grafis tersebut karena pada dasarnya media gambara merupakan kumpulan dari beberapa titik dan garis yang memvisualisasikan gambara sebuah benda atau seorang tokoh yang dapat memperjelas kita dalam memahami benda atau tokoh tersebut. Menurut I Made Tegeh, (2008) yang dimaksud media gambar dilihar dari pandangan media grafis adalah gambar gambar hasil lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian obyek dalam bentuk gambar dapat disajikan melalui bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuia dengan bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya. Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca dan memebrikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah : (1) menerjemahkan symbol verbal, (2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas. Dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin menegtahui tentang gamabar yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gamabar tersebut. Media gambar terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu : 1. Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto. Kelebihan media gambar diam :
a. Media gambar (foto) lebih konkret b. Dapat menunjukan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya. c. Pembuatannya mudah dan harganya murah. Kelemahan media gambar diam : a. Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar. b. Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi. Tujuan gambar diam adalah menimbulkan gairah belajar siswa, dan interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar dan dalam pembelajaran menarik. 2. Media gambar bergerak/vidio AECT ( Asosiation of Educatian and Comunycatian Teknologi) menyatakan bahwa media video termasuk kedalam teknologi audio visual dalam pengembangan pembelajaran. Teknologi audio visual merupakan salah satu komponen yang ada selain teknologi cetak,teknologi berbasis computer dan multimedia. Media video adalah media yang menggambarkan suatu objek bergerak yang digbungkan dengan suara (arsyad,2009), dan dapat diatur percepatan geraknya. Isi pesan audio visual dapat disimpan dalam berbagai bentuk, mialnya CD sehingga memungkinkan untuk dioperasiakn dengan video player computer yang dilengkapi dengan elektronik projector. Kelebihan media gambar bergerak/vidio American Hospital Associationpada 1978 dalam Belawati 2003, mengungkapakan kelebihan media video antara lain: 1. Bermanfaat untuk menggambarkan gerakan, keterkaitan dan memberikan pengaruh terhadap topic yang dibahas. 2. Dapat diputar ulang 3. Dapat dimasukkan teknil lain, seperti animasi 4. Dapat dikombinasikan antara gamgar diam dan gambr gerak Kelemahan Media gambar/Video Anderson dalam Gafar menyampaikan kelemahan gambar/ video antara lain : 1. Peralatan video yang akan dugunakan harus tersedia dikelas sebelumnya 2. Penyusunan naskah scenario perlu waktu dan membutuhkan keahlian 3. Biaya produksi media video sangat mahal
4. Membutuhkan layar atau prijektor yang memadai 5. Perubahan yang pesat dalam teknologi informari dan komunikasi menyabapkan keterbatasan system video menjadi masalah yang berkelanjutan.
E. IPS Definis Pendidikan IPS Menurut Para Ahli Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. Numan Soemantri IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna. Keller C. R, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu paduan dari pada sejumlah ilmu- ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan/disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan kemasyarakatan. Prof Numan Soemantri menyatakan Istilah pendidikan IPS digunakan pada tingkat perguruan tinggi sebagi sub disiplin ilmu atau cabang dari disiplin ilmu tetapi belum dikenal secara baik. Dalam istilah asing untuk Pendidikan IPS istilah yang sering digunakan adalah Sosial Studies, Sosial Education, Sosial Studies Education, Sosial Science Education, Citizenship Education, Studies of Society and Environment. IPS sebagai salah satu bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas yaitu meliputi gejal-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan manusia masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan masyarakat. Dari gejala dan masalah sosial yang ditelaah, dianalisis faktor-faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya. Maka IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisa, gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Dengan demikian tidak ada beda atau apa yang diistilahkan sebagai studi sosial di negara-negara yang berbahasa Inggris itu sama dengaan IPS di negara kita. Oleh karena itu sifat IPS sama dengan studi sosial, yaitu praktis, interdisipliner, dan diajarkan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
F. KOPERASI Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1967). Dalam Pasal 1 No. UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, menegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pengertian koperasi juga dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi berasal dari bahasa Latin "coopere", yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Terminologi koperasi yang mempunyai arti "kerja sama", atau paling tidak mengandung makna kerja sama. Berikut ini Pengertian Koperasi yang diutarakan oleh menurut para ahli: Pengertian Koperasi Menurut International Labour Organization (ILO): Cooperative defined as an association of person usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common economic end through the formation of a democratically controlled business organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking. Pengertian Koperasi Menurut Arifinal Chaniago: Koperasi adalah suatu perkumpulan beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Pengertian Koperasi Menurut P.J.V. Dooren: Koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang, akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan-badan hukum (corporate). Pengertian Koperasi Menurut Moh. Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan prinsip seorang buat semua dan semua buat seorang. Pengertian Koperasi Menurut UU No. 25 1992: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang beradasarkan atas azas kekeluargaan. Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN 1. Subjek Subjek penelitian pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah berjumlah 20 orang yang terdiri dari 12 orang perempuan dan 8 laki-laki. 2. Tempat Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Inpres Tanah Merah terletak di Desa Nulle, Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan. 3. Waktu penelitian Jadwal pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Hari Senin, 13 Januari 2014, pukul 07.30 08.40 wita, Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I. b. Hari Senin, 20 Januari 2014 pukul 07.30 08.40 wita, Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II. Mata Pelajaran Mata pelajaran yang dijadikan sebagai objek pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah mata pelajaran IPS materi Koperasi yang merupakan salah satu pelajaran eksakta yang dipilih oleh peneliti.
B. DEKRIPSI PERSIKLUS Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan tahapan : a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan, d) refleksi penelitian tersebut dilaksanakan pada awal Januari semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Gambar 1 Bagan Rencana Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan Perencanaan Pengamatan Siklus 1 Refleksi Pelaksanaan Siklus 2 perencanaan Pengamatan Refleksi 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menyiapkan instrumen penelitian siklus I, sesuai dengan materi yang akan diteliti, yang terdiri dari : 1. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus I. 2. Buku paket IPS kelas IV. 3. Media Gambar. 4. Lembar kerja Siswa (LKS) siklus I. 5. Lembar observasi / lembar pengamatan siklus I. 6. Soal tes akhir sebagai bahan evaluasi pada akhir siklus I.
b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini diawali dengan : 1. Pendahuluan ( 10 menit ). Apersepsi : - Memberi salam dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri - Sampaikan materi. - Memberikan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan . - Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti ( 50 menit). Eksplorasi - Siswa diajak untuk memperhatikan penjelasan materi yang akan diajarkan sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar. - Guru meminta siswa duduk dalam kelompok.. - Guru membagikan LKS kepada siswa. Elaborasi - Siswa mengerjakan soal latihan secara berkelompok. - Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. - Siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. - Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.
Konfirmasi - Memberi pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa - Guru dan siswa melakukan tanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberi penguatan dan penyimpulan - Guru melakukan refleksi. - Siswa mencatat Pekerjaan Rumah. c. Pengamatan/ pengumpulan data Observasi dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung melalui lembar pengamatan untuk mencatat semua temuan yang terjadi. Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data atau nilai yang diperoleh siswa melalui soal uji kompetensi pada akhir siklus 1 d. Refleksi Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan hasil evaluasi berupa nilai hasil belajar mata pelajaran IPS materi koperasi pada akhir siklus I dan peneliti pun mengumpulkan catatan hasil pengamatan supervisor sebagai bahan refleksi. Disini peneliti mengkaji dan menganalisis semua temuan dalam tindakan yang dilakukan dan mengupayakan perbaikan pada siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menyiapkan instrumen peneliti siklus II, sesuai dengan materi yang akan diteliti, yang terdiri dari : 1. Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus II. 2. Buku paket IPS kelas V. 3. Media Gambar. 4. Lembar Kerja Siswa (LKS). 5. Lembar observasi / lembar pengamatan siklus II. 6. Soal tes akhir sebagai bahan evaluasi pada akhir siklus II.
b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini diawali dengan : 1. Pendahuluan ( 10 menit ). Apersepsi : - memberi salam dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri - Sampaikan materi. - Memberikan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan . - Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti ( 50 menit). Eksplorasi - Siswa diajak untuk memperhatikan penjelasan materi yang akan diajarkan sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar. - Guru meminta siswa duduk dalam kelompok.. - Guru membagikan LKS kepada siswa. Elaborasi - Siswa mengerjakan soal latihan secara berkelompok. - Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. - Siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. - Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa. Konfirmasi - Memberi pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa - Guru dan siswa melakukan tanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberi penguatan dan penyimpulan - Guru melakukan refleksi. - Siswa mencatat Pekerjaan Rumah. 3. Kegiatan Akhir (5 menit) 1. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2. Mengadakan uji kompetensi secara individual.
c. Pengamatan/ pengumpulan data Observasi dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung melalui lembar pengamatan untuk mencatat semua temuan yang terjadi. Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data atau nilai yang diperoleh siswa melalui soal uji kompetensi pada akhir siklus II. d. Refleksi Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan hasil evaluasi berupa nilai hasil belajar mata pelajaran IPS materi koperasi pada akhir siklus I dan peneliti pun mengumpulkan catatan hasil pengamatan supervisor sebagai bahan refleksi. Disini peneliti mengkaji dan menganalisis semua temuan dalam tindakan yang dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa di akhir siklus II apa sudah tercapai ketuntasan atau belum.
C. TEKNIK ANALISIS DATA Analisis data dilakukan dengan cara perbandingan proses pembelajaran perilaku siswa dan hasil belajaran siswa pada tiap siklus. Dengan cara ini akan diketahui tahapan akan peningkatan yang terjadi sebagai hasil dari penerapan tindakan. Pada bagian akhir dilakukan perbandingan dengan teori yang dituliskan pada kajian pustaka untuk mengungkapkan makna hasil tindakan. Data kuantitatif meliputi rata-rata dan prestasi. Data kuantitatif diolah secara kualitatif dengan cara member makna pada kelompok data yang diperoleh.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSIKAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran siklus I melalui penggunaan media gambar pada mata pelajaran IPS materi Koperasi hasil belajar siswa masih dikatakan rendah walaupun sudah ada peningkatan, Masih terlihat bahwa ada siswa yang tidak mau berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Hasil evaluasi berupa pekerjaan siswa pada akhir siklus I, dan hasil catatan pengamatan dari supervisor dapat dilihat secara lengkap pada tabel berikut : Tabel 1 Nilai hasil belajar siswa siklus I materi Koperasi pada siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah No. Nama Siswa Nilai Siklus 1 Keterangan 1. Alesia Dosantos 40 Tidak Tuntas 2. Agnes Nunes 60 Tuntas 3. Apnandi Haekase 40 Tidak Tuntas 4. Catri Selan 80 Tuntas 5. Celestino Dacosta 60 Tuntas 6. Dominggus Ximenes 40 Tidak Tuntas 7. Dina Taopan 40 Tidak Tuntas 8. Delfi Noe 40 Tidak Tuntas 9. Evita Sequera 60 Tuntas 10. Henderina Bollu 40 Tidak Tuntas
11. Hendra Selan 60 Tuntas 12. Joaneri Dasilva 40 Tidak Tuntas 13. Juni Bansae 60 Tuntas 14. Krismelto Nabuasa 40 Tidak Tuntas 15. Luis Safier 60 Tuntas 16. Lasarus Nabunome 40 Tidak Tuntas 17. Melisa Talan 40 Tidak Tuntas 18. Marsela Faot 80 Tuntas 19. Mira Tefa 40 Tidak Tuntas 20. Marlon Faot 40 Tidak Tuntas Jumlah 1000 Rata-rata 50,00
Sedangkan hasil pengamatan supervisor terhadap proses perbaikan pembelajaran pada perilaku peneliti dalam penggunaan media gambar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Hasil Pengamatan Supervisor Pada Siklus I. No Perilaku Peneliti Ada Tidak Komentar Supervisor 1 Menjelaskan Tujuan 2 Penggunaan Metode Monoton, perlu bervariasi 3 Penggunaan Media Diharapkan semua siswa terlibat langsung dalam penggunaan media pembelajaran 4 Memberikan Soal Latihan Soal latihan harus diperbanyak 5 Mengadakan Evaluasi 6 Soal soal Evaluasi sesuai
7 Pekerjaan siswa dinilai
8 Pengelolaan Kelas Diharapkan dapat mengontrol semua kelompok belajar 9 Membuat kesimpulan 10 Pemberian tugas Sebaiknya soal PR guru yang menyiapkan dengan batasan nomor soal jangan siswa yang mencari soal dan menjawab tanpa membatasi jumlah soal 11 Lain lain Media pembelajarannya diperbanyak
Berikut hasil pengamatan terhadap perilaku belajar siswa dalam mengikuti proses perbaikan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran poster atau gambar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa Pada Siklus I No Perilaku siswa yang diamati SIKLUS I 1 2 3 4 5 1 Respon siswa terhadap proses pembelajaran Antusias siswa terhadap penjelasan guru
Kerjasama siswa dalam kelompok
Merasa bertanggung jawab dalam kelompok
Mampu mengemukakan pendapat
Menghargai pendapat teman
Menjaga ketertiban berdiskusi
2 Pemahaman konsep
Mampu menggunakan media pemelajaran
Mampu menyelesaikan soal pada saat diskusi
3 Mengkoordinasikan soal dalam bentuk pemecahan masalah
Mampu menyelesaikan soal latihan Mampu menyelesaikan soal evaluasi Mampu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari hari
Mampu menarik kesimpulan 1= kurang sekali, 2= kurang baik, 3= baik, 4= baik sekali, 5 = sangat baik.
2. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II Hasil penelitian pembelajaran pada siklus II melalui penggunaan media Gambar pada mata pelajaran IPS materi koperasi sudah dikatakan bahwa hasil belajar siswa memuaskan, disebabkan karena pada perbaikan pembelajaran siswa diharuskan untuk belajar melakukan, menentukan, memahami, dan menarik kesimpulan sesuai dengan pemahaman siswa sendiri, berdasarkan apa yang siswa lakukan dengan terlepas dari bimbingan peneliti, sehingga materi IPS yang di pelajari siswa tidak muda untuk-dilupakan, berdampak positif pada hasil belajar siswa, disertai dengan hasil pengamatan dari supervisor maka data hasil nilai siklus II mata pelajaran IPS materi koperasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Nilai Hasil Belajar Siklus II Materi Koperasi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Tanah Merah No. Nama Siswa Nilai Siklus 1I Keterangan 1. Alesia Dosantos 80 Tuntas 2. Agnes Nunes 80 Tuntas 3. Apnandi Haekase 80 Tuntas 4. Catri Selan 100 Tuntas 5. Celestino Dacosta 80 Tuntas 6. Dominggus Ximenes 60 Tuntas 7. Dina Taopan 60 Tuntas 8. Delfi Noe 60 Tuntas 9. Evita Sequera 80 Tuntas 10. Henderina Bollu 60 Tuntas 11. Hendra Selan 80 Tuntas 12. Joaneri Dasilva 60 Tuntas 13. Juni Bansae 80 Tuntas 14. Krismelto Nabuasa 60 Tuntas 15. Luis Safier 80 Tuntas 16. Lasarus Nabunome 60 Tuntas 17. Melisa Talan 60 Tuntas 18. Marsela Faot 100 Tuntas 19. Mira Tefa 60 Tuntas 20. Marlon Faot 60 Tuntas Jumlah 1.440 Rata-rata 72,00
Sedangkan hasil pengamatan supervisor terhadap proses perbaikan pembelajaran Siklus II pada perilaku peneliti dalam penggunaan media pembelajaran poster atau gambar dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel 5 Hasil Pengamatan Supervisor pada siklus II. No Perilaku Peneliti Ada Tidak Komentar Supervisor 1 Menjelaskan Tujuan 2 Penggunaan Metode 3 Penggunaan Media Siswa sudah terlibat dalam menggunakan media pembelajaran 4 Memberikan Soal Latihan 5 Mengadakan Evaluasi 6 Soal soal Evaluasi sesuai 7 Pekerjaan siswa dinilai 8 Pengelolaan Kelas Semua siswa sudah terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran pada diskusi kelompok.
9 Membuat kesimpulan 10 Pemberian tugas 11 Lain lain Media pembelajarannya diperbanyak
Berikut hasil pengamatan terhadap perilaku belajar siswa dalam mengikuti proses perbaikan pembelajaran Siklus II melalui penggunaan media pembelajaran poster atau gambar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6 Lembar Pengamatan Perilaku Belajar Siswa Pada siklus II No Perilaku siswa yang diamati SIKLUS II 1 2 3 4 5 1 Respon siswa terhadap proses pembelajaran Antusias siswa terhadap penjelasan guru
Kerjasama siswa dalam kelompok
Merasa bertanggung jawab dalam kelompok
Mampu mengemukakan pendapat
Menghargai pendapat teman
Menjaga ketertiban berdiskusi
2 Pemahaman konsep
Mampu menggunakan media pemelajaran
Mampu menyelesaikan soal pada saat diskusi
3 Mengkoordinasikan soal dalam bentuk pemecahan masalah
Mampu menyelesaikan soal latihan Mampu menyelesaikan soal evaluasi Mampu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari hari
Mampu menarik kesimpulan 1= kurang sekali, 2= kurang baik, 3= baik, 4= baik sekali, 5 = sangat baik
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 1. Pembahasan hasil penelitian siklus I dan siklus II Pembahasan hasil belajar siklus I dan hasil belajar siklus II setelah peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui penggunaan media gambar, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7 Perbandingan Nilai Siklus II terhadap Nilai Siklus I Materi Koperasi pada siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah No. Nama Siswa Nilai Siklus I Nilai Siklus II Keterangan 1. Alesia Dosantos 40 80 Meningkat 2. Agnes Nunes 60 80 Meningkat 3. Apnandi Haekase 40 80 Meningkat 4. Catri Selan 80 100 Meningkat 5. Celestino Dacosta 60 80 Meningkat 6. Dominggus Ximenes 40 60 Meningkat 7. Dina Taopan 40 60 Meningkat 8. Delfi Noe 40 60 Meningkat 9. Evita Sequera 60 80 Meningkat 10. Henderina Bollu 40 60 Meningkat 11. Hendra Selan 60 80 Meningkat 12. Joaneri Dasilva 40 60 Meningkat 13. Juni Bansae 60 80 Meningkat 14. Krismelto Nabuasa 40 60 Meningkat 15. Luis Safier 60 80 Meningkat 16. Lasarus Nabunome 40 60 Meningkat 17. Melisa Talan 40 60 Meningkat 18. Marsela Faot 80 100 Meningkat 19. Mira Tefa 40 60 Meningkat 20. Marlon Faot 40 60 Meningkat Jumlah 1000 1.440 Rata-rata 50,00 72,00
Berdasarkan hasil pembahasan dalam bentuk tabel yang disajikan pada tabel 7 maka dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Rata rata hasil belajar siklus I jika dibandingkan dengan rata rata hasil belajar siklus II ternyata sudah ada peningkatan yaitu dari 40 meningkat menjadi 08. 2. Dari 20 orang siswa pada siklus I setelah peneliti menggunakan media gambar, jumlah siswa yang tuntas ternyata meningkat dari 12 orang siswa sedangkan 8 orang siswa lainnya memperoleh nilai tidak tuntas. Pada siklus II semua siswa sudah tuntas. Dengan kata lain pada siklus I persentase ketuntasan 58,45% dan pada siklus II meningkat menjadi 100 %.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelummya maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan media Gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah Tahun pelajaran 2013 / 2014. 2. Penggunaan media Gambar dapat meningkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS materi Koperasi pada siswa kelas IV SD Inpres Tanah Merah Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
B. SARAN 1. Bagi Guru a. Guru harus mampu menyiapkan diri berupa penguasaan materi. b. Guru harus bisa menggunakan metode mengajar yang bervariasi sehingga tidak membosankan siswa. c. Pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan materi pembelajaran. d. Guru harus mampu menyiapkan media pembelajaran. e. Guru harus mampu mengelola kelas. 2. Bagi Siswa. a. Diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas dalam pembelajaran. b. Diharapkan siswa termotifasi dalam meningkatkan pembelajaran. c. Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan belajar sehingga hasil belajar siswa dapat menunjukan suatu prestasi. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah harus menyiapkan media pembelajaran agar dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar b. Membangun komunikasi yang baik antara guru dan orang tua agar dapat memenatau perkembangan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Gagne, dalam Ratna Wilis D. (1989). Teori Teori belajar : Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Dalam Winataputra, H. Udin. S. Dkk. (Ed). Strategi belajar mengajar (hal. 2.3-2.6). Jakarta : Universitas Terbuka. http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html http://id.shvoong.com/social-sciences/ecucation/2046047-pengertian-definisi-hasil-belajar- http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media-pembelajaran.html http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/ Ischak, dkk. (2005). Materi Pokok Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka . Sulaiman, R & Riyana, C. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Susilaningsih Endang, Imbong Linda S.2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT JePe Pres Media Utama ( Jawa Pos Group ). Sri Anitah W, dkk (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Buku Materi Pokok PDGK 4105.