Anda di halaman 1dari 35

DEPARTEMEN IKA

RSMH
PALEMBANG
ASFIKSIA PERINATAL Kode ICD : P 21.9
No Dokumen No Rev! : 2 H"#"m"n : 1$%
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# Rev! :
1 A(u!'u! 2)12
D'e'"*k"n o#e+,
Ke'u" Dv! Neon"'o#o(
d&. He&m"n Be&m"-, S*.A.K/
De0n! Kegagalan bernapas spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga
terjadinya gangguan pertukaran gas ( O2 dan CO2 ) yang
mengakibatkan bayi baru lahir mengalami hipoksia, hiperkarbia dan
asidosis metabolik
E'o#o( 1. Faktor ibu: diabetes mellitus, hipertensi dalam kehamilan, hipertensi
kronik, anemia, perdarahan antepartum, ineksi sistemik, gagal
jantung, gagal ginjal, polihidramnion, oligohidramnion.
2. Faktor persalinan: persalinan dengan tindakan, korioamnionitis,
kelainan letak, partus lama, ketuban pe!ah dini, inersia uteri, air
ketuban ber!ampur mekoneum, penggunaan anestesi umum,
penggunaan narkotik "# jam sebelum persalinan.
$. Faktor janin: prematuritas, postmaturitas, malormasi janin, gerakan
janin berkurang, bradikardi janin, prolaps tali pusat, trauma lahir, dan
sebagainya.
P"'o(ene!! %angguan pertukaran O2 dan CO2 hipoksia dan hiperkarbia
asidosis metabolik, hipoglikemia, syok, ensealopati hipoksik iskemik,
gagal ginjal, gagal jantung dan edema otak deisit neurologik,
kemunduran intelektual, kematian.
An"mne!! Faktor resiko ( etiologi ) perkiraan asiksia.
&i'ayat persalinan lahir langsung menangis ( bernapas spontan )
atau tidak.
Peme&k!""n F!k (inilai appearance ('arna kulit), pulse (denyut jantung), grimace (mimik
'ajah), activity (tonus otot), respiratory effort (usaha naas) pada menit 1
dan ), kalau perlu setiap ) menit sampai menit 2* sesuai dengan kondisi
bayi.
+enilaian bersamaan dengan langkah,langkah resusitasi. -ambil
melakukan resusitasi, menilai .+%.& 1 menit, ) menit, dan 1* menit.
-etelah selesai resusitasi, dilanjutkan dengan pera'atan pas!a
resusitasi, dipantau ungsi /ital (nadi, pernaasan, kesadaran), men!ari
komplikasi dan penyakit penyerta serta pemeriksaaan isik lengkap.
K&'e&" D"(no!! 1. 0ilai .+%.& * 1 $ pada menit ke )
2. .sidosis metabolik atau !ampuran ( p2 darah arteri umbikalsis 3 4 )
$. 5aniestasi neurologik ( kejang, hipotoni, koma, esealopatia hipoksik
iskemik )
1
Peme&k!""n
Penun1"n(
%lukosa darah, hemoglobin, leukosit, di. !ount, serta pemeriksaan lain
atas indikasi (oto thoraks, 6C%,7-%).
T"'"#"k!"n" -ebelum melakukan langkah a'al resusitasi lakukan penilaian a'al:
1. .pakah !ukup bulan 8
2. .pakah bernapas atau menagis 8
$. .pakah tonus otot baik 8
9ila ada ja'aban :'d"k: dari ke tiga pertanyaan ini maka langkah a'al
resusitasi harus dimulai, sedangkan bila semua ja'aban :2": maka bayi
tersebut hanya dilakukan pera'atan rutin saja (jaga kehangatan,
bersihkan jalan napas dan keringkan).
A. L"n(k"+ A-"# Re!u!'"!
;etakkan bayi di meja resusitasi dengan alat peman!ar panas,
letakkan pada posisi yang benar, lakukan penghisapan (bila perlu),
keringkan, rangsangan taktil, reposisi dan nilai: pernapasan rekuensi
jantung dan 'arna kulit.
B. 3en'#"! Tek"n"n Po!'* . 3TP /
<entilasi tekanan positip dapat diberikan dengan balon resusitasi dan
sungkup atau dengan balon resusitasi dan intubasi endotrakheal
(6==).
1. Indk"! :
9ila bayi apnu>megap,megap atau bernapas tetapi rekuensi
jantung 31** kali permenit atau sianosis sentral menetap meskipun
diberikan oksigen aliran bebas sampai 1** ?
2. F&ekuen! :
;akukan /entilasi dengan rekuensi #*,@* kali per menit selama $*
detik dengan oksigen 21 , 1**? ( pada bayi !ukup bulan dimulai
dengan oksigen 21 ? dan pada bayi preterm dimulai dengan
oksigen lebih dari 21 ? yang dapat ditingkatkan sampai dengan
target saturasi oksigen preduktal ter!apai ) , lalu nilai rekuensi
jantung :
F&ekuen! 4"n'un(: Tnd"k"n:
a. (i atas 1**............... 1. 9ila napas spontan dan saturasi
oksigen membaik, <=+ hentikan
bertahap.
2. 9ila tidak bernapas, atau megap,
megap lanjutkan <=+
!. (iantara @* dan 1**... 1. 5embaik, pasang pipa orogastrik dan
lanjutkan <=+
2. =idak membaik, e/aluasi <=+ yang
telah dilakukan ( posisi, perlekatan
sungkup, jalan napas bersih, mulut
2
terbuka, tekanan pada balon ), per
timbangkan intubasi dan lanjutkan
lanjutkan
b. (i ba'ah @*.............. 1. ;anjutkan <=+
2. 5ulai kompresi dada
C. Kom*&e! D"d"
1. Indk"!:
Frekuensi jantung 3 @* kali per menit setelah $* detik mendapat
<=+ dengan oksigen 1**?.
2. F&ekuen!:
Kompresi dada dilakukan selama $* detik. -etiap 2 detik dilakukan
$ kali kompresi dada dan 1 kali <=+ ( selama $* detik dilakukan
#) kali kompresi dada dan 1) kali <=+ detik).
5. Ev"#u"!:
-etelah $* detik melakukan tindakan kompresi dada dan /entilasi,
periksa rekuensi jantung atau nadi. 9ila rekuensi jantung:
a. Kurang dari @* kali per menit : lanjutkan tindakan kompresi
dada dan /entilasi dan
pemberian epinerin.
b. @* kali per menit atau lebih : hentikan tindakan penekanan
dada tetapi lanjutkan /entilasi
dengan oksigen 1**?.
D. In'u6"! Endo'&"k+e"#
1. Indk"! :
a. 9ila !airan amnion ber!ampur mekoneum dan bayi mengalami
depresi napas, tonus otot jelek atau denyut jantung 3 1** kali
permenit maka intubasi dilakukan pada kesempatan pertama
( perlu elakukan penghisapan melalui trakhea untuk mengeluar
kan mekoneum), sebelum memulai tindakan resusitasi yang
lain.
b. 9ila <=+ dengan balon dan sungkup tidak eekti (tidak
mengembangkan dada) atau memaksimalkan eisiensi <=+,
membutuhkan pemberian <=+ agak lama, di!urigai ada hernia
diaragmatika, pemberian suraktan dan bayi berat amat sangat
rendah (berat lahir kurang dari 1.*** gram).
9ila diperlukan kompresi dada, intubasi memudahkan koordinasi
kompresi dada dan <=+.
E. 76"'8o6"'"n
Obat,obatan baru diperlukan pada resusitasi neonatus bila tidak
3
memberikan respon dengan pemberian <=+ yang adekuat dengan
oksigen 1** ? dan kompresi dada.
1. E*ne0&n
a. Andikasi:
- Frekuensi jantung tetap di ba'ah @* kali per menit 'alaupun
telah dilakukan paling sedikit $* detik /entilasi adekuat dengan
oksigen 1**? dan penekanan dada.
- Frekuensi jantung nol. 9ila detak jantung tidak dapat dideteksi,
epinerin harus diberikan segera pada saat yang sama dengan
<=+ dan penekanan dada dimulai.
b. +emberian:
(osis *,1,*,$ ml>kg99 epinerin 1:1*.*** intra/ena atau *,$,1
ml>kg99 melalui 6==, dapat diulang setiap $,) menit bila rekuensi
jantung kurang dari @* kali per menit.
2. C"&"n *en"m6"+ vo#ume d"&"+
9ila bayi tidak memberikan respon terhadap resusitasi dan ada bukti
kehilangan darah maka indikasi pemberian !airan penambah /olume
darah, yaitu garam isiologis atau ringer laktat dengan dosis 1*
ml>kg99.
5. N"#ok!on
9ila ibu mendapat morphin atau petidin dalam 'aktu # jam terakhir
dan tidak ada usaha napas, tetapi rekuensi jantung dan kulit normal
langsung diberikan 0alokson *,1 mg>kg99 intra/ena melalui /ena
umbilikalis atau pipa endotrakeal.
o Angatlah, 'alaupun didapatkan rekuensi jantung nol, penekanan dan
/entilasi harus dilanjutkan sampai diambil keputusan medik untuk
menghentikan tindakan resusitasi.
Re!u!'"! d+en'k"n 6#" !emu" #"n(k"+ d#"kuk"n den("n 6"k
!e#"m" 1% men' 0&ekuen! 1"n'un( 'e'"* no#.
Tnd"k L"n1u'
Obser/asi tanda,tanda /ital.
.'asi komplikasi: hipoglikemia (jittery, iritabel hipotonia, muntah,
sianosis), asidosis metabolik (pernapasan !epat dan dalam),
hipokalsemia (iritabel, kejang, tremor), ineksi, gagal ginjal, edema
otak dan distres pernapasan. 9ila ditemui tatalaksana sesuai dengan
standar proesinya.
9ila mendapat A<F(, pada asiksia berat dilakukan retriksi !airan (B
kebutuhan).
Cari penyakit penyerta>penyebab.
Indk"! R"-"' -emua asiksia perinatal.
Indk"! Pu#"n( =idak sesak, dengan rekuensi napas #*,@* kali per menit. =idak ada
tanda,tanda ineksi, penyakit penyerta dan komplikasi telah teratasi dan
bisa minum se!ara adekuat.
Eduk"! +enjelasan mengenai komplikasi jangka panjang dan jangka pendek dari
asiksia perinatal.
4
+enjelasan mengenai aktor risiko asiksia neonatorum.
Kom*#k"! .sidosis metabolik, hipoglikemia, hipokalsemia, ensealopati hipoksik
iskemik, gagal jantung, gagal ginjal, serta deisit neurologik.
P&o(no!! .siksia berat menyebabkan kematian C 2*?. Dang hidup, dapat normal
atau dengan sequele berupa: gangguan intelektual dan deisit
neurologis.
Ke*u!'"k""n 1. .meri!an 2eart .sso!iation and .mer!an .!ademy o +ediatri!.
=eEtbook o neonatal resus!itation. Katt'inkel F, penyunting. 6disi
ke @, 2**@.
2. &ehan K<, +hibbs &2. (eli/ery room management. (alam :
5a!(onald 5%, -eshia 5K, 5ullett 5(, penyunting. ./eryGs
0eonatology, pathopysiology H management o the ne'born. 6disi
ke @. +hiladelphia : ;ippin!ot Iilliam H Iilkin, 2**)J $*2, 2@.
$. +erinatal asphyEia. (alam: %omella =;, Cunningham 5(, 6yal F%,
Kenk K6, penyunting. 0eonatology, management, pro!edur, on,!all
problem, desease, and drug. 6disi ke @. 0e' Dork: ;ange 5!%ra'
2ill, 2**LJ@2#,$@.
#. %oldsmith F+. (eli/ery room resus!itaion o the ne'born. (alam :
5artin &F, Fanaro .., Ialsh 5C, penyunting. Fanaro and
5artinGs 0eonatal,perinatal medi!ine. 6disi ke L. 5issouri: 6lse/ier,
2*11J##L,4#
). +apile ;., .d!o!k ;5. +erinatal .sphyEia. (alam : Cloherty F+,
6i!hen'ald 6C, -tark .&, penyunting. 5anual o 0eonatal !are.
6disi ke @. +hiladelphia : ;ippin!ott Iilliam H Iilkins, 2**MJ )1M,2M.
DEPARTEMEN IKA
RSMH
BA9I BERAT LAHIR RENDAH Kode ICD : P ):.1
5
PALEMBANG No Dokumen No Rev! : 2 H"#"m"n:1$;
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# Rev! :
1 A(u!'u! 2)12
D'e'"*k"n o#e+,
Ke'u" Dv! Neon"'o#o(
d&. He&m"n Be&m"- S*A.K/
De0n!
9ayi berat lahir rendah (99;&) adalah bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2.)** gram tanpa memandang masa gestasi.
9erat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir.
E'o#o( a. Faktor Abu :
2ipertensi (esensial, renal, kehamilan), kelainan kardio/askuler
(diabetes mellitus, kelainan jantung, kelainan ginjal), perokok dan
alkoholisme, ke!anduan obat, malnutrisi, kelainan uterus
inkompetensi !er/iks, ineksi saluran kemih, ketuban pe!ah dini.
b. Faktor +lasenta :
Kelainan plasenta (insersi plasenta yang abnormal, ibrosis, inark),
abrupsio plasenta, plasenta pre/ia.
!. Faktor Fanin :
Aneksi (rubella, toksoplasma, !ytomegalo/irus), kelainan kromosom
(trisomi 1$, 1M dan 21, sindrom =urner), !a!at ba'aan, arteri
umbilikalis tunggal, polihidranmion, kehamilan kembar
P"'o(ene!!:
%angguan sirkulasi utero plasenta gangguan asupan nutrisi ke janin
99;&.
Ben'uk K#n!
.K#"!0k"!/
9erdasarkan berat lahir :
1. 9erat lahir kurang dari 1*** gr : bayi berat lahir amat sangat rendah
2. 9erat lahir kurang dari 1)** gr : bayi berat lahir sangat rendah
$. 9erat lahir kurang dari 2)** gr : bayi berat lahir rendah
9erdasarkan usia gestasi 99;& dibedakan :
1. 1. Kurang bulan : usia gestasi kurang dari $4 minggu.
2. Cukup bulan : usia gestasi N $4 minggu atau lebih.
9erdasarkan berat lahir dan usia gestasi maka 99;& dapat
diklasiikasikan menjadi:
1. -5K (sesuai masa kehamilan)
2. K5K (ke!il masa kehamilan)
$. atau 95K (besar masa kehamilan).
An"mne!! Keadaan ibu selama hamil (sesuai dengan aktor etiologi), usia gestasi.
Peme&k!""n 0!k +emeriksaan isis lengkap bayi baru lahir. +emeriksaan skor 9alard
untuk menilai usia gestasi, dan diplot pada kur/a ;ub!hen!o untuk
menilai kesesuaian berat lahir dengan usia gestasi.
K&'e&" D"(no!! 9erdasarkan berat lahir dan usia gestasi diklasiikasikan sesuai dengan
klasiikasi di atas.
6
D"(no!! - =imbang berat bayi
- =entukan masa gestasi (hari pertama haid terakhir, -kor 9allard)
- =entukan bayi sesuai masa kehamilan atau ke!il masa kehamilan
dengan menggunakan kur/e pertumbuhan dan perkembangan intra
uterin dari 9attalgia dan ;ub!hen!o
7sia gestasi 3$4 minggu prematuritas murni
7sia gestasi O$@ minggu dismatur
7sia gestasi 3$4 minggu dan berat lahir kurang untuk masa gestasi
tersebut gabungan keduanya
- Cari aktor penyebab>risiko yang mendasari
Peme&k!""n
Penun1"n(
%lukosa darah, hemoglobin, leukosit, di. !ount, serta pemeriksaan lain
atas indikasi (oto thoraks, 6C%,7-%).
T"'"#"k!"n" Andikasi ra'at:
- -emua bayi berat lahir kurang dari 1.)** gram
- 7sia gestasi "$) minggu
- 9ayi dengan komplikasi
+era'atan:
(ira'at dalam inkubator, jaga jangan sampai hipotermi, suhu bayi
$@,),$4,)
o
C
9ayi dengan distres pernapasan pengobatan lihat bab distres
pernapasan.
=entukan usia gestasi
9ayi 99 N1.)** gram tanpa asiksia dan tak ada tanda,tanda distres
pernapasan dira'at gabung
9ila bayi 31.)** gram, pindah ra'at bagian AK. dan beri .-A>;;5
9ayi,bayi K5K (Ke!il 5asa Kehamilan) diberi minum lebih dini (2 jam
setelah lahir)
+eriksa gula darah dengan dekstrostik bila ada tanda,tanda
hipoglikemia
Kebutuhan !airan setiap kg99>2# jam
2ari ke 1 : M* !!
2ari ke 2 : 1** !!
2ari ke $ : 12* !!
2ari ke # : 1$* !!
2ari ke ) : 1$) !!
2ari ke @ : 1#* !!
2ari ke 4 : 1)* !!
2ari ke M : 1@* !!
2ari ke L : 1@) !!
2ari ke 1* : 14* !!
2ari ke 11 : 14) !!
2ari ke 12 : 1M* !!
7
2ari ke 1$ : 1L* !!
2ari ke 1# : 2** !!
Fenis Cairan A<F( :
99 N2.*** gram : dekstrose 1*? )** !! P Ca glukonas 1*?
99 32.*** gram : dekstrose 4Q? )** !! P Ca glukonas 1*?
Kebutuhan Ca glukonas>hari : ) !! > kg 99
- 5ulai hari ke,$ baru ditambahkan 0aCl 1)? @ !!>kol dan KCl
sesuai kebutuhan.
- 2ari kedua diberi protein 1 gram>kg99>hari, dinaikkan perlahan,
lahan 1Q gram, 2 gram, 2Q gram, $ gram>kg99>hari.
- +ada bayi tanpa distres pernapan (&& 3@* E>menit) dapat langsung
diberi minum per oral dengan menghisap sendiri atau dengan
nasogastrik drip. 9ila bayi tidak mentolerir semua kebutuhan
peroral, maka diberikan sebanyak yang dapat ditoleransi
lambungnya dan sisanya diberikan dengan A<F(.
- +emberian minum tiap 2,$ jam pada bayi dengan 99 31.)** gram
se!ara sonde lambung, kemudian dilanjutkan dengan menghisap
langsung .-A dari ibu, se!ara bertahap 1 E>hari dilanjutkan 2,$
E>hari dan seterusnya akhirnya sampai penuh sampai bayi
dipulangkan.
- 9ayi dengan masa gestasi 3$2 minggu diberikan:
=heophilin per oral dosis a'al @ mg dan dilanjutkan 1,)
mg>kg99>kali tiap M jam sampai masa gestasi $# minggu.
=heophilin juga diberikan pada bayi dengan masa gestasi $$ ,
$# minggu bila bayi tersebut apnu yang disertai bradikardia dan
sianosis. 9ila bayi belum bisa makan per oral dapat juga
diberikan aminophylin A< dosis a'al 4,M mg>kg99 dilanjutkan
dosis 2 mg>kg99 tiap M jam.
Tnd"k #"n1u' a. Obser/asi ketat tanda,tanda /ital dan kemampuan minum serta
pertambahan berat badan.
b. .'asi komplikasi yang mungkin timbul: hipotermia, hipoglikemia,
hipokalsemia, polisitemia, hiperbilirubinemia, perdarahan peri,intra
/entrikuler, perdarahan paru dan enterokolitis nekrotikan dan ineksi.
!. +astikan komplikasi yang di!urigai dengan pemeriksaan penunjang
- 7-% transontanela (perdarahan peri,intra /entrikuler)
- (ekstro sti!k (hipoglikemia)
- 2ematokrit (polisitemia)
- Kadar bilirubin
- (arah rutin dan C&+ (ineksi)
Indk"! Pu#"n( 9ayi sudah dapat minum se!ara adekuat sesuai dengan kebutuhan dan
tidak ada komplikasi.
Eduk"! +enjelasan mengenai komplikasi jangka panjang dan jangka pendek dari
99;& dan pera'tan metode kangguru.
Kom*#k"! 2ipotermia
8
2ipoglikemia
Aneksi
+erdarahan peri,intra/ekuler
6nterokolitis nekrotikan
P&o(no!!: +ada 99;& murni ( 99;& karena prematuritas ) prognosis semakin
buruk bila usia gestasi semakin muda.
Ke*u!'"k""n 1. +apageorgiou .., +elausa 6., Ko/a!s ;. =he eEtremely ;o',9irth,
Ieight inant. (alam: 5a!(onald 5%,5ullet 5(, -eshia 5, ./eryGs
0eonatology. +athophysiology H 5anagement o the 0e'born. 6disi
@, ;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J#)L,ML.
2. .nderson 5.-., 2ay I.I. Antrauterine gro'th restri!tion and the
small,or,gestational,age inant. (alam: 5a!(onald 5%,5ullet 5(,
-eshia 5, ./eryGs 0eonatology. +athophysiology H 5anagement o
the 0e'born. 6disi @, ;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J#L*,)22.
$. %rider (.;, &obinson =.;. 5anagement o the eEtremely ;o' 9irth
Ieight inant during the irst 'eek o lie. (alam: %omella =;,
Cunningham 5(,6yal F%, Kenk K6, 0eonatology. 6disi @, ;ange
5!%ra' 2ill, 2*11J1@$,4#.
#. &ao &. Antrauterine %ro'th &estri!tion (-mall or %estational .ge).
(alam: %omella =;, Cunningham 5(,6yal F%, Kenk K6,
0eonatology. 6disi @, ;ange 5!%ra' 2ill, 2*11J))M,@4.
). ;ee. K.%. Adentiying the high,risk ne'born and e/aluating
gestational age, prematurity, postmaturity, large,or,gestational,age,
and small,or,gestational,age inants. (alam: Cloherty F+,
6i!hen'ald 6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are. 6disi
@,;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**MJ#1,)M.
@. -te'art F.6., 5artin C.&., Foselo' 5.&. Follo',up !are o /ery lo'
birth 'eight inants. (alam: Cloherty F+, 6i!hen'ald 6C, -tark .&,
5anual o 0eonatal !are. 6disi @,;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**MJ
1)L,@$.
4. Kliegman &.5. Antrauterine %ro'th &estri!tion. (alam: Fanaro and
5artinGs 0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi L, 5osby 6lse/ier, 2**@J
241,$*@.
M. .meri!an 2eart .sso!iation and .mer!an .!ademy o +ediatri!.
=eEtbook o neonatal resus!itation. Katt'inkel F, penyunting. 6disi
ke @, 2**@.
9. Levene MI, Tudehope Di, Sinha S, ssential !eonatal Mediceine,
disi ", #lac$%ell &u'lishing, ())*.
9
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG
INFEKSI PADA NE7NAT<S Kode ICD : P 5=
No Dokumen No Rev! : 2 H"#"m"n : 1$%
D'e'"*k"n o#e+,
10
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# Rev! :
1 A(u!'u! 2)12
Ke'u" Dv! Pe&n"'o#o(
d&. He&m"n Be&m"- S*.A.K/
De0n!: -indroma klinis dari ineksi lokal > sistemik pada bayi yang terjadi
dalam bulan pertama kehidupan.
=ersangka ineksi adalah bila bayi baru lahir mempunyai aktor resiko >
predisposisi untuk ineksi adalah:
-uhu ibu N$M
o
C
;eukosit ibu N1).***>mm
$
.ir ketuban keruh dan bau busuk
Ketuban pe!ah N12 jam
+artus kasep
E'o#o(: 9akteri, /irus dan jamur. =ersering bakteri, jenis bakteri penyebab
ber/ariasi tergantung tempat dan 'aktu
P"'o(ene!!: Aneksi dapat terjadi intrauterine melalui sirkulasi darah ibu janin
mele'ati plasenta> korioamnionitis atau pada saat persalinan atau
paska lahir melalui kulit, saluran napas, konjungti/a, saluran !erna dan
umbilikus yang menjadi tempat kolonisasi kuman yang ada di sekitar,
yang dapat berlanjut menjadi ineksi lokal( omalitis, otalmia
neonatorum gonoroeka, bronkopneumonia ) maupun sistemik
( sepsis, meningitis ) karena in/asi mikroorganisme tersebut.
Ben'uk K#n! =ersangka ineksi, klinis sepsis, sepsis, meningitis, omalitis, otalmia
neonatorum gonoroeka
An"mne!! Faktor resiko atau aktor predisposisi ineksi ( suhu ibu N $M
o
C,
leukosit ibu N 1).***>mm
$
, air ketuban keruh H berbau busuk, ketubah
pe!ah N 12 jam, partus kasep ), pera'atan tali pusat, pemberian Ral
mata setelah melahirkan.
Peme&k!""n F!! >
Ge1"#" K#n!

=ergantung bentuk klinis ( ineksi lokal > sistemik ) :
1. 7m0"#'! : indurasi H eritema sekitar umbilikus, bau busuk kadang
kadang terdapat pus.
2. 70'"#m" neon"'o&um (ono&oek" : timbul umur 2 1 ) hari, pada
mata ditemukan edema kelopak mata, palpebra>konjungti/a merah
-ekret pus, banyak, bisa mengenai satu mata atau dua mata.
5. B&onko*neumon" : dispnu, takipnu, retraksi, merintih, sianosis,
/esikuler dapat normal atau menurun dan jarang ditemukan ronki.
#. G"!'&oen'e&'! : diare, muntah perut kembung dan tanda tanda
dehidrasi.
%. K#n! !e*!!, didapatkan gejala sepsis, namun tidak didukung hasil
pemeriksaan laboratorium. %ejala klinis sepsis terdiri atas:
a. %ejala umum: bayi tampak lemah, terdapat gangguan minum
yang disertai penurunan berat badan, keadaan umum memburuk
hipotermi>hipertermi
11
b. %ejala --+: letargi, iritabilitas, hiporeleks, tremor, kejang,
hipotoni>hipertoni, serangan apnea, gerak bola mata tidak
terkoordinasi.
!. %ejala pernapasan: dispnu, takipnu, apnu, dan sianosis
d. %ejala =%A: muntah, diare, meteorismus, hepatomegali
e. Kelainan kulit: purpura, eritema, pustula, sklerema
. Kelainan sirkulasi: pu!at>sianosis, takikardi>aritmia, hipotensi,
edema, dingin.
g. Kelainan hematologi: perdarahan, ikterus, purpura
?. Se*!! : gejala klinis sepsis ditambah lebih dari satu pemeriksaan
laboratorium yang positip ( lekosit 3 )***>mm$ atau N $#.***>mm$,
A>= ratio *,2 atau lebih, mikro ;6(N1) mm>jam, C&+ N Lmg>d; )
:. Menn('! : sepsis ditambah hasil pemeriksaan !airan serbrospinal
yang positip
K&'e&" D"(no!!: (itemukan gejala klinis atau gejala klinis ditambah dengan hasil
pemeriksaan penunjang yang positip.
1. 7m0"#'! : gejala klinis
2. 70'"#m" neon"'o&um (ono&oek" : gejala klinis P ditemukan diplo
kokus gram negatip intra H ekstraseluler di sekret mata
5. B&onko*neumon" : gejala klinis P gambaran iniltrat pada oto
thorak.
;. G"!'&oen'e&'! : gejala klinis
%.Te&!"n(k" n0ek! : bila bayi baru lahir mempunyai aktor resiko >
predisposisi untuk ineksi, yaitu : suhu ibu N$M
o
C, leukosit ibu
N 2).***>mm
$
, air ketuban keruh dan bau busuk, ketuban pe!ah
N 12 jam dan partus kasep
?. K#n! !e*!! : gejala klinis
:. Se*!! : gejala klinis P lebih dari 1 hasil pemeriksan laboratorium
yang positip atau kultur darah yang positip.
=. Menn('! : gejala klinis sepsis P hasil pmeriksan !airan serebrospi
nalis :
o =es +andy : P atau PP
o Fumlah sel : umur * s>d #M jam : N1**>mm
$
umur 2 s>d 4 hari : N)*>mm
$
umur N4 hari : N$2>mm
$
o (i. !ount : +50 meningkat, protein meningkat dan glukosa
menurun
Peme&k!""n Penun
4"n(
(arah : 2b, lekosit, di. !ount, trombosit, mikro ;6(, dan kultur dan
tes resisintesi
;C- : +rotein, sel di. !ount, penge!atan gram dan kultur
7rin : &utin dan kultur dan tes resistensi
7-% transontanela : terutama untuk melihat komplikasi meningitis
( /entrikulitis dan hidrosealus )
T"'"#"k!"n": 1. 7m0"#'!
12
9ersihkan tali pusat dengan alkohol 4* ? dan po/idon iodin
9eri .ntibiotika .mpisilin 1** mg >kg99>hari dan gentamisin
)mg>kg99>hari
2. 70'"#m" Neon"'o&um (ono&oek"
Asolasi, irigasi mata dengan ringer laktat, beri antibiotika !etriakson
dosis tunggal 2),)* mg>kg99 ( maksimal 12) mg ).
+roilaksis : -alep mata tetrasiklin diberikan segera pada semua
bayi baru lahir
5. B&onko*neumon"
a. +emberian !airan
S A<F( dekstrose 41>2 ? atau 1* ? P Ca glukonas sesuai degan
kebutuhan bayi
S 5ulai hari ke $ ditambahkan 0aCl $ ? sebanyak $* !!>kol
S 9ila ada tanda dehidrasi atasi dehidrasi
S 9ila ada asidosis berikan !airan dekstrose dan natrium bikarbo
nat ( # : 1 ) 9ila dapat diperiksa analisa gas darah, asidosis da
dikoreksi langsung dengan pemberian !airan 0atrium
9ikarbonat #,2 ? se!ara perlahan,lahan
S 9ila belum bisa makan per oral beri larutan asam amino
2,$ g>kg99>hari. 9ila sudah bisa minum per oral beri .-A atau
susu ormula
b. =erapi oksigen
!. .ntibiotika
S .mpisilin : 1** mg>kg99>hari
S %entamisin :
7mur 3 4 hari : 21>2 mg>kg99>1M jam bila 99 N 2*** gram
21>2 mg>kg99>2# jam bila 99 3 2*** gram
7mur 3 4 hari : 21>2 mg>kg99>12 jam bila 99 N 2*** gram
21>2 mg>kg99>2M jam bila 99 3 2*** gram
9ila tidak ada perbaikan dalam 2 hari, gentamisin diganti dengan
!etaRidim )*mg>kg99>hari dibagi 2 dosis
;. G"!'&oen'e&'!
". Pem6e&"n C"&"n:
S %6.( ringan,sedang
(iberikan A<F(.
S %6.( berat
(engan asidosis: dekstrose )? #M* !! P 9i!nat 4Q? 1*,2*!!
=anpa asidosis atau asidosis telah teratasi: dekstrose )? )**
!! P 0aCl $? sebanyak $* !!
Fumlah dan ke!epatan pemberian pada dehidrasi berat:
S # jam pertama 1** !!>kg99 atau 2) tetes>kg99>menit
(mikrodrip)
S 2* jam berikutnya 1)* !!>kg99 atau 4Q tetes>kg99>menit
6. 76"'8o6"'"n:
13
.ntibiotika : .mpisilin 1** mg>kg99>hari i/ dalam $,# dosis .
%entamisin 2Q mg>kg99>kali im tiap 12 jam, 1M jam
atau # jam tergantung umur dan berat badan bayi
.nti jamur : 0ystatin bila ada indikasi.
@. Mnum:
;angsung diberikan .-A begitu bayi dapat minum, bila bayi
mendapat +.-A di rumah diberikan susu yang sama dengan
pengen!eran setengah kemudian penuh.
%. Te&!"n(k" n0ek!
+ada bayi langsung diberikan .mpisilin 1** mg>kg99>hari i./.
dibagi 2 dosis dan %entamisin 2Q mg>kg99>1M jam i./, untuk ba
yi !ukup bulan dan 2Q mg>kg99>2# jam i./, untuk bayi kurang
bulan selama $,) hari.
9ila selama obser/asi ditemukan tanda ineksi baik klinis dan
laboratoris, antibiotika diganti dengan CetaRidime )* mg >kg 99
per hari, i./. dibagi 2 dosis
?. Se*!! d"n k#n! !e*!!
a. +emberian !airan sesuai dengan kebutuhan bayi.
b. =erapi oksigen bila diperlukan
!. .ntibiotik :
CetaRidime )* mg>kg99>hari dibagi dalam 2 dosis.
9ila di!urigai ineksi oleh karena stailokokkus maka diberikan
-ealosporin generasi ke,2, )* mg>kg99>hari dalam 2 kali
pemberian, bila tidak ada perbaikan klinis dalam #M jam atau
keadaan umum semakin memburuk, pertimbangkan pindah ke
antibiotika yang lebih poten, misalnya meropenem 2* mg>kg99
A<, tiap M jam atau sesuai dengan hasil tes resistensi.
.ntibiotika diberikan 4,1* hari (antibiotik dihentikan setelah klinis
membaik ) hari)
:. Menn('!
a. +emberian !airan sesuai dengan kebutuhan bayi.
b. =erapi oksigen bila diperlukan
!. .ntibiotik :
CetaRidime 1** mg>kg99>hari dibagi dalam 2 dosis.
9ila tidak ada perbaikan klinis dalam #M jam atau keadaan
umum semakin memburuk, pertimbangkan pindah ke
antibiotika yang lebih poten, misalnya meropenem #* mg>kg99
A<, tiap M jam atau sesuai dengan hasil tes resistensi.
.ntibiotika diberikan 21 hari
Tnd"k #"n1u' +emeriksaan 7-% transontanel dilakukan pada kasus sepsis
neonatorum dengan ke!urigaan meningitis dan meningitis. +ada
meningitis diulangi pada hari ke 4, 1# dan pada hari ke 21 untuk
14
melihat kemajuan pengobatan atau komplikasi meningitis berupa
/entrikulitis.
Eduk"!: +enjelasan mengenai aktor risiko ineksi dan penatalaksanaan serta
komplikasi.
Kom*#k"!
=ersangka ineksi, omalitis bronkopneumnia, sepsis meningitis
/entrikulitis.
P&o(no!! 9aik bila didiagnosis dan diterapi lebih a'al. 5ortalitas ),1*?. +ada
prematur dan 99;& mortalitas lebih tinggi.
Ke*u!'"k""n 1. -!helonka &.;., Freij 9. F., 5!Cra!ken %.2, 9a!terial and ungal
ine!tions. (alam: 5a!(onald 5%,5ullet 5(, -eshia 5, ./eryGs
0eonatology. +athophysiology H 5anagement o the 0e'born.
6disi @, ;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J12$),4$.
2. Freij 9.F., -e/er F.;. /iral and protoRoal ine!tions. <iral and
protoRoal ine!tions. (alam: 5a!(onald 5%,5ullet 5(, -eshia 5,
./eryGs 0eonatology. +athophysiology H 5anagemen to the
0e'born. 6disi @, ;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J124#,$)@.
$. .sril .minullah. -epsis pada bayi baru lahir. (alam: Kosim 5-,
Dunanto ., (e'i &, -arosa %A, 7sman .. 9uku .jar 0eonatologi.
6disi 1, 9adan +enerbit A(.A, 2**MJ14*,M4.
#. 0aglie &. Ane!tious (iseases. (alam: %omella =;, Cunningham
5(,6yal F%, Kenk K6, 0eonatology. 6disi ), ;ange 5!%ra' 2ill,
2**$J#$#,@M.
). +uopolo K.5. 9a!terial and ungal ine!tions. (alam: Cloherty F+,
6i!hen'ald 6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are. 6disi
@,;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**MJ24#,$**.
@. 6d'ards 5. -. +ostnatal ba!terial ine!tions. (alam: Fanaro and
5artinGs 0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi M, 5osby 6lse/ier,
2**@J4L1,M2L.
4. Levene MI, Tudehope Di, Sinha S, ssential !eonatal Mediceine,
disi ", #alc$%ell &u'lishing, ())*.
M. Klein F.O., 0iRet <. 9a!terial sepsis and meningitis. (alam:
&emington and Klein, Ane!tious (isease o the Fetus and
0e'born Anant. 6disi ), I9 -aunders Company, 2**1J222,4).
L. 9arnett 6.(., Klein F.O. 9a!terial ine!tions o the respiratory tra!t.
(alam: &emington and Klein, Ane!tious (isease o the Fetus and
0e'born Anant. 6disi ), I9 -aunders Company, 2**1J24@,L).
1*. OG&yan 5.;., 0ataro F.+., Cleary =.%., 5i!roorganisms
responsible or neonatal diarrhea. (alam: &emington and Klein,
Ane!tious (isease o the Fetus and 0e'born Anant. 6disi ), I9
-aunders Company, 2**1J$)L,#1M.
15
11. 6mbree F.6. gono!o!!al ine!tions. (alam: &emington and Klein,
Ane!tious (isease o the Fetus and 0e'born Anant. 6disi ), I9
-aunders Company, 2**1J)1@,2$.
(6+.&=6560 AK.
&-52 +.;659.0%
GAAAT NAPAS PADA NE7NAT<S
Kode AC( : + 22.*
0o (okumen 0o &e/isi : 2 2alaman : 1 > #
+anduan +raktek
Klinis
=anggal &e/isi :
14 0opember 2*11
(itetapkan oleh,
Ketua (i/isi +erinatologi
dr. 2erman 9erma'i, -p..(K)
16
B"'"!"n: Kumpulan dari 2 atau lebih gejala gangguan /entilasi paru yang
ditandai dengan rekuensi napas N @* kali>menitJ merintih pada 'aktu
ekspirasiJ retraksi interkostal, subkostal, supra,sternal, epigastriumJ
pernapasan !uping hidung dan sianosis.
E'o#o(: 1. %angguan traktus respiratorius: 2yaline 5embrane (isease (25(),
=ransient =a!hypnoe o the 0e'born (==0), ineksi (+neumonia),
-indrom .spirasi, 2ipoplasia +aru, 2ipertensi +ulmonal, Kelainan
Kongenital (Choanal .tresia, 2ernia (iaragmatika, +ierre &obin
-yndrome), +leural 6usion, Kelumpuhan syara renikus, dll
2. %angguan diluar traktus respiratorius: Kelainan jantung kongenital,
kelainan metabolik, darah dan --+
P"'o(ene!!:
2ipoksia dan hiperkarbia asidosis respiratorik asidosis metabolik
gangguan ungsi organ dengan segala akibatnya.
Ben'uk K#nk: =ransient =a!hypnoe o the 0e'born, +enyakit 5embran 2yalin,
+neumonia, -indroma .spirasi 5ekoneum, +neumothoraks, 2ernia
(iaragmatika, Kelumpuhan -yara Frenikus.
An"mne!!: 5asa gestasi, !ara persalinan, nilai .+%.&, air ketuban ber!ampur
mekoneum, aktor resiko atau aktor predisposisi ineksi ( suhu ibu N
$M
o
C, leukosit ibu N 1).***>mm
$
, air ketuban keruh H berbau busuk,
ketubah pe!ah N 12 jam, partus kasep ).
Peme&k!"n F!k >
Ge1"#" K#n!
=ergantung 9entuk Klinis :
1. T&"n!en' T"@+2*noe o0 '+e Ne-6o&n : dispnu, takipnu, retraksi,
merintih, sianosis, /esikuler normal
2. Pen2"k' Mem6&"n H2"#n : dispnu, takipnu, retraksi, merintih,
sianosis, /esikuler menurun dan tanda,tanda bayi kurang bulan.
5. B&onko*neumon" : dispnu, takipnu, retraksi, merintih, sianosis,
/esikuler dapat normal atau menurun dan jarang ditemukan ronki.
;. Snd&om" A!*&"! mekoneum : dispnu, takipnu, retraksi, merintih,
sianosis, /esikuler dapat normal atau menurun, me!oneum staining,
dada dapat tampak lebih !embung.
%. Pnemo'+o&"k! : dispnu, takipnu, retraksi, merintih, sianosis, /esiku
ler menurun, sela iga melebar dan dada tampak lebih !embung,
asimetris gerakan dinding dada.
?. He&n" D"0&"(m"'k" : dispnu, takipnu, retraksi, merintih, sianosis,
/esikuler menurun, dada tampak lebih !embung, perut skapoid,
dapat terdengar peristaltik usus pada thoraks.
:. Ke#um*u+"n S2"&"0 F&enku! : dispnu, takipnu, retraksi, merintih,
sianosis, /esikuler menurun dan sering ditemui palsi brakial +alsi
( arese>paralise 6rb )
K&'e&" D"(no!!: (itemukan gejala klinis atau gejala klinis ditambah dengan hasil
17
pemeriksaan penunjang yang positip.
1. T&"n!en' T"@+2*noe o0 '+e Ne-6o&n : gejala klinis P oto thorak
( hiper inlasi paru, peri hillar !uing, !airan dl isura interlobularis,
diaragma lebih datar, kardiomegali ringan )
2. Pen2"k' Mem6&"n H2"#n : gejala klinis P oto thorak ( iniltrat
retikulogranuler, air bron!hogram, batas jantung paru kabur, kollaps
seluruh paru )
5. B&onko*neumon" : gejala klinis P oto thorak (iniltrat tak spesiik )
;. Snd&om" A!*&"! Mekoneum : gejala klinis P oto =horak (
diaragma datar, sela iga lebar, ber!ak iniltrat kasar )
%. Pneumo'+o&"k : gejala klinis P oto thorak ( radiolusen dan kolaps
parsial atau total paru yang terkena, pergeseran mediastinum, pen
dataran diaragma ) P transiluminasi positip, terutama pada bayi
ke!il.
?. He&n" D"0&"(m"'k" : gejala klinis P oto thorak ( tampak
gambaran usus di rongga thorak )
:. F"&e!e S2"&"0 F&enku! : gejala klinis P oto thorak ( ele/asi
diaragma sisi arese, pergeseran mediastinum dan atelektassis ) P
7-% ( gangguan > berkurang gerakan diaragma sisi arese )
Peme&k!""n
Penun1"n( :
(arah : 2b, lekosit, (i.!ount, trombosit, mikro ;6( dan C&+.
&adiologi ( oto toraks dan ultrasonograi )
=ransiluminasi
T"'"#"k!"n": 1. Su*o&'0, umumnya sama pada semua ga'at napas, yaitu :
a. +emberian !airan
S A<F( dekstrose 41>2 ? atau 1* ? P Ca glukonas sesuai degan
kebutuhan bayi
S 5ulai hari ke $ ditambahkan 0aCl 1) ? sebanyak @ !!>kol
S 9ila ada tanda dehidrasi atasi dehidrasi
S 9ila ada asidosis berikan !airan dekstrose dan natrium bikarbo
nat ( # : 1 ) 9ila dapat diperiksa analisa gas darah, asidosis da
dikoreksi langsung dengan pemberian !airan 0atrium
9ikarbonat #,2 ? se!ara perlahan,lahan
S 9ila belum bisa makan per oral beri larutan asam amino
1,$ g>kg99>hari. 9ila sudah bisa minum per oral beri .-A atau
susu ormula
b. =erapi oksigen ( intra nasal, head boE, buble C+.+, /entilator )
2. An'6o'k"
S .mpisilin : 1** mg>kg99>hari
S %entamisin :
7mur 3 4 hari : 21>2 mg>kg99>1M jam bila 99 N 2*** gram
21>2 mg>kg99>2# jam bila 99 3 2*** gram
7mur 3 4 hari : 21>2 mg>kg99>12 jam bila 99 N 2*** gram
21>2 mg>kg99>2M jam bila 99 3 2*** gram
18
9ila tidak ada perbaikan dalam 2 hari, gentamisin diganti dengan
!etaRidim )*mg>kg99>hari dibagi 2 dosis
5. Te&"* k+u!u!, tergantung dari etiologi ga'at napas :
a. +neumothorak :
S =idak ada tension pneumothorak : berikan oksigen 1** ?
selama 12 jam pada bayi aterm ( nitrogen 'ashing )
S (engan tension pneumothorak dilakukan pemasasangan
kateter interkostal dengan kontinuous su!tion ( I-( )
S Fika keadaan kritis dapat dilakukan aspirasi dengan
menggunakan 'ing needle no.21 dan spuit ) !! serta three
'ay stop!o!k ( diagnosis dan terapi )
b. 2ernia (iaragmatika : operati ( repair diaragma )
!. Farese -yara Frenikus : konser/ati ( bayi dimiringkan ke sisi
arese ), operati bila setelah 1 bulan tidak ada perbaikan ( plikasi
diaragma )
Tnd"k #"n1u': 1. Pen("m"'"n &u'n :
a. =anda,tanda /ital.
b. .'asi tanda,tanda kegagalan pernapasan, ineksi, asidosis.
!. +emeriksaan laboratorium sesuai indikasi.
d. (iamati kemampuan minum dan pertumbuhan berat badan.
2. Pen("m"'"n k+u!u! : sesuai bentuk klinik dan kemungkinan
mun!ulnya komplikasi
Indk"! Pu#"n(: =idak sesak dengan rekuensi naas #*,@* kali per menit, minum baik,
tidak ada tanda ineksi dan penyakit penyebab telah terkendali
Eduk"! : +enjelasan mengenai aktor risiko dan penatalaksanaan serta
komplikasi yang mungkin timbul.
Kom*#k"! : =ergantung bentuk klinis.
P&o(no!!: =ergantung dengan bentuk klinis dan baik bila tanpa komplikasi
Ke*u!'"k""n 1. Ihitsett F..., &i!e I.&., Iarner 9.9., Iert -.6., +ryhuber
%.-. .!ute &espiratory (isorders. (alam: 5a!(onald
5%,5ullet 5(, -eshia 5, ./eryGs 0eonatology.
+athophysiology H 5anagemento the 0e'born. 6disi @,
;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J))$,44.
2. =ruog I.6., %olombek -.%., +rin!iples o 5anagement o
&espiratory +roblems. (alam: 5a!(onald 5%,5ullet 5(,
-eshia 5, ./eryGs 0eonatology. +athophysiology H
5anagemento the 0e'born. 6disi @, ;ippin!ott Iilliam H
Ialkins, 2**)J@**,21.
$. 9any,5ohammed F, %omella =.;. 2yaline 5embrane (isease.
(alam: %omella =;, Cunningham 5(,6yal F%, Kenk K6,
19
0eonatology. 6disi ), ;ange 5!%ra' 2ill, 2**$J)2#,)2.
#. 5.-holeh Kosim. %angguan 0aas pada bayi baru lahir. (alam:
Kosim 5-, Dunanto ., (e'i &, -arosa %A, 7sman .. 9uku .jar
0eonatologi. 6disi 1, 9adan +enerbit A(.A, 2**MJ12@,#@.
). 9hakta K.D. &espiratory (istress -yndrome. (alam: Cloherty
F+, 6i!hen'ald 6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are. 6disi
@,;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**MJ$2$,$*.
@. &odrigueR &.F., 5artin &.F., Fanaro .... &espiratory (istress
-yndrome and its management. (alam: Fanaro and 5artinGs
0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi M, 5osby 6lse/ier,
2**@J1*L4,1*4.
4. .meri!an 2eart .sso!iation and .mer!an .!ademy o
+ediatri!. =eEtbook o neonatal resus!itation. Katt'inkel F,
penyunting. 6disi ke @, 2**@.
*. Levene MI, Tudehope Di, Sinha S, ssential !eonatal
Mediceine,disi ", #lac$%ell &u'lishing, ())*.
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG
IKTER<S NE7NAT7R<M Kode ICD : P %9.9
No Dokumen No Rev! H"#"m"n : 1$ %
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# Rev! D'e'"*k"n o#e+,
Ke'u" Dv! Pe&n"'o#o(
d&. He&m"n Be&m"-, S*.A.K/
B"'"!"n: Akterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai
oleh pe'arnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin
tak terkonyugasi yang berlebih. 2iperbilirubinemia bila kadar bilirubin
plasma lebih dari ) , 4 mg>d;
E'o#o(: a. 2iperbilirubin indirek:
, =imbulnya ikterus pada hari 1 kehidupan: inkompatibilitas
golongan darah (&h, .9O), ineksi intra uterin (=O&C2)
, =imbulnya ikterus pada hari ke 2 , ) : inkompatibilitas
golongan darah, ineksi, polisitemia, darah ekstra /asasi
(hematom seal, perdarahan intra kranial), kelainan morologi
20
&9C, deisiensi enRim %@+(, -%00
, =imbulnya ikterus pada hari ke ) , 1* : breast meal jaundi!e,
ineksi, hipothyroid, galaktosemia
, =imbulnya ikterus pada hari ke N 1* : breast milk jaundi!e,
ineksi ( sepsis ), peningkatan sirkulasi enterohepatik ( obstruk
si usus)
b. 2iperbilirubinemia direk:
, =imbul pada hari 1,L : 0eonatal hepatitis, sepsis neonatal,
ineksi intra uterin.
, =imbul pada hari N 1* : obstrusi saluran empedu (bile lug
syndrome, atresia biliaris, kista duktus kholedokus), neonatal
hepatitis dan stenosis pilorus.
P"'o(ene!!: +eme!ahan eritrosit berlebihan produksi bilirubin
meningkat>gangguan proses transportasi bilirubin di hepar>gangguan
konyugasi bilirubin di hepar peningkatan bilirubin indirek
%angguan ekskresi oleh hepar peningkatan bilirubin direk
Ben'uk K#nk: a. Akterus isiologis
b. Akterus non isiologis : ikterus terjadi sebelum 2# jam , peningkatan
kadar bilirubin N *,) mg >d;>jam, terdapat penyakit atau kelaianan
patologis yang mendasarinya, setiap peningkatan kadar bilirubin
yang membutuhkan oto terapi dan ikterus yang bertahan M hari
pada bayi !ukup bulan atau 1# hari pada bayi kurang bulan.
An"mne!! d"n
*eme&k!""n 0!!:
- ;akukan anamnesis ri'ayat kehamilan ( penyakit yang diderita ibu
selama kehamilan), ri'ayat persalinan ( masa gestasi, !ara
persalinan ), aktor resiko ineksi ( sepsis ), golongan darah ibu dan
ayah, kapan timbulnya ikterus, ri'ayat ikterus pada anak
sebelumnya
- =erlihat kuning pada s!lera, mukosa dan kulit.
- Cari maniestasi klinis dari penyakit atau kelainan patologis yang
menyebabkan ikterus untuk memperkirakan ikterus isiologis atau
non isiologis.
K&'e&" d"(no!!: -esuai dengan etiologi diatas.
7ntuk men!ari etiologi perlu dilakukan :
- .namnesis sedini dan se!ermat mungkin mengenai ri'ayat
kehamilan dan persalinan
- Akterus timbul pada hari 1: periksa kadar bilirubin, darah tepi
lengkap, golongan darah ibu dan bayi, Coomb test
- Akterus timbul pada hari ke 2 atau hari ke $: periksa kadar bilirubin,
periksa darah tepi lengkap, golongan darah ibu dan bayi, Coomb
test (bila peningkatan bilirubin N) mg? dalam 2# jam, karena masih
ada kemungkinan penyebabnya inkompabilitas .9O atau &h),
pemeriksaan enRim %@+(
- Akterus timbul pada hari ke # atau lebih: periksa kadar bilirubin,
periksa darah tepi, pemeriksaan enRim %@+(
21
D"(no!! 6"ndn(: (itujukan pada etiologi ikterus
Peme&k!""n
*enun1"n( :
(arah : Kadar bilirubin, hemoglobin, lekosit, (i.!ount, trombosit,
mikro ;6(, golongan darah ibu dan anak, kultur dan Coomb test
T"'"#"k!"n": - Foto terapi atau transusi tukar bila ada indikasi berdasarkan
%raik ..+ pada bayi dengan masa gestasi N $) minggu dan
berdasarkan tabel terlampir untuk bayi preterm dan bayi berat blahir
rendah.
- Foto terapi dihentikan bila kadar bilirubin tidak meningkat lagi dan
kadarnya lebih dari $ mg>d; diba'ah garis resiko.
- =ranusi tukar dilakukan dengan golongan darah yang sesuai
dengan golongan darah ibu dan anak. Fumlah darah diberikan 2 kali
/olume darah bayi. -ebelum dan sesudah tranusi tukar lakukan
terapi sinar.
Eduk"! +enjelasan mengenai aktor resiko dan penatalaksanaan serta
komplikasi
Kom*#k"! : kern ikterus
P&o(no!! : baik bila tanpa komplikasi
Ke*u!'"k""n 1. 5aisels 5.F. Faundi!e. (alam: 5a!(onald 5%,5ullet 5(, -eshia
5, ./eryGs 0eonatology. +athophysiology H 5anagemento the
0e'born. 6disi @, ;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J4@M,M#@.
2. .bdulrahman -ukadi. 2iperbilirubinemia. (alam: Kosim 5-,
Dunanto ., (e'i &, -arosa %A, 7sman .. 9uku .jar 0eonatologi.
6disi 1, 9adan +enerbit A(.A, 2**MJ1#4,@L.
$. %ilmore 5.5. 2yperbilirubinemia. (alam: %omella =;, Cunningham
5(,6yal F%, Kenk K6, 0eonatology. 6disi ), ;ange 5!%ra' 2ill,
2**$J2##,)*.
#. 5artin C.&., Cloherty F.+., 0eonatal hyperbilirubinemia. (alam:
Cloherty F+, 6i!hen'ald 6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are.
6disi @,;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**MJ1M1,212.
). Iong &.F., (e-andre %.2. -ibley 6., -te/enson (.K. 0eonatal
Faundi!e and ;i/er (isease. (alam: Fanaro and 5artinGs
0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi M, 5osby 6lse/ier, 2**@J1#1L,
@).
@. Levene MI, Tudehope Di, Sinha S, ssential !eonatal Mediceine,
disi ", #alc$%ell&u'lishing, ())*.
22
PAND<AN TERAPI SINAR PADA BA9I <SIA B 5% MINGG< . Sum6e& : AAP /
Ke'e&"n("n:
Kadar bilirubin yang digunakan adalah bilirubin total. Fangan dikurangi dengan bilirubin direk.
Faktor risiko adalah: penyakit hemolitik isoimun, de. %@+(, asiksia, letargi yang nyata,
instabilitas suhu, sepsis, asidosis atau kadar albumin 3$ g>dl (bila diukur)
7ntuk bayi usia $),$4 @>4 minggu bila keadaan umum bayi dapat dipertimbangkan kadar
bilirubin pada garis risiko sedang, trutama pada usia yang lebih mendekati batas $4 @>4.
Fototerapi dapat dilakukan sampai kadar bilirubin total 2,$ mg>dl diba'ah garis pedoman.
PAND<AN TRANF<SI T<KAR PADA BA9I <SIA B 5% MINGG< . Sum6e& : AAP /
23
Ke'e&"n("n:
%aris putus,putus pada 2# jam pertama menunjukkan keaadan tanpa patokan pasti karena
terdapat terdapat pertimbangan klinis dan tergantung respon terhadap ototerapi.
=ransusi tukar dianjurkan segera dilakukan bila bayi menunjukkan tanda,tanda ensealopati
bilirubin akut atau bila kadar bilirubin total O) mg>dl di atas garis pedoman.
Faktor risiko adalah: penyakit hemolitik isoimun, de %@+(, asiksia, letargi yang nyata,
instabilitas suhu, sepsis, asidosis.
2itung kadar albumin serum dan hitung rasio bilirubin>albumin.
%unakan kadar bilirubin total.
R"!o 6#&u6n 'o'"# $ "#6umn !e6"(" *enun1"n( un'uk memu'u!k"n '&"n!0u! 'uk"&
&asio 9>. -aat =ransusi =ukar
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
2arus (ipertimbangkan
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
&asio 9=>.lb &asio 9=>.lb
9ayi N $M *>4 mg M,* *,L#
9ayi $) *>4 mg 1 $@ @>4 mg dan sehat atau N $M *4 mg
Fika resiko tinggi atau iso imune hemolyti! disease atau
(eisiensi %@+( 4,2 *,M#
9ayi $) *>4 1 $4 @>4 mg, jika resiko tinggi atau Asoim
5une hemolyti! desease atau deisiensi %@+( @,M *,M
Pedom"n 'e&"* !n"& d"n '&"n!0u! 'uk"& 6"2 6e&"' #"+& &end"+
6e&d"!"&k"n 6e&"' 6"d"n
9ilirubin =otal T mg>d; ( umol>; ) U
9erat 9adan ( g ) =erapi -inar =ransusi tukar
3 1)** ) 1 M ( M) 1 1#* ) 1$ 1 1@ ( 22* 1 24) )
1)** 1 1.LLL M 1 12 ( 1#* 1 2** ) 1@ 1 1M ( 24) 1 $** )
2*** 1 2.#LL 11 1 1# ( 1L* 1 2#* ) 1M 1 2* ( $** 1 $#* )

Pedom"n 'e&"* !n"& d"n '&"n!0u! 'uk"& 6"2 6e&"' #"+& &end"+
6e&d"!"&k"n m"!" (e!'"!
9ilirubin =otal T mg>d; ( umol>; ) U
5asa gestasi ( mg ) =erapi sinar =ransusi tukar bayi sehat =ranusi tukar bayi sakit
$@ 1#,@ ( 2)* ) 14,) ( $** ) 2*,) ( $)* )
$2 M,@ ( 1)* ) 1#,@ ( 2)* ) 14,) ( $** )
24
2M ),M ( 1** ) 11,4 ( 2** ) 1#,@ ( 2)* )
2# #,4 ( M* ) M,M ( 1)* ) 11,4 ( 2** )



DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG
KE4ANG PADA NE7NAT<S K7DE ICD: P9)
No.Dokumen No. Rev!
H"#"m"n: 1$ 2
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# &ev!
D'e'"*k"n o#e+,
Ke'u" Dv! Pe&n"'o#o(
d&. He&m"n Be&m"-, S*.A.K/
De0n! Kejang pada 99; se!ara klinis adalah perubahan paroksimal dari
ungsi neurologik (misalnya perilaku, sensorik, motorik dan ungsi
autonom sistem syara) yang terjadi pada bayi berumur sampai
dengan 2M hari pertama kehidupan.
E'o#o( Kejang pada neonatal banyak penyebabnya, antara lain:
a. Kelainan metabolik: hipoglikemi, hipomagnesemi, hiponatremi,
deisiensi 9@, Kern A!terus
b. Aneksi intrakranial
!. +erdarahan intrakranial
d. 2ipoksik iskemik ensealopati
e. Kelainan ba'aan > kelainan perkembangan : lissen!ephali,
pa!hygiria dan polimi!rogyria
d. Adiopatik
P"'o(ene!! ;on!atan muatan listrik yang berlebihan > depolarisasi dari neuron
25
susunan sara pusat akibat masuknya natrium melalui membran sel.
&epolarisasi terjadi akibat keluarnya natrium dari membran sel.
(epolarisasi yang berlebihan ini dapat terjadi akibat :
a. %angguan produksi energi dapat mengakibatkan gangguan
mekanisme pompa natrium kalium untuk mempertahankan
potensial membran. 2ipoksik,iskemik dan hipoglikemia dapat
menyebabkann penurunan produksi energi
b. 0eurotransmiter eksitatori yang berlebih dibandingkan dengan
inhibitori akan mengakibatkan depolarisasi yang berlebihan
!. 0euro transmiteri inhibitori yang kurang dibandingkan dengan
eksitatori juga akan mengakibatan depolarisasi yang berlebihan
d. Kalsium dan mgnesium berinteraksi dengan membran sel yang
menginhibisi pergerakan narium. Fadi hipokalsemia dan
hipomagnesemia menyebabkan peningkatan masuknya natrium >
depolarisasi.
Ben'uk K#n! a. -ubtle
b. =onik
!. Klonik
d. 5ioklonik
An"mne!! a. &i'ayat kejang dalam keluarga
b. &i'ayat kehamilan : ineksi =O&C2, preeklamsia, ga'at janin
!. &i'ayat persalinan : asiksia, trauma persalinan, ketuban pe!ah
sebelum 'aktunya
d. &i'ayat paska natal : ineksi, ikterus, ineksi tali pusat, 'aktu
timbulnya kejang dan bentuk klinis kejang.
Peme&k!""n F!k a. 9ila penderita dalam keadaan kejang identiikasi bentuk klinis
kejang.
b. =anda /ital
!. +emeriksaan kepala : jejas persalinan, ubun,ubun besar ( tegang
atau membonjol ), hydrosealus ( lingkaran kepala dan
transiluminasi ), pemeriksaan mata ( korioretinitis yang dapat
disebabkan ineksi sitomegalo/irus, rubela dan toksoplasmosis )
d. +emeriksaan tali pusat : omalitis
K&'e&" D"(no!! a. .pabila ditemukan maniestasi klinis dari kejang ( tergantung
bentuk klinis kejang )
b. (ilanjutkan dengan men!ari etiologi kejang berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang.
Peme&k!""n
*enun1"n(
+emeriksaan gula darah, elektrolit, hemoglobin, hematokrit, leukosit,
hitung jenis,trombosit, kultur darah, kadar bilirubin bila ada ikterus,
7-% kepala dan 66%
Pen"'"#"k!"n""n a. Falan napas bersih dan terbuka serta beri bantuan respirasi dan
terapi oksigen bila diperlukan.
b. +asang jalur intara /ena dan beri !airan dekrose 1* ? dengan
dosisi rumatan.
!. 9ila ada hipoglikemia, tangani hipoglikemianya.
26
d. 9ila ada hipokalsemi, berikan kalsium glukonas 1*? $ !!>kg99
diberikan se!ara perlahan,lahan melalui drip (1* !! Ca glukonas P
L* !! dekstrose 1* ? P 0aCl 1)? @ !!)
e. 9ila ada kejang, berikan phenobarbital loading dose 2* mg>kg99
A5 kemudian dilanjutkan dengan $ mg>kg99>kali setiap 12 jam per
oral>A5, kalau dosis a'al kejang belum teratasi bisa diberikan lagi
dosis 1* mg>kg99.
, 9ila masih kejang berikan phenobarbital 1* mg>kg99 (maE #*
mg>kg99)
, 9ila masih kejang berikan phenytoin 1),2* mg>kg99 intra/ena
selama $* menit dilanjutkan maintenan!e $,) mg>kg99>hari (2
kali pemberian)
. 9ila gagal, berikan loraRepam *,*),*,1 mg>kg99 intra/ena ulangi 2,
$ dosis tiap 1) menit (dosis maksimal *,1 mg>kg 99). 9ila loraRe
pam tidak tersedia dapat diberikan diaRepam *,1,*,$ mg > kg 99>
intra/ena pada bayi tanpa ikterus atau umur N4 hari dan dilanjutkan
dengan *,2 mg>kg99>kali
g. 9ila hipomagnesemi 5g-O#

*,2) !!>kg99 A5
h. 9ila di!urigai deisiensi piridoksin diberikan piridoksin 2),)* mg A<
(bila semasa hamil ibu banyak makan /itamin 9@)
Eduk"! +enjelasan mengenai aktor resiko, penatalaksaan serta komplikasi
Kom*#k"! : %angguan neurode/elopmental
P&o(no!! : +rognosis se!ara umum untuk bertahan hidup adalah sekitar M)?,
akan tetapi prognosis untuk neurode/elopment jangka panjang adalah
)*? terdapat sekuele.
Kepustakaan 1. 2ill .. 0eurologi!al and neuromus!ular disorders. (alam:
5a!(onald 5%,5ullet 5(, -eshia 5, ./eryGs 0eonatology.
+athophysiology H 5anagemento the 0e'born. 6disi @,
;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J1$M#,1#*L.
2. %atot A. -arosa. Kejang dan spasme. (alam: Kosim 5-, Dunanto
., (e'i &, -arosa %A, 7sman .. 9uku .jar 0eonatologi. 6disi 1,
9adan +enerbit A(.A, 2**MJ22@,)*.
$. +athak .. 0eonatal -eiRures. (alam: %omella =;, Cunningham
5(,6yal F%, Kenk K6, 0eonatology. 6disi ), ;ange 5!%ra' 2ill,
2**$J#L@,)**.
#. du +lessis ..F. 0eonatal seiRures. (alam: Cloherty F+,
6i!hen'ald 6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are. 6disi
@,;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**MJ#M$,LM.
). -!her 5.-. -eiRures in 0eonates. (alam: Fanaro and 5artinGs
0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi M, 5osby 6lse/ier, 2**@JL)@,
@).
@. Levene MI, Tudehope Di, Sinha S, ssential !eonatal Mediceine,
disi ", #lac$%ell &u'lishing, ())*
27
+. <olpe F.F. 0eonatal -eiRures. (alam: <olpe F.F. 0eurology o the
ne'born, )th ed.+hiladelphia : I9 -aunders, 2**MJ2*$,##.
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG
NE7NATAL HIP7GLIKEMI K7DE ICD: P:).;
No.Dokumen No. Rev!
H"#"m"n: 1$ 2
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# &ev!
D'e'"*k"n o#e+,
Ke'u" Dv! Pe&n"'o#o(
d&. He&m"n Be&m"-, S*.A.K/
De0n! Kondisi bayi dengan kadar glukose darah kurang nilai normal ( 3 #)
mg>d; ) yang dapat menimbulkan gejala (simptomatis) atau tidak
(asimptomatis).
E'o#o( >
*"'o(ene!!
1. 9erkurangnya persediaan>simpanan dan produksi glukosa : 99;&
sesuai masa kehamilan dan ke!il masa kehamilan, asiksia perna
tal dan hipotermia.
2. +eningkatan pemakaian glukosa : bayi dari ibu (5, polisitemia,
eritroblastosis etalis, sindroma 9e!k'ith,Iiedermann.
$. ;ain lain : Ansuiensi adrenal, sepsis, penyakit glikogen dan transusi
tukar.
Ben'uk k#n! -imptomatis dan asimptomatis berupa : apatis, hipotoni, muntah,
sianosis, apnu, t'it!hing>kejang, nistagmus dan temperatur tidak
stabil.
An"mne!! Cari aktor resiko : bayi dari ihu (5, neonatus besar masa kehamilan,
neonatus ke!il masa kehamilan, bayi prematur>postmatur, neonatus
puasa, polisitemia dan eritroblastosis.
Peme&k!""n 0!k (apat asimptomatik atau simptomatik ( apatis, hipotoni, muntah,
sianosis, apnu, t'it!hing > kejang, nistagmus dan temperatur tidak
stabil ).
K&'e&" d"(no!! 9erdasarkan pemeriksan isik dan pemeriksaan laboratorium yaitu bi
la kadar gula darah 3 #) mg>d;.
28
Peme&k!""n
*enun1"n(
+emeriksaan gula darah, elektrolit, hemoglobin, hematokrit, leukosit,
hitung jenis,trombosit, kultur darah
Pen"'"#"k!"n""n Curigai dan antisipasi hipoglikemia neonatus dengan aktor resiko.
a. 9ila hipoglikemia asimptomatik pemberian makanan sedini
mungkin, bila dua kali pemberian makan dini (inter/al 2 jam) tidak
berhasil berikan A<F( dekstrose 1*?
b. 9ila hipoglikemia simptomatik berikan dekstrose1*? dengan inisial
2 !!>kg99 diboluskan selama ) menit (M,1* mg>kg99>menit)
dilanjutkan A<F( dekstrose 1*? (jumlah !airan sesuai umur dan
berat badan) atau inus %lukose 1* ? dengan %A& @,M mg>kg>mnt.
5onitor kadar gula darah setiap 2 jam dalam @ jam pertama,
selanjutnya setiap # jam. 9ila 2 kali pemeriksaan kadar gula
darah stabil tidak perlu dimonitor lagi. 9ila kadar gula darah
normal tidak ter!apai dalam # jam, maka diberi dekstrose 12?.
9ila # jam belum ter!apai kadar gula darah normal, maka
ditambahkan 2idrokortison ) mg>kg99 dalam !airan inus setiap 12
jam atau prednison 2 mg>kg99 dibagi $ dosis. (alam keadaan
lanjut (menjadi progresi) baru dipertimbangkan penyebab yang
jarang seperti :inborn error o metabolismV, tumor pankreas dan
lain,lain
Eduk"! +enjelasan mengenai a!tor risiko dan penatalaksanaan serta
Komplikasi
P&o(no!! =ergantung etiologi dan respon terhadap terapi
Ke*u!'"k""n 1. Ogata 6.-. Carbohydrate homeostasis. (alam: 5a!(onald
5%,5ullet 5(, -eshia 5, ./eryGs 0eonatology. +athophysiology
H 5anagemento the 0e'born. 6disi @, ;ippin!ott Iilliam H
Ialkins, 2**)JM4@,L1.
2. %ilmore 5.5. 2ypogli!emia. (alam: %omella =;, Cunningham
5(,6yal F%, Kenk K6, 0eonatology. 6disi ), ;ange 5!%ra' 2ill,
2**$J2@2,@.
$. Iilker &.6. 2ypogli!emia and hypergli!emia. (alam: Cloherty F+,
6i!hen'ald 6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are. 6disi
@,;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**MJ)#*,L.
#. Kalhan -.C., +arimi +.-. (isorders o !arbohydrate metabolism.
(alam: Fanaro and 5artinGs 0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi
M, 5osby 6lse/ier, 2**@J 1#@4,L*.
). ;e/ene 5A, =udehope (i, -inha -, 6ssential 0eonatal 5edi!eine,
6disi #, 9al!k'ell+ublishing, 2**M.
29
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG
4E4AS AKIBAT PERSALINAN Kode ICD : P12.5
No Dokumen : No Rev! : H"#"m"n :
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# Rev! D'e'"*k"n o#e+,
Ke'u" Dv! Pe&n"'o#o(
d&. He&m"n Be&m"-, S*.A.K/
De0n!: %angguan pada struktur atau ungsi tubuh yang terjadi akibat eek
samping proses persalinan
E'o#o($0"k'o& &!ko 1. Abu : primi para, ibu dengan C+(, prolong atau rapid labour,
oligohydramnion, malpresentasi janin
2. +ersalinan : /a!um ekstrasi, or!eps ekstraksi, /ersi ekstraksi
$. Fanin : 99;&, prematuritas, makrosomia, kelainan kongenital
Ben'uk K#n! 1. P"&"#!! Du@@+ene E&6
E'o#o(:
Kelainan ini terjadi karena trauma jaringan syara yang keluar dari
segmen /ertebrae ser/ilkalis <,<A. =rauma ini dikarenakan adanya
kesukaran pada 'aktu mengeluarkan bahu pada presentasi kepala
atau kesulitan mengeluarkan kepala pada presentasi bokong
D"(no!!:
+emeriksaan isik:
;engan adduksi dan endorotasi
6kstensi sendi bahu
+ronasi sendi bahu
Fleksi pergelangan tangan
=idak didapat releks moro, bisep maupun radius.
Tnd"k"n: Ammobilasi selama 2,$ minggu dengan posisi tangan
diletakkan di atas perut.
30
5ulai isioterapi setelah 4 , 1* hari.
-embuh total dapat sampai 1M bulan
2. P"&"#!! K#um*ke
E'o#o(:
Kelainan ini terjadi karena trauma jaringan syara yang keluar dari
segmen /ertebrae ser/ilkalis <AA,<AAA H thorakal A. =rauma ini
dikarenakan adanya kesukaran pada 'aktu mengeluarkan bahu
pada presentasi kepala atau kesulitan mengeluarkan kepala pada
presentasi bokong
D"(no!!:
%ambaran klinis: pergelangan tangan lumpuh, paresis otot,otot
tangan, releks memegang kurang dan biasanya terdapat gangguan
sensorik.
Tnd"k"n:
+ergelangan tangan diletakkan dalam posisi netral, diberi
genggaman. (alam keadaan ringan dapat sembuh sendiri dalam $,
@ minggu. 9ila tidak sembuh perlu pemeriksaan sara dan konsultasi
ke bedah ortopedi
5. P"&"#!! *#eCu! 6&"k"#! 'o'"#
%abungan dari paralisis (u!!hene 6rb dan Klumpke, seluruh
lengan lumpuh dan semua releks meghilang.
;. P"&"#!! N. P+&enku!
E'o#o(:
Kelainan ini terjadi karena trauma jaringan syara yang keluar dari
segmen /ertebrae ser/ilkalis AAA,< H thorakal A. =rauma ini
dikarenakan adanya kesukaran pada 'aktu mengeluarkan bahu
pada presentasi kepala atau kesulitan mengeluarkan kepala pada
presentasi bokong. 7mumnya penderita mengalami juga paralisis
pleksus brakialis.
D"(no!!:
(iagnosis ditegakkan dengan:
+emeriksaan klinis
%ambaran radiologis. +ada luoroskopi atau 7-% akan terlihat
gerakan yang tertinggal pada diaragma yang mengalami
paralisis
G"m6"&"n k#n!:
(itemukan pada bayi dengan trauma pleksus brakialis
Fam,jam pertama setelah lahir terjadi kesukaran bernapas
=akipnu dan sianosis
Kasus yang berat gejala mun!ul segera setelah lahir.
+ernapasan paradokdal atau gerakan see sa'
+emeriksaan isik didapatkan gerakan melemah pada hemi
31
thoraks yang parese.
-uara napas melemah pada auskultasi pada hemidiaragma
yang terkena
R"do#o( :
+ada oto thoraks tampak ele/asi ( tampak lebih tinggi )
hemidiaragma yang lumpuh. +ada luoroskopi atau 7-% akan
terlihat gerakan diaragma yang mengalami paralisis tertinggal
D"(no!! 6"ndn(:
2ernia diaragmatika
6/entrasi diaragma kongenital
Pen"'"#"k!"n""n:
=idak ada penatalaksanaan khusus
9ayi ditidurkan miring pada posisi yang sakit
=erapi oksigen
Cairan nutrisi parenteral
&angsangan listrik perkutaneus pada 0. Frenikus
.ntibiotika diberikan bila ada indikasi.
=indakan bedah dilakukan bila terdapat gangguan pernapasan
yang berat dan terapi konser/ati tidak ada perbaikan selama 1
bulan.
; P"&e!! S"&"0 F"!"#! Pe&0e&
E'o#o(:
=rauma lahir 0. asialis perier terjadi akibat penekanan yang keras
pada syara tersebut. +enekanan ini dapat terjadi karena jepitan
daun !unam sekitar oramen stilomastoideum atau pada 'aktu
serabut sara mele'ati ramus mandibula. (apat juga terjadi
penekanan oleh os sa!rum pada persalinan yang lama.
D"(no!!:
(iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang ditemui dan
adanya ri'ayat trauma pada persalinan.
Ge1"#" K#n!:
%ambaran klinis tergantung dari berat ringannya kerusakan sara
(apat terlihat segera setelah lahir, lebih jelas lagi pada hari
kedua atau ketiga
9ila ringan tampak muka asimetri saat menangis
+ada kerusakan yang berat atau komplit, kelopak mata terbuka
pada 'aktu menangis, mata akan terbuka lebih lebar pada sisi
yang sakit pada keadaan istirahat dan plika nasolabialis
mendatar serta muka tampak asimetris
Pen(o6"'"n:
=idak ada terapi spesiik
9ila paralisis komplit pengobatan terutama ditujukan agar kornea
32
mata tidak mengalami kekeringan dengan memberikan tetes
metilselulose 1? se!ara berkala setiap # jam
Fungsi 0. Fasialis harus diobser/asi ketat, bila tidak ada
menunjukkan perbaikan sampai hari ke 4,1* dilakukan tes
elektrodiagnostik untuk melihat apakah ada syara yang
mengalami degenerasi atau terputus. 9ila ada, maka harus
dilakukan bedah syara. +ada paresis yang ringan biasanya akan
sembuh sendiri dalam $ minggu..
Eduk"! : penjelasan mengenai a!tor risiko dan penatalaksanaan
serta komplikasi
P&o(no!!: +ada paresis yang ringan biasanya akan sembuh sendiri dalam $
minggu.
Ke*u!'"k""n 1. MacDonald M,,Mullet MD, Seshia M, -very.s !eonatology.
&athophysiology / Managementof the !e%'orn. disi 0, Lippincott
1illiam / 1al$ins, ())2.
$. %ilmore 5.5. =raumati! deli/ery. (alam: %omella =;, Cunningham
5(,6yal F%, Kenk K6, 0eonatology. 6disi ), ;ange 5!%ra' 2ill,
2**$J$1#,2*.
#. .bdulhayoglu 6. 9irth =rauma. (alam: Cloherty F+, 6i!hen'ald
6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are. 6disi @,;ippin!ott Iilliam
H Ialkins, 2**MJ22M,$@.
). 5angurten 2.2. 9irth Anjuries. (alam: Fanaro and 5artinGs
0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi M, 5osby 6lse/ier, 2**@J)2L,
@*.
@. .meri!an 2eart .sso!iation and .mer!an .!ademy o +ediatri!.
=eEtbook o neonatal resus!itation. Katt'inkel F, penyunting. 6disi
ke @, 2**@.
4. Levene MI, Tudehope Di, Sinha S, ssential !eonatal Mediceine,
disi ", #lac$%ell &u'lishing, ())*.
33
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG
PERDARAHAN PAR< K7DE ICD: P2?.9
No.Dokumen No. Rev!
H"#"m"n: 1$ 2
P"ndu"n P&"k'ek
K#n!
T"n(("# &ev!
D'e'"*k"n o#e+,
Ke'u" Dv! Pe&n"'o#o(
d&. He&m"n 6e&m"-, S*.A.K/
De0n! =erdapatnya darah di saluran napas yang disertai perburukan klinis
penderita dan bukan disebabkan oleh trauma
E'o#o( 1. 5eningkatnya tekanan kapiler paru: gagal jantung, hipoksia,
transuse, pemberian lemak intra /ena, meningkatnya aliran darah
paru dan hyperplasia pulmoner
2. 5enurunnya tekanan onkotik intra/askuler : prematuritas, hidrops
etalis, o/erload !airan, hipoproteinemia
$. 5enurunnya aliran lime J ibrosis paru, edema jaringan interstitial
paru
#. 5eningkatnya permeabilitas kapiler paru : sepsis, emboli, dan
kera!unan oksigen
P"'o(ene!! +eningkatan tekanan kapiler paru>menurunnya tekanan onkotik
intra/askuler>menurunnya aliran lime>meningkatnya permeabilitas
paru peningkatan !airan jaringan intertitial paru distensi
kerusakan sel endotel dan al/eolar paru !airan dan darah masuk ke
al/eoli perdarahan paru.
D"(no!! a. +emeriksaan Fisik
=erdapat darah atau keluar dari endotra!heal tube atau dari laring
pada bayi yang tidak diintubasi. 2ipoakti, pu!at, takikardi,
hipotensi, sesak, sianosis, /esikuler melemah. +ada perdarahan
masi klinis penderita !epat memburuk.
b. +emeriksaan laboratorium
1. +emeriksaan hematologi (kadar hemoglobin, hematokrit,
lekosit, hitung jenis, trombosit, !lotting time, prothrom'in time,
partial throm'oplastin time, trom'in time,
2. .nalisis gas darah.
!. &adiologi : oto thoraks: pada perdarahan masi didapati gambaran
radio opaWue pada kedua lapangan paru dengan air bron!hogram
Pen"'"#"k!"n""n 7mum :
1. +erbaiki tekanan darah
2. Koreksi asidosis
$. =ransusi darah (bila perlu)
#. Obati penyebab yang mendasari
Khusus :
34
1. <entilator terpasang:
a. bersihkan jalan napas melalui 6==
b. =ingkatkan FiO2
!. =ingkatkan +66+ sampai @,M !m22O
d. +ertimbangkan untuk meningkatkan +A+
2. 9ila tidak menggunakan /entilator:
a. 9ersihkan jalan naas
b. +ertimbangkan pemasangan /entilator
Eduk"! : penjelasan mengenai a!tor risiko dan penatalaksanaan
serta komplikasi
Kom*#k"! : %angguan elektrolit, syok
P&o(no!! : 5ortalitas sampai )*?
Ke*u!'"k""n 1. Ihitsett F..., &i!e I.&., Iarner 9.9., Iert -.6., +ryhuber %.-.
.!ute &espiratory (isorders. (alam: 5a!(onald 5%, 5ullet 5(,
-eshia 5, ./eryGs 0eonatology. +athophysiology H 5anagement
o the 0e'born. 6disi @, ;ippin!ott Iilliam H Ialkins, 2**)J)4$,#.
2. %ilmore 5.5. +ulmonary hemorrhage. (alam: %omella =;,
Cunningham 5(,6yal F%, Kenk K6, 0eonatology. 6disi ), ;ange
5!%ra' 2ill, 2**$J$*#,).
$ ;ouis 0... +ulmonary hemorrhage. (alam: Cloherty F+, 6i!hen'ald
6C, -tark .&, 5anual o 0eonatal !are. 6disi @,;ippin!ott Iilliam
H Ialkins, 2**MJ$@@,@M.
#. Fobe ..2. =he respiratory system. (alam: Fanaro and 5artinGs
0eonatal,+erinatal 5edi!ine. 6disi M, 5osby 6lse/ier, 2**@J1124.
). Levene MI, Tudehope Di, Sinha S, ssential !eonatal Mediceine,
disi ", #lac$%ell &u'lishing, ())*.
35

Anda mungkin juga menyukai